truth


counters

nama

Friday 20 September 2013

makalah kanker usus



BAB I
PENDAHULUAN
a.        Latar Belakang
Penyakit kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini berkembang semakin cepat dan diperkirakan dari setiap 1.000.000 penduduk terdapat 100 penderita kanker baru.
Penyakit kanker merupakan penyakit keganasan yang timbul ketika sel tubuh mengadakan mutasi menjadi sel kanker yang kemudian tumbuh cepat dan tidak lagi memperhatikan tugasnya sebagai sel normal. Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara normal yang tidak dapat dikontrol sehingga cepat menyebar, yang terjadi dari perubahan sel yang melepaskan diri dari mekanisme pengaturan normal. Sel-sel ini akan merusak jaringan tubuh sehingga mengganggu fungsi organ tubuh yang terkena.
Ada banyak teori tentang terjadinya penyakit ini, salah satunya adalah teori radikal bebas, di mana oksidasi sel yang berlebihan sebagai akibat dari polusi (asap rokok, gas buangan pabrik, kendaraan), atau penggunaan zat kimia (misalnya bahan adiktif makanan) dapat menyebabkan mutasi tersebut; kendati dalam tubuh juga terdapat enzim-enzim pencegah superoksidasi, dan makanan/diet yang baik dapat pula memberikan vitamin, mineral, juga antioksidan seperti betakaroten, vitamin E, vitamin C, serta selenium.
Kanker kolon dan rektum adalah kanker yang menyerang usus besar dan rektum. Penyakit ini adalah kanker peringkat 2 yang mematikan. Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Sebagaimana kita ketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus (duodenum, yeyunum, ileum), usus besar (kolon), rektum dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus, terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah kolon, barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur. Bagian kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.
Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kolon, maka disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker kolorektal.
Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke lever, paru-paru, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.

b.        Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini penyusun mempunyai latar belakang permasalahan sebagai berikut :
1.      Bagaimana Gejala Penyakit Kanker usus?
2.      Bagaimana Penyebab Penyakit Kanker Usus?
3.      Bagaimana Pencegahan dan pengobatan Kanker Usus?

c.         Tujuan Penelitian
Dalam penyusunan makalah ini penyusun mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.      Mengetahui gejala penyakit kanker usus.
2.      Mengetahui penyebab kanker usus
3.      Mengetahui pencegahan dan pengobatan kanker usus.



