truth


counters

nama

Sunday 26 October 2014

kejang ketika anak demam



Kejang adalah suatu gerakan anggota tubuh yang tidak disadari, dan ditimbulkan oleh kontraksi sebagian atau seluruh otot-otot tubuh. Kontraksi otot-otot secara spontan keras ini tidak dikendalikan dan biasanya disebabkan suatu rangsangan terhadap susunan syaraf.

Ada 2 jenis kejang yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah Kejang Infantil dan Kejang Demam.
  1. Kejang infantil
    Seorang anak yang berbaring terlentang tiba-tiba bangun dan melipat lengannya, lehernya ditekuk dan badannya membungkuk, sedangkan tungkainya lurus. Serangan berlangsung hanya selama beberapa detik tetapi bisa terjadi beberapa kali dalam sehari. Kejang ini biasanya terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 3 tahun, dan banyak yang berkembang menjadi bentuk kejang lainnya di kemudian hari. Sebagian anak yang mengalami kejang infantil mengalami gangguan intelektual atau perkembangan sarafnya tertunda; keterbelakangan mental biasanya terus berlanjut sampai dewasa. Kejang ini sulit dihentikan dengan obat anti-epilepsi.
  2. Kejang demam
    Kejang demam terjadi karena demam pada anak-anak yang berusia 3 bulan-5 tahun. Kejang ini terjadi pada 4% anak-anak dan cenderung diturunkan. Biasanya berlangsung kurang dari 15 menit. Anak-anak yang mengalami kejang demam lebih mudah menderita epilepsi.
 
Komplikasi
Kemungkinan berulangnya kejang antara 25%-50% pada umumnya terjadi pada 6 bulan pertama. Komplikasi yang dimungkinkan terjadi epilepsi, tetapi kejadiannya sangat rendah

Penanganan kejang demam 
Dalam penanganan kejang demam, orang tua harus mengupayakan diri setenang mungkin dalam mengobservasi anak. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikuT;
  • Anak harus dibaringkan di tempat yang datar dengan posisi menyamping, bukan terlentang, untuk menghindari bahaya tersedak.
  • Jangan meletakkan benda apapun dalam mulut si anak seperti sendok atau penggaris, karena justru benda tersebut dapat menyumbat jalan napas.
  • Jangan memegangi anak untuk melawan kejang.
  • Sebagian besar kejang berlangsung singkat dan tidak memerlukan penanganan khusus.
  • Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit, anak harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Sumber lain menganjurkan anak untuk dibawa ke fasilitas kesehatan jika kejang masih berlanjut setelah 5 menit. Ada pula sumber yang menyatakan bahwa penanganan lebih baik dilakukan secepat mungkin tanpa menyatakan batasan menit
  • Setelah kejang berakhir (jika < 10 menit), anak perlu dibawa menemui dokter untuk meneliti sumber demam, terutama jika ada kekakuan leher, muntah-muntah yang berat, atau anak terus tampak lemas.  
 

kebutuhan dasar ibu bersalin: pengurangan rasa nyeri



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
      Persalinan adalah proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi seorang ibu dan keluarga. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. Rasa nyeri saat persalinan disebabkan oleh kombinasi peregangan segmen bawah uterus (dan selanjutnya serviks) dan iskemia (hipoksia) otot-otot rahim. Dengan peningkatan kekuatan kontraksi, serviks akan tertarik, kontraksi yang kuat ini juga membatasi pengalihan oksigen pada otot-otot rahim sehingga timbul nyeri iskemik. Keadaan ini diakibatkan oleh kelelahan ditambah lagi dengan kecemasan yang selanjutnya akan menimbulkan ketegangan, menghalangi relaksasi bagian tubuh lainnya dan mungkin pula menimbulkan exhaustion (kehabisan tenaga).
      Persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap. Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara. Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan. Kebutuhan seorang wanita dalam proses persalinan salah satunya adalah pengurangan rasa nyeri. Kebutuhan dasar pengurangan rasa nyeri selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang diberikan bidan. Bidan sebagai pemberi asuhan pada ibu bersalin harus menguasai kebutuhan dasar ibu bersalin, karena persalinan yang aman dan nyaman hanya akan tercipta jika seluruh kebutuhan dasar ibu bersalin terpenuhi termasuk didalamnya pengurangan rasa nyeri. Oleh karena itu kami membuat makalah dengan judul “Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin: Pengurangan Rasa Nyeri”.
       
