truth


counters

nama

Sunday 28 June 2015

askeb neon fisio format ana-varney

BY. NY. N NEONATUS CUKUP BULAN SESUAI MASA KEHAMILAN UMUR 0 HARI PERIODE REAKTIFITAS I  DI RUANG MAWAR RSUD R.A. KARTINI JEPARA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang  
Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak telah menjadi prioritas utama dari pemerintah, bahkan sebelum Millenium Development Goal's 2015 ditetapkan. Angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga mengindikasikan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, kapasitas pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan. (depkes.go.id)
Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih jauh dari angka target MDGs, tetapi tercatat mengalami penurunan yaitu dari sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2002) menjadi sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007), dan terakhir menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2012). Namun angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tetap tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN seperti Singapura (3 per 1000 kh), Brunei Darussalam (8 per 1000 kh), Malaysia (10 per 1000 kh), Vietnam (18 per 1000 kh), dan Thailand (20 per 1000 kh). Target AKB dalam MDGs adalah 23 per 1000 kh. Dari data di atas jelas terlihat bahwa AKI dan AKB di Indonesia masih sangat tinggi, Angka kematian bayi (AKB) masih jauh dari target MDG. SDKI 2012 menyebutkan, AKB 32 per 1.000 kelahiran hidup, turun sedikit dibandingkan 2007, yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka kematian bagi bayi khususnya neonatus merupakan indikator dalam menilai status kesehatan masyarakat suatu bangsa. Intervensi yang sangat kritis adalah tersedianya tenaga penolong persalinan yang terampil dan berpengalaman serta kompeten sangat diperlukan. Mengingat masa neonatal/bayi baru lahir adalah masa penentu. Perkembangan dan pertumbuhan bayi/anak selanjutnya serta diperlukan perhatian dan penanganan yang terpadu dan berkesinambungan, maka penyusun tertarik untuk mengambil kasus asuhan bayi baru lahir normal.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah asuhan kebidanan neonatus fisiologis pada By. Ny. N Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Umur 0 Hari Periode Reaktifitas I ?

C.    Tujuan
1.      Tujuan Umum
a.       Untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Kebidanan I
2.      Tujuan khusus
a.       Mahasiswa mampu mengkaji dan mengumpulkan data akurat dari berbagai sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien.
b.      Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada neonatus fisiologis
c.       Mahasiswa mampu membuat laporan lengkap askeb neonatus fisiologis

D.    Manfaat
1.      Dapat digunakan sebagai bukti bahwa telah mengikuti Praktik Klinik Kebidanan I
2.      Dapat digunakan untuk mencapai target kompetensi PKK I asuhan kebidanan neonatus fisiologis
3.      Dapat dijadikan referensi pembuatan makalah asuhan kebidanan neonatus fisiologis




BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    PERAWATAN  BAYI BARU LAHIR NORMAL
4.      Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gr sampai dengan 4000 gr. (Asuhan Kesehatan Anak dalam konteks keluarga, 1993)

5.      Ciri-ciri BBL normal
a.       Berat badan 2500 – 4000 gram
b.      Panjang badan lahir 48 – 52 cm
c.       Lingkar dada 30 – 38 cm
d.      Lingkar kepala 33 – 35 cm
e.       Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit,kemudian menurun sampai 120 – 140x/menit.
f.       Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80x/menit,kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40x/menit.
g.      Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa.
h.      Rambut lanugo telah tidak terlihat,rambut kepala biasanya telah sempurna.
i.        Kuku telah agak panjang dan keras
j.        Genetalia :Labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan), testis sudah turun (pada anak laki-laki).
k.      Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
l.        Reflek moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk.
m.    Eliminasi baik, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama. (Asuhan kesehatan Anak dalam konteks keluarga,1993)

6.      Pengkajian Bayi segera setelah lahir
1)      Tahap 1
Dimulai segera selama menit – menit pertama kelahiran menggunakan skoring APGAR. Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang disiapkan pada perut ibu. bila hal tersebut tidak memungkinkan maka letakkan bayi didekat ibu (diantara kedua kaki atau disebelah ibu) tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut bersih dan kering. segera pula lakukan penilaian awal dengan menjawab 2 pertanyaan :
1)      Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan ?
2)      Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas ?
(APN,2007 : 96)