BAB II
PEMBAHASAN

a.      Gejala Penyakit Kanker Usus
Kanker adalah suatu kelompok lebih dari 100 penyakit yang berbeda-beda. Mereka mempengaruhi unit dasar tubuh yaitu sel. Kanker terjadi ketika sel-sel menjadi abnormal dan membelah tanpa kontrol atau aturan. Seperti semua organ-organ lain tubuh, usus besar (colon) dan rektum (rectum) terdiri dari banyak tipe-tipe dari sel-sel. Secara normal, sel-sel membelah untuk menghasilkan lebih banyak sel-sel hanya ketika tubuh membutuhkan mereka. Proses yang teratur in membantu mempertahankan kita sehat.
Jika se-sel tetap terus membelah ketika sel-sel baru tidak diperlukan, suatu massa dari jaringan terbentuk. Massa dari jaringan ekstra ini, disebut suatu pertumbuhan atau tumor, dapat ramah (tidak berbahaya) atau ganas (berbahaya).
Tumor-tumor yang ramah adalah bukan kanker. Mereka biasanya dapat diangkat dan, pada banyak kasus-kasus, mereka tidak timbul kembali. Paling penting, sel-sel dari tumor-tumor ramah tidak menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Tumor-tumor ramah adalah jarang suatu ancaman nyawa.
Tumor-tumor ganas adalah kanker. Sel-sel kanker dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ dekat tumor. Juga, sel-sel kanker dapat pecah dan keluar dari suatu tumor ganas dan masuk kedalam aliran darah atau sistim getah bening. Ini adalah bagaimana kanker menyebar dari tumor primer untuk membentuk tumor-tumor baru pada bagian-bagian lain tubuh. Penyebaran dari tumor disebut metastasis.
Ketika kanker menyebar ke bagian lain tubuh, tumor yang baru mempunyai macam yang sama dari sel-sel abnormal dan nama yang sama seperti kanker primer. Contohnya, jika kanker usus besar menyebar ke hati, sel-sel kanker didalam hati adalah sel-sel kanker usus besar. Penyakitnya adalah kanker usus besar yang menyebar (metastatic colon cancer), jadi ia bukan kanker hati.
Definisi Kanker Usus Besar (Colon) dan Kanker Rektum (Rectum)
Usus besar adalah bagian dari sistim pencernaan (digestive system) dimana materi yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung dari usus besar dekat dubur (anus). Bersama, mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar. Tumor-tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang datangnya dari dinding dalam dari usus besar. Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps). Tumor-tumor ganas dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah dapat diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat kanker) melalui waktu.
Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar dipercayai telah berkembang dari polip-polip. Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru terbentuk. Penyebaran kanker usus besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya disebut metastasis dari kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker kolorektal (colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak mungkin.
Secara global, kanker usus besar dan rektum adalah penyebab pemimpin ketiga dari kanker pada pria-pria dan penyebab pemimpin keempat dari kanker pada wanita-wanita. Frekwensi dari kanker koloretal bervariasi diseluruh dunia. Ia adalah umum di dunia barat dan adalah jarang di Asia dan Africa. Di negara-negara dimana orang-orang telah mengadopsi diet-diet barat, kejadian dari kanker kolorektal meningkat.
Penyakit kanker sering ditandai dengan adanya kaheksia atau sindroma yang ditandai dengan gejala klinis:
• Anoreksia
• Perubahan ambang rasa kecap
• Penurunan berat badan
• Anemia
• Gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak
• Lemah dan kurang bertenaga
• Perubahan fungsi imun
Kaheksia kanker ditemukan pada 80% pasien yang menderita keganasan tahap lanjut dan menjadi penyebab kematian > 20%. Masing-masing kanker akan memberikan akibat kaheksia yang berbeda. Mekanisme kaheksia kanker tidak sesederhana seperti pada kelaparan, yaitu asupan kalori yang lebih rendah dibanding kebutuhan; melainkan terjadi juga kekacauan metabolisme. Gangguan metabolisme yang terjadi pada kaheksia kanker dipengaruhi keluarnya sitokin dn faktor pemicu kaheksia lain yang dihasilkan oleh tumor dan tubuh sendiri.
Gejala kanker usus yang khas dapat dijadikan indikator adanya kanker usus dalam tubuh. Ada beberapa gejala kanker usus yang dapat memberikan gambaran subjektif dari penderita. Jka didapatkan gejala tersebut, biasanya dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik dengan menggali ciri-ciri kanker usus yang terjadi.
Pendarahan dari dubur atau darah dicampur dengan kotoran (feces) adalah gejala yang ditimbulkan oleh kanker usus. Orang umumnya mengira semua perdarahan pada anus adalah wasir, padahal tidak semua karena perdarahan anus bisa juga disebabkan oleh kanker usus, sehingga perlu dilakukan diagnosis dini jika terjadi perdarahan pada anus.
Pendarahan pada rektum jika biasanya menyertai gejala kanker usus, namun ciri-ciri kanker usus biasanya tersembunyi dan kronis, dan akibatnya mungkin muncul anemia kekurangan zat besi. Kekurangan darah (anemia) ini terkait dengan kelelahan dan pucat pada penderita. Untuk mendiagnosis keadaan ini biasanya (walkaupun tidak selalu) tim medis mendeteksi melalui okultisme tinja dan dilakukan tes darah, di mana sampel tinja diserahkan ke laboratorium untuk mendeteksi adanya darah.
Gejala kanker usus – obstruksi usus
Jika kanker cukup besar, mungkin akan sebagian atau seluruh usus akan di blok. Gejala berikut merupakan obstruksi usus :
·         Distensi abdomen: perut menjadi lebih besar dibandingkan sebelumnya tanpa penambahan berat badan.
·         Nyeri perut: jarang terjadi pada kanker usus besar. Salah satu penyebabnya adalahrobekan (perforasi) dari usus. Bocornya isi usus ke dalam panggul bisa menyebabkan peradangan (peritonitis) dan infeksi.
·         Mual atau muntah terus-menerus
·         Perubahan frekuensi atau karakter dari kotoran (buang air besar)
·         Kaliber kecil (sempit)
·         Sensasi evakuasi lengkap setelah buang air besar
·         Nyeri rektal: Nyeri jarang terjadi dengan kanker usus besar dan biasanya menunjukkan tumor besar dalam rektum yang dapat menyerang jaringan di sekitarnya.
Studi menunjukkan bahwa rata-rata durasi gejala (dari awal diagnosis) adalah 14 minggu. Tidak ada hubungan antara durasi keseluruhan gejala dan tahap pada gejala kanker usus. Mengenal ciri-ciri kanker usus dapat membantu untuk pencegahan, sebab seberapa besar langkah promosi kesehatan (utamanya dalam bentuk edukasi) sangat membantu kemajuan kesehatan sebuah Negara.

