BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Penyakit
kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini
berkembang semakin cepat dan diperkirakan dari setiap 1.000.000 penduduk terdapat
100 penderita kanker baru.
Penyakit
kanker merupakan penyakit keganasan yang timbul ketika sel tubuh mengadakan
mutasi menjadi sel kanker yang kemudian tumbuh cepat dan tidak lagi
memperhatikan tugasnya sebagai sel normal. Kanker adalah pembelahan dan
pertumbuhan sel secara normal yang tidak dapat dikontrol sehingga cepat
menyebar, yang terjadi dari perubahan sel yang melepaskan diri dari mekanisme
pengaturan normal. Sel-sel ini akan merusak jaringan tubuh sehingga mengganggu
fungsi organ tubuh yang terkena.
Ada
banyak teori tentang terjadinya penyakit ini, salah satunya adalah teori
radikal bebas, di mana oksidasi sel yang berlebihan sebagai akibat dari polusi
(asap rokok, gas buangan pabrik, kendaraan), atau penggunaan zat kimia
(misalnya bahan adiktif makanan) dapat menyebabkan mutasi tersebut; kendati dalam
tubuh juga terdapat enzim-enzim pencegah superoksidasi, dan makanan/diet yang
baik dapat pula memberikan vitamin, mineral, juga antioksidan seperti
betakaroten, vitamin E, vitamin C, serta selenium.
Kanker
kolon dan rektum adalah kanker
yang menyerang usus besar
dan rektum.
Penyakit
ini adalah kanker peringkat 2 yang mematikan. Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan.
Sebagaimana kita ketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan (esofagus), lambung,
usus halus (duodenum, yeyunum,
ileum), usus besar
(kolon), rektum
dan berakhir di dubur.
Usus besar terdiri dari kolon dan rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian
usus sesudah usus halus, terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asenden),
kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon
desenden). Setelah kolon, barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur.
Bagian kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan
bagian kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.
Kanker
adalah penyakit pertumbuhan sel
yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ
apa saja di tubuh manusia.
Bila menyerang di kolon, maka disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum,
maka disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut
kanker kolorektal.
Kanker
kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan
relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan
disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening
maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke
lever,
paru-paru, yang pada akhirnya
dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.
b.
Rumusan
Masalah
Dalam
penyusunan makalah ini penyusun mempunyai latar belakang permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana
Gejala Penyakit Kanker usus?
2. Bagaimana
Penyebab Penyakit Kanker Usus?
3. Bagaimana
Pencegahan dan pengobatan Kanker Usus?
c.
Tujuan
Penelitian
Dalam
penyusunan makalah ini penyusun mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui
gejala penyakit kanker usus.
2. Mengetahui
penyebab kanker usus
3. Mengetahui
pencegahan dan pengobatan kanker usus.
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Gejala
Penyakit Kanker Usus
Kanker adalah suatu kelompok lebih
dari 100 penyakit yang berbeda-beda. Mereka mempengaruhi unit dasar tubuh yaitu
sel. Kanker terjadi ketika sel-sel menjadi abnormal dan membelah tanpa kontrol
atau aturan. Seperti semua organ-organ lain tubuh, usus besar (colon) dan
rektum (rectum) terdiri dari banyak tipe-tipe dari sel-sel. Secara normal,
sel-sel membelah untuk menghasilkan lebih banyak sel-sel hanya ketika tubuh
membutuhkan mereka. Proses yang teratur in membantu mempertahankan kita sehat.
Jika se-sel tetap terus membelah
ketika sel-sel baru tidak diperlukan, suatu massa dari jaringan terbentuk.
Massa dari jaringan ekstra ini, disebut suatu pertumbuhan atau tumor, dapat
ramah (tidak berbahaya) atau ganas (berbahaya).
Tumor-tumor yang ramah adalah bukan
kanker. Mereka biasanya dapat diangkat dan, pada banyak kasus-kasus, mereka
tidak timbul kembali. Paling penting, sel-sel dari tumor-tumor ramah tidak
menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Tumor-tumor ramah adalah jarang suatu
ancaman nyawa.
