BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kelompok
senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, dan manusia dan yang
sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Lipid adalah senyawa
organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik nonpolar seperti hidrokarbon atau dietil eter.
Lipid berperan penting
dalam komponen struktur membran sel. Lemak dan minyak dalam bentuk trigliserol
sebagai sumber penyimpan energi, lapisan pelindung, dan insulator organ-organ
tubuh. Beberapa jenis lipid berfungsi sebagai sinyal kimia, pigmen, juga
sebagai vitamin, dan hormon .
Senyawa yang termasuk
lipid tidak memiliki rumus struktur yang serupaatau mirip, selain itu sifat
kimia dan fisikanya pun berbeda-beda. Karena itu, senyawa yang memiliki sifat
fisika seperti lemak dimasukkan ke dalam kelompok lipid. Lipid dibagi menjadi 8
golongan berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu asam lemak, lemak,
lilin, fosfolipid, sfingolipid, terpen, steroid, dan lipid kompleks. Oleh
kerena itu, penulis membuat makalah dengan judul “METABOLISME LIPID”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
proses transport lipid dalam plasma ?
2. Apa
definisi biosentisit lipid ?
3. Bagaimana
metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak dan jaringan lemak ?
4. Bagaimana
penerapan lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup ?
5. Apa
saja fungsi lemak tak jenuh ?
6. Bagaimana
metabolisme lipoprotein plasma ?
7. Apa
peranan hati pada metabolisme lipid ?
8. Bagaimana
proses xetogenesis dan terjadinya ketosis ?
9. Apa
saja penyakit akibat gangguan metabolisme lipid?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui proses transport lipid dalam plasma
2. Untuk
mengetahui definisi biosentisit lipid
3. Untuk
mengetahui metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak dan
jaringan lemak
4. Untuk
mengetahui penerapan lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup
5. Untuk
mengetahui fungsi lemak tak jenuh
6. Untuk
mengetahui metabolisme lipoprotein plasma
7. Untuk
mengetahui peranan hati pada metabolisme lipid
8. Untuk
mengetahui proses xetogenesis dan terjadinya ketosis
9. Untuk
mengetahui penyakit akibat gangguan metabolisme lipid
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Metabolisme Lipid
Metabolisme lipid adalah suatu
proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penggunaan dan ekskresi lipid di
dalam tubuh mahkluk hidup. Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi
utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol
dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam
lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena
larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju
hati.Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
Secara ringkas, hasil akhir dari
pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan gliserol. Jika sumber energi
dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu
membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi
jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat
barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus
memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini
dinamakan lipolisis.
B.
Proses
Transport Lipid dalam Plasma
Pencernaan lemak terjadi didalam usus halus dengan bantuan
enzim hidrolitik, yaitu lipase yang mencerna triasilgliserol dan fosforilase
yang mencerna fosfolipid. Triasilgliserol diperoleh dari makanan, kerja enzim
lipase yang dihasilkan pankreas pada triasilgliserol akan menghasilkan 2-monoasilgliserol
dan 2 macam asam lemak (Philip et all., 2006).
Kadar lemak dalam darah akan kembali normal setelah 2,5
hingga 3 jam setelah mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak. Dalam
darah lemak diangkut melalui tiga bentuk yaitu kilomikron, partikel lipoprotein
yang sangat kecil dan bentuk asam lemak yang terikat dalam albumin. Kilomikron
yang menyebabkan darah tampak keruh, terdiri atas 81-82% lemak, 2% protein, 7%
fosfolipid dan 9% kolesterol. Kekeruhan akan hilang dan darah akan kembali jernih
kembali apabila darah telah mengalir melalui beberapa organ tubuh atau
jaringan-jaringan karena terjadinya proses hidrolisis lemak oleh enzim
lipoprotein lipase(Poedjiadi, 2007). Kilomikron ditransportasikan melalui
pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi
darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan
adiposa.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera
dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan
gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Trigliserida
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel
untuk dioksidasi menjadi energi. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh
albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free
fatty acid/FFA). Kilomikron yang telah melewati pembuluh limfe di dada
selanjutnya akan masuk kedalam darah dan membantu pengangkutan bahan bakar
lipid keberbagai jaringan tubuh(Philip et all., 2006).
