truth


counters

nama

Tuesday 25 February 2014

analisis ibu hamil TM II



KASUS III

        Seorang ibu datang ke klinik untuk memeriksakan kehamilannya. Dalam Anamnesa anda memperhatikan si ibu yang begitu gembira dan aktif berbicara. Ibu mengatakan bahwa rasa mual di waktu pagi dan kelelahannya dapat diatasi. Ia sangat senang merasakan gerak bayi untuk pertama kali. Ia menceritakan kepada anak-anaknya yang lain mengenai bayinya dan tampaknya perut ibu mulia membesar. Ia mengatakan bahwa bayi-bayinya yang dulu sangat kecil dan lemah dan ia menanyakan bagaimana ia dapat menolong bayinya untuk tumbuh .

Analisis Kasus
        Berdasarkan kasus diatas ibu memasuki trimester II, berikut adalah hasil analisisnya:

A.    IMUNISASI

            Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Manfaat imunisasi TT pada ibu hamil yaitu untu melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum dan melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus(bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan racun dan menyerang sistem saraf pusat. Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2x dengan dosis 0,5cc diinjeksikan intramuskular atau subcutan. Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT 1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil.


B.     TRAVELING
           
            Traveling atau bepergian boleh-boleh saja asal tidak mengancam kehamilan ibu dan sebaiknya sebelum bepergian ibu memeriksakan kondisinya. Pada Trimester II kehamilan memang sudah lebih kuat daripada pada trimester I tapi sebaiknya tetap berhati-hati. Refreshing atau liburan dengan jalan-jalan atau bepergian tidak dilarang tapi sebaiknya melakukan konsultasi pada tenaga kesehatan terlebih dahulu. Berikut syaratnya:
1.      Jangan terlalu lama dan melelahkan
2.      Tidak duduk  lama statis vena (vena stagnasi) karena menyebabkan trombofeblitis dan kaki bengkak
3.      Bepergian dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya hipoksia dan tekanan udara yang cukup dalam pesawat udara

C.    PERSIAPAN LAKTASI

            Persiapan laktasi pada masa kehamilan merupakan hal yang penting karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya. Pada Trimester II sebaiknya ibu melakukan perawatan payudara dilakukan 2x sehari sebelum mandi dan dimulai pada kehamilan 6 bulan. Manfaat perawatan payudara adalah
1.      Menjaga kebersihan payudara, terutama puting susu
2.      Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu (pada puting susu yang terbenam)
3.      Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI lancar.
4.      Mempersiapkan ibu dalam laktasi.


D.    PERSIAPAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN

            Pada umumnya memang rencana persalinan dibuat ketika memasuki Trimester III, tapi setidaknya rencana ini sekedar didiskusikan pada Trimester II untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima asuhan yang diperlukan nantinya. Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarganya dan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu. Ada 5 komponen penting dalam rencana persalinan.
1.      Membuat rencana persalinan
a.       Tempat persalinan.
b.      Memilih tenaga kesehatan terlatih.
c.       Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut..
d.      Bagaimana tranportasi ke tempat tersebut.
e.       Berapa banyak biaya yang diperlukan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut.
f.       Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.
2.      Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan saat pengambilan keputusan tidak ada.
a.       Siapa yang membuat keputusan utama dalam keluarga.
b.      Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawatdaruratan.
3.      Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan.
a.       Dimana ibu akan bersalin.
b.      Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi kegawatdaruratan.
c.       Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial.
4.      Membuat rencana atau menabung.
5.      Mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk persalinan.
E.     MEMANTAU KESEJAHTERAAN JANIN