B.     Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah Nyeri Persalinan itu?
2.      Bagaimana Fisiologi Nyeri dan Respon Fisiologis terhadap Nyeri dalam Persalinan ?
3.      Apa sajakah Faktor-faktor yang mempengaruhi Rasa Sakit/Nyeri Persalinan
4.      Bagaimanakah Pengurangan Rasa Nyeri Persalinan?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang nyeri persalinan
2.      Untuk mengetahui Fisiologi Nyeri dan Respon Fisiologis terhadap Nyeri dalam Persalinan
3.      Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Rasa Sakit/Nyeri persalinan
4.      Untuk mengetahui Pengurangan Rasa Nyeri Persalinan


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Nyeri Persalinan
1.      Menurut otoole (1997) dalam buku ajar bidan, nyeri adalah perasaan tertekan, menderita atau kesakitan yang disebabkan oleh stimulasi ujung-ujung syaraf tertentu.
2.      Menurut Telfer (1997), dalam buku ajar bidan, nyeri adalah fenomena multifaktorial yang subjektif, personal dan kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis, biologis, sosial budaya dan ekonomi.
       Rasa nyeri saat persalinan disebabkan oleh kombinasi peregangan segmen bawah rahim (dan selanjutnya serviks) dan iskemia (hipoksia) otot-otot rahim. Dengan peningkatan kekuatan kontraksi, serviks akan tertarik, kontraksi yang kuat ini juga membatasi pengaliran oksigen pada otot-otot rahim sehingga timbul nyeri iskemik. Keadaan ini diakibatkan oleh kelelahan ditambah lagi dengan kecemasan yang selanjutnya akan menimbulkan ketegangan, menghalangi relaksasi bagian tubuh lainnya dan mungkin pula menyebabkan exhaustion (kehabisan tenaga).
      Rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan dan apabila tidak segera diatasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress (Bobak, 2004).
        Sebagian besar ibu bersalin mengalami rasa nyeri pada waktu melahirkan, namun intesitas rasa nyeri ini berbeda pada setiap ibu bersalin. Hal ini sering dipengaruhi oleh psikologis ibu saat bersalin (rasa takut dan berusaha melawan persalinan) serta ada tidaknya dukungan dari orang sekitar selama proses persalian.
      Pada ibu-ibu yang sangat muda atau sangat tua dicatat mengalami nyeri yang sangat hebat pada saat persalinan. Paritas juga berpengaruh terhadap persepsi nyeri, pada primipara akan lebih nyeri pada awal persalinan sedangkan pada multipara nyeri akan meningkat saat persalinan telah lanjut (saat penurunan janin berlangsung cepat pada kala dua).
      Terdapat pernyataan bahwa wanita dengan kontraksi uterus yang terlalu hebat, pada bayi yang besar atau presentasi bayi tidak normal mengalami nyeri persalinan yang lebih hebat. Terdapat bukti pula bahwa wanita dengan riwayat dismenorea juga dapat mengalami peningkatan persepsi nyeri, yang kemungkinan akibat produksi prostaglandin.
      Penelitian membuktikan bahwa kecemasan berhubungan dengan peningkatan nyeri persalinan. Pengaruh persalinan terhadap persalinan, keyakinan dan nilai-nilai serta dukungan termasuk dalam koping terhadap nyeri persalinan.Yang perlu diingat bahwa kecemasan yang sangat dapat meningkatkan produksi rangsangan reseptor pada tingkat kortek serebral, dimana akan meningkatkan rangsang reseptor pada daerah panggul karena penurunan aliran darah dan peningkatan tekanan otot (Lowe, Midwifery Community-Based Care).
       
B.     Fisiologi Nyeri dan Respon Fisiologis terhadap Nyeri dalam Persalinan
1.      Fisiologi Nyeri
            Nyeri yang disebabkan oleh stimulus, stimulus ini dapat menyebabkan atau hampir menyebabkan kerusakan jaringan. Oleh karena itu, sensasi nyeri dapat dibedakan dengan sensasi lainnya, meskipun emosi seperti rasa takut dan ansietas juga dialami secara bersamaan sehingga mempengaruhi persepsi seseorang terhadap nyeri.  Juga harus diingat bahwa dengan adanya system syaraf simpatis, stimulus nyeri juga dapat mengakibatkan berbagai perubahan seperti peningkatan frekuensi jantung, peningkatan tekakan darah, pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah dan peningkatan kadar glukosa darah. Terdapat juga penurunan motilitas lambung dan penurunan suplai darah ke kulit yang menyebabkan berkeringat. Dengan demikian stimulus yang menyebabkan nyeri akan mengakibatkan terjadinya insiden atau peristiwa sensorik.

