KASUS:
Ny. N umur 38
tahun G6P4A1 jarak anak masing-masing satu
tahun, datang ke klinik untuk kunjungan antenatal care. Anda sebagai bidan
menyambutnya dan mulai melaksanakan proses pelaksanaan kebidanan. Usia
kehamilan 32 minggu .
Riwayat kehamila
sekarang: suami istri mengharapkan kehamilan ini. Perubahan bentuk sesuai
dengan tanda-tanda kehmilan. Hubungan seksual tidak berlangsung normal karena
ibu sering Spotting. Mengeluh sering lelah dan merasa letih sampai menganggu
aktivitas sehari-hari, Ibu perokok pasif,ibu sedang batuk parah.
Riwayat
kesehatan :
Operasi usus
buntu pada umur 17 tahun
Riwayat obstetri
: grande multipara
Riwayat sosial :
klien lulusan SMP dan bekerja sebagai buruh pabrik. Suami lulusan SD bekerja
sebagai kuli bangunan. Mereka tinggal bersama orang tua dan 3 orang adik.
Mereka sekeluarga menyukai binatang peliharaan. Ayam dan kucing. Tiga hari yang lalu orang tuannya dirawat di rumah
sakit karena serangan jantung. Inilah yang menyebabkan ibu agak lelah dan
pusing sampai berkunang – kunang.
Tanda – tanda
Vs:
TD : 148/97mmHg
N : 84x/menit
Suhu:37,60C
RR :16x/menit
TB:140cm
BB:70kg (sebelum
hamil 50kg)
Rambut : Bersih
,warna hitam,lurus
Muka :Oedem,agak
pucat
Mata :konjungtiva
anemis,sklera tidak ikterik
Hidung
:bersih,tidak berpolip,simetris
Mulut
:bersih,tidak ada karies gigi
Telinga
:simetris,tidak ada serumen
Dada:
simetris,ada retraksi dinding dada
Abdomen : TFU
pertengahan antara umbilikus dan px
Kaki: simetris,oedem
Ka/Ki
Pemeriksaan Lab
:
Kadar HB : 7 gr
%
Protein urin :
(++)
Protein reduksi
: (-)
Ureum : 87,9
mg/dl (10-50)
Creatinin : 3,70
mg/dl
L( 0,6-1,2)
P(0,5-1,0)
Asam urat : 7,0
mg/dl
L( 3,4-7,0)
P( 2,4-5,7)
ANALISIS
Ny.
N umur 38 tahun G6P4A1 usia kehamilan 32
minggu mengalami preeklamsi, anemia sedang, dan peningkatan berat badan
berlebihan serta perdarahan antepartum.
Berikut adalah
analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan Ny. N
1.
Status Kesehatan
Ada
dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang
dialami oleh ibu hamil
a. Penyakit
atau komplikasi akibat langsung kehamilan, dalam kasus ini ibu mengalami
hipertensi, muka dan kaki oedem serta hasil pemeriksaan urine protein (++)
berarti komplikasinya yaitu preeklamsi. Dalam kasus ini Ny. N mengalami
spotting atau perdarahan bercak (keluar
sedikit-sedikit) yang mengindikasikan terjadinya perdarahan antepartum.
b. Penyakit
atau kelainan yang tidak berhubungan langsung dengan kehamilan. Terdapat
hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi
kehamilan. Dalam kasus ini ibu agak pucat, konjungtiva anemis, mengeluh sering
lelah dan merasa letih sampai mengganggu aktivitas sehari-hari serta kadar Hb 7
gr% berarti kelainan dalam penyakit darah yaitu anemia sedang dan ibu mengalami
batuk parah berarti terjadi kelainan dalam penyakit saluran nafas. Dalam kasus
ini keluarga Ny. N menyukai binatang peliharaan ayam dan kucing. Hal ini bisa
menyebabkan penularan penyakit TORCH yang dapat menyebabkan cacat bawaan pada
janin. Dalam kasus ini hasil LAB menunjukkan adanya kelebihan ureum dan
creatinin hal ini mengindikasikan terjadi ketiadaknormalan pada ginjal. Serta
Asam Urat tinggi menyebabkan linu, dan pegal-pegal pada sendi.
Beberapa
pengaruh penyakit yang di derita Ny. N terhadap kehamilannya adalah terjadinya abortus, IUFD, anemia
berat, cacat janin, syok dan perdarahan.