Tumor-tumor ganas adalah kanker.
Sel-sel kanker dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ
dekat tumor. Juga, sel-sel kanker dapat pecah dan keluar dari suatu tumor ganas
dan masuk kedalam aliran darah atau sistim getah bening. Ini adalah bagaimana
kanker menyebar dari tumor primer untuk membentuk tumor-tumor baru pada
bagian-bagian lain tubuh. Penyebaran dari tumor disebut metastasis.
Ketika kanker menyebar ke bagian
lain tubuh, tumor yang baru mempunyai macam yang sama dari sel-sel abnormal dan
nama yang sama seperti kanker primer. Contohnya, jika kanker usus besar
menyebar ke hati, sel-sel kanker didalam hati adalah sel-sel kanker usus besar.
Penyakitnya adalah kanker usus besar yang menyebar (metastatic colon cancer),
jadi ia bukan kanker hati.
Definisi Kanker Usus Besar (Colon) dan Kanker Rektum
(Rectum)
Usus besar adalah bagian dari sistim
pencernaan (digestive system) dimana materi yang dibuang (sampah) disimpan.
Rektum (rectum) adalah ujung dari usus besar dekat dubur (anus). Bersama,
mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar.
Tumor-tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang datangnya
dari dinding dalam dari usus besar. Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut
polip-polip (polyps). Tumor-tumor ganas dari usus besar disebut kanker-kanker.
Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang berdekatan dengannya atau
menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah dapat diangkat dengan
mudah sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-polip
ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat
kanker) melalui waktu.
Kebanyakan dari kanker-kanker usus
besar dipercayai telah berkembang dari polip-polip. Kanker usus besar dan
rektum, juga dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat
menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang berdekatan.
Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada bagian-bagian lain
tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru terbentuk.
Penyebaran kanker usus besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya disebut
metastasis dari kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker
kolorektal (colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah
tidak mungkin.
Secara global, kanker usus besar dan
rektum adalah penyebab pemimpin ketiga dari kanker pada pria-pria dan penyebab
pemimpin keempat dari kanker pada wanita-wanita. Frekwensi dari kanker
koloretal bervariasi diseluruh dunia. Ia adalah umum di dunia barat dan adalah
jarang di Asia dan Africa. Di negara-negara dimana orang-orang telah mengadopsi
diet-diet barat, kejadian dari kanker kolorektal meningkat.
Penyakit
kanker sering ditandai dengan adanya kaheksia atau sindroma yang ditandai
dengan gejala klinis:
•
Anoreksia
•
Perubahan ambang rasa kecap
•
Penurunan berat badan
•
Anemia
•
Gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak
•
Lemah dan kurang bertenaga
•
Perubahan fungsi imun
Kaheksia
kanker ditemukan pada 80% pasien yang menderita keganasan tahap lanjut dan
menjadi penyebab kematian > 20%. Masing-masing kanker akan memberikan akibat
kaheksia yang berbeda. Mekanisme kaheksia kanker tidak sesederhana seperti pada
kelaparan, yaitu asupan kalori yang lebih rendah dibanding kebutuhan; melainkan
terjadi juga kekacauan metabolisme. Gangguan metabolisme yang terjadi pada
kaheksia kanker dipengaruhi keluarnya sitokin dn faktor pemicu kaheksia lain
yang dihasilkan oleh tumor dan tubuh sendiri.
Gejala
kanker usus yang khas dapat dijadikan indikator adanya kanker
usus dalam tubuh. Ada beberapa gejala kanker usus
yang dapat memberikan gambaran subjektif dari penderita. Jka didapatkan gejala
tersebut, biasanya dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik dengan
menggali ciri-ciri kanker usus yang terjadi.
