truth


counters

nama

Tuesday 25 February 2014

makalah keb. istirahat dan tidur kasus insomnia



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang

Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur untuk dapat  mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit  agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup,  maka jumlah energi yang diharapkan dapat memulihkan status kesehatan dan  mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu,  orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya. Oleh karena itu, penulis membuat makalah dengan judul “KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR”.

B.   Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian istirahat dan tidur?
2.      Bagaimana fisiologi tidur?
3.      Apa saja jenis tidur?
4.      Apa fungsi dan tujuan tidur?
5.      Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur?
6.      Apa saja gangguan atau masalah tidur?

C.   Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian istirahat dan tidur.
2.      Untuk mengetahui fisiologi tidur.
3.      Untuk mengetahui jenis tidur.
4.      Untuk mengetahui fungsi dan tujuan tidur.
5.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur.
6.      Untuk mengetahui gangguan atau masalah tidur.



BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Istirahat dan Tidur
a.       Istirahat
Istirahat adalah keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat, diantaranya: merasa segala sesuatu dapat diatasi, merasa diterima, mengetahui apa yang sedang terjadi, bebas dari gangguan ketidaknyamanan, mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan, mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.
b.      Tidur
Tidur adalah kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986). Tidur memiliki ciri, yaitu adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, dan terjadinya penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.
B.   Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Dalam keadaan sadar, neuron dalam Recticular activating system (RAS)  akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. RAS memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan. Juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Pada saat tidur, terdapat pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah yaitu Bulbar syncronizing regional (BSR). Sedangkan saat bangunnya seseorang tergantung dari keseimbangan implus yang diterima di pusat otak dan sistem limbiks.



C.   Jenis Tidur
Terdapat dua jenis tidur yaitu :
1.      Tidur Gelombang Lambat/ Nonrapid Eye Movement (NREM)
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur dalam, istirahat penuh, dengan gelombang otak yang lebih lambat. Ciri-cirinya adalah mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun, metabolisme turun dan gerakan bola mata lambat.
a.       Tahap I
Merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri: rileks, masih sadar dengan lingkungan,merasa mengantuk,bola mata bergerak dari samping ke samping, frekueansi nadi dan nafas seadikit menurun, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama lima menit.
b.      Tahap II
Merupakann tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun berciri : Mata umumnya menetap, denyut jantung dan freakuensi nafas menurun, temperature tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir 5-10 menit.
c.       Tahap III
Merupakann tahap tidur berciri : denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat, di sebabkan oleh dominasi sistem saraf parasimpatis dan sulit banngun.
d.      Tahap IV
Merupakan tahap tidur berciri : Kecepatan jantung dan pernafasan turun, jaranng bergerak dan sulit di bangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambunng turun, tonus otot turun.

2.      Tidur Paradoks/ Rapid Eye Movement (REM)
Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, rata-rata 90 menit. Periode pertam terjadi selama 80-100 menit, namun bila kondisi oranng sangat lelah maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri-cirinya antara lain:
a.       Biasanya di sertai dengan mimpi aktif
b.      Lebih sulit di bangunkan dari pada selama tidur nyeyak gelombang lambat.
c.       Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertentu.
d.      Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur.
e.       Pada oto perifer terjadi bebrapa gerakan otot yang tidak teratur.
f.        Mata cepat tertutup dan cepat terbuka, nadi cepat dan inregular, tekanan darah meningkat dan fluktuasi, sekresi gaster meningkat, metabolisme meningkat.
g.       Pada tidur ini sangat penting untuk keseimbangan mental, emosi dan berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.

