truth


counters

nama

Tuesday 25 February 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN



KASUS:
Ny. N umur 38 tahun G6P4A1 jarak anak masing-masing satu tahun, datang ke klinik untuk kunjungan antenatal care. Anda sebagai bidan menyambutnya dan mulai melaksanakan proses pelaksanaan kebidanan. Usia kehamilan 32 minggu .

Riwayat kehamila sekarang: suami istri mengharapkan kehamilan ini. Perubahan bentuk sesuai dengan tanda-tanda kehmilan. Hubungan seksual tidak berlangsung normal karena ibu sering Spotting. Mengeluh sering lelah dan merasa letih sampai menganggu aktivitas sehari-hari, Ibu perokok pasif,ibu sedang batuk parah.

Riwayat kesehatan :
Operasi usus buntu pada umur 17 tahun

Riwayat obstetri : grande multipara

Riwayat sosial : klien lulusan SMP dan bekerja sebagai buruh pabrik. Suami lulusan SD bekerja sebagai kuli bangunan. Mereka tinggal bersama orang tua dan 3 orang adik. Mereka sekeluarga menyukai binatang peliharaan. Ayam dan kucing. Tiga  hari yang lalu orang tuannya dirawat di rumah sakit karena serangan jantung. Inilah yang menyebabkan ibu agak lelah dan pusing sampai berkunang – kunang.

Tanda – tanda Vs:
TD : 148/97mmHg
N : 84x/menit
Suhu:37,60C
RR :16x/menit
TB:140cm
BB:70kg (sebelum hamil 50kg)

Rambut : Bersih ,warna hitam,lurus
Muka :Oedem,agak pucat
Mata :konjungtiva anemis,sklera tidak ikterik
Hidung :bersih,tidak berpolip,simetris
Mulut :bersih,tidak ada karies gigi
Telinga :simetris,tidak ada serumen
Dada: simetris,ada retraksi dinding dada
Abdomen : TFU pertengahan antara umbilikus dan px
Kaki: simetris,oedem Ka/Ki

Pemeriksaan Lab :
Kadar HB : 7 gr %
Protein urin : (++)
Protein reduksi : (-)
Ureum : 87,9 mg/dl (10-50)
Creatinin : 3,70 mg/dl
   L( 0,6-1,2)
   P(0,5-1,0)
Asam urat : 7,0 mg/dl
  L( 3,4-7,0)
  P( 2,4-5,7)

 ANALISIS

Ny. N umur 38 tahun G6P4A1 usia kehamilan 32 minggu mengalami preeklamsi, anemia sedang, dan peningkatan berat badan berlebihan serta perdarahan antepartum.
Berikut adalah analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan Ny. N

1.      Status Kesehatan

Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami oleh ibu hamil
a.       Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan, dalam kasus ini ibu mengalami hipertensi, muka dan kaki oedem serta hasil pemeriksaan urine protein (++) berarti komplikasinya yaitu preeklamsi. Dalam kasus ini Ny. N mengalami spotting atau perdarahan bercak  (keluar sedikit-sedikit) yang mengindikasikan terjadinya perdarahan antepartum.  
b.      Penyakit atau kelainan yang tidak berhubungan langsung dengan kehamilan. Terdapat hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi kehamilan. Dalam kasus ini ibu agak pucat, konjungtiva anemis, mengeluh sering lelah dan merasa letih sampai mengganggu aktivitas sehari-hari serta kadar Hb 7 gr% berarti kelainan dalam penyakit darah yaitu anemia sedang dan ibu mengalami batuk parah berarti terjadi kelainan dalam penyakit saluran nafas. Dalam kasus ini keluarga Ny. N menyukai binatang peliharaan ayam dan kucing. Hal ini bisa menyebabkan penularan penyakit TORCH yang dapat menyebabkan cacat bawaan pada janin. Dalam kasus ini hasil LAB menunjukkan adanya kelebihan ureum dan creatinin hal ini mengindikasikan terjadi ketiadaknormalan pada ginjal. Serta Asam Urat tinggi menyebabkan linu, dan pegal-pegal pada sendi.
Beberapa pengaruh penyakit yang di derita Ny. N terhadap kehamilannya  adalah terjadinya abortus, IUFD, anemia berat, cacat janin, syok dan perdarahan.
Dalam kasus ini Ny.N kehamilanya termasuk beresiko tinggi karena hamil di usia tua yaitu 38 tahun. Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses kelahiranya. Dan hal ini turut mempengaruhi kondisi janin. Kontraksi uterus juga dipengaruhi, terlebih pada ibu yang hamil tua maka keadaan ini harus benar-benar diwaspadai.