Tanda
NILAI
0
1
2
Warna
Biru sampai pucat
Tubuh merah jambu, tungkai biru
Merah jambu
Usaha nafas
Tidak ada
Sesak nafas, tidak teratur
Menangis kuat

Denyut jantung
Tidak ada
< 100 denyut per menit
Ø  >100 denyut per menit
Tonus Otot
Lumpuh
Sedikit fleksi anggota tubuh
Gerak aktif, kuat
Intabilitas refleks
Nol
Meringis atau bersin
menangis
Keterangan :
Nilai 7 – 10 : ringan / normal
Nilai 4 – 6 : asfeksia sedang
Nilai 1 – 3 : asfeksia ringan


2)      Tahap II
1)      Periode I (reaktivitas I ) : berlangsung selama 30 - 2 jam
a)      bayi terjaga denganmata terbuka
b)      memberikan respon terhadap stimulasi
c)      mengisap dengan penuh semangat
d)     menangis
e)      RR = 82x/menit
f)       denyut jantung : 180x/menit
g)      bising usus aktif
2)      Periode II (reaktivitas II) : berlangsung 2 – 5 jam
a)      bayi bangun dari tidur nyenyak
b)      denyut jantung dan RR meningkat
c)      reflek tidak aktif
d)     mungkin bayi mengeluarkan mekoneum, urin dan menghisap berakhir ketika lendir pernafasan telah berkurang
3)      Periode III (stabilisasi ) berlangsung 12 – 24 jam
a)      bayi lebih mudah untuk tidur dan bangun
b)      tanda-tanda vital stabil
c)      kulit berwarna kemerahan dan hangat
3)      Tahap III (periodik )
Setelah 24 jam ( hamilton, 1995)

7.      Perawatan tali pusat
Dengan menggunakan klem DTT, lakukan penjepitanm tali pusat dengan klem pada sekitar 3 cm dari dinding perut (pangkal pusat ) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan kedua dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan pertama pada sisi atau mengarah ke ibu. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting disinfeksi tingkat tinggi atau steril. Setelah memotong tali pusat, ganti handuk basah dan selimut bayi dengan selimut atau kain yang bersih dan kering. Pastikan bahwa bayi terselimuti dengan baik.
1)      Mengikat Tali Pusat
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan pengikatan puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat ( bila tersedia).
1)      Celupkan tangan (masih menggunakan sarung tangan) kedalam larutan klorin 0,5 % untuk membersihakan darah dan sekresi lainnya.
2)      Bilas tangan dengan air disinfeksi tingkat tinggi
3)      Keringkan tangan tersebut menggunakan handuk bersih atau kering
4)      Ikat punggung tali pusat dengan jarak sekitar 1cm dinding perut  bayi (pusat). Gunakan benang atau klem plastik penjepit tali pusat disinfektan tingkat tinggi atau steril. Kunci ikatan tali pusat dengan simpul mati atau kuncikan penjepit plastik tali pusat.
5)      Jika pengikat dilakukan dengan benang tali pusat, lingkarkan benang disekeliling puntung tali pusat dan ikat untuk kedua kalinya dengan simpul mati dibagian yang berlawanan.
6)      Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan letakkan didalam larutan klorin 0,5 %
7)      Selimuti kembali tubuh dan kepala bayi dengan kain bersih dan kering.

2)      Cara merawat Tali Pusat
1)      Jangan membungkus putung tali pusat atau perut perut bayi atau mengoleskan cairan atau bahan apapun keputung tali pusat
2)      Nasehati hal yang sama bagi ibu dan keluarganya
3)      Mengoleskan alkohol atau betadine (terutama jika pemotongan tali pusat tidak terjamin DTT atau steril) masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah/lembab.
4)      Berikan nasehat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi:
a)      Lipat popok dibawah putung tali pusat
b)      Jika putung tali pusat kotor, bersihkan ( hati-hati) dengan air DTT dan sabun segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih
c)      Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan jika pusat menjadi merah, bernanah atau berdarah atau berbau.
d)     Jika pangkal tali pusat (pusat bayi) menjadi merah, mengeluarkan nanah atau darah atau berbau
e)      Jika pangkal tali pusat (pusat bayi) menjadi merah, mengeluarkan nanah atau darah, segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk bayi yang baru lahir.