b.      Penyebab Penyakit Kanker Usus
Penyebab kanker usus hingga saat ini belum diketahui pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang meningkatkan terjadinya kanker usus, antara lain:
Usia: golongan orang tua (berusia diatas 50 tahun) lebih beresiko terkena kanker ussu
·         Pola makan minim sayuran dan buah-buahan
·         Obesitas atau penderita diabetes
·         Merokok dan/atau pecandu alkohol
·         Riwayat polip usus atau penyakit usus: orang-orang yang sering mengalami polip usus, penyakit ulcerative colitis ataupun penyakit Crohn, lebih besar resikonya untuk terkena kanker kolorektal
·         Riwayat kanker usus dalam keluarga: Jika Anda memiliki keluarga dekat (orangtua atau saudara kandung) yang menderita kanker ini, risiko Anda mungkin meningkat
Kanker usus (besar rectum) atau sering disebut kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker yang terjadi pada jaringan kolon/usus besar atau rektum. Untuk dapat lebih memahami mengenai kanker ini, mari kita pelajari sistem pencernaan manusia normal.

Gambar Sistem Pencernaan Manusia
Sistem pencernaan memproses makanan untuk menghasilkan energi dan bagian terakhir dari system ini (yaitu di kolon/usus besar) menyerap cairan dan membentuk limbah padat (tinja) yang kemudian dikeluarkan dari tubuh.
Setelah makanan dikunyah dan ditelan, makanan berpindah ke perut. Sebagian makanan dipecah ke dalam bagian-bagian kecil untuk dikirim ke usus halus. Usus halus adalah bagian terpanjang dari sistem pencernaan - sekitar 20 meter.
Usus halus juga menguraikan makanan dan menyerap sebagian besar nutrisi. Usus halus berujung pada usus besar yang panjangnya sekitar 5 meter. Usus besar menyerap air dan nutrisi dari makanan dan juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan limbah (tinja). Tinja ini selanjutnya bergerak dari usus besar ke dalam anus - 6 inci terakhir dari sistem pencernaan. Dari sana limbah keluar dari tubuh melalui lubang yang disebut anus.
Kanker usus besar dan kanker rektum memiliki banyak kesamaan. Kanker usus berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun. Sebagian besar kanker bermula sebagai polip usus. Polip adenoma ini dapat berkembang menjadi kanker. Mengangkat polip sedini mungkin dapat melindungi Anda dari kemungkinan terkena kanker.
Lebih dari 95% dari kanker usus besar dan rektum adalah adenokarsinoma. Kanker ini dimulai pada sel-sel yang melapisi bagian dalam usus besar dan rektum.
Faktor resiko dari kanker usus besar adalah:
  • Umur.  Seiring dengan bertambahnya umur maka resiko berkembangnya kanker usus besar meningkat. kanker usus besar lebih banyak terjadi pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun, namun saat ini juga bisa terjadi pada yang usianya lebih muda.
  • Ras dan suku. Ras Afrika Amerika lebih beresiko berkembang kanker usus besar daripada ras lainnya, meskipun tidak diperoleh jawaban yang jelas mengapa hal ini terjadi. Jew Ashkenazi (keturunan Jews Eropa) juga memiliki resiko yang tinggi bagi perkembangan usus besar. Beberapa mutasi genetik ditemukan pada jews Ashkenazi, yang merupakan gejala terbesar meningkatnya resiko.
  • Riwayat Keluarga. Jika anda memiliki riwayat keluarga yang mengalami kanker usus besar, anda kemungkinan memiliki resiko yang lebih besar bagi berkembangnya kanker usus besar juga.
  • Riwayat kesehatan. Polips bisa menjadi salah satu factor resiko kanker usus besar. Polip adalah suatu pertumbuhan massa di usus besar. Sebanyak 70-90% kasus kanker usus besar berasal dari polip, dan mengangkat (operasi) polip akan menurunkan resiko kanker usus besar. Namun pengangkatan polip belum lah berarti kita sudah terbebas dari kanker usus besar karena polip ini bisa tumbuh kembali. Cara yang paling baik dalam mengatasi permasalahan ini adalah dengan rutin melakukan pemeriksaan usus besar. Kemungkinan yang lain adalah terjadinya pembengkakan saluran cerna (inflammatory bowel disease), suatu kondisi yang dapat menyebabkan usus besar menjadi inflamasi.