Dalam kasus ini Ny.N kehamilanya termasuk beresiko
tinggi karena hamil di usia tua yaitu 38 tahun. Kondisi fisik ibu hamil dengan
usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses kelahiranya. Dan hal ini
turut mempengaruhi kondisi janin. Kontraksi uterus juga dipengaruhi, terlebih
pada ibu yang hamil tua maka keadaan ini harus benar-benar diwaspadai.
2. Status
Gizi
Status
gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan, karena faktor
gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta guna
pertumbuhan dan perkembangan janin. Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis
besar adalah karbohidrat, asam folat, protein, zat besi, kalsium, vitamin,
mineral dan pemberian yodium. Rata-rata kenaikan berat badan selama hamil
adalah 10-16 kg atau 20% dari berat badan ideal sebelum hamil. Dalam kasus ini
ibu mengalami kenaikan berat badan sebesar 20 kg atau 40% dari berat badan
ideal sebelum hamil,berarti ibu mengalami kelebihan gizi. Hal ini bisa
mengindikasikan terjadinya komplikasi seperti poligohidramnion, bayi besar,
distosia bahu dan kehamilan kembar atau gemeli.
3.
Gaya hidup
a. Subtance abuse
Penggunaan obat selama hamil dapat
menimbulkan efek pada janin berupa kelainan bentuk anatomik atau kecacatan pada
janin. Dalam kasus ini ibu tidak mengonsumsi obat-obatan, alkohol dan kafein.
b. Merokok
Efek yang muncul diakibatkan merokok
adalah kehamilan BBLR, persalinan pretem, kematian perinatal. Pengaruh nikotin
terhadap janin menimbulkan efek kenaikan tekanan pada otak janin dan
peningkatan denyut jantung janin. Dalam kasus ini ibu merupakan perokok pasif,
dalam hal ini gaya hidup ibu menyebabkan penyakit saluran nafas yang ditandai
dengan batuk parah.
c. Kehamilan
yang diharapkan
Dalam kasus ini Ny. N dan
keluarganya mengharapkan kehamilan ini.
4.
Stressor
Stressor
adalah stres yang terjadi pada ibu hamil, dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan
janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi
saat lahir nanti jika stres pada ibu tidak tertangani dengan baik. Ada dua
macam stressor yaitu:
a. Stressor
internal meliputi faktor-faktor pemicu stres ibu hamil yang berasal dari dalam diri
ibu sendiri. Ini dapat berupa kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit,
cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan sebagai orang tua,
sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap persalinan dan kehilangan
pekerjaan.
b. Stressor
eksternal meliputi pemicu stres yang berasal dari luar, bentuknya sangat
bervariasi. Misalnya masalah ekonomi, masalah dalam keluarga, konflik dengan
suami, tekanan dari lingkungan, status
marital, maladaptasi, relationship, kasih sayang, support mental, dan broken
home.
Dalam
kasus ini Ny. N mengalami stressor internal dan eksternal. Stressor internal ditandai
dengan kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan yang akan datang karena ibu
memasuki trimester III. Sedangkan Stressor eksternal yang juga dialami ibu, ditandai
dengan kecemasan ibu terhadap kondisi orang tuanya, 3 hari yang lalu orang tua
Ny. N dirawat di RS karena serangan jantung, inilah yang menyebabkan dia agak
lelah dan pusing sampai berkunang-kunang. Serta kondisi Ny. N diperparah dengan
keadaan ekonomi yang kurang, selain itu juga hubungan seksual Ny. N dengan
suami tidak berlangsung normal, padahal hubungan seks pada trimester III sangat
dianjurkan.
5.
Support Keluarga
Setiap
tahap usia kehamilam, ibu akan mengalami perubahan baik yang bersifat fisik
maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan yang
terjadi, dimana sumber stres terbesar terjadi karena dalam rangka melakukan
adaptasi terhadap kondisi tertentu. Peran keluarga terutama suami pada ibu
hamil sangatlah penting, karena psikologis ibu hamil yang cenderung lebih labil
dari pada wanita tidak hamil. Misalnya pada penentuan jenis kelamin dimana
keluarga menginginkan jenis tertentu, jika tidak sesuai dengan harapan atau
mengalami kecacatan fisik dan mental. kecemasan ibu yang berlanjut akan
mempengaruhi ibu dalam hal nafsu makan yang menurun, kelemahan fisik, mual
muntah yang berlebihan. Dalam menjalani proses itu ibu hamil sangat membutuhkan
dukungan yang instensif dari keluarga.