8.      Mempertahankan suhu bayi/ Mencegah hipotermi
1)      Mencegah kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperatur suhu tubuh pada bayi baru lahir belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan hiportemia, sangat beresiko tinggi untuk mengalami kesakitan berat atau bhakan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada didalam ruangan yang relatif hangat.




2)      Mekanisme kehilangan panas 
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut :
1)      Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan tubuh pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilaangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
2)      Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Contohnya meja, tempat tidur, dan timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan diatas benda-benda tersebut.
3)      Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan didalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan  udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
4)      Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)





3)      Mencegah kehilangan panas
Cegah kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut :
1)      Keringkan bayi dengan seksama
Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada tubuh bayi. Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang telah disiapkan diatas perut ibu. Mengeringkan dengan cara membantu bayi melalui pernafasannya.
2)      Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Segera setelah mengeringkan tubuh bayi dan memotong tali pusat, ganti handuk atau kain yang dibasahi oleh cairan ketuban kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang hangat, kering dan bersih. Kain basah didekat tubuh bayi dapat menyerab panas tubuh bayi melalui proses radiasi. Ganti handuk, selimuti atau kain yang basah telah diganti dengan selimut atau kain yang baru (hangat, bersih, kering)
3)      Selimuti bagian kepala bayi
Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
4)      Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu jam kelahiran.
5)      Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dulu selimuti bayi dengan kain atau selimuti bersih dan kering. Bayi sebaiknya dimandikan (sedikitnya) enam jam setelah lahir. Jangan memandikan bayi setidak-tidaknya 6 jam setelah lahir. 

9.      Rangsangan taktil
Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan stimulasi. untuk bayi yang sehat, hal ini biasanya cukup untuk merangsang terjadinya pernafasan spontan. jika bayi tidak memberikan respon terhadap pengeringan, rangsangan dan menunjukkan tanda-tanda kegawatan, segera lakukan untuk membantu pernafasan.
1)      Macam-macam Reflek :
1)      Pada mata , pupil bila diberi cahaya akan mengecil
2)      Rooting reflek (reflek mencari puting susu): bayi akan menoleh kearah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk menghisap benda yang disentuhkan tersebut.
3)      Grasp reflek (reflek menggenggam): bila jari kita menyentuh telapak tangan, maka jari-jarinya akan menggenggam dengan kuat.
4)      Babinski reflek (pada anggota bawah telapak kaki, bila jari-jari yang lain membengkok kedepan dan membengkok kedepan)
5)      Moro reflek (reflek emosional): bila bayi diangkat akan seolah-olah mengangkatkan tubuh pada orang yang mendekatnya.
6)      Startle reflek (reflek emosional): hentakan dan gerakan seperti mengenjang pada lengan dan tangan disertai tangisan yang kuat
7)      Tonick nek reflek: gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila bayi ditengkurapkam ia akan spontan memiringkan kepala.
8)      Swallowing reflek (reflek menelan): kumpulan ASI didalam mulut bayi mendesak otot-otot daerah mulut dan faring untuk mengaktifkan reflek menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung.


2)      Bentuk rangsangan taktil yang harus dihindari.
Bentuk rangsangan taktil yang tidak boleh dilakukan
Bahaya/resiko
Menepuk bokong
Trauma dan luka
Meremas rongga dada
Fraktur
Penemotoraks
Gawat nafas
Kematian
Menekan kedua paha bayi ke perutnya
Ruptura hati atau limfa
Perdarahan didalam
Medilatasi  sfingter ani
Sfingter ani robek
Menempelkan kompres panas atau dingin atau menempatkan bayi di air panas atau dingin
Hipotermia
Hipertermia
Luka bakar
Mengguncang bayi
Kerusakan otak
Meniupkan oksigen atau udara dingin ketubuh bayi
Hipotermia

10.  Pemberian Vitamin K
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg  Intra Muscular di paha kiri segera mungkin untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defesiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir. ½ jam setelah lahir di injeksi vitamin K.
1)      Latar belakang:
1)      67% AKB merupakan kematian neonatus, diantaranmya perdarahan akibat defisiensi Vit K
2)      Perdarahan spontan atau perdarahan karena proses lain
3)      Kejadian : usia 2 minggu – 6 bulan
4)      Perdarahan intrakranial : komplikasi tersering (63%)


