KASUS III
Seorang
ibu datang ke klinik untuk memeriksakan kehamilannya. Dalam Anamnesa anda
memperhatikan si ibu yang begitu gembira dan aktif berbicara. Ibu mengatakan
bahwa rasa mual di waktu pagi dan kelelahannya dapat diatasi. Ia sangat senang
merasakan gerak bayi untuk pertama kali. Ia menceritakan kepada anak-anaknya
yang lain mengenai bayinya dan tampaknya perut ibu mulia membesar. Ia
mengatakan bahwa bayi-bayinya yang dulu sangat kecil dan lemah dan ia
menanyakan bagaimana ia dapat menolong bayinya untuk tumbuh .
Analisis Kasus
Berdasarkan
kasus diatas ibu memasuki trimester II, berikut adalah hasil analisisnya:
A. IMUNISASI
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah
proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi
tetanus. Manfaat imunisasi TT pada ibu hamil yaitu untu melindungi bayinya yang
baru lahir dari tetanus neonatorum dan melindungi ibu terhadap kemungkinan
tetanus apabila terluka. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang
terjadi pada neonatus(bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh
clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan racun dan menyerang sistem
saraf pusat. Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2x dengan dosis 0,5cc
diinjeksikan intramuskular atau subcutan. Imunisasi TT sebaiknya diberikan
sebelum 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT 1 dapat diberikan
sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada kunjungan pertama
ibu hamil.
B. TRAVELING
Traveling atau bepergian boleh-boleh
saja asal tidak mengancam kehamilan ibu dan sebaiknya sebelum bepergian ibu
memeriksakan kondisinya. Pada Trimester II kehamilan memang sudah lebih kuat
daripada pada trimester I tapi sebaiknya tetap berhati-hati. Refreshing atau
liburan dengan jalan-jalan atau bepergian tidak dilarang tapi sebaiknya
melakukan konsultasi pada tenaga kesehatan terlebih dahulu. Berikut syaratnya:
1. Jangan
terlalu lama dan melelahkan
2. Tidak
duduk lama statis vena (vena stagnasi) karena
menyebabkan trombofeblitis dan kaki bengkak
3. Bepergian
dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya hipoksia dan tekanan udara yang
cukup dalam pesawat udara
C. PERSIAPAN LAKTASI
Persiapan laktasi pada masa
kehamilan merupakan hal yang penting karena dengan persiapan dini ibu akan
lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya. Pada Trimester II sebaiknya ibu
melakukan perawatan payudara dilakukan 2x sehari sebelum mandi dan dimulai pada
kehamilan 6 bulan. Manfaat perawatan payudara adalah
1. Menjaga
kebersihan payudara, terutama puting susu
2. Mengencangkan
serta memperbaiki bentuk puting susu (pada puting susu yang terbenam)
3. Merangsang
kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI lancar.
4. Mempersiapkan
ibu dalam laktasi.
D. PERSIAPAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN
Pada umumnya memang rencana
persalinan dibuat ketika memasuki Trimester III, tapi setidaknya rencana ini
sekedar didiskusikan pada Trimester II untuk memastikan bahwa ibu dapat
menerima asuhan yang diperlukan nantinya. Rencana persalinan adalah rencana tindakan
yang dibuat oleh ibu, anggota keluarganya dan bidan. Dengan adanya rencana
persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan
meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat
waktu. Ada 5 komponen penting dalam rencana persalinan.
1. Membuat
rencana persalinan
a. Tempat
persalinan.
b. Memilih
tenaga kesehatan terlatih.
c. Bagaimana
menghubungi tenaga kesehatan tersebut..
d. Bagaimana
tranportasi ke tempat tersebut.
e. Berapa
banyak biaya yang diperlukan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut.
f. Siapa
yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.
2. Membuat
rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan saat
pengambilan keputusan tidak ada.
a. Siapa
yang membuat keputusan utama dalam keluarga.
b. Siapa
yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi
kegawatdaruratan.
3. Mempersiapkan
sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan.
a. Dimana
ibu akan bersalin.
b. Bagaimana
cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi kegawatdaruratan.
c. Bagaimana
cara mencari donor darah yang potensial.
4. Membuat
rencana atau menabung.
5. Mempersiapkan
langkah yang diperlukan untuk persalinan.
E. MEMANTAU KESEJAHTERAAN JANIN
Pada Trimester II, pengkajian yang
dapat dilakukan untuk mengawasi pertumbuhan janin antara lain adalah:
1. Mengukur
TFU dan Palpasi leopold
Beberapa penyebab TFU lebih besar
dari usia kehamilan yaitu kehamilan ganda, polihidramnion, makrosomia janin,
mola hidatidosa.