C.
Biosentisit
Lipid
Tubuh dapat mensintesis berbagai
jenis lipid, kecuali beberapa lipid tertentu misalnya asam lemak esensial.
Tubuh dapat membentuk asam lemak melalui beberapa cara :
1.
Sintesis de novo yaitu pembentukan asam lemak baru
dari senyawa bukan lipid.banyak
terdapat dalam jaringan tubuh, termasuk jaringan hati, ginjal, otak,
paru,kelenjar payudara dan adiposa.
2.
Sepanjangan
rantai yaitu penambahan satuan-satuan dwi karbon untuk mengubah asam lemak yang
telah ada menjadi asam lemak yang lebih panjang.
3.
Desanturasi
yaitu pengadaan ikatan rapat pada gugus radikal hidrokarbon ( gugus alkil) asam
lemak.
Biosintesis asam lemak sangat
penting, khususnya dalam jaringan hewan, karena mempunyai kemampuan terbatas
untuk menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat. Proses ini dikatalisis oleh
asam lemak synthase, suatu multienzim yang berlokasi di sitoplasma.
a. Biosintesis Asam Lemak Jenuh
Biosintesis asam lemak jenuh dimulai
dari acetyl-CoA sebagai starter.Acetyl-CoA ini dapat berasal dari oksidasi asam
lemak maupun dari piruvate hasil glikolisis atau degradasi asam amino melalui
reaksi pyruvate dehydrogenase.Acetyl-CoA tersebut kemudian ditransport dari
mitokondria ke sitoplasma melalui sistem citrate shuttle untuk disintesis
menjadi asam lemak.Reduktan NADPH + H+ disuplai dari jalur hexose monophosphate
(fosfoglukonat).
Pyruvate hasil katabolisme asam
amino atau dari glikolisis glukosa diubah menjadi aecetyl-CoA oleh sistem
pyruvate dehydogenase.Gugus acetyl tersebut keluar matriks mitokondria sebagai
citrate, masuk ke sitosol untuk sintesis asam lemak.Oxaloacetate direduksi
menjadi malate kembali ke matriks mitokondrion dan diubah kembali menjadi
malate.Malat di sitosol dioksidasi oleh enzim malat menghasilkan NADPH dan
pyruvate.NADPH digunakan untuk reaksi reduksi dalam biosintesis asam lemak
sedangkan pyrivate kembali ke matriks mitokondrion. Keuntungan tersebut antara
lain:
1.
Reaksi-reaksi kompetitif dapat dicegah,
2.
Reaksi terjadi dalam satu garis koordinasi, dan
3.
Lebih efisien karena konsentrasi substrat lokal yang
tinggi, kehilangan karena difusi rendah.
Enzim kompleks asam lemak synthase
bekerja dalam bentuk dimer. Tiap monomernya secara kovalen dapat mengikat
substrat sebagai tioester pada bagian gugus –SH.
b. Biosintesis Asam Lemak Tak Jenuh (Asam monoenoat)
Biosintesis asam lemak tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap tunggal
(asam monoenoat) dalam jaringan hewan dan tumbuhan berbeda. Dalam jaringan
hewan asam palmitat dan asam stearat digunakan sebagau precursor untuk
biosintesis asam lemak tak jenuh terutama, asam palmitoleat.
D.
Metabolisme
dan Mobilisasi Lemak dan Jaringan Lemak
Mobilisasi lemak dari jaringan
adiposa dikontrol oleh katekolamin dan insulin. Katekolamin menstimulasi
penguraian lemak melalui jalur B-adrenergik dan menghambat penguraian lemak
melalui jalur a2- adrenergik. Insulin bersifat menghambat penguraian lemak dari
jaringan adiposa. Meningkatnya jumlah hormon pertumbuhan (GH) menginduksi
kenaikan konsentrasi asam lemak bebas dan gliserol. Mobilisasi lemak
dipengaruhi kinerja 2 enzim pokok: hormon sensitif lipase (HSL) dan lipoprotein
lipase( LPL).
E.