2)      Faktor resiko antara lain :
1)      Rendahnya kandungan vit K1 dalam ASI
2)      Belum sempurnanya fungsi hati pada bayi baru lahir, terutama prematur
3)      Konsumsi obat-obatan selama hamil
4)      Adanya diare/sindrom malabsorpsi

3)      Rekomendasi :
1)      Semua bayi baru lahir harus mendapatkan profilaksis vitamin K1
2)      Jenis imunisasi vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1
3)      Cara pemberian vitamin K1 adalah secara intamuskular atau oral
4)      Dosis yang diberikan untuk semua bayi baru lahir adalah :
a)      Intramuskular, 1 mg dosis tunggal atau
b)      Oral, 3 kali @ 2mg, diberikan pada waktu bayi baru lahir, umur 3-7 hari, dan pada saat bayi berumur 1-2 bulan.

4)      Tujuan pemberian vitamin K
1)      Profilaksis: pada bayi baru lahir
2)      Terapi: PDVK
a)      Perdarahan spontan atau akibat trauma
b)      Umum  : perdarahan kulit, mata, hidung, dan saluran cerna,    hematomegali ringan
c)      Perdarahan intrakranial

5)      Pemberian vitamin K intramuskuler :
1)      Prosedur atau tindakan klinik  
a)      Dilakukan dalam kerangka membantu perawatan atau pengobatan BBL
b)      Dilakukan oleh dokter, bidan dan atau perawat.


2)      Harus diperhatikan → dampak atau efek samping
a)      Akibat obat yang diberikan
b)      Akibat cara pemberian/prosedur

3)      Vitamin K1 (phytomenadione)
Kemasan ampl : 10 mg / ml dan 2 mg / ml
4)      Cara pemberian
Lokasi : muskulus quadriseps pada bagian antero-lateral paha
Risiko kecil injeksi secara IV atau mengenai tulang femur dan jelas pada nervus skiatikus
5)       Efek samping / komplikasi pemberian Vit K
a)      Akibat Vit K 1
(efek farmakologik, reaksi alergi/ kepekaan genetik )
                                                             (1)            Reaksi anafilaksis (pemberian IV )
                                                             (2)            Anemia hemolitik (vit K 3)
                                                             (3)            Hiperbilirubunemia (dosisi tinggi)
b)      Kesalahan prosedur, kesalahan teknik :
(1)   Salah lokasi injeksi
(a)    Menusuk arteri atau vena
(b)   Jejas pada saraf
(c)    Kerusakan jaringan lokal
(d)   Hematoma pada lokasi suntikan
(2)   Suntikan tidak steril
(a)    Infeksi lokal karena kontaminasi abses, selulitis
(b)   Reaksi sistemik : infeksi, sepsis, bila terkontaminasi staphylococcus aureus → beberapa jam sakit
6)      Upaya menghindari komplikasi :
a)      Memilih obat yang tepat → vit K1
b)      Memilih area penyuntikan yang tepat
c)      Menentukan dengan tepat petunjuk secara anatomis
d)     Membersihkan area penyuntikan
e)      Mencari tempat alternatif untuk penyuntikan berikutnya
f)       Melakukan aspirasi sebelum penyuntikan
g)      Menghindari mengeluarkan obat ( “tracking” ) kejaringan superfisial
h)      Menggunakan jarum yang cukup panjang untuk mencapai tempat penyuntikan yang dituju

11.  Perawatan mata
Tetesan mata untuk pencegahan infeksi mata dapat diberikan setelah ibu dan keluarga memotong dan diberi ASI. Pencegahan infeksi tersebut menggunakan salep mata tetrasiklin 1%. Salep antibiotik tersebut harus diberikan dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran.  Cara pemberian profilaksis mata :
a.       Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir)
b.      Jelaskan apa yang akan dilakukan dan tujuan pemberian obat tersebut
c.       Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju kebagian luar mata.
d.      Ujung tabung salep mata tak boleh menyentuh mata bayi
e.       Jangan menghapus salep mata dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak mengahapus obat-obatan tersebut.