Bila TFU lebih kecil dari usia kehamilan
dapat disebabkan oleh oligohidramnion, kelainan bawaan, dan gangguan
pertumbuhan janin.
2. Pengkajian
DJJ
DJJ dapat terdengar pada usia
kehamilan 20 minggu denagn menggunakan stetoscope monocular atau stetoscope
leanec.
3. Pergerakan
atau Quickening
Pada Primigravida pergerakan janin
dapat dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 18-20 minggu, sedangkan
multigravida pada 16 minggu. Batas normal pergerakan janin selama 12 jam adalah
minimal 10x gerakan janin yang dirasakan oleh ibu hamil.
4. USG
pada Trimester II yaitu
Digunakan untuk mengkaji usia
kehamilan dan perkembangan janin, lokasi plasenta,serta mendiagnosa kehamilan
ganda, hidrosepalus, serta membantu prosedur amniosintesis dan fetoskopi
F. KUNJUNGAN ULANG
Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan
antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama. Kunjungan
antenatal minimal 4x selama kehamilan yaitu 1x Trimester I, 1x Trimester II, 2x
Trimester III. Tujuan kunjungan ulang difokuskan pada pendeteksian komplikasi,
mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan. Jadwal kunjungan ulang sebaiknya:
1. Sampai
dengan 28 minggu usia kehamilan, setiap 4 minggu.
2. Antara
28-36 minggu usia kehamilan setiap 2 minggu.
3. Antara
36 minggu sampai kelahiran, setiap minggu.
Isi
kunjungan ulang yang harus dilakukan adalah:
a. Riwayat
kehamilan sekarang
1. Gerakan
janin
2. Tanda-tanda
bahaya
3. Keluhan-keluhan
lain
4. Kekhawatiran-kekhawatiran
lain
b. Pemeriksaan
fisik ibu
1. Berat
Badan
2. Tekanan
Darah
3. Pemeriksaan
ekstremitas
4. Pengukuran
TFU dan leopold
5. Keadaan
serviks dan ukuran pelvis
6. Gejala/tandaa-tanda
seperti sakit kepala, perubahan visus, sakit abdomen, nausea, muntah,
perdarahan, disuria, air ketuban pecah dan lain-lain.
c. Pemeriksaan
Janin
1. DJJ
2. Ukuran
janin(TBJ)
3. Letak
dan presentasi, engagement(masuknya kepala)
4. Aktivitas
5. Kembar
atau tunggal
d. Pemeriksaan
laboratorium
Protein urine untuk mendeteksi
preeklamsi dan Urine reduksi untuk mendeteksi Diabetes Mellitus. Hemoglobin dan
hematokrit untuk mendeteksi anemia.
e. Pemeriksaan
panggul
G. PEKERJAAN
Seorang wanita hamil boleh
mengerjakan pekerjaan sehari-hari asal hal tersebut tidak memberikan gangguan
rasa tidak enak. Bagi wanita pekerja, ia boleh tetap masuk kantor sampai
menjelang partus. Pekerjaan jangan dipaksakan sehingga istirahat yang cukup selama
kurang lebih 8 jam sehari.
Pada partus prematurus imminens,
ketuban pecah, menderita kelainan jantung, aktivitas sehari-hari harus
dibatasi. Bila sedang bepergian, ia tidak boleh duduk terus menerus selama 1-2
jam, melainkan harus selang-seling dengan berdiri dan berjalan.
Beberapa pekerjaan dianggap berbahaya
atau bisa mencelakakan selama kehamilan. Beberapa zat berbahaya seperti bahan kimia, radiasi
atau pelarut sehari-hari dihadapi selama bekerja, dapat menjadi masalah dalam
kehamilan. Hal lain yang mendapat perhatian adalah wanita yang sebagian besar
waktu kerjanya dihabiskan dengan berdiri, biasanya melahirkan bayi yang lebih
kecil, jika sebelumnya pernah mengalami persalinan prematur atau mempunyai
leher rahim yang tidak kompeten, sebuah pekerjaan yang mengharuskan bergerak
aktif dan banyak berdiri barangkali bukan pilihan yang bijaksana selama
kehamilan.
Seorang wanita yang hamil harus
berhenti bekerja diluar rumah sangat tergantung dari jenis pekerjaannya, bahaya
yang mengancam dalam lingkungan pekerjaannya dan seberapa besar energi fisik
dan mental yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan itu.