Lemak
Sebagai Sumber Energi untuk Proses Hidup
Tubuh mendapatkan sumber energi dari
makanan yang di konsumsi setiap hari.Kalori yang dihasilkan dari pembakaran
sejumlah bahan makan dalam tubuh, tidak langsung digunakan tetapi disimpan
dalam bentuk senyawa kimia yang kaya energi seperti ATP. Cadangan energi utama
dalam tubuh adalah Glikogen dan lemak ( Trigliserida).
Lemak merupakan bentuk cadangan
energi yang tergolong Lipid, lemak tersimpan dalam jaringan Adiposa dan
jaringan lain(otot). Lemak memiliki kerapatan energi lebih besar dari
Glikogen.Jumlah energi yang dapat disimpan dalam bentuk lemak setiap unit
sebesar 2,5x > dari dalam bentuk glikogen.Asam lemak dioksidasi menghasilkan
ATP lebih besar daripada Glukosa.
F.
Fungsi
Lemak Tak Jenuh
Jumlah kolesterol baik dalam darah
merupakan penandaan penting soal gangguan jantung, tanpa peduli berapa banyak
kolesterol jahat yang di kurangi. Fungsi lemak tak jenuh ialah :
1.
Mengusir lemak jenuh yang menempel pada arteri
sehingga aliran darah kembali lancar .
2.
Mencegah penyakit kardiovaskuler.
3.
Kekakuannya dapat mencegah terjadinya pengumpulan
molekul lemak dekat menjadi padat.
4.
Bahan baku
hormon.
5.
Membantu transport vit.larut lemak.
6.
Sebagai bahan insulasi perubahan suhu.
7.
Pelindung organ-organ tubuh bagian dalam.
Cara kerja
lemak tak jenuh yaitu lemak jenuh (kolesterol jahat) LDL yang berasal dari
hasil disalurkan ke bagian tubuh lain dan lama-lama menumpuk dan berkontribusi
membentuk plak. Timbunan lemak (LDL) pada dinding arteri membentuk plak
(kotoran menempel). Lemak tak jenuh kolesterol baik (HDL) sifatnya stabil dan
membawa sifat lemak jenuh menjauh arteri dan membawa kembali ke hati.
G. Metabolisme Lipoprotein Plasma
Ekstraksi senyawa lipid plasma
dengan pelarut lipid menjadi berbagai kelompok lipid akan memperlihatkan
keberadaan triasigliserol, fosfolipid kolestrol dan ester kolestrol. Di samping
itu terlihat pula adanya fraksi asam lemak rantai panjang.Fraksi ini yaitu asam
lemak bebas (FFA) dan dikenal sebagai lipid plasma.
Ada 4 kelompok utama lipoprotein
plasma yang sudah dikenal diantaranya: kilomikron mengangkut lipid yang
terbentuk dari pencernaan dan penyerapan, lipoprotein dengan densitas yang
sangat rendah (VLDL: very low density lipoprotein) mengangkut trigliserol dari
hati. Lipoprotein densitas-rendah ( LDL : low density lipoprotein) juga
merupakan lipoprotein yang kaya akan kolesterol serta terbentuk dari
metabolisme VLDL dan lipoprotein densitas-tinggi (HDL: hight density
lipoprotein ) juga merupakan lipoprotein yang kaya akan kolesterol tetapi
terlibat di dalam pengeluaran dari jaringan serta pada metabolisme jenis
lipoprotein lainnya.
Kilomikron dan VLDL pertama-tama di
metabolisasi melalui hidrolisis dengan enzim lipoprotein lipase di dalam
jaringan ekstrahepatik. Sebagian besar triasilgliserol dikeluarkan dan lipoprotein-sisa
tertinggal di dalam sirkulasi. Sisa ini akan diambil ke dalam hati oleh
endositosis yang diperantai sebagai reseptor, tetapi sebagian sisa lainnya yang
terbentuk dari VLDL menjadi LDL dan akhirnya diambil oleh hati serta jaringan
lain lewat reseptor LDL.
H. Peranan Hati pada Metabolisme Lipid
Metabolisme
lipid di dalam tubuh merupakan perkiraan hak istimewa hati. Jaringan mempunyai
kemampuan untuk mengoksidasi asam lemak sampai tuntas. Jaringan adiposa
memiliki sifat metabolisme yang aktif untuk memodifikasi terhadap peranan hati
yang bersifat sentral dan unit di dalam metabolisme lipid merupakan konsep yang
penting.
