truth


counters

nama

Thursday 16 October 2014

TINDAKAN PEMBERIAN OBAT DENGAN CARA PARENTERAL



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
      Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan melalui beberapa rute pemberian, yaitu Intra Vena (IV), Intra Muskular (IM), Subcutaneus (SC), dan Intra Cutaneus (IC). Obat yang diberikan secara parenteral akan di absorbsi lebih banyak dan bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan obat yang diberikan secara topical atau oral. Perlu juga diketahui bahwa pemberian obat parenteral dapat menyebabkan resiko infeksi. Resiko infeksi dapat terjadi bila bidan tidak memperhatikan dan melakukan tekhnik aseptik dan antiseptik pada saat pemberian obat. Pemberian injeksi memberi peluang pada bidan untuk mengalami cedera akibat masukan jarum dan kontak dengan darah. Jarum suntik yang sudah dipakai tidak boleh di tutup kembali, kecuali jika menggunakan teknik satu tangan atau peralatan spesifik, dan benda-benda tajam harus dibuang dengan benar di kotak khusus benda tajam. Penggunaan sarung tangan sekali pakai diperlukan untuk melindungi bidan dari kemungkinan kontak dengan darah. Selain itu juga jika bidan melakukan kesalahan dalam memberikan obat dengan cara injeksi, bisa berakibat fatal, sehingga bidan dituntun harus selalu berhati-hati. Karena untuk mengetahui lebih dalam mengenai pemberian obat secara injeksi/parenteral, maka kami membuat makalah dengan judul “Tindakan Pemberian Obat Dengan Cara Parenteral

B.   Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi dari pemberian obat secara parenteral/injeksi?
2.      Apa saja macam pemberian obat secara parenteral/injeksi?
3.      Bagaimana cara injeksi intra cutan(IC)?
4.      Bagaimana cara injeksi intra muskular(IM)?
5.      Bgaiamana cara injeksi intra vena(IV)?
6.      Bagaimana cara injeksi sub cutan(SC)?

C.   Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi dari pemberian obat secara parenteral/injeksi
2.      Untuk mengetahui macam pemberian obat secara parenteral/injeksi
3.      Untuk mengetahui cara injeksi intra cutan(IC)
4.      Untuk mengetahui cara injeksi intra muskular(IM)
5.      Untuk mengetahui cara injeksi intra vena(IV)
6.      Untuk mengetahui cara injeksi sub cutan(SC)

D.   Manfaat  
1.      Dapat memilih tempat injeksi yang benar
2.      Dapat melakukan injeksi dengan benar


BAB II
TINJAUAN TEORI

A.   Definisi Pemberian Obat Secara Parenteral/Injeksi
      Pemberian obat parenteral/injeksi merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit. pemberian obat parenteral dapat menyebabkan resiko infeksi. Resiko infeksi dapat terjadi bila bidan tidak memperhatikan dan melakukan tekhnik aseptik dan antiseptik pada saat pemberian obat. Tujuannya untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara yang lain,untuk memperoleh reaksi setempat (tes alergi), membantu menegakkan diagnosa (penyuntikkan zat kontras), dan memberikan zat imunolog.
      Obat diberikan secara parenteral/injeksi jika obat tersebut tidak dapat diabsorpsi, atau diabsorpsi terlalu lambat bila diberikan dengan cara lain. Ada beberapa cara pemberian obat secara injeksi yaitu secara intra vena, intra muscular, intra cutan, sub cutan. Peralatan yang dibutuhkan yaitu
1.    Spuit. Spuit terdiri atas tabung silinder dengan ujung uang didesain cocok dengan jarumnya.
 
2.    Needle. Jarum tersedia dalam kemasan tersendiri agar dapat memilih jarum yang tepat untuk klien. Beberapa jarum telah terpasang pada spuit. Kebanyakan jarum terbuat dari stainless dan semuanya sekali pakai (disposable).
 
              
3.    Obat. Bisa dalam wadah berupa ampul atau vial.
 
Adapun prinsip-prinsip pemberian obat yang benar meliputi 6 hal, yaitu:
1.    Benar pasien adalah Benar pasien dapat dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dan harus dilakukan setiap akan memberikan obat.
2.    Benar obat adalah memastikan pasien setuju dengan obat yang telah diberikan berdasarkan kategori perintah pemberian obat yaitu perintah tetap (standing order), perintah satu kali (single order ), perintah PRN (jika perlu), perintah segera ( segera).
3.    Benar dosis adalah dosis yang diberikan pada pasien tertentu sesuai dengan penyakit dan kebutuhan penyembuhan.
4.    Benar waktu adalah saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan pada waktu yang telah dianjurkan untuk diminum oleh pasien.
5.    Benar rute adalah disesuaikan dengan tingkat penyerapan tubuh pada obat yang telah diresepkan.
6. Benar dokumentasi adalah meliputi nama, tanggal, waktu, rute, dosis, dan tanda tangan atau initial petugas.