Pendarahan
dari dubur atau darah dicampur dengan kotoran (feces) adalah gejala yang
ditimbulkan oleh kanker usus. Orang umumnya mengira semua perdarahan pada anus
adalah wasir, padahal tidak semua karena perdarahan anus bisa juga disebabkan
oleh kanker usus, sehingga perlu dilakukan diagnosis dini jika terjadi
perdarahan pada anus.
Pendarahan
pada rektum jika biasanya menyertai gejala kanker usus, namun ciri-ciri kanker
usus biasanya tersembunyi dan kronis, dan akibatnya mungkin muncul anemia
kekurangan zat besi. Kekurangan darah (anemia) ini terkait dengan kelelahan dan
pucat pada penderita. Untuk mendiagnosis keadaan ini biasanya (walkaupun tidak
selalu) tim medis mendeteksi melalui okultisme tinja dan dilakukan tes darah,
di mana sampel tinja diserahkan ke laboratorium untuk mendeteksi adanya darah.
Gejala kanker usus – obstruksi usus
Jika
kanker cukup besar, mungkin akan sebagian atau seluruh usus akan di blok.
Gejala berikut merupakan obstruksi usus :
·
Distensi abdomen: perut
menjadi lebih besar dibandingkan sebelumnya tanpa penambahan berat badan.
·
Nyeri perut: jarang
terjadi pada kanker usus besar.
Salah satu penyebabnya adalahrobekan (perforasi) dari usus. Bocornya isi usus
ke dalam panggul bisa menyebabkan peradangan (peritonitis) dan infeksi.
·
Mual atau muntah
terus-menerus
·
Perubahan frekuensi
atau karakter dari kotoran (buang air besar)
·
Kaliber kecil (sempit)
·
Sensasi evakuasi
lengkap setelah buang air besar
·
Nyeri rektal: Nyeri
jarang terjadi dengan kanker usus besar
dan biasanya menunjukkan tumor besar dalam rektum yang dapat menyerang jaringan
di sekitarnya.
Studi
menunjukkan bahwa rata-rata durasi gejala (dari awal diagnosis) adalah 14
minggu. Tidak ada hubungan antara durasi keseluruhan gejala dan tahap pada gejala kanker usus.
Mengenal ciri-ciri kanker usus dapat membantu untuk pencegahan, sebab seberapa
besar langkah promosi kesehatan (utamanya dalam bentuk edukasi) sangat membantu
kemajuan kesehatan sebuah Negara.
b.
Penyebab
Penyakit Kanker Usus
Penyebab
kanker usus hingga saat ini belum diketahui pasti. Namun ada beberapa faktor
resiko yang meningkatkan terjadinya kanker usus, antara lain:
Usia:
golongan orang tua (berusia diatas 50 tahun) lebih beresiko terkena kanker ussu
·
Pola makan minim
sayuran dan buah-buahan
·
Obesitas atau penderita
diabetes
·
Merokok dan/atau
pecandu alkohol
·
Riwayat polip usus atau
penyakit usus: orang-orang yang sering mengalami polip usus, penyakit
ulcerative colitis ataupun penyakit Crohn, lebih besar resikonya untuk terkena
kanker kolorektal
·
Riwayat kanker usus
dalam keluarga: Jika Anda memiliki keluarga dekat (orangtua atau saudara
kandung) yang menderita kanker ini, risiko Anda mungkin meningkat
Kanker
usus (besar rectum) atau sering disebut kanker kolorektal merupakan salah satu
jenis kanker yang terjadi pada jaringan kolon/usus besar atau rektum. Untuk
dapat lebih memahami mengenai kanker ini, mari kita pelajari sistem pencernaan
manusia normal.
Gambar Sistem Pencernaan Manusia
Sistem pencernaan memproses makanan untuk
menghasilkan energi dan bagian terakhir dari system ini (yaitu di kolon/usus
besar) menyerap cairan dan membentuk limbah padat (tinja) yang kemudian
dikeluarkan dari tubuh.
Setelah makanan dikunyah dan
ditelan, makanan berpindah ke perut. Sebagian makanan dipecah ke dalam bagian-bagian kecil untuk
dikirim ke usus halus. Usus halus adalah bagian terpanjang dari sistem pencernaan
- sekitar 20 meter.