            Pada Trimester II, pengkajian yang dapat dilakukan untuk mengawasi pertumbuhan janin antara lain adalah:
1.      Mengukur TFU dan Palpasi leopold
Beberapa penyebab TFU lebih besar dari usia kehamilan yaitu kehamilan ganda, polihidramnion, makrosomia janin, mola hidatidosa.
Bila TFU lebih kecil dari usia kehamilan dapat disebabkan oleh oligohidramnion, kelainan bawaan, dan gangguan pertumbuhan janin.
2.      Pengkajian DJJ
DJJ dapat terdengar pada usia kehamilan 20 minggu denagn menggunakan stetoscope monocular atau stetoscope leanec.
3.      Pergerakan atau Quickening
Pada Primigravida pergerakan janin dapat dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 18-20 minggu, sedangkan multigravida pada 16 minggu. Batas normal pergerakan janin selama 12 jam adalah minimal 10x gerakan janin yang dirasakan oleh ibu hamil.
4.      USG pada Trimester II yaitu
Digunakan untuk mengkaji usia kehamilan dan perkembangan janin, lokasi plasenta,serta mendiagnosa kehamilan ganda, hidrosepalus, serta membantu prosedur amniosintesis dan fetoskopi

F.     KUNJUNGAN ULANG

            Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama. Kunjungan antenatal minimal 4x selama kehamilan yaitu 1x Trimester I, 1x Trimester II, 2x Trimester III. Tujuan kunjungan ulang difokuskan pada pendeteksian komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan. Jadwal kunjungan ulang sebaiknya:
1.      Sampai dengan 28 minggu usia kehamilan, setiap 4 minggu.
2.      Antara 28-36 minggu usia kehamilan setiap 2 minggu.
3.      Antara 36 minggu sampai kelahiran, setiap minggu.
Isi kunjungan ulang yang harus dilakukan adalah:
a.       Riwayat kehamilan sekarang
1.      Gerakan janin
2.      Tanda-tanda bahaya
3.      Keluhan-keluhan lain
4.      Kekhawatiran-kekhawatiran lain
b.      Pemeriksaan fisik ibu
1.      Berat Badan
2.      Tekanan Darah
3.      Pemeriksaan ekstremitas
4.      Pengukuran TFU dan leopold
5.      Keadaan serviks dan ukuran pelvis
6.      Gejala/tandaa-tanda seperti sakit kepala, perubahan visus, sakit abdomen, nausea, muntah, perdarahan, disuria, air ketuban pecah dan lain-lain.
c.       Pemeriksaan Janin
1.      DJJ
2.      Ukuran janin(TBJ)
3.      Letak dan presentasi, engagement(masuknya kepala)
4.      Aktivitas
5.      Kembar atau tunggal
d.      Pemeriksaan laboratorium
Protein urine untuk mendeteksi preeklamsi dan Urine reduksi untuk mendeteksi Diabetes Mellitus. Hemoglobin dan hematokrit untuk mendeteksi anemia.
e.       Pemeriksaan panggul



G.    PEKERJAAN

            Seorang wanita hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari asal hal tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita pekerja, ia boleh tetap masuk kantor sampai menjelang partus. Pekerjaan jangan dipaksakan sehingga istirahat yang cukup selama kurang lebih 8 jam sehari.
            Pada partus prematurus imminens, ketuban pecah, menderita kelainan jantung, aktivitas sehari-hari harus dibatasi. Bila sedang bepergian, ia tidak boleh duduk terus menerus selama 1-2 jam, melainkan harus selang-seling dengan berdiri dan berjalan.
            Beberapa pekerjaan dianggap berbahaya atau bisa mencelakakan selama kehamilan. Beberapa  zat berbahaya seperti bahan kimia, radiasi atau pelarut sehari-hari dihadapi selama bekerja, dapat menjadi masalah dalam kehamilan. Hal lain yang mendapat perhatian adalah wanita yang sebagian besar waktu kerjanya dihabiskan dengan berdiri, biasanya melahirkan bayi yang lebih kecil, jika sebelumnya pernah mengalami persalinan prematur atau mempunyai leher rahim yang tidak kompeten, sebuah pekerjaan yang mengharuskan bergerak aktif dan banyak berdiri barangkali bukan pilihan yang bijaksana selama kehamilan.
            Seorang wanita yang hamil harus berhenti bekerja diluar rumah sangat tergantung dari jenis pekerjaannya, bahaya yang mengancam dalam lingkungan pekerjaannya dan seberapa besar energi fisik dan mental yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan itu.