Fungsi Utama
Peran Hati Pada Metabolisme Lipid:
Hati melaksanakan sejumlah fungsi utama berikut ini pada metabolisme lipid:
1.
Hati memfasilitasi pencernaan dan penyerapan lipid
melalui produksi empedu yang mengandung kolesterol serta garam-garam empedu
yang disintesis didalam hati secara de novo atau ambilan kolesterol lipid.
2.
Hati mempunyai sistem enzim yang aktif untuk sintesis
serta oksidas asam lemak dan untk sintesis triasilgliserol serta fosfilipid.
3.
Hati mengonversi asam lemak menjadi badan keton
(ketogenesis)
4.
Hati memainkan peranan integral dadalam sintesis serta
metabolism lipoprotein plasma.
I.
Proses
Xetogenesis dan Terjadinya Ketosis
a. Proses Ketogenesis
Ketogenesis diatur pada 3 tahap yang
menentukan :
1.
Pengontrolan dilaksanakan di jaringan adiposa.
2.
Asam lemak
dialami oleh hati dan sesudah di aktifkan menjadi asli – KoA,yaitu asam lemak
tersebut akan mengalami oksidasi menjadi CO2 atau esterifikasi menjadi
triasilgliserol dan fosfolipid.
3.
Asetil KoA yang terbentuk pada oksidasi akan
teroksidasi di dalam siklus asam sitrat akan memasuki lintasan ketogenesis
untuk membentuk badan keton.
Ketogenesis
terjadi akibat Ketosis yang memanjang :
Terdapat badan keton dengan jumlah tinggi menunjukkan Ketonemia. Sementara
peningkatan kadar badan dinamakan Ketonuria. Bentuk ketosin yang sederhana
terjadi pada kelaparan. Tidak ada keadaan lain secara kualitatif. Bentuk
ketosis nonpatologis dijumpai pada keadaan dengan diet tinggi lemak.
b. Terjadinya Ketosis
Ketosis adalah kondisi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan metabolik.
Dalam istilah ilmiah itu didefinisikan sebagai akumulasi berlebihan dari badan
keton dalam jaringan tubuh dan cairan. 'Tubuh Keton' adalah zat metabolisme
asam acetoacetic dan beta-hidroksibutirat. Aseton, yang menempatkan off bau
tertentu yang terkait dengan Ketosis, muncul dari asam acetoacetic, menjadi
gejala ketika hewan tersebut dalam keadaan ketotik. Semua zat ini adalah produk
metabolisme normal 'lemak' dalam hati. Ketika mereka menjadi sangat tidak
seimbang akibat ketosis, hasil akhirnya adalah kegagalan hati.
c.
Contoh
Ketosis:
a. Ketosis
pada Sapi
Sejak 1990 ketosis
muncul sebagai penyakit metabolik yang paling penting pada kelompok ternak sapi
di US. Ketosis diderita oleh sapi yang berproduksi tinggi dan atau kekurangan
pakan secara serius. Ketosis pada sapi diawali dengan gangguan metabolisme
lemak, hingga terjadi hipoglikemia dan hiperketonuria. Ketosis terjadi pada
sapi yang mengalami penurunan oksidasi karbohidrat dan diikuti oksidasi lemak. Selain itu, ketosis juga terjadi pada sapi yang bunting karena kurangnya
ketersediaan energi yang sangat dibutuhkan pada bulan terakhir masa
kebuntingan.