2.      Respon Fisiologis terhadap nyeri dalam persalinan
            Beberapa sistem tubuh terpengaruh oleh persalinan. Nyeri persalian berkaitan dengan peningkatan frekuensi nafas. Hal ini menyebabkan penurunan kadar PaCO2 yang disertai denagn peningkatan Ph. Keseimbangan asam-basa sistem juga dapat berubah karena hiperfentilasi dan latihan pernafasan. Alkalosis kemudian akan dapat mempengaruhi difusi oksigen ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Curah jantung meningkat selama kala I dan II persalinan. Peningkatan ini dapat mencapai 20% dan 50%. Hal ini terjadi akibat kembalinya darah uterus ke sirkulasi maternal yang berjumlah sekitar 250-300 ml pada sekitar kontraksi. Nyeri, kekawatiran dan ketakutan dapat menyebabkan respon simpatis sehingga curah jantung dapat menjadi lebih besar.
            Kedua sistem tersebut dipengaruhi oleh pelepasan katekolamin. Adrenalin (epinefrin) yang terjadi atas 80% katekolamin, memiliki efek mengurangi aliran darah ke uterus yang pada gilirannya akan menyebabkan penurunan aktivitas uterus.

C.    Faktor-faktor yang mempengaruhi Rasa Sakit/Nyeri Persalinan
1.      Faktor Fisik
            Perubahan fisiologis seperti penundaan waktu pengosongan lambung dan penurunan peristaltik usus, pembukaan dan penipisan serviks, segmen bawah rahim tegang, ligamen uterus meregang, Peritonium tertarik, kandung kemih tertekan, vagina tertekan, dll. Perubahan ini dapat mengakibatkan mual, pusing, kepucatan, keringatan, dan keletihan.
2.      Faktor Psikologi
a.       Rasa takut dan cemas
Rasa takut dan cemas akan meningkatkan respon seseorang terhadap rasa sakit. Rasa sakit kepada seseuatu yang tidak diketahui rasa takut terhadap kesendirian dalam mengatasi suatu pengalaman seperti persalinan dan rasa takut akan kegagalan dalam mengatsi rasa cemas akan menambah kecemasan. Pengalaman terdahulu juga akan menambah kecemasan ini.
b.      Kepribadian
Kepribadian memainkan peranan dan wanita secara alamiah tegang dan cemas akan lebih  lemah dalam menghadapi strees dibanding wanita yang rileks dan percaya diri.
c.       Kelelahan
Wanita yang sudah lelah selama beberapa jam persalianan mungkin di dahului oleh priode ketika tidurntya terganggu oleh ketidak nyamanan dan ahir kehamilanya akan kurang mampu dalam mentolerir rasa sakitnya.
d.      Pengharapan
Pengharapan akan memberi warna pada pengalaman. Wanita yang realistis dalam pengharapanya mengenai persalinanya dan mengenai responya yang mungkin terdapat hal itu barangkali wanita yang paling baik terlengkapi, selama ia masih merasa percaya diri bahwa dia akan mendapatkan bantuan dan dukungan yang dibutuhkan dan dijamin bahwa ia akan memperoleh analgesia yang sesuai.
3.      Faktor Umur
Pada ibu-ibu yang sangat muda atau sangat tua dicatat mengalami nyeri yang sangat hebat pada saat persalinan.
4.      Faktor Paritas
Paritas juga berpengaruh terhadap persepsi nyeri, pada primipara akan lebih nyeri pada awal persalinan sedangkan pada multipara nyeri akan meningkat saat persalinan telah lanjut (saat penurunan janin berlangsung cepat pada kala dua).
5.      Faktor Budaya dan sosial
Faktor budaya dan faktor sosial juga memainkan peran. Beberapa budaya mengharapkan stoitisme (sabar dan membiarkanya). Sedang budaya lainya mendorong keterbukaan untuk menyatakan perasaan, persepsi terhadap rasa sakit bisa saja berubah jika wanita tersebut telah mengalami nyeri dan penderitaan sebelumnya.
6.      Faktor Janin
Terdapat pernyataan bahwa wanita dengan kontraksi uterus yang terlalu hebat, pada bayi yang besar atau presentasi bayi tidak normal mengalami nyeri persalinan yang lebih hebat.  