H.    KETIDAKNYAMANAN DAN CARA MENGATASINYA

            Berikut adalah ketidaknyamanan yang biasa terjadi pada ibu hamil Trimester II:
1.      Konstipasi
a.       Banyak meminum cairan, khususnya air bening, air murni membantu isi perut lembut dan mudah dievaluasi.
b.      Makanan kaya serat.
c.       Makanan sari bekatul, biskuit bekatul, sereal biji terigu atau roti biji terigu.
d.      Dianjurkan berolah raga, seperti jarak dekat, khususnya sesaat sebelum makan pagi.
e.       Berlatihlah BAB, pegi ke WC pada saat yang khusus, seperti setelah sarapan pagi.
f.       Tidak dianjurkan menggunakan lakstif jika konstipasi berkelanjutan sebaiknya ke dokter.
2.      Kram Otot
a.       Dianjurkan sering istirahat.
b.      Sambil berdiri, berpegangan pada kursi untuk membantu dan menempatkan berat badan pada anda pada kaki yang mengalami kram.
c.       Sela kram kaki harus difleksi.
d.      Pengurutan daerah betis, suami dapat membantu untuk hal ini atau mengurut otot yang kram.
e.       Sangat baik dengan suplemen kalsium atau magnesium.
3.      Kelelahan
a.       Ibu dianjurkan untuk lebih banyak istirahat.
b.      Jika duduk mengangkat kaki atau sejajarkan.
c.       Tidur berbaring miring kiri/kanan.
d.      Latihan relaksasi dan pernapasan.
e.       Olahraga ringan,makanan yang mengenyangkan cukup nasi dan lauk pauk.
f.       Diet seimbang dan cukup memenuhi kebutuhan.
g.      Jika berlebihan ibu harus pergi ke dokter.
4.      Sering BAK
a.       Batasi intake cairan pada sore atau malam hari terutama sebelum tidur.
b.      Pakai duk perineum.
c.       Latihan kegel.
d.      Jangan berdiri terlalu lama sebelum tidur.
e.       Jika BAK terasa sakit, atau hal-hal lain segera ke dokter.
            Pada kasus di atas, ibu ketidaknyamanannya berupa mual dan muntah serta kelelahan, mual muntah dapat diatasi dengan makan sedikit tapi sering dan menghindari makanan yang berminyak dan berbau merangsang.

I.       TANDA BAHAYA DALAM KEHAMILAN
           
            Selama kunjungan antenatal, ibu mungkin mengeluhkan bahwa ia mengalami ketidaknyamanan. Kebanyakan dari keluhan ini adalah ketidaknyaman yang normal dan merupakan bagian dari perubahan yang terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan. Sebagai seorang bidan, penting bagi kita membedakan antara ketidaknyamanan normal dengan tanda-tanda bahaya.
a.       Tanda bahaya pada kehamilan dini:
1.      Perdarahan pervaginam
a.       Implantasi Bleeding
b.      Abortus
c.       Kehamilan molahidatidosa
d.      Kehamilan ektopik
2.      Hipertensi Gravidarum
b.      Tanda bahaya pada kehamilan lanjut:
1.      Perdarahan pervaginam
2.      Sakit kepala yang hebat
3.      Penglihatan kabur
4.      Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
5.      Keluar cairan pervaginam
6.      Gerakan janin tidak terasa
7.      Nyeri perut yang hebat
            Selama pemeriksaan antenatal, ibu mungkin akan memberitahukan jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut, atau dapat terdeteksi oleh bidan. Jika bidan menemukan suatu tanda bahaya ini, maka tindakan selanjutnya adalah melaksanakan semua kemungkinan untuk membuat suatu assesment/diagnosis dan membuat rencana penatalaksanaan yang sesuai.