6.
Subtance Abuse
Kekerasan
yang dialami ibu hamil dimasa kecil sangat membekas dan mempengaruhi
kepribadian, tenaga kesehatan harus lebih maksimal karena pada pasien yang
mengalami riwayat ini biasanya tumbuh kepribadian yang tertutup.
Wanita
yang memakai obat-obatan tetap memperioritaskan agar dunia mereka tetap aman.
Mereka merahasiakanya, mengurangi jumlah pemakaianya dan mengambil sikap
agresif terutama bila mereka memandang sebagai penghambat. Wanita ini dicurigai
tidak mampu memelihara hubungan dan mungkin tidak mampu merespons terhadap
kebutuhan bayi, terutama jika mereka menerima bayi yang secara medis rapuh
setelah dirawat di RS.
Banyak
wanita secara kimiawi kecanduan merasa bersalah karena menggunakan obat-obatan
dan takut kalau bayi mereka diambil. Dengan persepsi yang dimiliki pada wanita
hamil dapat mengubah kehidupan mereka. Hal ini berarti memberi suatu kehidupan
yang utuh kepada ibu dan bayinya dan mencegah bayi mengalami keterlambatan
perkembangan retardasi, atau bahkan kematian.
Dalam
kasus ini Ny. N tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang atau bahan kimia
lainnya.
7.
Partner Abuse
Hasil
penelitian menunjukan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan adalah wanita
yang telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus
selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi
akan membahayakan ibu dan bayinya. Efek psikologis yang muncul adalah gangguan
rasa aman dan nyaman pada pasien. Sewaktu-waktu pasien akan mengalami perasaan
terancam yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Dalam
kasus ini, Ny. N tidak mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
8.
Kebiasaan Adat Istiadat
Ada
beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga
kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana, jangan sampai
menyingung kearifan lokal yang sudah berlaku didaerah tersebut. Persepsi
tentang kehamilan berbeda-beda menurut adat istiadat daerah masing-masing.
Kebiasaan
atau mitos tersebut dapat mempengaruhi psikologi ibu (cemas dan khawatir),
misalnya bumil dilarang makan strawberry karena tubuh bayi akan berbintik,
menggeliat karena bayi akan terlilit tali pusat dll.
Tiap
perpindahan dari satu tahapan kehidupan kepada tahapan kehidupan lainnya
merupakan suatu masa krisis yang gawat atau membahayakan baik bersifat nyata
ataupun tidak nyata srehingga diadakan serangkaian upacara bagi wanita hamil
untuk mencari keselamatan bagi diri wanita serta bayinya. Contoh di Jawa : ada
mitoni, dan selapanan.
Dalam
kasus diatas, tidak ada adat istiadat yang tertulis dalam kasus.
9.
Fasilitas Kesehatan
Adanya
fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menentukan kualitas pelayanan
kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih
tepat, sehingga langakh antisipatif akan lebih diambil. Fasilitas kesehatan ini
sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kematian ibu
(AKI). Untuk mencapai suatu kondisi yang
sehat diperlukan adanya sarana dan prasarana (fasilitas kesahatan) yang
memadahi.
10.
Ekonomi
Pada kasus ini status ekonomi ibu rendah. untuk
menghemat pengeluaran terkadang wanita tersebut tidak dapat mengkonsumsi
makanan yang lebih bergizi yaitu kaya akan protein, kalsium atau mineral yang
lain yang dibutuhkannya dan ibu juga harus bekerja untuk membantu perekonomian
keluarga sehingga menyebabkan waktu istirahatnya berkurang, tidak ada waktu dan
biaya untuk memeriksakan kehamilannya.
Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh
terhadap kondisi fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat
sosial ekonomi yang baik, otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan
psikologis yang baik pula. Status gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang
didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologis
mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari setelah bayinya
lahir.
Ibu akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan
mentalya sebagai seorang ibu. Sementara pada ibu hamil dengan kondisi ekonomi
yang lemah maka ia akan mendapatkan banyak kesulitan terutama pemenuhan
kebutuhan primer.
No comments:
Post a Comment