12.  Identifikasi BBL
Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatkan sampai waktu bayi dipulangkan.
a.       Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.


b.      Pada alat/ gelang identifikasi harus tercantum :
1)      Nama
2)      Tanggal Lahir
3)      Jenis Kelamin
4)      Sidik telapak kaki bayi dan jari ibu
c.       Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identitas.
d.      Sidik telapak tangan kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak dicatatan yang tidak mudah hilang, ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catatan dalam rekam medik. (Abdul Bari Saefudin, 2002 : N-35)  

B.     KUNJUNGAN
Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin komplikasi yang terjadi pada bayi sehingga dapat segera ditangani dan bila tidak dapat ditangani maka dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap untuk mendapatkan perawatan yang optimal. Jadwal kunjungan neonatus atau bayi baru lahir antara lain:
1.      Kunjungan I
Dilakukan pada 6 jam pertama setelah persalinan.
a.       Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering. Menilai penampilan bayi secara umum yaitu bagaimana penampakan bayi secara keseluruhan dan bagaimana ia bersuara yang dapat menggambarkan keadaan kesehatannya.
b.      Tanda-tanda pernapasan, denyut jantung dan suhu badan penting untuk diawasi selama 6 jam pertama.
c.       Menjaga tali pusat agar tetap bersih dan kering.
d.      Pemberian ASI awal.
2.      Kunjungan II
Pada hari ke-3 setelah persalinan
a.       Menanyakan pada ibu mengenai keadaan bayi
b.      Menanyakan bagaimana bayi menyusui.
c.       Memeriksa apakah bayi terlihat kuning (ikterus)
d.      Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan apakah baunya busuk
3.      Kunjungan III
Pada minggu ke-2 setelah persalinan
a.       Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu pasca salin
b.      Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup
c.       Bayi harus mendapatkan imunisasi
4.      Kunjungan IV
Pada 6 minggu setelah kelahiran
a.       Memastikan bahwa laktasi berjalan baik dan berat badan bayi meningkat
b.      Melihat hubungan antara ibu dan bayi.
c.       Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk penimbangan dan imunisasi

C.    Kebutuhan fisik meliputi Nutrisi, Cairan, Personal higiene
1.    Pemberian minum
a.         Pengertian  ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia bayi.
b.        Pedoman menyusui ASI antara lain:
Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera setelah minimal 1 jam.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat.
c.         Perawatan payudara selama ibu menyusui
Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui untuk mencegah lecet. Jika mengalami bendungan payudara atau mastitis tetap susukan ke bayi sesering mungkin serta lakukan perawatan payudara.

2.    Menolong BAB pada Bayi
BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feces berwana kehitaman, hari 3-6 feces tarnsisi yaitu warna coklat sampai kehijauan karena masih bercampur mekoneum, selanjutnya feces akan berwarna kekuningan. Segera bersihkan bayi setiap selesai BAB agarbtidak terjadi iritasi didaerah genetalia.
3.    Menolong BAK pada bayi
Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam pertama kelahirannya, BAK lebih dari 8 kali sehari salah satu tanda bayi cukup nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti popok supaya tidak terjadi ritasi didaerah genetalia.
4.    Kebutuhan Istirahat/ tidur
Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam setelah usia 3 bulan. Jaga kehangatan bayi dengan suhu kamar yang hangat dan selimut bayi.
5.    Menjaga kebersihan kulit
Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahiran, sebelum mandi sebaiknya periksa suhu tubuh bayi. Jika terjadi hipotermi lakukan skin to skin dan tutpi kepala bayi dengan ibu minimal 1 jam. Sebaiknya bayi mandi minimal 2 kali sehari, mandikan dengan air hangat dan di tempat yang hangat.
6.    Menjaga keamanan bayi
Hindari memberikan makanwan selain ASI, jangan tinggalkan bayi sendirian, jangan menggunakan alat penghangat buatan.
7.    Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi
a.   Sulit bernafas
b.  Hipotermi atau hipertermi
c.   Kulit bayi kering, biru, pucat, atau memar
d.  Hisapan melemah, rewel, muntah, mengnatuk
e.   Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah
f.   Tanda-tanda infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan, sulit bernafas
g.  Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK selama 24 jam
h.  Diare
i.    Menggigil, rewel, lemas, ngantuk, kejang
8.    Penyuluhan sebelum bayi pulang
a.    Perawatan tali pusat
b.    Pemberian ASI
c.    Refleks laktasi
d.   Memulai pemberian ASI
e.    Posisi menyusui
f.     Jaga kehangatan bayi
g.    Mencegah kehilangan panas
h.    Tempatkan dilingkungan yang hangat
i.      Tanda-tanda bahaya
j.      Iminisasi
k.    Perawatan harian