D.    Pengurangan Rasa Nyeri Persalinan
1.      Penny Simpkin menjelaskan cara-cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah :
a.       Mengurangi sakit di sumbernya
b.      Memberikan rangsangan alternatif yang kuat
c.       Mengurangi reaksi mental yang negatif, emosional, dan reaksi fisik ibu terhadap rasa sakit.
2.      Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit, menurut varney’s midwifery:
a.       Adanya seseorang yang dapat mendukung dalam persalinan
      Suami sebagai pendamping istri ikut memainkan peranan penting dalam mangikuti proses ini.berbagai cara yang dilakukan suami saat istrinya melahirkan, antara lain: bernafas seirama dengan istrinya, membantu menopang istrinya pada detik-detik kontraksi, memijit-mijit punggung istrinya, menyuguhkan minuman, menyampaikan pesan istrinya kepada perawat dan dokter,serta memberikan perhatian dan semangat secara terus menerus.
      Selain dukungan dari suami atau keluarga, bidan juga berperan aktif dalam proses pendampingan. Diantaranya :
1)      Selama bersama pasien, bidan harus konsentrasi penuh untuk mendengarkan dan melakukan observasi
2)      Membuat kontak fisik : membasuh muka pasien, menggosok punggung, dan memegang tangan pasien
3)      Menempatkan pasien dalam keadaan yakin (bidan bersikap tenang dan bisa menenangkan pasien)
      Dengan memberikan perlakuan seperti di atas, dapat memberikan hasil diantaranya:
1)      Persalinan yang diakhiri dengan tindakan vakum ekstraksi dan forceps semakin sedikit
2)      Pembedahan sesar semakin menurun
3)      Waktu yang diperlukan dalam persalinan semakin pendek
4)      Kepuasan ibu semakin meningkatkan dalam pengalaman melahirkan
b.      Pengaturan posisi
Manfaat dari macam – macam posisi dan perubahan posisi seperti penjelasan pada tabel berikut:
No.
POSISI
PENGARUH TERHADAP PERSALINAN
1.
Berdiri
Gaya gravitasi berpengaruh terhadap penurunan terbawah janin; sumbu panjang bayi menyesuaikan diri dengan sumbu panggul ibu ; kontraksi uterus sedikit menimbulkan nyeri sehingga efektif, dapat meningkatkan dorongan untuk mengejan akibat tekanan bagian terbaawah janin .
2.
Berjalan
Dengan gerakan membuat perubahan dalam peesendian panggul sehingga membantu rotasi dan penurunan bagian terbawah janin.
3.
Berdiri dan bersandar pada pasangan atau sambil menempelkan muka pada dinding
Ibu membantu mengurangi nyeri , memberi kesempatan terhadap pemberian massage (pijatan) dan presure (tekanan/0 memungkinkan lebih santai terhadap kontraksi.
4.
Bersandar sambil menggoyangkan badan
Dengan gerakan membuat perubahan dalam persendian panggul dengan pelukan suami akan  meningkatkan perasaan bahagia dan nyaman, massage dan presure dapat dilakukan sambil bergerak.
5.
Jongkok : membuka kaki dengan lutut sambil melebarkan yang lainnya
Dapat meningkatkan diameter – diameter panggul dan merangsang untuk mengejan.
6.
Jongkok kesamping saat kontraksi
Dapat membantu terjadinya rotasi dan posisi janin yang occititoposterior
7.
Duduk tegak
Merupakan posisi istirahat tebaik, menyediakan pengaruh gravitasi , dapat digunakan memantau kondisi janin.
8.
Duduk ditoilet
Dapat merilekskan perinium selam mengejan
9.
Setengah duduk
Sama dengan keuntungan duduk tegak
10.
Duduk bersandar dengan penopang
Mengurangi nyeri punggung
11.
Merangkak
Membantu mengurangi nyeri punggung, membantu rotasi janin dari posisi OP, memfasilitasi pergerakan panggul, menghindari tekanan pada hemoroid dan faritositas vulva.
12.
Berlutut dengan ponopang
Mengurangi tahanan pada tangan dan pergelangan
13.
Miring ke kiri
Merupakan posisi istirahat yang paling baik, sering diapakai untuk intervensi yang mendesak, baik digunakan untuk mengatur kecepatan pada kala 2 , memudahakan untuk istirahan di antara kontraksi selama akhir kala 1 dan kala 2 persalinan.