Usus halus juga menguraikan makanan
dan menyerap sebagian besar nutrisi. Usus halus berujung pada usus besar yang
panjangnya sekitar 5 meter. Usus besar menyerap air dan nutrisi dari makanan
dan juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan limbah (tinja). Tinja ini
selanjutnya bergerak dari usus besar ke dalam anus - 6 inci terakhir dari sistem
pencernaan. Dari sana limbah keluar dari tubuh melalui lubang yang disebut
anus.
Kanker usus besar dan kanker rektum
memiliki banyak kesamaan. Kanker usus berkembang secara perlahan selama
bertahun-tahun. Sebagian besar kanker bermula sebagai polip usus. Polip adenoma
ini dapat berkembang menjadi kanker. Mengangkat polip sedini mungkin dapat
melindungi Anda dari kemungkinan terkena kanker.
Lebih dari 95% dari kanker usus
besar dan rektum adalah adenokarsinoma. Kanker ini dimulai pada sel-sel yang
melapisi bagian dalam usus besar dan rektum.
- Umur. Seiring dengan bertambahnya umur maka resiko berkembangnya kanker usus besar meningkat. kanker usus besar lebih banyak terjadi pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun, namun saat ini juga bisa terjadi pada yang usianya lebih muda.
- Ras dan suku. Ras Afrika Amerika lebih beresiko berkembang kanker usus besar daripada ras lainnya, meskipun tidak diperoleh jawaban yang jelas mengapa hal ini terjadi. Jew Ashkenazi (keturunan Jews Eropa) juga memiliki resiko yang tinggi bagi perkembangan usus besar. Beberapa mutasi genetik ditemukan pada jews Ashkenazi, yang merupakan gejala terbesar meningkatnya resiko.
- Riwayat Keluarga. Jika anda memiliki riwayat keluarga yang mengalami kanker usus besar, anda kemungkinan memiliki resiko yang lebih besar bagi berkembangnya kanker usus besar juga.
- Riwayat kesehatan. Polips bisa menjadi salah satu factor resiko kanker usus besar. Polip adalah suatu pertumbuhan massa di usus besar. Sebanyak 70-90% kasus kanker usus besar berasal dari polip, dan mengangkat (operasi) polip akan menurunkan resiko kanker usus besar. Namun pengangkatan polip belum lah berarti kita sudah terbebas dari kanker usus besar karena polip ini bisa tumbuh kembali. Cara yang paling baik dalam mengatasi permasalahan ini adalah dengan rutin melakukan pemeriksaan usus besar. Kemungkinan yang lain adalah terjadinya pembengkakan saluran cerna (inflammatory bowel disease), suatu kondisi yang dapat menyebabkan usus besar menjadi inflamasi.
- Genetik. Ada dua jenis gen yang paling umum terkait dengan peningkatan resiko kanker yaitu Familial Adenomatous (FAP) dan Hereditary Non-Polyposis Colon Cancer (HNPCC). Sekitar 5% kasus kanker usus besar disebabkan karena gen ini. Sindrom yang lain adalah Peutz-Jeghers, namun jumlahnya lebih kecil dalam menyebabkan kanker usus besar.
- Faktor resiko lainnya. Ada beberapa factor resiko lain yang memicu kanker usus besar seperti merokok, alcohol, tingkat aktivitas fisik, kegemukan dan diabetes tipe 2
Gorengan, Makanan Praktis Penyebab
Kanker Usus Besar
Salah satu penyebab terjadinya
kanker usus besar (kanker kolon) adalah akibat pola makan yang salah. Ternyata
sering mengonsumsi gorengan dan juga daging merah bisa memicu terjadinya kanker
usus besar.