Keuntungan Sediaan Injeksi
6.    Dapat dicapai efek fisiologis segera, untuk kondisi penyakit tertentu (jantung berhenti)
7.    Dapat diberikan untuk sediaan yang tidak efektif diberikan secara oral atau obat yang dirusak oleh sekresi asam lambung
8.    Baik untuk penderita yang tidak memungkinkan mengkonsumsi oral (sakit jiwa atau tidak sadar)
9.    Pemberian parenteral memberikan kemungkinan bagi dokter untuk mengontrol obat, karena pasien harus kembali melakukan pengobatan
10. Sediaan parenteral dapat menimbulkan efek lokal seperti pada kedokteran gigi/anastesiologi
11. Pengobatan parenteral merupakan salah satu cara untuk mengoreksi gangguan serius cairan dan keseimbangan elektrolit.

Kerugian Sediaan Injeksi
1.    Pemberian sediaan parenteral harus dilakukan oleh personel yang terlatih dan membutuhkan waktu pemberian yang lebih lama
2.  Pemberian obat secara parenteral sangat berkaitan dengan ketentuan prosedur aseptik dengan rasa nyeri pada lokasi penyuntikan yang tidak selalu dapat dihindari
3. Bila obat telah diberikan secara parenteral, sukar sekali untuk menghilangkan/merubah efek fisiologisnya karena obat telah berada dalam sirkulasi sistemik
4.    Harganya relatif lebih mahal, karena persyaratan manufaktur dan pengemasan
5.   Masalah lain dapat timbul pada pemberian obat secara parenteral seperti septisema, infeksi jamur, inkompatibilias karena pencampuran sediaan parenteral dan interaksi obat
6.    Persyaratan sediaan parenteral tentang sterilitas, bebas dari partikulat, bebas dari pirogen, dan stabilitas sediaan parenteral harus disadari oleh semua personel yang terlibat.




B.   Macam Pemberian Obat Secara Parenteral/Injeksi
1.    Injeksi Intracutan/Intraderma(IC/ID)
Pemberian obat secara intra kutan atau intra dermal merupakan suntikan pada lapisan dermis atau di bawah epidermis/permukaan kulit. injeksi ini di lakukan secara terbatas, karena hanya sejumlah kecil obat yang dapat dimasukkan. cara ini biasannya digunakkan untuk tes tuberkulin atau tes alergi terhadap obat tertentu dan untuk pemberian vaksinasi. area yang lazim digunakan adalah lengan bawah bagian dalam,dada bagian atas dan punggung area skapula.
2.    Injeksi Intra Muscular(IM)
Pemberian obat secara intra muscular ditunjukkan untuk memberikan obat dalam jumlah yang besar dibandingkan obat yang diberikan secara sub cutan. absorbsi juga lebih cepat dibanding sub cutan karena lebih banyak suplai darah diotot tubuh. beberapa lokasi yang lazim digunakan untuk injeksi intra muscular adalah deltoid,dorso gluteal,vastus lateralis,dan rektus femoralis. area-area tersebut digunakan karena massa otot yang besar,vaskularisasi baik dan jauh dari saraf. untuk menghindari obat salah masuk pada jaringan sub cutan maka jarum diatur dalam posisi tegak lurus 900.
3.    Injiksi Intra Vena(IV)
Pemberian obat secara intra vena ditujukan untuk mempercepat reaksi obat, sehingga obat langsung masuk ke sistem sirkulasi darah. pemberian obat ini dapat dilakukan langsung pada vena atau pada pasien yang dipasang infus, obat dapat diberikan melalui botol infus atau melalui karet pada selang infus tempat penyuntikan yaitu pada vena yang dangkal dan dekat dengan tulang, misalnya :
a.    Pada lengan(vena mediana cubiti/vena cephalica)
b.    Pada tungkai(vena saphenosus)
c.    Pada leher(vena jugularis) khusus pada anak
d.    Pada kepala (vena frontalis,atau vena temporalis) khusus pada anak
4.    Injeksi Sub Cutan(SC)
Injeksi sub cutan diberikan dengan menusuk area dibawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak dibawah dermis. daerah yang lazim untuk injeksi sub cutan adalah lengan atas bagian luar, paha bagian depan, perut, area skapula,ventrogluteal, dan dorso gluteal. jangan memberikan injeksi pada daerah yang nyeri,merah,pruritis,atau edema. pada pemberian injeksi sub cutan jangka lama,perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda. jenis obat yang lazim diberikan secara sub cutan adalah yaksin, obat-obatan preoperasi,narkotik,insulin, dan heparin.
 