2.      Status Gizi

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan, karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah karbohidrat, asam folat, protein, zat besi, kalsium, vitamin, mineral dan pemberian yodium. Rata-rata kenaikan berat badan selama hamil adalah 10-16 kg atau 20% dari berat badan ideal sebelum hamil. Dalam kasus ini ibu mengalami kenaikan berat badan sebesar 20 kg atau 40% dari berat badan ideal sebelum hamil,berarti ibu mengalami kelebihan gizi. Hal ini bisa mengindikasikan terjadinya komplikasi seperti poligohidramnion, bayi besar, distosia bahu dan kehamilan kembar atau gemeli.

3.      Gaya hidup
a.       Subtance  abuse
Penggunaan obat selama hamil dapat menimbulkan efek pada janin berupa kelainan bentuk anatomik atau kecacatan pada janin. Dalam kasus ini ibu tidak mengonsumsi obat-obatan, alkohol dan kafein.
b.      Merokok
Efek yang muncul diakibatkan merokok adalah kehamilan BBLR, persalinan pretem, kematian perinatal. Pengaruh nikotin terhadap janin menimbulkan efek kenaikan tekanan pada otak janin dan peningkatan denyut jantung janin. Dalam kasus ini ibu merupakan perokok pasif, dalam hal ini gaya hidup ibu menyebabkan penyakit saluran nafas yang ditandai dengan batuk parah.
c.       Kehamilan yang diharapkan
Dalam kasus ini Ny. N dan keluarganya mengharapkan kehamilan ini.

4.      Stressor

Stressor adalah stres yang terjadi pada ibu hamil, dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stres pada ibu tidak tertangani dengan baik. Ada dua macam stressor yaitu:
a.       Stressor internal meliputi faktor-faktor pemicu stres ibu hamil yang berasal dari dalam diri ibu sendiri. Ini dapat berupa kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap persalinan dan kehilangan pekerjaan.
b.      Stressor eksternal meliputi pemicu stres yang berasal dari luar, bentuknya sangat bervariasi. Misalnya masalah ekonomi, masalah dalam keluarga, konflik dengan suami, tekanan dari lingkungan,  status marital, maladaptasi, relationship, kasih sayang, support mental, dan broken home.
Dalam kasus ini Ny. N mengalami stressor internal dan eksternal. Stressor internal ditandai dengan kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan yang akan datang karena ibu memasuki trimester III. Sedangkan Stressor eksternal yang juga dialami ibu, ditandai dengan kecemasan ibu terhadap kondisi orang tuanya, 3 hari yang lalu orang tua Ny. N dirawat di RS karena serangan jantung, inilah yang menyebabkan dia agak lelah dan pusing sampai berkunang-kunang. Serta kondisi Ny. N diperparah dengan keadaan ekonomi yang kurang, selain itu juga hubungan seksual Ny. N dengan suami tidak berlangsung normal, padahal hubungan seks pada trimester III sangat dianjurkan.
5.      Support Keluarga

Setiap tahap usia kehamilam, ibu akan mengalami perubahan baik yang bersifat fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi, dimana sumber stres terbesar terjadi karena dalam rangka melakukan adaptasi terhadap kondisi tertentu. Peran keluarga terutama suami pada ibu hamil sangatlah penting, karena psikologis ibu hamil yang cenderung lebih labil dari pada wanita tidak hamil. Misalnya pada penentuan jenis kelamin dimana keluarga menginginkan jenis tertentu, jika tidak sesuai dengan harapan atau mengalami kecacatan fisik dan mental. kecemasan ibu yang berlanjut akan mempengaruhi ibu dalam hal nafsu makan yang menurun, kelemahan fisik, mual muntah yang berlebihan. Dalam menjalani proses itu ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang instensif dari keluarga.