"Dari pagi masyarakat sudah
disuguhi gorengan dengan minyak yang dipakai berkali-kali dan mengandung racun
yang bisa merusak dinding usus," ujar Dr Aru W Sudoyo, MD, PhD, FACP dalam
acara Patient Gathering Sanofi Aventis 'Kanker Usus Besar Bisa Dicegah' di
Hotel Sahid Jaya.
Dr Aru menuturkan dalam membuat
gorengan biasanya menggunakan minyak yang sudah dipakai berulang-ulang sehingga
mengandung racun dan juga radikal bebas. Selain itu minyak sendiri juga bisa
memicu terbentuknya asam empedu di dalam usus, asam empedu ini bisa mengiritasi
usus.
"Daging merah yang dimasak pada
suhu tinggi bisa menghasilkan senyawa acrylamid yang dapat menyebabkan kanker,"
ujar dokter yang menjabat sebagai ketua PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia).
Dr Aru menuturkan ada beberapa hal
yang bisa menjadi faktor risiko dari kanker usus besar ini yaitu:
1. Diet rendah serat dan tinggi
lemak
2. Usia, umumnya meningkat pada
kelompok usia di atas 50 tahun
3. Adanya polip pada kolon atau usus
besar
4. Adanya riwayat kanker usus besar
dalam keluarga
5. Mengidap penyakit radang usus
yang tidak diobati
6. Kebiasaan mengonsumsi daging
merah
7. Kurangnya konsumsi sayuran,
buah-buahan dan ikan
8. Kurang melakukan aktivitas fisik
9. Kelebihan berat badan atau
overweight
10. Memiliki kebiasaan merokok
Kanker usus besar adalah suatu
keganasan yang terjadi di dalam usus besar sampai dengan dubur dan lebih banyak
menimpa kaum laki-laki. Diperkirakan sekitar 75 persen penderita kanker usus
besar tidak sadar kalau ia terkena penyakit tersebut, karena gejalanya tidak
langsung terlihat tapi baru muncul setelah bertahun-tahun kemudian.
"Jenis kanker ini merupakan
yang paling bisa dicegah (most preventable) dan sangat dipengaruhi oleh
lingkungan," ujar dokter yang lahir di Washington DC 59 tahun silam.
Gejala yang muncul dari kanker usus besar umumnya adalah:
1. Perdarahan pada
usus besar yang ditandai dengan adanya darah pada feses saat buang air besar
2. Perubahan pola
buang air besar seperti menjadi keras, lembek atau kotorannya kecil-kecil
3. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
4. Rasa sakit di perut atau bagian belakang
5. Perut masih terasa penuh meski sudah buang air besar
6. Kadang muncul beberapa gejala umum seperti sembelit, rasa
sakit atau kembung di perut
Deteksi dini bisa dengan melakukan
pemeriksaan feses untuk mencari darah samar, melakukan kolonoskopi atau
melakukan pemeriksaan feses untuk DNA testing (pemeriksaan ini lebih sensitif).
Umumnya kanker ini bergerak secara
perlahan-lahan dan diam-diam, memerlukan waktu sekitar 15-20 tahun untuk
berkembang, sehingga sangat penting untuk terdeteksi secara dini.
"Kebanyakan masyarakat enggan
untuk pergi memeriksakan gejala kanker usus besar ke dokter karena malu atau
bahkan tidak berpikir dirinya mungkin terkena kanker ini. Padahal deteksi jenis
ini merupakan prosedur yang paling mudah dan sederhana," ujar Dr Ibrahim Basir,
SpB-KBD dari FKUI-RSCM.
Untuk itu perlu dilakukan deteksi
dini dan skrining untuk mengurangi penderitaan dan meningkatkan harapan hidup,
karena penyakit ini bisa disembuhkan jika ditemukan secara dini serta bisa
dicegah dengan pola hidup yang baik dan sehat.
c.
Pencegahan
dan Pengobatan Penyakit Kanker Usus
Tindakan terbaik yang dapat
dilakukan untuk mencegah kanker usus adalah dengan rajin mengkonsumsi serat
(biji-bijian, buah-buahan dan sayuran). Hindari makanan yang berbahan pewarna,
pengawet, alcohol dan rokok. Banyak minum air putih dan hindari stress.