  • Genetik. Ada dua jenis gen yang paling umum terkait dengan peningkatan resiko kanker yaitu Familial Adenomatous (FAP) dan Hereditary Non-Polyposis Colon Cancer (HNPCC). Sekitar 5% kasus kanker usus besar disebabkan karena gen ini. Sindrom yang lain adalah Peutz-Jeghers, namun jumlahnya lebih kecil dalam menyebabkan kanker usus besar.
  • Faktor resiko lainnya. Ada beberapa factor resiko lain yang memicu kanker usus besar seperti merokok, alcohol, tingkat aktivitas fisik, kegemukan dan diabetes tipe 2
Gorengan, Makanan Praktis Penyebab Kanker Usus Besar
Salah satu penyebab terjadinya kanker usus besar (kanker kolon) adalah akibat pola makan yang salah. Ternyata sering mengonsumsi gorengan dan juga daging merah bisa memicu terjadinya kanker usus besar.
"Dari pagi masyarakat sudah disuguhi gorengan dengan minyak yang dipakai berkali-kali dan mengandung racun yang bisa merusak dinding usus," ujar Dr Aru W Sudoyo, MD, PhD, FACP dalam acara Patient Gathering Sanofi Aventis 'Kanker Usus Besar Bisa Dicegah' di Hotel Sahid Jaya.
Dr Aru menuturkan dalam membuat gorengan biasanya menggunakan minyak yang sudah dipakai berulang-ulang sehingga mengandung racun dan juga radikal bebas. Selain itu minyak sendiri juga bisa memicu terbentuknya asam empedu di dalam usus, asam empedu ini bisa mengiritasi usus.
"Daging merah yang dimasak pada suhu tinggi bisa menghasilkan senyawa acrylamid yang dapat menyebabkan kanker," ujar dokter yang menjabat sebagai ketua PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia).
Dr Aru menuturkan ada beberapa hal yang bisa menjadi faktor risiko dari kanker usus besar ini yaitu:
1. Diet rendah serat dan tinggi lemak
2. Usia, umumnya meningkat pada kelompok usia di atas 50 tahun
3. Adanya polip pada kolon atau usus besar
4. Adanya riwayat kanker usus besar dalam keluarga
5. Mengidap penyakit radang usus yang tidak diobati
6. Kebiasaan mengonsumsi daging merah
7. Kurangnya konsumsi sayuran, buah-buahan dan ikan
8. Kurang melakukan aktivitas fisik
9. Kelebihan berat badan atau overweight
10. Memiliki kebiasaan merokok
Kanker usus besar adalah suatu keganasan yang terjadi di dalam usus besar sampai dengan dubur dan lebih banyak menimpa kaum laki-laki. Diperkirakan sekitar 75 persen penderita kanker usus besar tidak sadar kalau ia terkena penyakit tersebut, karena gejalanya tidak langsung terlihat tapi baru muncul setelah bertahun-tahun kemudian.
"Jenis kanker ini merupakan yang paling bisa dicegah (most preventable) dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan," ujar dokter yang lahir di Washington DC 59 tahun silam.
Gejala yang muncul dari kanker usus besar umumnya adalah:
 1. Perdarahan pada usus besar yang ditandai dengan adanya darah pada feses saat buang air besar
 2. Perubahan pola buang air besar seperti menjadi keras, lembek atau kotorannya kecil-kecil
3. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
4. Rasa sakit di perut atau bagian belakang
5. Perut masih terasa penuh meski sudah buang air besar
6. Kadang muncul beberapa gejala umum seperti sembelit, rasa sakit atau kembung di perut
Deteksi dini bisa dengan melakukan pemeriksaan feses untuk mencari darah samar, melakukan kolonoskopi atau melakukan pemeriksaan feses untuk DNA testing (pemeriksaan ini lebih sensitif).
Umumnya kanker ini bergerak secara perlahan-lahan dan diam-diam, memerlukan waktu sekitar 15-20 tahun untuk berkembang, sehingga sangat penting untuk terdeteksi secara dini.
"Kebanyakan masyarakat enggan untuk pergi memeriksakan gejala kanker usus besar ke dokter karena malu atau bahkan tidak berpikir dirinya mungkin terkena kanker ini. Padahal deteksi jenis ini merupakan prosedur yang paling mudah dan sederhana," ujar Dr Ibrahim Basir, SpB-KBD dari FKUI-RSCM.
Untuk itu perlu dilakukan deteksi dini dan skrining untuk mengurangi penderitaan dan meningkatkan harapan hidup, karena penyakit ini bisa disembuhkan jika ditemukan secara dini serta bisa dicegah dengan pola hidup yang baik dan sehat.