c.       Relaksasi dan latihan pernafasan
      Ada 3 latihan relaksasi diantaranya adalah relaksasi progresip yaitu dengan cara mengeraskan satu grup otot (tangan,lengan,kaki,muka) dengan sengaja sekeras mungkin dan kemudian merilekannya selembut mungkin, relaksasi terkontrol yaitu dengan cara mengeraskan satu grup otot dan satu grup erelaksasikan bagian sisi yang berlawanan.Sebagai contoh lengan kiri dikuatkan,lengan kanan rilek dan bernapas dalam dengan cara rileks sewaktu ada his dengan cara meminta ibu untuk menarik napas panjang,tahan napas sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktru ada his, tetapi hal tersebut sudah tidak dianjurkan lagi sekarng ibu diajurkan untuk bernafas seperti biasa dan meneran pad saat ibu merasakan dorongan.
      Teknik pernafasan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu teknik pernafasan pada kala I awal dan teknik pernafasan pada kala I akhir.
1)      Teknik pernafasan kala I awal
Dilakukan dengan cara tiap kali kontraksi dari awal sampai akhir kontraksi ibu diminta untuk menarik nafas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan keluarkan lewat mulut. Pada puncak kontraksi bernafaslah dengan ringan dan pendek-pendek melalui mulut tetapi jangan terlalu lama karena bisa mengakibatkan ibu kekurangan oksigen.
2)      Teknik pernafasan kala I akhir
Kontraksi pada kala I akhir akan terjadi selama satu menit dan bisa terasa setiap menit. Agar ibu tidak mengejan terlalu awal minta ibu untuk mengatakan “huh-huh, pyuh”, sambil bernafas pendek-pendek lalu bernafaslah panjang. Setelah itu, bernafaslah perlahan dan teratur. Masa transisi ini merupakan masa yang paling sulit karena kontraksi akan sangat kuat, tetapi serviks belum membuka seluruhnya. Pada tahap ini, minta ibu jangan mengejan terlebih dahulu karena akan menyebabkan serviks oedema.
d.      Istirahat dan privasi
e.       Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
      Hak setiap ibu untuk mendapatkan informasi yang jelas terhadap kemajuan persalinan yang sedang dihadapi. Dan bidan wajib menjelaskan semua informasi tentang ibu maupun janin jika keluarga/pasien memintanya. Setiap ibu bersalin ingin mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya:
Penjelasan tentang proses dan perkembangan persalinan
Penjelasan semua hasil pemeriksaan
Pengurangan rasa takut akan menurunkan nyeri akibat ketegangan dari rasa takut
Penjelasan prosedur
f.       Asuhan diri
g.      Setuhan dan pijatan/masase
      Pijatan digunakan untuk membantu relaksasi dan menurunkan nyeri melalui peningkatan aliran darah pada daerah – daerah yang terpengaruh, merangsang reseptor – reseptor raba pada kulit sehingga merilekskan otot – otot, perubahan suhu kulit, dan secara umum memberikan perasaan nyaman yang  berhubungan dengan keeratan hubungan manusia.
      Pijatan dapat bermacam – macam bentuk mulai dari usapan ringan (belaian), sampai dengan pijatan mendalam pada kulit dan struktur dibawahnya. Hal ini diyakini bahwa dapat merangsang pengeluaran dari hormon endorphin, mengurangi peroduksi hrmon catecholamin, dan merangsang hasil dari serabut saraf afferen dalam memblokir transmisi rangsang nyeri (gate control theory).
      Hedstrrom dan neuton (1986), dalam studi klasiknya terhadap penggunakan sentuhan dalam persalinan , menemukan bahwa sentuhan merupakan metode yang digunakan secara umum dalam persalianan untuk membantu mengurangi nyeri.
h.      Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament sacroiliaka
      Counterpresure merupakan tekanan yang cukup kuat pada titik tertentu dipunggung bawah selama kontraksi dengan menggunakan ujung jari atau alat tertentu atau tekana menggunakan kepalan kedua tangan secara kuat. Hal ini dapat dilakukan oleh bidan maupun keluarga yang mendampingi ibu. Metode ini sangan bermanfaat untuk mengurangi nyeri yang hebat terutama didaerah pinggang belakang saat dimana terjadi posisi oksipito posterior.
i.        Pijatan ganda pada pinggul
Adapaun area yang bida dilakukan pemijatan yakni di area pinggul, punggung, dan lutut. Sirkulasi darah juga menjadi lancar sehingga nyeri berkurang.
j.        Penekanan pada lutut (knee press)
Dilakukan penekanan pada lutut dengan posisi duduk, bermanfaat mengurangi nyeri punggung.
k.      Kompres hangat dan kompres dingin
      Memang tak menghilangkan keseluruhan nyeri namun setidaknya memberikan rasa nyaman. Botol air panas yang dibungkus handuk dan dicelup ke air dingin mengurangi pegal di punggung dan kram bila ditempel di punggung. Menaruh handuk dingin di wajah juga bisa mengurangi ketegangan