Selain itu penting bagi Anda yang
berusia diatas 50 tahun untuk rajin melakukan skrining kanker usus melalui
teropong usus (Kolonoskopi) sebagai bagian dari periodic check up Anda.
Anda juga dapat meminum supplemen
vitamin dan herbal, seperti Typhonium Plus® untuk meningkatkan daya tahan Anda.
Mencegah jauh lebih baik ketimbang
mengobati. Hal itu juga berlaku pada kanker usus besar. Agar tak sampai
terjamah penyakit mematikan ini, lakukan upaya pencegahan. Simak tips pencegahan
dari dokter Adil S Pasaribu SpB KBD berikut ini:
- Hindari makanan tinggi lemak, protein, kalori, serta daging merah. Jangan lupakan konsumsi kalsium dan asam folat.Setelah menjalani polipektomi adenoma disarankan pemberian suplemen kalsium.
- Disarankan pula suplementasi vitamin E, dan D.
- Makan buah dan sayuran setiap hari.
- Pertahankan Indeks Massa Tubuh antara 18,5 – 25,0 kg/m2 sepanjang hidup.
- Lakukan aktivitas fisik, semisal jalan cepat paling tidak 30 menit dalam sehari.
- Hindari kebiasaan merokok.Segera lakukan kolonoskopi dan polipektomi pada pasien yang ditemukan adanya polip.
- Lakukan deteksi dini dengan tes darah samar sejak usia 40 tahun.
Sering
mengalami sakit perut? bila iya, sebaiknya waspada bila sering mengalaminya
karena bisa jadi itu adalah gejala kanker
usus besar. Kanker usus besar merupakan salah satu jenis
kanker yang cukup sering ditemui pada pria dan wanita yang berusia 50 tahun ke
atas. Pada pria, kanker usus besar ini merupakan penyakit ketiga tertinggi yang
sering dialami oleh pria setelah kanker prostat dan paru-paru. Sedangkan pada
wanita kanker usus besar menempati urutan ketiga setelah kanker payudara dan
paru-paru.
Sekilas Mengenai Kanker
Usus Besar
Kanker usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang
ganas dalam permukaan usus besar (rektum). Umumnya, hal ini berawal dari
pertumbuhan sel yang tidak ganas atau disebut adenoma. Dalam stadium awal kanker
usus besar, adenoma membentuk polip yaitu sel yang memiliki pertumbuhan sangat
cepat. Umumnya, pada stadium awal ini adenoma tidak menunjukkan gejala apapun.
Hal inilah yang menyebabkan kebanyakan penderita kanker usus besar datang ke
rumah sakit ketika penyakit kanker usus besar sudah stadium lanjut sehingga
penanganan pun lebih sulit.
Apa penyebab kanker usus besar? Dari beberapa referensi, penyebab kanker usus besar memang belum diketahui secara pasti. Namun, ada hal-hal yang diduga kuat sebagai pemicu munculnya kanker usus besar, diantaranya :
Apa penyebab kanker usus besar? Dari beberapa referensi, penyebab kanker usus besar memang belum diketahui secara pasti. Namun, ada hal-hal yang diduga kuat sebagai pemicu munculnya kanker usus besar, diantaranya :
- terlalu banyak mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan
protein, serta rendah serat
- cara diet yang tidak tepat
- berat badan yang berlebihan (obesitas)
- pernah terkena kanker usus besar
- pernah memiliki polip di usus
- usia (khususnya diatas 50 tahun)
- kurangnya aktifitas fisik
- keturunan
- mengkonsumsi makanan yang mengandung pewarna yang
bukan untuk makanan
- mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan
pengawet.
Gejala yang umumnya dialami penderita kanker usus
besar :
- mudah lelah dan secara terus menerus
- rasa sakit di perut atau bagian belakang
- penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- perubahan fungsi usus tanpa sebab yang jelas (bisa
sembelit atau diare)
-
pendarahan pada usus besar yang ditandai dengan munculnya darah pada feses.