c.       Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Kanker Usus
Tindakan terbaik yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker usus adalah dengan rajin mengkonsumsi serat (biji-bijian, buah-buahan dan sayuran). Hindari makanan yang berbahan pewarna, pengawet, alcohol dan rokok. Banyak minum air putih dan hindari stress.
Selain itu penting bagi Anda yang berusia diatas 50 tahun untuk rajin melakukan skrining kanker usus melalui teropong usus (Kolonoskopi) sebagai bagian dari periodic check up Anda.
Anda juga dapat meminum supplemen vitamin dan herbal, seperti Typhonium Plus® untuk meningkatkan daya tahan Anda.

Mencegah jauh lebih baik ketimbang mengobati. Hal itu juga berlaku pada kanker usus besar. Agar tak sampai terjamah penyakit mematikan ini, lakukan upaya pencegahan. Simak tips pencegahan dari dokter Adil S Pasaribu SpB KBD berikut ini:
  • Hindari makanan tinggi lemak, protein, kalori, serta daging merah. Jangan lupakan konsumsi kalsium dan asam folat.Setelah menjalani polipektomi adenoma disarankan pemberian suplemen kalsium.
  • Disarankan pula suplementasi vitamin E, dan D.
  • Makan buah dan sayuran setiap hari.
  • Pertahankan Indeks Massa Tubuh antara 18,5 – 25,0 kg/m2 sepanjang hidup.
  • Lakukan aktivitas fisik, semisal jalan cepat paling tidak 30 menit dalam sehari.
  • Hindari kebiasaan merokok.Segera lakukan kolonoskopi dan polipektomi pada pasien yang ditemukan adanya polip.
  • Lakukan deteksi dini dengan tes darah samar sejak usia 40 tahun.
Sering mengalami sakit perut? bila iya, sebaiknya waspada bila sering mengalaminya karena bisa jadi itu adalah gejala kanker usus besar. Kanker usus besar merupakan salah satu jenis kanker yang cukup sering ditemui pada pria dan wanita yang berusia 50 tahun ke atas. Pada pria, kanker usus besar ini merupakan penyakit ketiga tertinggi yang sering dialami oleh pria setelah kanker prostat dan paru-paru. Sedangkan pada wanita kanker usus besar menempati urutan ketiga setelah kanker payudara dan paru-paru.
Sekilas Mengenai Kanker Usus Besar
Kanker usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas dalam permukaan usus besar (rektum). Umumnya, hal ini berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau disebut adenoma. Dalam stadium awal kanker usus besar, adenoma membentuk polip yaitu sel yang memiliki pertumbuhan sangat cepat. Umumnya, pada stadium awal ini adenoma tidak menunjukkan gejala apapun. Hal inilah yang menyebabkan kebanyakan penderita kanker usus besar datang ke rumah sakit ketika penyakit kanker usus besar sudah stadium lanjut sehingga penanganan pun lebih sulit.