BAB III
TINJAUAN KASUS
By. Ny. N Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Umur 0 Hari Periode Reaktifitas I

A.    KASUS
1.      PENGKAJIAN
Identitas / Biodata
Nama Bayi                  : By. Ny. N
Umur                            : 0 Hari
Jenis Kelamin              : Perempuan
Nama Ibu                     : Ny. N           Nama Ayah     : Tn. A
Umur                           : 19 Tahun                   Umur :24 tahun
Pekerjaan                      : IRT                           Pekerjaan:Wiraswasta
Pendidikan                  : SMA                                    Pendidikan      : SMA
Suku / Bangsa              : Jawa/Indonesia        Suku/Bangsa:Jawa/Indonesia
Agama                          : Islam                                    Agama             : Islam
Alamat                         : Damarwulan RT 07/RW 01

Anamnesis Pada Tanggal: 18 Desember 2014 Pukul 10.00 WIB
Jenis Anamnesa                : Allow Anamnesa

1.      Keluhan Utama / Alasan Datang :
Bayi Lahir Spontan Pervaginam Jam 09.48 WIB, Perempuan Menangis Kuat, Gerak Aktif dan Seluruh Tubuh Merah Jambu.

2.      Riwayat Antenatal
2.1  G1P0A0 Ah 0
2.2  ANC                                                   : Teratur, >4x di Bidan
2.3  Kenaikan BB Selama Hamil               : 12 Kg
2.4  Riwayat Penyakit Selama Hamil        :
Ny. N Mengatakan Tidak Pernah Menderita Penyakit Seperti Jantung Berdebar-debar, Kepala Pusing Hebat, Batuk Berkepanjangan, Sesak Napas, Sering Haus, Sering Lapar dan Sering Kencing.



2.5  Komplikasi Ibu:
Ibu Mengatakan Selama Hamil Tidak Ada Keluhan Seperti Mual,Muntah yang Berlebihan, Perdarahan Baik Hamil Muda Maupun Hamil Tua, tidak Ada Keluhan Pusing Hebat.

 2.6 Komplikasi Janin                     :
Ibu Mengatakan Selama Hamil tidak Ada Keluhan Seperti Janin tidak Bergerak Maupun Kurang Air Ketuban Banyak Maupun Kurang, tidak Ada Keturunan Kembar.

2.7 Kebiasaan Waktu Hamil           :
·         Makanan                             : Tidak Ada Pantangan
·         Obat-obatan/Jamu              : Tidak Pernah
·         Merokok                             : Tidak Pernah

3.      Riwayat Persalinan :
3.1 Umur Kehamilan                     : 41 Minggu
3.2 Tanggal/jam persalinan            :18 Desember 2014/09.48 WIB
3.3 Jenis Persalinan                       : Spontan
3.4 Lama Persalinan                      :
3.5 Penolong Persalinan                : Bidan
3.6 Komplikasi Ibu                       : Tidak Ada
3.7 Komplikasi BBL                     : Tidak Ada
3.8 Bounding Attachment                        : Ibu Menunjukkan Ekspresi Senang Saat Bayinya Menyusu.
3.9 Menetek Pertama Kali : Tidak dilakukan IMD tapi Bayi disusui 1 jam setelah lahir.