Tips Mencegah Kanker Usus Besar
Tips Mencegah Kanker Usus Besar
Berikut
ini beberapa tips untuk mencegah kanker usus besar :
-
Banyak mengkonsumsi makanan berserat, konsumsi makanan yang mengandung kalsium
dan asam folat.
-
Sebisa mungkin mengurangi dan menghindari makanan yang mengandung kadar lemak
yang tinggi.
-
Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur setiap hari
-
Pertahankan indeks massa tubuh antara 18,5 - 25,0 kg/m2
-
Berolahraga secara teratur
-
Tidak merokok
- Setelah menjalani polipektomi adenoma, disarankan
pemberian suplemen kalsium. Disarankan pula suplementasi vitamin E dan D.
- segera lakukan kolonoskopi dan polipektomi pada
pasien yang ditemukan adanya polip.
- Lakukan deteksi dini dengan tes darah samar sejak
usia 40 tahun.
Pengobatan Kanker Usus Besar
Seperti
kasus penyakit lainnya, pengobatan kanker usus besar dapat dilakukan secara
medis maupun secara alami. Pengobatan medis kanker terdiri dari pembedahan,
terapi penyinaran, dan kemoterapi. Sedangkan pengobatan
alternatif yang paling dianjurkan adalah dengan menggunakan herbal.
Dari
sekian banyak herbal, yang menempati posisi unggul sebagai obat kanker alami
yang paling cepat bekerjanya adalah Sarang
Semut, yaitu tanaman obat yang berasal
dari pedalaman hutan-hutan di Papua. Apa rahasia di balik kesuksesan Sarang
Semut dalam menumpas kanker?
Pada
dasarnya kanker jenis apapun termasuk kanker usus besar terjadi karena
perubahan sel akibat pengaruh dari luar sehingga berpengaruh pada proses
oksidasi dalam tubuh, yang meningkatkan jumlah molekul oksigen non-stabil yang
disebut radikal bebas. Jika tidak dikendalikan, radikal bebas ini dapat
menyerang DNA dan merusak struktur dan fungsi membran sel. Dengan demikian
terbentuklah kanker.
Perang
melawan radikal bebas itulah tugas dari antioksidan. Antioksidan yang diperoleh
melalui asupan makanan atau suplemen disebut antioksidan eksogen. Yang termasuk
dalam antioksidan eksogena adalah karotenoid, flavanoid, alkaloid, vitamin A,
vitamin C, dan vitamin E berupa tokoferol. Percaya atau tidak, Sarang
Semut kaya akan itu semua!
Penelitian
menunjukkan bahwa alfa-tokoferol pada konsentrasi 12 ppm saja sudah terbukti
efektif meredam radikal bebas hingga 96%, sedangkan Sarang Semut kaya akan
antioksidan tokoferol, sampai sekitar 313 ppm. Artinya, efektivitas antioksidan
dalam Sarang Semut jauh melebihi batasan normal. Tentu saja hal tersebut akan
sangat berpengaruh baik pada pengendalian dan pemusnahan kanker.
Peran
penting tokoferol dalam tubuh terlihat dalam komentar seorang Doktor Ahli
Nutrisi Alumnus University of Nebraska Lincoln, Ahmad
Sulaeman PhD. "Bila kita mengonsumsi banyak lemak dan
radikal bebas, tokoferol akan mengatasinya", ujarnya. Peran vitamin E
yang terdapat dalam tokoferol sangat penting bagi kesehatan dalam mencegah
oksidasi oleh radikal bebas pada komponen sel membran yang memicu insiden
kanker.
Komentar
serupa lainnya terlihat dari pernyataan Dr M. Ahkam Subroto,
Ahli Peneliti Utama dari Pusat Bioteknologi LIPI yang mengungkapkan bahwa
dengan limpahnya kandungan berbagai senyawa aktif penting seperti flavonoid,
tanin, polifenol dan berbagai mineral yang berguna dalam Sarang Semut membuat
herbal ini bekerja sebagai antioksidan dan antikanker yang efektif.