Apa penyebab kanker usus besar? Dari beberapa referensi, penyebab kanker usus besar memang belum diketahui secara pasti. Namun, ada hal-hal yang diduga kuat sebagai pemicu munculnya kanker usus besar, diantaranya :
- terlalu banyak mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan protein, serta rendah serat
- cara diet yang tidak tepat
- berat badan yang berlebihan (obesitas)
- pernah terkena kanker usus besar
- pernah memiliki polip di usus
- usia (khususnya diatas 50 tahun)
- kurangnya aktifitas fisik
- keturunan
- mengkonsumsi makanan yang mengandung pewarna yang bukan untuk makanan
- mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet.
Gejala yang umumnya dialami penderita kanker usus besar :
- mudah lelah dan secara terus menerus
- rasa sakit di perut atau bagian belakang
- penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- perubahan fungsi usus tanpa sebab yang jelas (bisa sembelit atau diare)
- pendarahan pada usus besar yang ditandai dengan munculnya darah pada feses.

Tips Mencegah Kanker Usus Besar
Berikut ini beberapa tips untuk mencegah kanker usus besar :
- Banyak mengkonsumsi makanan berserat, konsumsi makanan yang mengandung kalsium dan asam folat.
- Sebisa mungkin mengurangi dan menghindari makanan yang mengandung kadar lemak yang tinggi.
- Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur setiap hari
- Pertahankan indeks massa tubuh antara 18,5 - 25,0 kg/m2
- Berolahraga secara teratur
- Tidak merokok
- Setelah menjalani polipektomi adenoma, disarankan pemberian suplemen kalsium. Disarankan pula suplementasi vitamin E dan D.
- segera lakukan kolonoskopi dan polipektomi pada pasien yang ditemukan adanya polip.
- Lakukan deteksi dini dengan tes darah samar sejak usia 40 tahun.

Pengobatan Kanker Usus Besar

Seperti kasus penyakit lainnya, pengobatan kanker usus besar dapat dilakukan secara medis maupun secara alami. Pengobatan medis kanker terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, dan kemoterapi. Sedangkan pengobatan alternatif yang paling dianjurkan adalah dengan menggunakan herbal.
Dari sekian banyak herbal, yang menempati posisi unggul sebagai obat kanker alami yang paling cepat bekerjanya adalah Sarang Semut, yaitu tanaman obat yang berasal dari pedalaman hutan-hutan di Papua. Apa rahasia di balik kesuksesan Sarang Semut dalam menumpas kanker?
Pada dasarnya kanker jenis apapun termasuk kanker usus besar terjadi karena perubahan sel akibat pengaruh dari luar sehingga berpengaruh pada proses oksidasi dalam tubuh, yang meningkatkan jumlah molekul oksigen non-stabil yang disebut radikal bebas. Jika tidak dikendalikan, radikal bebas ini dapat menyerang DNA dan merusak struktur dan fungsi membran sel. Dengan demikian terbentuklah kanker.
Perang melawan radikal bebas itulah tugas dari antioksidan. Antioksidan yang diperoleh melalui asupan makanan atau suplemen disebut antioksidan eksogen. Yang termasuk dalam antioksidan eksogena adalah karotenoid, flavanoid, alkaloid, vitamin A, vitamin C, dan vitamin E berupa tokoferol. Percaya atau tidak, Sarang Semut kaya akan itu semua!
Penelitian menunjukkan bahwa alfa-tokoferol pada konsentrasi 12 ppm saja sudah terbukti efektif meredam radikal bebas hingga 96%, sedangkan Sarang Semut kaya akan antioksidan tokoferol, sampai sekitar 313 ppm. Artinya, efektivitas antioksidan dalam Sarang Semut jauh melebihi batasan normal. Tentu saja hal tersebut akan sangat berpengaruh baik pada pengendalian dan pemusnahan kanker. 
Peran penting tokoferol dalam tubuh terlihat  dalam komentar seorang Doktor Ahli Nutrisi Alumnus University of Nebraska LincolnAhmad Sulaeman PhD. "Bila kita mengonsumsi banyak lemak dan radikal bebas, tokoferol akan mengatasinya", ujarnya. Peran vitamin E yang terdapat dalam tokoferol sangat penting bagi kesehatan dalam mencegah oksidasi oleh radikal bebas pada komponen sel membran yang memicu insiden kanker. 