      Pemanasan merupakan metode sederhana yang digunakan pada ibu untuk meredakan rasa sakit. Dalam persalinan, panas buatan dapat dilakukan dengan cara meletakkan botol air panas yang dibungkus dengan handuk di punggung, menggunakan kantong kain berisi kulit ari beras/gandum yang dipanaskan beberapa menit di microwave, melakukan pemijatan denagn cara menggosokkan tangan pendamping persalinan di punggung ibu. Pijatan ini akan menghangatkan kulit sekaligus merangsang tubuh melepaskan senyawa alamiah pereda sakit.
      Dingin buatan dapat dilakukan dengan cara mengompres punggung ibu menggunakan air es mengunakan washlap atau kantong kompres khusus untuk es.
Kompres biasanya dapat mengendalikan rasa nyeri juga memberikan rasa nyaman sekaligus meredakan ketegangan. Bungkus botol air panas dengan handuk dan celupkan kedalam air dingin untuk mengurangi pegal punggung dank ram. Gunakan pula handuk dingin di wajah untuk mengurangi ketegangan.
l.        Berendam
      Air dapat menagtasi rasa sakit karena dapat menyebabkan relaksasi. Jika ibu merasa tegang, kontraksi menjadi sangat menyakitkan sehingga dapat menyebabkan pembukaan serviks tidak lancar. Air membantu ibu lebih rileks dan lebih dapat mengedalikan diri menghadapi kontraksi sehingga tidak terlalu menyakitkan. Selain itu di dalam air otot-otot ibu mengendur
m.    Pengeluaran suara
n.      Visualisasi dan pemusatan perhatian
Para penggagas metode ini percaya melahirkan dapat menyenangkan jika ibu melibatkan otak kanan dalam proses persalinan. Sehari-hari, manusia lebih banyak bekerja dengan menggunakan otak kiri. Di sisi lain, otak kanan yang menyimpan memori tentang keindahan, keyakinan, imajinasi, dan fantasi sering tidak diberdayakan. Padahal, dengan otak kanan kita mampu menyembuhkan diri dan menghilangkan rasa sakit termasuk dalam persalinan. Pemberdayaan otak kanan untuk persalina yang bebas sakit pada dasarnya menanamkan keyakinan “melahirkan itu tidak sakit”. Hal ini tidak mudah diterima begitu saja sehingga otak kanan harus difungsikan meyakininya. Otak kanan adalah bagian yang mampu memvisualisasikan sesuatu seolah-olah itu nyata. Misalnya membayangkan seolah-olah sedang berada di taman bunga dan bayi sudah bersama ibu. Saat otak kanan mencapaii 8 – 13 Hz ternyata kondisi ini merupakan gelombang alfa atau relaksasi. Seseorang lebih mudah untuk memvisualisasikan serta merasa lebih nyaman dan tenang. Sementara pada ukuran 13-26 Hz, otak sangat lelah sehingga tingkat stress tinggi. Orang mudah merasa sakit, letih dan jenuh. Setiap ibu bisa melakukan visualisasi. Sebaiknya latihan dilakukan sejak kandungan berusia dua bulan atau paling lambat tujuh bulan. Dengan visualisasi, ibu juga dibantu untuk tenang dan menghilangkan trauma atau naluri ekstra bawah sadar. Ibu dapat berlatih visualisai dalam waktu 7 x 2,5 jam (lebih baik di bawah bimbingan pelatih prof Tekhnik ini dengan mengarahkan sang ibu membayangkan sesuatu yang dapat membuatnya nyaman. Ajak dia membayangkan sesuatu tempat yang memberikan dirinya tenang, seperti sawah yang terhampar luas dengan hijaunya dedaunan padi yang melambai-lambai ditiup angin sore. Atau ajak dia ke suasana laut yang mengajak kita untuk mendengarkan deburan ombak yang perlahan mengenai kaki kita yang tercelup dalam air laut di tepian pantai. Atau hal lainnya dimana Anda lebih tau bagaimana memberikan ketenangan pada istri Anda saat ia membutuhkan ketenangan ituesional).
o.      Musik
Musik dapat membantu ibu mengalihkan perhatian dari rasa nyeri sehingga ibu merasa rileks. Hal ini ditujukan bagi Anda yang memang suka dengan yang namanya mendengarkan alunan nada. Baik itu berupa alunan ayat Al-Qur’an yang Anda dengarkan, atau musik alam seperti suasana air terjun dengan gemricik air yang turun, atau dengan musik klasik
3.      Metode Non Farmakologis Untuk Kontrol Nyeri (Myles, 2009)
a.       Homeopati
Tujuanya adalah memperkuat respon fisiologis tubuh. Homeopati berusaha untuk mengobati penyakit dengan menghasilkan gejala yang sama dengan penyakit yang diobati. Obat homeopati dibuat dari ekstrak tumbuhan dan mineral.
b.      Hidroterapi
Berendam dalam air selama persalinan merupakan salah satu cara analgesia yang telah digunakan selama bertahun-tahun. Garland & jones (1994) menyatakan bahwa efektivitas hidroterapai terjadi akibat dua faktor. Panas yang diberikan akan menghilangkan spasme otot sehigga nyeri serta hidrokinesis juga kan hilang dengan efek grafitasi dan juga ketidaknyamanan serta ketegangan pada pelvis. Riset yang dilakukan moore (1997) menemukan bahwa hidroterapi selama melahirkan memiliki keuntungan sebagai berikut :
a)      Waktu persalinan yang diperlukan ibu lebih sedikit
b)      Pengalaman ibu secara positif dipengaruhi oleh hidroterapi
c)      Penggunaan analgesia secara konsisten lebih rendah pada kelompok ini
d)     Kebutuhan petidin dan entonox berkurang secara signifikan