     3.10 Nilai Apgar 1/5/10
No
Kriteria
1 Menit
5 Menit
10 Menit
1
Denyut jantung
110x/menit
110x/menit
110x/menit
2
Pernapasan
Teratur dan menangis kuat
Teratur dan menangis kuat
Teratur dan menangis kuat
3
Tonus Otot
Anggota tubuh sedikit fleksi
Seluruh tubuh gerak aktif
Seluruh tubuh gerak aktif
4
Reflek
Menangis
Menangis
Menangis
5
Warna kulit
Merah muda
Merah muda
Merah muda

Total
9
10
10

II. PEMERIKSAAN
1.      Pemeriksaan Fisik Umum
a.       Keadaan Umum          : Baik
b.      Tanda Vital                
·         RR                   :80x/menit,teratur
·         Suhu                : 370C
·         Nadi                : 120x/menit

2.      Antropometri
·         BB/PB/LK/LD      : 3200 gram/50 cm/33 cm/32 cm

3.      Pemeriksaan Fisik Khusus
a.       Kepala
·         Muka                     : Simetris, tidak oedem
·         Ubun-ubun            : Tidak ada penonjolan/penekanan pada fontanela,tidak ada penonjolan pada sutura
·         Mata                      : Bersih,tidak ada pembengkakan pada kelopak mata
·         Telinga                  : Bersih,simetris dan ujung atas telinga terletak diatas garis imajiner
·         Mulut                    : Bersih,tidak ada mukus,palatum normal
·         Hidung                  : Bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung
b.      Leher                           : Klavikula teraba kanan dan kiri
c.       Dada                           : Simetris, nafas teratur
d.      Abdomen                    : Hati tidak teraba, tidak ada perdarahan pada tali pusat, terdapat 2 vena dan 1 arteri
e.       Punggung                    : Halus dan tidak ada tumpukan rambut pada punggung bawah, tidak ada spinabifida atau pembengkakan.
f.       Genetalia                     : Labia minora sudah tertutup oleh labia mayora
g.      Anus                            : Normal, tidak ada kelainan
h.      Ekstremitas                 : Atas normal, jari-jari lengkap, tidak keriput,tidak sindaktili, tidak bawah: tungkai normal,jari-jari lengkap,tidak sindaktili,tidak polidaktili

4.      Reflek
a.       Moro                           : Baik,bila bayi dikagetkan bayi mengangkat tangannya
b.      R. Babynsky               : Baik,jari jempol mengarah kedepan dan jari lainnya mengembang jika kaki dirangsang
c.       R. Rooting                  : Baik,saat putting ibu didekatkan ke mulut bayi,bayi langsung menoleh
d.      R. Walking                  : Belum
e.       R.Graps                       : Baik, tangan menggenggam bila disentuh
f.       R. Sucking                  : Baik,saat menyusu bayi menghisap kuat dan tidak tersedak
g.      R. Tonic Neck             : Belum

5.      Eliminasi
a.       Miksi                           : Belum

b.      Defekasi                      : Belum


Hari, Tanggal, jam

 Diagnosa          kebidanan
     Tujuan
   Tindakan
     Evaluasi
Kamis, 18 Desember 2014 Jam 10:00 WIB
























Bayi Ny. N Neonatus cukup bulwn sesuai masa kehamilan umur 0 hari  (priode reaktifitas 1)
Ds:
1, bayi lahir jam 09.48 WIB, prempuan menangis kuat, tubuh merah muda dan bergerak aktif

Do:
1.      Tidak ada kelainan
2.      Apgar score 9/10/10
3.      KU baik
4.      RR: 80x/menit
5.      N : 120x/menit
6.      S: 370C
7.      BB bayi : 3200 gram
8.      PB :50 Cm
9.      LK/LD :33/32
Setelah dilakukan tindakan segera lahir sampai 2 jam diharapkan:
1.      Kondisi fisik bayi dalam keadaan sehat, ditandai dengan :
a.       Suhu: 36,5 -37,5 0C
b.      RR : 40-80x/menit
c.       110-160x/menit
d.      KU : baik
e.       BB : 2500-4000 gr
PB : 48-52 cm
LK : 33 – 35 cm
LD: 30-38 cm
f.       Status present : baik
g.      Reflek primitif ; baik
h.      Bayi menangis kuat, pernafasan teratur, selyryh tubuh berwarna merah jambu, bergerak aktif, denyut jantung normal.
i.        Tubuh tidak sianosis dan latergis
j.        Akral tidak dingin
2.      Tidak terjadi infeksi neonatorum, sperti  tidak ada pembengkakan, tidak ada pus, tidak ada kemerahan pada kulit