J.      SUPPORT KELUARGA
            Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh, sehingga perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keluarga. Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga, dengan hadirnya seorang anggota baru dan terjadinya perubahan hubungan baru dalam keluarga, maka setiap anggota keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan. Dukungan keluarga pada Trimester II:
1.      Bersama sama dengan ibu untuk merencanakan persalinan
2.      Ikut mewaspadai adanya komplikasi dan tanda-tanda bahaya
3.      Bersama-sama mempersiapkan suatu rencana apabila terjadi komplikasi

K.    SUPPORT DARI TENAGA KESEHATAN
Dukungan dari tenaga kesehatan pada Trimester II:
1.      Mengajarkan pada ibu tentang nutrisi, perubahan bayi, tanda-tanda bahaya
2.      Bersama ibu dan keluarga dalam merencanakan kelahiran dan rencana kegawat daruratan

L.     RASA AMAN DAN NYAMAN SELAMA KEHAMILAN
           
            Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya adalah ayah sang anak. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasih oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama nifas. Ada dua kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama ia hamil. Kebutuhan  pertama ialah menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan kedua ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan mengasimilasi bayi tersebut ke dalam keluarga.
            Untuk menciptakan rasa nyaman dapat ditempuh dengan senam untuk memperkuat otot-otot, mengatur posisi duduk untuk mengatasi nyeri punggung akibat janin, mengatur berbagai sikap tubuh untuk meredakan rasa nyeri dan pegal, sikap berdiri yang membuat bayi leluasa, melatih sikap santai untuk menenangkan pikiran, dan menenangkan tubuh, melakukan relaksasi sentuhan, teknik pemijatan.

M.   PERSIAPAN MENJADI ORANG TUA
           
            Persiapan sebagai orang tua harus direncanakan sedini mungkin diantaranya:
a.       Bersama-sama dengan pasangan selama kehamilan dan saat melahirkan untuk saling berbagi pengalaman yang unik tentang setiap kejadian yang dialami oleh masing-masing
b.      Berdiskusi dengan pasangan tentang apa yang akan dilakukan untuk menghadapi status berbagai orang tua, seperti:
1.      Akomodasi bagi calon bayi
2.      Menyiapkan tambahan penghasilan
3.      Bagaimana apabila nanti tibanya saat ibu harus kembali bekerja
4.      Apa saja yang diperlukan untuk merawat bayi

N.    PERSIAPAN SIBLING
           
            Untuk mempersiapkan sang kakak dalam menerima kehadiran adiknya dapat dilakukan dengan:
a.       Menceritakan mengenai calon adik yang disesuaikan dengan usia dan kemampuannya untuk memahami, tetapi tidak pada usia kehamilan muda karena anak akan cepat bosan.
b.      Jangan sampai dia mengetahui tentang calon adiknya dari orang lain.
c.       Biarkan dia merasakan gerakan dan bunyi jantung adiknya
d.      Gunakan gambar-gambar mengenai cara perawatan bayi
e.       Sediakan buku yang menjelaskan dengan mudah tentang kehamilan, persalinan, dan perawatan bayi.
f.       Memperkenalkan pengasuh
g.      Beri kesempatan suami untuk turut mengurusinya agar anak sadar bahwa bukan hanya ibu yang dapat menyiapkan makanannya atau menemani tidurnya, tetapi ayah juga.
h.      Perlihatkan cinta ibu pada anak tertua
i.        Apabila sang kakak mengatakan  ketidaksukaan pada sang adik maka jangan panik.
j.        Tidak boleh memberikan kesan bahwa ada hal yang mungkin anak rasakan tapi tidak dapat dibicarakan.
k.      Tetapkan jadwal mandi dan waktu tidur bersama-sama dengan anak beberapa bulan sebelum tiba saat melahirkan, sehingga anak terbiasa denganrutinitas yang terjadi setelah melahirkan.
l.        Jika punya kesempatan, mulailah menempatkan anak pada kelompok bermain sebelum lahir.
m.    Upayakan waktu berjauhan dengan anak sesingkat mungkin, agar anak merasa tidak diabaikan.
n.      Ajaklah anak untuk mengunjungi adiknya di RS, dengan memastikan bahwa ibu tidak sedang menyusui, tetapi biarkan bayi tetap di boxnya.
o.      Ketika anak mengunjungi adiknya di RS tunjukkanlah perhatian pada anak, dan katakanlah bahwa ibu sangat rindu padanya, atau berikan hadiah kecil dari adiknya.

No comments:

Post a Comment