Pernyataan-pernyataan
di atas selaras dengan respon positif dari para pengguna Sarang Semut. Hal ini
terlihat dari pernyataan Hendro Saputro yang telah
memperkenalkan Sarang Semut sebagai tanaman obat sejak tahun 2001.
Ia
mengungkapkan bahwa mereka yang mengonsumsi herbal ini banyak yang mendapatkan kesembuhan
yang benar-benar tuntas, seperti pada kanker otak, kanker rahim, dan kanker
prostat. Dalam Majalah Natural, Ia berkomentar seperti
berikut, "Rata-rata yang meminum rebusan Sarang Semut dan
mendapatkan hasil setelah seminggu bahkan ada yang 3 hari sudah terlihat
hasilnya".
Contoh
nyata dari komentar tersebut telah dirasakan para pelanggan Mecodia kapsul
(Produk ekstrak Sarang Semut) yang terkena kanker, rata-rata melaporkan sudah
mulai merasakan khasiat hanya setelah menggunakan selama 1-2 bulan saja!
Bahkan
banyak pelanggan yang sudah menjalani pengobatan medis dengan obat-obat kimia,
juga memadukannya dengan Mecodia, dan merasakan proses kesembuhan yang lebih
cepat dari pada sebelumnya. Hal ini cocok dengan komentar Dr Dewata
yang dimuat di Majalah Trubus, "Pasien yang
memadukan antioksidan dan obat kimia dokter lebih cepat sembuh daripada hanya
menggunakan obat kimia."
Hasil
yang sama juga dirasakan penderita kanker yang sudah menggunakan herbal anti
kanker lainnya seperti Noni Juice
dan Keladitikus, kemudian mengombinasikannya dengan Sarang Semut. Rata-rata
menyatakan bahwa proses kesembuhan yang dirasakan berangsur-angsur lebih cepat
terasa!
Berbagai
penelitian dan hasil positif dari penggunaan Sarang Semut sebagai obat kanker
alami, tentu saja membuat herbal Sarang Semut ini dapat dijadikan sebagai salah
satu pilihan terbaik sebagai alternatif pengobatan kanker usus besar, bukan
hanya karena faktor ekonomis, tapi dalam beberapa kasus kesembuhan juga dapat
diperoleh tanpa harus melalui proses pengobatan yang seringkali dirasa
melelahkan dan menyakitkan, pembedahan, kemoterapi, dan tanpa harus mengalami
berbagai efek samping negatif lainnya akibat pengobatan medis.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Banyak
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kanker usus besar, selain faktor
genetik, lingkungan, pola hidup yang meliputi juga pola makan yang kurang sehat
dengan tingginya asupan lemak dalam konsumsi sehari-hari.
b.
Saran
Untuk
mencegahnya antara lain melalui pola makan yang sehat dengan gizi seimbang
sesuai kebutuhan, baik karbohidrat, protein, lemak, vitamin, maupun mineral.
Sebaiknya dalam sehari kita mengkonsumsi minimal 10 macam, bahan makanan
(makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, aneka sayur dan buah, bila perlu
tambahkan susu), menghindari makanan yang kurang bersih (baik dari
mikroorganisma maupun dalam penanganannya). Selain itu kita harus waspada
terhadap makanan yang kedaluarsa dan memperhatikan pengolahan yang tidak
semestinya. Dan yang tidak kalah penting adalah olahraga rutin sesuai kondisi
untuk membantu menyehatkan fisik kita.
Jika
kita mau mengakui kebenaran pendapat bahwa kesehatan memang bukan segalanya,
tetapi segalanya tanpa kesehatan tidak ada artinya, dan jika obat dipandang
sebagai dasar terapi maka nutrisi harus dipertimbangkan sebagai dasar kesembuhan,
tentunya pertimbangan gizi dan kesehatan akan kita letakkan di tempat pertama
DAFTAR PUSTAKA