Untuk dapat menghentikan
ketosis maka sering dianjurkan untuk menghentikan pemerahan dan bahkan
dianjurkan pula untuk memompakan udara ke dalam kelenjar susu (under
insufflation). Selain itu juga anjuran untuk memuasakan selama 3 hari pada
penderita yang tidak gemuk. Sapi yang gemuk jangan dipuasakan karena akan
menyebabkan timbulnya ketosis karena lapar namun diberikan saja senyawa
lipotropik dan pemberian glukosa terus menerus sampai gejalanya benar-benar
hilang. Dan yang perlu diingat bahwa penderita mungkin dapat mengalami
kesembuhan secara spontan. (Subronto, 2004)
b. Ketosis
pada Babi
Ketosis merupakan
penyakit yang sering terjadi pada peternakan babi komersil. Ketosis dapat
terjadi karena kelaparan (defisiensi insulin relative), diabetes melitus
(defisiensi insulin absolute), atau terkadang disebabkan oleh diet yang banyak
mengandung hampir seluruhnya terdiri dari lemak. Ketosis juga dapat terjadi
ketika babi banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak atau
sedikit karbohidrat. Pada kondisi ini terjadi perubahan dari metabolisme
karbohidrat menjadi metabolisme lemak.
Gejala ketosis yang
tampak pada babi tidak jauh berbeda dengan kejadian ketosis pada sapi. Umumnya
babi akan mengalami penurunan nafsu makan (anorexia) yang mengakibatkan
penurunan berat badan dalam jangka panjang. Terjadi pula kelesuan, dehidrasi,
kulit tampak kusam dan kurang elastis pada babi penderita serta kurang tanggap
terhadap rangsang mekanis maupun suara. Namun, gejala yang paling khas adalah
adanya bau aseton yang tercium dari nafas, susu (ketolaktia), dan urine
(ketonuria). Gejala ketosis yang lain yaitu rendahnya produksi susu. Apabila
dilakukan uji kandungan air susu, maka akan terlihat menurunnya kandungan
lemak, lactosa dan casein dalam susu. Selain itu, terjadi peningkatan kadar
enzim hati dan adanya kerusakan jaringan hati serta kelenjar endokrin.
c. Ketosis
pada Manusia
Ketosis merupakan suatu
kondisi yang ditandai oleh abnormalitas peningkatan konsentrasi benda-benda
keton yaitu asam asetoasetat (Acetoactic acid/AcAc), aseton (AcetonAc), dan
asam β-hidroxibutirat (BHB) dalam jaringan dan cairan tubuh (Smith, 2002).
Benda keton dapat tertimbun di dalam kemih (ketonuria), darah (ketonemia), dan
air susu (ketolaksia) (Subronto, 2007). Ketosis biasa ditemukan pada individu
yang sedang berpuasa karena untuk memenuhi kebutuhan energinya maka lemak akan
dimobilisasi.
J. Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Lipid
1.
Wolman
Penyakit
Wolman adalah gangguan yang dihasilkan ketika jenis spesifik pada kolesterol
dan gliserida menumpuk di jaringan, gangguan ini disebabkan pembesaran limpa
dan hati. Penyimpanan kalsium pada kelenjar adrenalin membuat mereka lebih
keras, dan diare lemak (steatorrhea) juga terjadi. Bayi dengan penyakit Wolman
biasanya meninggal dalam usia 6 bulan.
2.
Cerebrotendinous xanthomatosis
Cerebrotendinous xanthomatosis terjadi ketika cholestanol, produk pada
metabolisme kolesterol, menumpuk pada jaringan.
3.
Sitosterolemia
Pada sitosterolemia, lemak dari buah-buahan dan sayuran menumpuk di darah
dan jaringan. Pembentukan lemak menyebabkan atherosclerosis, sel darah merah
yang tidak normal, dan penyimpanan lemak pada tendon (xanthom).
4.
Gaucher’s
Pada penyakit gaucher, glucocerebroside, yang menghasilkan metabolisme lemak, menumpuk di jaringan. Penyakit gaucher adalah lipidosis yang paling sering terjadi. Penyakit tersebut paling umum pada orang-orang yahudi Ashkenazi (eropa timur). Penyakit gaucher menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan pewarnaan coklat pada kulit. Penumpukan glucocerebroside pada mata menyebabkan bercak kuning yang disebut pingueculae akan terlihat. Penumpukan pada tulang rawan bisa menyebabkan nyeri dan menghancurkan tulang.