D.   Fungsi dan Tujuan Tidur

Fungsi dan tujuan tidur antara lain:
1.      Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.
2.      Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
3.      Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.
4.      Memelihara fungsi jantung.
5.      Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
6.      Menyimpan energi.
7.      Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
8.      Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
E.   Faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Tidur

1.      Penyakit
Seseorang yang sedang sakit dapat menjadikan orang itu kurang tidur atau bahkan tidak bisa tidur karena penyakitnya itu.  
2.      Stres Psikologis
Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
3.      Obat-obatan
Obat golongan diuretik dapat mempengaruhi proses tidur (insomnia), antidepresan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan tidur.
4.      Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Sebaliknya kebutuhan nutrisi yang kurang akan menyebabkan sulit tidur.
5.      Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur . Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat seseorang dapat tidur dengan nyeyak dan sebaliknya.

6.      Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat meanimbulkan gangguan proses tidur.
7.      Aktivitas
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru akan menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.

F.    Gangguan atau Masalah Tidur

1.      Insomnia
Insomnia adalah suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya. Tanda-tanda Insomnia yaitu kecemasan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur di malam hari, menderita depresi, terbangun beberapa kali di malam hari, dan tidak merasa cukup istirahat meskipun tidur malam. Penyebab Insomnia yaitu efek samping dari obat-obatan, makan terlalu banyak sebelum tidur, depresi, menderita gangguan kecemasan, mengkonsumsi kafein terlalu banyak, minum alkohol terlalu banyak, perubahan dalam lingkungan, perubahan waktu kerja, dan stres.
2.      Parasomnia
Parasomnia adalah kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola tidur seperti somnambulis (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak.
3.      Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan terutama pada siang hari.
4.      Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada siang hari.
5.      Apnea tidur dan Mendengkur
Mendengkur yang disertai dengan apnea dapat menjadi masalah dalam tidur karena jika terjadi apnea dapat mengacaukan saat bernapas dan bahkan dapat menyebabkan henti napas sehingga menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun dan denyut nadi menjadi tidak teratur.
6.      Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak.

BAB III
KASUS
A.   Contoh Kasus

Ny T mengalami kesulitan memulai tidur dan hanya tidur kurang lebih tiga jam dalam satu malam tetapi setiap satu jam sekali selalu terbangun. Kondisi ini mengakibatkan Ny T selalu merasa tubuhnya tidak fresh dan berat badannya mengalami penurunan dari 52 kg menjadi 47 kg. Penyebab Ny T mengalami insomnia adalah suami Ny T menuduh Ny T telah berselingkuh karena hasutan tetangga yang tidak suka pada Ny T. Ny T berusaha menjelaskan pada suaminya bahwa dirinya tidak berselingkuh, tetapi suami Ny T tetap tidak percaya. Suami Ny T selalu marah-marah pada Ny T dan melarang Ny T untuk berbincang-bincang dengan tetangga di luar rumah. Suami Ny T juga pelit dalam memberikan uang belanja dan melarang Ny T untuk berdagang. Pada awalnya, Ny T berusaha untuk tidak terlalu serius dalam memikirkan masalahnya dan menuruti keinginan suaminya, namun suami Ny T tetap memperlakukan Ny T dengan buruk. Suami Ny T selalu memarahi Ny T sehingga Ny T selalu memikirkannya dan merasa tertekan. Ny T dan suaminya juga pisah ranjang. Ny T juga takut bercerita pada suaminya bahwa dirinya mengalami kesulitan tidur setiap hari.