H. KETIDAKNYAMANAN DAN CARA
MENGATASINYA
Berikut adalah ketidaknyamanan yang
biasa terjadi pada ibu hamil Trimester II:
1. Konstipasi
a. Banyak
meminum cairan, khususnya air bening, air murni membantu isi perut lembut dan
mudah dievaluasi.
b. Makanan
kaya serat.
c. Makanan
sari bekatul, biskuit bekatul, sereal biji terigu atau roti biji terigu.
d. Dianjurkan
berolah raga, seperti jarak dekat, khususnya sesaat sebelum makan pagi.
e. Berlatihlah
BAB, pegi ke WC pada saat yang khusus, seperti setelah sarapan pagi.
f. Tidak
dianjurkan menggunakan lakstif jika konstipasi berkelanjutan sebaiknya ke
dokter.
2. Kram
Otot
a. Dianjurkan
sering istirahat.
b. Sambil
berdiri, berpegangan pada kursi untuk membantu dan menempatkan berat badan pada
anda pada kaki yang mengalami kram.
c. Sela
kram kaki harus difleksi.
d. Pengurutan
daerah betis, suami dapat membantu untuk hal ini atau mengurut otot yang kram.
e. Sangat
baik dengan suplemen kalsium atau magnesium.
3. Kelelahan
a. Ibu
dianjurkan untuk lebih banyak istirahat.
b. Jika
duduk mengangkat kaki atau sejajarkan.
c. Tidur
berbaring miring kiri/kanan.
d. Latihan
relaksasi dan pernapasan.
e. Olahraga
ringan,makanan yang mengenyangkan cukup nasi dan lauk pauk.
f. Diet
seimbang dan cukup memenuhi kebutuhan.
g. Jika
berlebihan ibu harus pergi ke dokter.
4. Sering
BAK
a. Batasi
intake cairan pada sore atau malam hari terutama sebelum tidur.
b. Pakai
duk perineum.
c. Latihan
kegel.
d. Jangan
berdiri terlalu lama sebelum tidur.
e. Jika
BAK terasa sakit, atau hal-hal lain segera ke dokter.
Pada kasus di atas, ibu ketidaknyamanannya
berupa mual dan muntah serta kelelahan, mual muntah dapat diatasi dengan makan
sedikit tapi sering dan menghindari makanan yang berminyak dan berbau
merangsang.
I. TANDA BAHAYA DALAM KEHAMILAN
Selama kunjungan antenatal, ibu
mungkin mengeluhkan bahwa ia mengalami ketidaknyamanan. Kebanyakan dari keluhan
ini adalah ketidaknyaman yang normal dan merupakan bagian dari perubahan yang
terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan. Sebagai seorang bidan, penting bagi
kita membedakan antara ketidaknyamanan normal dengan tanda-tanda bahaya.
a. Tanda
bahaya pada kehamilan dini:
1. Perdarahan
pervaginam
a. Implantasi
Bleeding
b. Abortus
c. Kehamilan
molahidatidosa
d. Kehamilan
ektopik
2. Hipertensi
Gravidarum
b. Tanda
bahaya pada kehamilan lanjut:
1. Perdarahan
pervaginam
2. Sakit
kepala yang hebat
3. Penglihatan
kabur
4. Bengkak
di wajah dan jari-jari tangan
5. Keluar
cairan pervaginam
6. Gerakan
janin tidak terasa
7. Nyeri
perut yang hebat
Selama pemeriksaan antenatal, ibu
mungkin akan memberitahukan jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut, atau
dapat terdeteksi oleh bidan. Jika bidan menemukan suatu tanda bahaya ini, maka
tindakan selanjutnya adalah melaksanakan semua kemungkinan untuk membuat suatu
assesment/diagnosis dan membuat rencana penatalaksanaan yang sesuai.
J. SUPPORT KELUARGA
Ibu merupakan salah satu anggota
keluarga yang sangat berpengaruh, sehingga perubahan apapun yang terjadi pada
ibu akan mempengaruhi keluarga. Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga,
dengan hadirnya seorang anggota baru dan terjadinya perubahan hubungan baru
dalam keluarga, maka setiap anggota keluarga harus beradaptasi terhadap
kehamilan. Dukungan keluarga pada Trimester II:
1.
Bersama sama dengan ibu untuk
merencanakan persalinan
2.
Ikut mewaspadai adanya komplikasi dan
tanda-tanda bahaya
3.