c.       TENS
Stimulasi saraf elektrik transkutan (transcutaneous electrical nerve stimulatio/ TENS) sudah banyak digunakan, diterima denagn baik dan merupakan metode pereda nyeri yang efektif. TENS bekerja dengan menstimulasi ambang bawah sarat aferen, misalnya serat reseptor sentuhan. Hal ini kemudian menyebabkan terjadinya hambatan neuro dalam nyeri. Pada saat nyeri teraktifitas oleh reseptor sentuhan, terjadi peningkatan input sinaps ke dalam nyeri tersebut sehingga seorang dapat mengusap atau memassase area yang nyeri untuk menghilangkan rasa nyeri.
4.      Metode farmakologis untuk kontrol nyeri (myles, 2009)
a.       Petidin
Petidin merupakan analgesik narkotik sistemik yang paling sering di gunakan. Petidin adalah senyawa sintetik yang bekerja pada reseptor di dalam tubuh. Biasanya diberiakan secara intramuskular dengan dosis 50-150mg (bergantung pada ukuran tubuh ibu) dan memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk menimbulkan efek. Selain itu petidin juga dapat diberikan secara intravena untuk mempercepat efek.
b.      Diamorfin
Diamorfin terbukti dapat menjadi analgesia yang efektik 4 jam dalam persalinan, tetapi diamorfin ini jarang digunakan dalam persalinan normal kemungkinan terjadi akibat adanya ketakutan terhadap sifat potensial adiktif diamorfin.
c.       Meptazinol
Park & Fulton (1991), memilih menggunakan meptazinol karena hanya menyebabkan sedikit depresi pernafasan pada neonatus. Meptazinol biasanya diberikan dengan dosis 100-150mg secara intramuskular dan bekerja dengan  cepat dan efektif selama 4 jam.
d.      Analgesia inhalasi (Entonox)
Metode ini menggunakan campuran oksigen dan nitrous oxida, dapat menghilangkan rasa sakit, efeknya lebih ringan daripada epidural dan dapat digunakan sendiri. Jika kontraksi mulai terasa, pegang masker di muka, lalu tarik nafas dalam-dalam. Rasa sakit akan berkurang dan kepala terasa lebih ringan.
e.       Analgesia regional (epidural)
Metode ini paling sering dilakukan karena memungkinkan ibu untuk tidak merasakan sakit tanpa tidur. Obat anestesi disuntikkan pada rongga kosong tipis (epidural) diantara tulang punggung bagian bawah. Spesialis anestesi akan memasang kateter untuk mengalirkan obat yang mengakibatkan saraf tubuh bagian bawah mati rasa selama sekitar 2 jam, sehingga rasa sakit tidak terasa. Pemberian obat ini harus diperhitungkan agar tidak ada pengaruhnya pada kala II persalinan, jika tidak maka ibu akan mengedan lebih lama.
5.      Distraksi
            Dari hasil penelitian dan observasi klinik menunjukkan bahwa strategi distraksi merupakan teknik yang sangat kuat untuk membuat nyeri yang sangat hebat yang dapat ditahan.
            Terapi atau usapan merupakan metode distraksi dari praktek rakyat (tradisional) dengan belaian tangan pada bagian tubuh tertentu yang membutuhkan. Pendekatan teknik distraksi sebagian besar diambil dari metode lamaze yang telah melahirkan ide ide seperti metode-metode persiapan persalinan dengan melakukan konsentrasi pada relaksasi melalui pengaturan nafas selama kontraksi. Dengan irama nafas yang teratur menghasilkan pengurangan nyeri serta oksigenasi yang adekuat bagi uterus.
            Selain pengaturan nafas, perubahan posisi dan usapan pada daerah perut juga dilakukan untuk membantu mengalihkan rasa nyeri, dimana hal ini membutuhkan upaya kognitif dan motorik dari pasien. Menjaga mata tetap terbuka dan memusatkan pandangan pada suatu objek tertentu merupakan metode distraksi yang paling ringan dan mudah.
            Pada umumnya metode lamaze mengajarkan pada ibu suatu upaya yang kuat untuk mengalihkan rasa nyeri melalui berbagai aktifitas seperti diatas.
            Saat ini, distraksi dalam bentuk lain adalah dengan menambahkan satu atau lebih teknik lain terhdap teknik pengaturan nafas dari lamaze, antara lain : konsentrasi, usapan perut (effleurage), kesunyian, nyanyian dengan irama 4/4 untuk dikoordinasikan dengan irama nafas dan sebagainya.
            Meskipun banyak cara untuk distraksi selama kontraksi, namun bidan tidak dapat semua cara tersebut pada ibu disetiap fase persalinan. Pada awal persalinan mungkin ibu dapat menggunakan distraksi melalui penyampaian nasehat selama kontrasi, akan tetapi menjelang akhir persalinan hal itu justru akan membuat ibu mudah tersinggung.    Pada akhir persalinan yang lebih diharapkan oleh ibu adalah agar bidan melakukan seseuatu untuk membantunya mengurangi nyeri selama kontraksi.
            Bantuan bidan akan bermanfaat bila dilakukan diantara kontraksi, bukan pada saat kontaksi. Ibu akan memilih satu dari tehnik-tehnik yang dianggap enak dan mudah untuk dicoba. Hal ini akan efektif bila bidan mendemonstrasikan terlebih dahulu baru ibu mengikuti.