B.   Analisis Kasus

Pada kasus di atas jika kita cermati merupakan kasus insomnia. Karena pada kasus di atas menunjukkan gejala-gejala insomnia, seperti kesulitan memulai tidur, selalu terbangun setiap satu jam sekali, waktu tidur kurang lebih hanya tiga jam dalam satu malam, selalu merasa tubuhnya tidak fresh, dan mengalami kesulitan tidur lebih dari enam bulan. Jika kita analisis, penyebab insomnia pada kasus di atas adalah karena mengalami KDRT dari suaminya yang mengakibatkan si istri tertekan dan selalu memikirkan masalahnya sehingga terjadilah insomnia. Dampak insomnia yang dialami si istri pada kasus di atas adalah selalu merasa tubuh tidak fresh dan mengalami penurunan berat badan dari 52 kg menjadi 47 kg.
Insomnia adalah suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya. Insomnia yang terjadi karena faktor psikologis sebaiknya diobati dengan psikoterapi karena penyebabnya adalah faktor-faktor psikologis. Penting bagi penderita insomnia untuk secara terbuka mengatakan pada psikolog,terapis atau konselor tentang awal mula penyebab insomnia sehingga dapat ditentukan terapi apa yang sebaiknya diberikan. Selain itu, keluarga si penderita insomnia juga harus memberi dukungan pada penderita agar insomnia yang dialaminya perlahan-lahan dapat sembuh. Insomnia karena faktor psikologis dapat dicegah dengan cara memanage stres secara positif dan jika ada masalah sebaiknya sharing pada seseorang yang dapat dipercaya.
Ada beberapa terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia, yaitu:
1.      CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya masih berharga.
2.      Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si penderita insomnia.
3.      Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan melarang si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
4.      Relaxation Therapy
Relaxation Therapy berguna untuk membuat si penderita rileks pada saat dihadapkan pada kondisi yang penuh ketegangan.
5.      Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si penderita yang salah mengenai tidur.
6.      Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.

   



BAB IV
PENUTUP
A.   Kesimpulan

Istirahat dalah keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Sedangkan tidur adalah kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986).
Insomnia adalah suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya. Penyebab Insomnia yaitu efek samping dari obat-obatan, makan terlalu banyak sebelum tidur, depresi, menderita gangguan kecemasan, mengkonsumsi kafein terlalu banyak, minum alkohol terlalu banyak, perubahan dalam lingkungan, perubahan waktu kerja, dan stres.

B.   Saran

Untuk menjaga keadaan kita tetap sehat dan fit, kita harus menjaga kebutuhan istirahat dan tidur kita sesuai kebutuhan agar kita dapat melakukan berbagai kegiatan dengan baik.

makalah perubahan fisiologis kala 1 meliputi kontraksi uterus, pembentukan segmen atas dan bawah rahim, perkembangan retraksi ring, penarikan serviks, pembukaan OUI & OUE, show, tonjolan kantong ketuban, dan pemecahan kantong ketuban.



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
     Persalinan adalah proses fisiologis yang dialami oleh seorang wanita dalam masa akhir kehamilannya yang diikuti oleh perubahan fisiologis dan psikologis yang akan dialami oleh ibu bersalin. Dalam menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) dibutuhkan penolong persalinan yang terampil dan mampu memberikan asuhan persalinan kepada ibu bersalin secara komprehensif.
      Sejumlah perubahan fisiologis normal akan terjadi selama persalinan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara klinis bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat mengintreprestasikan tanda-tanda,gejala tertentu dan penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah normal apa tidak persalinan kala I. Oleh sebab itu, penulis membuat makalah dengan judul “Perubahan Fisiologis pada Kala I”.

B.   Rumusan Masalah
Apa saja perubahan fisiologi pada kala I meliputi kontraksi uterus, pembentukan segmen atas dan bawah rahim, perkembangan retraksi ring, penarikan serviks, pembukaan OUI & OUE, show, tonjolan kantong ketuban, dan pemecahan kantong ketuban?

C.   Tujuan
Untuk mengetahui perubahan fisiologi pada kala I meliputi kontraksi uterus, pembentukan segmen atas dan bawah rahim, perkembangan retraksi ring, penarikan serviks, pembukaan OUI & OUE, show, tonjolan kantong ketuban, dan pemecahan kantong ketuban.

BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan Fisiologis Kala I
            Sejumlah perubahan fisiologis normal akan terjadi selama persalinan kala I. Perubahan fisiologis kala I tersebut meliputi kontraksi uterus, pembentukan segmen atas dan bawah rahim, perkembangan retraksi ring, penarikan serviks, pembukaan OUI & OUE, show, tonjolan kantong ketuban, dan pemecahan kantong ketuban.