Komentar serupa lainnya terlihat dari pernyataan Dr M. Ahkam Subroto, Ahli Peneliti Utama dari Pusat Bioteknologi LIPI yang mengungkapkan bahwa dengan limpahnya kandungan berbagai senyawa aktif penting seperti flavonoid, tanin, polifenol dan berbagai mineral yang berguna dalam Sarang Semut membuat herbal ini bekerja sebagai antioksidan dan antikanker yang efektif.
Pernyataan-pernyataan di atas selaras dengan respon positif dari para pengguna Sarang Semut. Hal ini terlihat dari pernyataan Hendro Saputro yang telah memperkenalkan Sarang Semut sebagai tanaman obat sejak tahun 2001.
Ia mengungkapkan bahwa mereka yang mengonsumsi herbal ini banyak yang mendapatkan kesembuhan yang benar-benar tuntas, seperti pada kanker otak, kanker rahim, dan kanker prostat. Dalam Majalah Natural, Ia berkomentar seperti berikut, "Rata-rata yang meminum rebusan Sarang Semut dan mendapatkan hasil setelah seminggu bahkan ada yang 3 hari sudah terlihat hasilnya".
Contoh nyata dari komentar tersebut telah dirasakan para pelanggan Mecodia kapsul (Produk ekstrak Sarang Semut) yang terkena kanker, rata-rata melaporkan sudah mulai merasakan khasiat hanya setelah menggunakan selama 1-2 bulan saja!
Bahkan banyak pelanggan yang sudah menjalani pengobatan medis dengan obat-obat kimia, juga memadukannya dengan Mecodia, dan merasakan proses kesembuhan yang lebih cepat dari pada sebelumnya. Hal ini cocok dengan komentar Dr Dewata yang dimuat di Majalah Trubus, "Pasien yang memadukan antioksidan dan obat kimia dokter lebih cepat sembuh daripada hanya menggunakan obat kimia."
Hasil yang sama juga dirasakan penderita kanker yang sudah menggunakan herbal anti kanker lainnya seperti Noni Juice dan Keladitikus, kemudian mengombinasikannya dengan Sarang Semut. Rata-rata menyatakan bahwa proses kesembuhan yang dirasakan berangsur-angsur lebih cepat terasa!

Berbagai penelitian dan hasil positif dari penggunaan Sarang Semut sebagai obat kanker alami, tentu saja membuat herbal Sarang Semut ini dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan terbaik sebagai alternatif pengobatan kanker usus besar, bukan hanya karena faktor ekonomis, tapi dalam beberapa kasus kesembuhan juga dapat diperoleh tanpa harus melalui proses pengobatan yang seringkali dirasa melelahkan dan menyakitkan, pembedahan, kemoterapi, dan tanpa harus mengalami berbagai efek samping negatif lainnya akibat pengobatan medis.




BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kanker usus besar, selain faktor genetik, lingkungan, pola hidup yang meliputi juga pola makan yang kurang sehat dengan tingginya asupan lemak dalam konsumsi sehari-hari.

b.      Saran
Untuk mencegahnya antara lain melalui pola makan yang sehat dengan gizi seimbang sesuai kebutuhan, baik karbohidrat, protein, lemak, vitamin, maupun mineral. Sebaiknya dalam sehari kita mengkonsumsi minimal 10 macam, bahan makanan (makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, aneka sayur dan buah, bila perlu tambahkan susu), menghindari makanan yang kurang bersih (baik dari mikroorganisma maupun dalam penanganannya). Selain itu kita harus waspada terhadap makanan yang kedaluarsa dan memperhatikan pengolahan yang tidak semestinya. Dan yang tidak kalah penting adalah olahraga rutin sesuai kondisi untuk membantu menyehatkan fisik kita.
Jika kita mau mengakui kebenaran pendapat bahwa kesehatan memang bukan segalanya, tetapi segalanya tanpa kesehatan tidak ada artinya, dan jika obat dipandang sebagai dasar terapi maka nutrisi harus dipertimbangkan sebagai dasar kesembuhan, tentunya pertimbangan gizi dan kesehatan akan kita letakkan di tempat pertama





DAFTAR PUSTAKA