6.      Subtance Abuse

Kekerasan yang dialami ibu hamil dimasa kecil sangat membekas dan mempengaruhi kepribadian, tenaga kesehatan harus lebih maksimal karena pada pasien yang mengalami riwayat ini biasanya tumbuh kepribadian yang tertutup.
Wanita yang memakai obat-obatan tetap memperioritaskan agar dunia mereka tetap aman. Mereka merahasiakanya, mengurangi jumlah pemakaianya dan mengambil sikap agresif terutama bila mereka memandang sebagai penghambat. Wanita ini dicurigai tidak mampu memelihara hubungan dan mungkin tidak mampu merespons terhadap kebutuhan bayi, terutama jika mereka menerima bayi yang secara medis rapuh setelah dirawat di RS.
Banyak wanita secara kimiawi kecanduan merasa bersalah karena menggunakan obat-obatan dan takut kalau bayi mereka diambil. Dengan persepsi yang dimiliki pada wanita hamil dapat mengubah kehidupan mereka. Hal ini berarti memberi suatu kehidupan yang utuh kepada ibu dan bayinya dan mencegah bayi mengalami keterlambatan perkembangan retardasi, atau bahkan kematian.
Dalam kasus ini Ny. N tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang atau bahan kimia lainnya.

7.      Partner Abuse

Hasil penelitian menunjukan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan adalah wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi akan membahayakan ibu dan bayinya. Efek psikologis yang muncul adalah gangguan rasa aman dan nyaman pada pasien. Sewaktu-waktu pasien akan mengalami perasaan terancam yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Dalam kasus ini, Ny. N tidak mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

8.      Kebiasaan Adat Istiadat

Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana, jangan sampai menyingung kearifan lokal yang sudah berlaku didaerah tersebut. Persepsi tentang kehamilan berbeda-beda menurut adat istiadat daerah masing-masing.
Kebiasaan atau mitos tersebut dapat mempengaruhi psikologi ibu (cemas dan khawatir), misalnya bumil dilarang makan strawberry karena tubuh bayi akan berbintik, menggeliat karena bayi akan terlilit tali pusat dll.
Tiap perpindahan dari satu tahapan kehidupan kepada tahapan kehidupan lainnya merupakan suatu masa krisis yang gawat atau membahayakan baik bersifat nyata ataupun tidak nyata srehingga diadakan serangkaian upacara bagi wanita hamil untuk mencari keselamatan bagi diri wanita serta bayinya. Contoh di Jawa : ada mitoni, dan selapanan.
Dalam kasus diatas, tidak ada adat istiadat yang tertulis dalam kasus.

9.      Fasilitas Kesehatan

Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menentukan kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langakh antisipatif akan lebih diambil. Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kematian ibu (AKI).  Untuk mencapai suatu kondisi yang sehat diperlukan adanya sarana dan prasarana (fasilitas kesahatan) yang memadahi.

10.  Ekonomi

Pada kasus ini status ekonomi ibu rendah. untuk menghemat pengeluaran terkadang wanita tersebut tidak dapat mengkonsumsi makanan yang lebih bergizi yaitu kaya akan protein, kalsium atau mineral yang lain yang dibutuhkannya dan ibu juga harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga sehingga menyebabkan waktu istirahatnya berkurang, tidak ada waktu dan biaya untuk memeriksakan kehamilannya.
Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari setelah bayinya lahir.
Ibu akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan mentalya sebagai seorang ibu. Sementara pada ibu hamil dengan kondisi ekonomi yang lemah maka ia akan mendapatkan banyak kesulitan terutama pemenuhan kebutuhan primer.

No comments:

Post a Comment