3.      Tidak di temukan tanda- tanda infeksi pada bayi


4.      Terjadi ikatan antara ibu dan bayi



5.      Setelah dilakukan tindakan KIE selama ibu mengerti dan memahami tentang tanda bahaya bayi baru lahir




1.1 hangatkan bayi dan isap lendir


1.2 lakukan APGAR SCORE

1.3 Lakukan penilaian fisik
















2.1 Kaji tanda-tanda infeksi
2.2 Lakukan perawatan tali pusat
2.3 Beri injeksi vitamin K
2.4 Beri profilaksis mata





3.1 Kaji reflek hisap
3.2 Kaji warna kulit bayi
3.3 Kaji eliminasi

4.1 Lakukan rawat gabung antara ibu dan bayi
4.2 lakukan kontak kulit antar ibu dan bayi

5.1  Berikan KIE tanda bahaya bayi baru lahir










S:
-ibu senang dengan kelahiran bayinya
- ibu senang ketika bayinya menyusu
O:
Tidak ditemukan kelainan
-          Suhu: 370C
-          RR : 180x/menit
-          N : 120x/menit
-          Ku : baik
-          BB: 3200 kg
-          PB : 50 cm
-          LK : 33 CM
-          LD : 32 cm
-          Status present: baik
-          Reflek primitif baik
-          Bayi menangis kuat, pernafasan teratur,seluruh tubuh berwarna merah jambu, bergerak aktif, denyut jantung normal
-          Tubuh tidak sianosis dan latergis
-          Akral tidak dingin
-          Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi neonatorum



III. PELAKSANAAN TINDAKAN
Hari, Tanggal, Jam
Diagnosis Kebidanan
Tindakan
Evaluasi Tindakan
Paraf
Kamis, 18 Desember 2014
Jam 10.00 WIB



10 : 20 WIB





10 : 30 WIB







10 : 35 WIB



10 : 40 WIB






10 : 50
Bayi Ny. N Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 0 hari (priode reaktivitas 1)
1. hangatkan bayi dengan cara : keringkan dengan kain bersih dan kerin kemudian isap lendir

2. lakukan penilaian APGAR Score menit 1/5/10 yang meliputi warna kulit, pernafasan, aktifitas, denyut jantung, reflek rangsangan

3. Lakukan perawatan tali pusat





4. berikan injeksi vitamin K dan salep mata


5.  lakukan pemeriksaan fisik bayi, meliputi; status present, antropometri, refleks atau prilaku bayi



6.      Lakukan ikatan antara orang tua dengan bayi ( rawat gabung )

7.      Berikan KIE tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
Ds: -
Do: Suhu 37 0C



DS: -
DO: APGAR Score 1/5/10 adalah 9/10/10




DS:-
DO: Tali pusat masih basah terdapat dua arteri dan vena, tidak di temukan tanda- tanda inveksi

DS:-
DO: Tidak ditemukan tanda-tanda perdarahan dan infeksi
DS:-
DO: Tidak di temukan kelainan KU : baik status present baik, reflek baik, BB :3200 gr PB : 50 cm LK:33 cm LD : 32 cm

Ds: -
Do: ibu menerima bayinya ditunjukkan dengan adanya belaian, diajak bicara.
Ds:
Do: ibu memperhatikan dengan baik ketika dijelaskan tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir





CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa Kebidanan
Hari, Tanggal, Jam
                                                                           Evaluasi
Paraf
           S
              O
            A
                  P
Bayi Ny. N
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 0 hari(priode reaktivitas 1)
Kamis, 18 Desember 2014
Jam 11:00 WIB
-          Ibu senang dengan kelahiran bayinya

-          Ibu senang ketika bayinya menyusu
KU : baik,APGAR Score 9/10/10
BB : 3200 gr, PB : 50 cm, LK/LD 33/32 Cm
Pemeriksaan umum ( status present ) dalam batas normal
Refleks primtive semua baik
BAK dan BAB belum ibu menerima informasi sesuai yang diberikan bidan
Bayi Ny. N Neonatus cukup bulan sesuai umur kehamilan umur 0 hari (periode reaktivitas II)
1.      Tetap jaga kehangatan tubuh bayi
2.      Penuhi kebutuhan ASI
3.      Kaji eliminasi
4.      Lakukan perawatan tali pusat
5.      Personal hygine
6.      Kaji kembali reflek primitive
7.      Kaji kembali tanda bahaya pada BBL
8.      KIE perwatan bayi baru lahir sehari-hari