Pada penyakit gaucher, glucocerebroside, yang menghasilkan metabolisme lemak, menumpuk di jaringan. Penyakit gaucher adalah lipidosis yang paling sering terjadi. Penyakit tersebut paling umum pada orang-orang yahudi Ashkenazi (eropa timur). Penyakit gaucher menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan pewarnaan coklat pada kulit. Penumpukan glucocerebroside pada mata menyebabkan bercak kuning yang disebut pingueculae akan terlihat. Penumpukan pada tulang rawan bisa menyebabkan nyeri dan menghancurkan tulang.
5.
Refsun
Pada penyakit Refsun, asam phytanic, yang menghasilkan metabolisme lemak, menumpuk di jaringan. Pembentukan asam phytanic menyebabkan kerusakan syaraf dan retina, gerakan kejang, dan perubahan pada tulang dan kulit. Pengobatan meliputi menghindari makan buah-buahan hijau dan sayuran yang mengandung klorofil. Plasmapheresis, dimana asam phytanic diangkat dari darah, kemungkinan sangat membantu.
Pada penyakit Refsun, asam phytanic, yang menghasilkan metabolisme lemak, menumpuk di jaringan. Pembentukan asam phytanic menyebabkan kerusakan syaraf dan retina, gerakan kejang, dan perubahan pada tulang dan kulit. Pengobatan meliputi menghindari makan buah-buahan hijau dan sayuran yang mengandung klorofil. Plasmapheresis, dimana asam phytanic diangkat dari darah, kemungkinan sangat membantu.
6.
Tay-Sachs
Pada penyakit tay-sach, ganglioside, yang menghasilkan metabolisme lemak, menumpuk pada jaringan. Penyakit tersebut paling sering terjadi asli yahudi di eropa timur. Pada usia yang sangat dini, anak dengan penyakit ini menjadi semakin lambat dan tampak mengalami sifat otot yang terkulai. Terbentuk kejang diikuti kelumpuhan, dementia, dan kebutaan.
Pada penyakit tay-sach, ganglioside, yang menghasilkan metabolisme lemak, menumpuk pada jaringan. Penyakit tersebut paling sering terjadi asli yahudi di eropa timur. Pada usia yang sangat dini, anak dengan penyakit ini menjadi semakin lambat dan tampak mengalami sifat otot yang terkulai. Terbentuk kejang diikuti kelumpuhan, dementia, dan kebutaan.
7.
Niemann-Pick
Pada penyakit Niemann-Pick, kekurangan enzim khusus mengakibatkan penumpukan sphingomyelin (produk metabolisme lemak) atau kolesterol. Penyakit Niemann-Pick mempunya beberapa bentuk, bergantung pada beratnya enzim yang berkurang dan dengan demikian penumpukan sphingomyelin atau kolesterol. Bentuk yang paling berat cenderung terjadi pada orang yahudi. Bentuk yang lebih ringan terjadi pada semua kelompok etnis.
Pada penyakit Niemann-Pick, kekurangan enzim khusus mengakibatkan penumpukan sphingomyelin (produk metabolisme lemak) atau kolesterol. Penyakit Niemann-Pick mempunya beberapa bentuk, bergantung pada beratnya enzim yang berkurang dan dengan demikian penumpukan sphingomyelin atau kolesterol. Bentuk yang paling berat cenderung terjadi pada orang yahudi. Bentuk yang lebih ringan terjadi pada semua kelompok etnis.
8.
Fabry
Pada penyakit Fabry, glycolipid, yang merupakan hasil metabolisme lemak,
menumpuk pada jaringan. Karena gen tidak sempurna untuk gangguan langka ini
dibawa pada kromosom X, penyakit full-blown terjadi hanya pada pria. Penumpukan
glycolipid menyebabkan pertumbuhan pada kulit yang tidak bersifat kanker
(angiokeratomas) untuk terbentuk di sepanjang bagian bawah tubuh.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi,
metabolisme lipid adalah suatu proses pencernaan, penyerapan, transportasi,
penggunaan dan ekskresi lipid di dalam tubuh mahkluk hidup. Lipid yang kita
peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu
trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil
dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang
masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi
portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat
melalui jalur ini.
B. Saran
Sebaiknya
dalam mengkonsumsi makanan yang berlemak jangan terlalu banyak karena semua
yang dikonsumsi secara berlebihan tidak akan baik untuk tubuh.
No comments:
Post a Comment