Bersama-sama mempersiapkan suatu rencana
apabila terjadi komplikasi
K. SUPPORT DARI TENAGA KESEHATAN
Dukungan
dari tenaga kesehatan pada Trimester II:
1. Mengajarkan
pada ibu tentang nutrisi, perubahan bayi, tanda-tanda bahaya
2. Bersama
ibu dan keluarga dalam merencanakan kelahiran dan rencana kegawat daruratan
L. RASA AMAN DAN NYAMAN SELAMA
KEHAMILAN
Orang yang paling penting bagi
seorang wanita hamil biasanya adalah ayah sang anak. Semakin banyak bukti menunjukkan
bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasih oleh pasangan prianya selama hamil
akan menunjukkan lebih sedikit gejala dan fisik, lebih sedikit komplikasi
persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama nifas. Ada dua
kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama ia hamil. Kebutuhan pertama ialah menerima tanda-tanda bahwa ia
dicintai dan dihargai. Kebutuhan kedua ialah merasa yakin akan penerimaan
pasangannya terhadap sang anak dan mengasimilasi bayi tersebut ke dalam keluarga.
Untuk menciptakan rasa nyaman dapat
ditempuh dengan senam untuk memperkuat otot-otot, mengatur posisi duduk untuk
mengatasi nyeri punggung akibat janin, mengatur berbagai sikap tubuh untuk
meredakan rasa nyeri dan pegal, sikap berdiri yang membuat bayi leluasa,
melatih sikap santai untuk menenangkan pikiran, dan menenangkan tubuh,
melakukan relaksasi sentuhan, teknik pemijatan.
M. PERSIAPAN MENJADI ORANG TUA
Persiapan
sebagai orang tua harus direncanakan sedini mungkin diantaranya:
a.
Bersama-sama dengan pasangan selama
kehamilan dan saat melahirkan untuk saling berbagi pengalaman yang unik tentang
setiap kejadian yang dialami oleh masing-masing
b.
Berdiskusi dengan pasangan tentang apa
yang akan dilakukan untuk menghadapi status berbagai orang tua, seperti:
1.
Akomodasi bagi calon bayi
2.
Menyiapkan tambahan penghasilan
3.
Bagaimana apabila nanti tibanya saat ibu
harus kembali bekerja
4.
Apa saja yang diperlukan untuk merawat
bayi
N. PERSIAPAN SIBLING
Untuk
mempersiapkan sang kakak dalam menerima kehadiran adiknya dapat dilakukan
dengan:
a. Menceritakan
mengenai calon adik yang disesuaikan dengan usia dan kemampuannya untuk
memahami, tetapi tidak pada usia kehamilan muda karena anak akan cepat bosan.
b. Jangan
sampai dia mengetahui tentang calon adiknya dari orang lain.
c. Biarkan
dia merasakan gerakan dan bunyi jantung adiknya
d. Gunakan
gambar-gambar mengenai cara perawatan bayi
e. Sediakan
buku yang menjelaskan dengan mudah tentang kehamilan, persalinan, dan perawatan
bayi.
f. Memperkenalkan
pengasuh
g. Beri
kesempatan suami untuk turut mengurusinya agar anak sadar bahwa bukan hanya ibu
yang dapat menyiapkan makanannya atau menemani tidurnya, tetapi ayah juga.
h. Perlihatkan
cinta ibu pada anak tertua
i.
Apabila sang kakak mengatakan ketidaksukaan pada sang adik maka jangan
panik.
j.
Tidak boleh memberikan kesan bahwa ada
hal yang mungkin anak rasakan tapi tidak dapat dibicarakan.
k. Tetapkan
jadwal mandi dan waktu tidur bersama-sama dengan anak beberapa bulan sebelum
tiba saat melahirkan, sehingga anak terbiasa denganrutinitas yang terjadi
setelah melahirkan.
l.
Jika punya kesempatan, mulailah
menempatkan anak pada kelompok bermain sebelum lahir.
m. Upayakan
waktu berjauhan dengan anak sesingkat mungkin, agar anak merasa tidak diabaikan.
n. Ajaklah
anak untuk mengunjungi adiknya di RS, dengan memastikan bahwa ibu tidak sedang
menyusui, tetapi biarkan bayi tetap di boxnya.
o. Ketika
anak mengunjungi adiknya di RS tunjukkanlah perhatian pada anak, dan katakanlah
bahwa ibu sangat rindu padanya, atau berikan hadiah kecil dari adiknya.
No comments:
Post a Comment