A.  Kontraksi Uterus
Konstraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos uterus dan penurunan hormon progesteron yang menyebabkan keluarnya hormon oksitosin.
B.  Pembentukan Segmen Atas Rahim dan Segmen Bawah Rahim
Segmen Atas Rahim (SAR) terbentuk pada uterus bagian atas dengan sifat otot yang lebih tebal dan kontraktif,terdapat banyak otot sorong dan memanjang.Sar terbentuk dari fundus sampai ishimus uteri.
Segmen Bawah rahim (SBR) terbentang di uterus bagian bawah antara ishimus dengan serviks dengan sifat otot yang tipis dan elastis,pada bagian ini banyak terdapat otot yang melingkar dan memanjang.
C.  Perkembangan Retraksi Ring
Retraksi ring adalah batas pinggiran antara SAR dan SBR,dalam keadaan persalinan normal tidak tampak dan akan kelihatan pada persalinan obnormal,karena konstraksi uterus yang berlebihan,retraksi ring akan tampak sebagai garis atau batas yang menonjol di atas simpisis yang merupakan tanda dan ancaman ruptur uterus.
D.  Penarikan Serviks
Pada akhir kehamilan otot yang mengelilingi ostium uteri internum (OUI) ditarik oleh SAR yang menyebabkan serviks menjadi pendek dan menjadi bagian dari SBR. Bentuk serviks menghilang karena canalis servikalis membesar dan membentuk Ostium Uteri Eksterna (OUE) sebagai ujung dan bentuknya menjadi sempit
E.   Pembukaan Ostium Uteri Interna dan Ostiun Uteri Eksterna
Pembukaan serviks disebabbkan karena membesarnya OUE karena otot yang melingkar disekitar ostium meregang untuk dapat dilewati kepala. Pembukaan uteri tidak saja terjadi karena penarikan SAR akan tetapi karena tekanan isi uterus yaitu kepala dan kantong amnion. Pada primigravida dimulai dari ostium uteri internum terbuka lebih dahulu baru ostium eksterna membuka pada saat persalinan trejadi. Sedangkan pada multi gravida ostium uteri internum dan eksternum membuka secara bersama-sama pada saat persalinan terjadi.
F.   Show
Show adalah pengeluaran dari vagina yang terdiri dan sedikit lendir yang bercampur darah,lendir ini berasal dari ekstruksi lendir yang menyumbat canalis servikalis sepanjang kehamilan,sedangkan darah berasal dari desidua vera yang lepas.
G.  Tonjolan Kantong Ketuban
Tonjolan kantong ketuban ini disebabbkan oleh adanya regangan SBR yang menyebabkan terlepasnya selaput korion yang menempel pada uterus,dengan adanya tekanan maka akan terlihat kantong yang berisi caiaran yang menonjol ke ostium uteri internum yang terbuka. Cairan ini terbagi dua yaitu fore water dan hind water yang berfungsi melindungi selaput amnion agar tidak terlepa seluruhnya. Tekanan yang diarahkan ke cairan sama dengan tekana ke uterus sehingga akan timbul generasi floud presur.
H.  Pemecahan Kantong Ketuban
Pada akhir kala satu bila pembukaan sudah lengkap dan tidak ada tahanan lagi,ditambah dengan konstraksi yang kuat serta desakan janin yang menyebabkan kantong ketuban pecah,diikuti dengan proses kelahiran bayi.
 
 
BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
            Sejumlah perubahan fisiologis normal akan terjadi selama persalinan kala I. Perubahan fisiologis kala I tersebut meliputi kontraksi uterus, pembentukan segmen atas dan bawah rahim, perkembangan retraksi ring, penarikan serviks, pembukaan OUI & OUE, show, tonjolan kantong ketuban, dan pemecahan kantong ketuban.

B.   Saran
            Seorang bidan sebaiknya mengetahui perubahan fisiologis pada kala I persalinan.