6.      Teknik Deep Relaxation (relaksasi mendalam) pada proses persalinan
            Deep relaxation (relaksasi mendalam) yang saat ini telah dikombinasikan dengan penambahan sugesti atau disebut Hypnobirthing merupakan sebuah paradigma baru dalam pengajaran melahirkan secara alami.
            Teknik ini mudah dipelajari, melibatkan relaksasi yang mendalam, pola pernafasan lambat dan petunjuk cara melepaskan endorfin dari dalam tubuh (relaksan alami tubuh) yang memungkinkan calon ibu menikmayi proses kelahiran yang aman, lembut, cepat, dan tanpa proses pembedahan.
            Tetapi ini mengajarkan para ibu untuk memahami dan melepaskan fear-tension-pain syindrome (kumpulan gejala yang berhubungan dengan rangkaian nyeri- tekanan-ketakutan) yang sering kali menjadi penyebab kesakitan dan ketiknyamanan selama proses kelahiran.
            Saat kita merasa takut, tubuh mengalami darah dan oksigen dari organ pertahanan non esensial menuju kelompok otot besar diwilayah kaki dan tangan. Akibatnya, area wajar berubah menjadi warna, makanannya ada ungkapan “pucat karena ketakutan”.
            Dalam situasi menakutkan, tubuh mempertimbangkan bahwa uterus atau rahim dipandang sebagai organ ‘tidak penting’. Menurut Dr. Dick-read, rahim pada perempuan yang ketakutan secara kasat mata memang tampak putih.
            HypnoBirthing mengeskplorasi mitos bahwa memang rasa sakit adalah hal yang wajar dan dibutuhkan saat melahirkan normal. Saat perempuan yang melahirkan terbebas dari rasa takut, otot-otot ditubuhnya termasuk otot rahim akan mengalami relaksasi, yang akan membuahkan proses kelahiran yang lebih mudah dan bebas stres.
            Dalam beberapa kasus, tahapan proses kelahiran juga menjadi lebih pendek, mengurangi kelelahan selama perjuangan melahirkan bayi dan ibu akan tetap segar, penuh energi setelah melahirkan.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pengurangan Rasa Nyeri Persalinan, diantaranya yaitu:
1.      Penny Simpkin menjelaskan cara-cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah :
a.       Mengurangi sakit di sumbernya
b.      Memberikan rangsangan alternatif yang kuat
c.       Mengurangi reaksi mental yang negatif, emosional, dan reaksi fisik ibu terhadap rasa sakit.
2.      Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit, menurut varney’s midwifery
a.       Adanya seseorang yang dapat mendukung dalam persalinan
b.      Pengaturan posisi
c.       Relaksasi dan latihan pernafasan
d.      Istirahat dan privasi
e.       Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
f.       Asuhan diri
g.      Setuhan dan masase
h.      Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament sacroiliaka
i.        Pijatan ganda pada pinggul
j.        Penekanan pada lutut
k.      Kompres hangat dan kompres dingin
l.        Berendam
m.    Pengeluaran suara
n.      Visualisasi dan pemusatan perhatian
Musik
3.      Metode Non Farmakologis Untuk Kontrol Nyeri (Myles, 2009)
a.       Homeopati
b.      Hidroterapi
c.       TENS

4.      Metode farmakologis untuk kontrol nyeri (myles, 2009)
a.       Petidin
b.      Diamorfin
c.       Meptazinol
d.      Analgesia inhalasi (Entonox)
e.       Analgesia regional (epidural)
5.      Distraksi
6.      Teknik Deep Relaxation (relaksasi mendalam) pada proses persalinan

B.     Saran
       1.      Bagi Bidan
    Bidan harus terampil dan handal serta memberi dukungan yang terus-menerus sehingga menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan yang dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan.
       2.      Bagi Tenaga Kesehatan Lainnya
     Sebaiknya Tenaga Kesehatan memberikan asuhan yang bersifat aktif serta hendaknya asuhan yang sayang ibu dan bayi. Asuhan yang sayang ibu ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman selama persalinan dan kelahiran.

 

DAFTAR PUSTAKA

Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Wijayanti, Irfana Tri. ____. Standar Asuhan Kebidanan Persalinan. Pati: Akbid BUP