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Injeksi Intra Cutan (IC)
 
1.    Definisi
Injeksi IC/ID adalah pemberian obat dengan cara memasukan obat ke dalam jaringan dermis di bawah epidermis kulit dengan mengunakan spuit.
2.    Tujuan
a.    Memasukkan sejumlah toksin atau obat yang disimpan dibawah kulit untuk di absorbsi.
b.    Metode untuk test diagnostic terdapat alergi atau adanya penyakit-penyakit tertentu.
3.    Tempat injeksi
a.    Lengan bawah bagian dalam
b.    Dada bagian atas
c.    Punggung di bawah spatula
4.    Peralatan
a.    Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
b.    Kapas alkohol
c.    Sarung tangan
d.    obat yang sesuai
e.    Spuit 1 ml
f.     Pulpen/spidol
g.    Bak spuit
h.    Baki obat
i.      Bengkok
5.    Prosedur kerja
a.    Cuci tangan
b.    Siapkan obat dengan 6 benar
c.     Identifikasi klien
d.    Beri tahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
e.    Atur kien pada posisi yang nyaman
f.     Pakai sarung tangan
g.    Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cedera dan nyeri yang berlebihan
h.    Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
i.      Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.
j.      Buka tutup jarum
k.    Tempatkan ibu jari dengan tangan non dominan sekitar 2,5 cm dibawah area penusukan, kemudian tarik kulit.
l.      Dengan ujung jarum menghadap keatas dan menggunakan tangan dominan, masukkan jarum tepat di bawah kulit dengan sudut 150
m.   Masukkan obat perlahan-lahan, perhatikan adanya jendalan (jendalan harus terbentuk)
n.    Cabut jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan
o.    Usap pelan-pelan area penyuntikkan (jangan melakukan massage pada area penusukan).
p.    Buat lingkaran dengan diameter 2,5 cm disekitar jendalan dengan menggunakan pupen. Intruksikan klien untuk tidak menggosok area tersebut.
q.    Observasi kulit adanya kemerahan atau bengkak jika test alergi, observasi adanya reaksi sistemik (misalnya sulit bernafas, berkeringat dingin, pingsan, mual, muntah).
r.     Kembalikan posisi klien .
s.    Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan.
t.      Buka sarung tangan.
u.    Cuci tangan.
v.    Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
w.   Kaji kembali klien dan tempat injeksi setelah 5 menit, 15 menit dan selanjutnya secara periodik.


B.   Injeksi Intra Muskular(IM)
1.    Definisi
Injeksi intramuskular adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam jaringan otot dengan menggunakan spuit.
2.    Tujuan
Memasukkan sejumlah obat pada jaringan otot untuk di absorbsi.
3.    Tempat injeksi
a.    Pada daerah lengan atas (Deltoid)
b.    Pada daerah Dorsogluteal (Glupeusmaximus)
c.    Pada daerah bagian luar (Vastus Lateralis)
d.    Pada daerah bagian depan (Rectus Femoris)
4.    Peralatan
a.    Buku catatan atau pemberian obat
b.    Kapas alkohol
c.    Sarung tangan disposibel
d.    Obat yang sesuai
e.    Spuit 2-5 ml
f.     Needle
g.    Bak spuit
h.    Baki obat
i.      Plester
j.      Kassa steril
k.    Bengkok
5.    Prosedur kerja
a.    Cuci tangan
b.    Siapkan obat sesuai dengan prinsip 6 benar
c.    Identifikasi klien
d.    Beri tahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
e.    Atur klien pada posisi yang nyaman sesui dengan kebutuhan dengan menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan  nyeri yang berlebihan
f.     Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan atau rasa gatal
g.    Pakai sarun tangan
h.    Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas dengan menggunakan dengan gerakan sirkuler dan arah keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
i.      Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan
j.      Buka tutup jarum
k.    Tarik kulit ke bawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan dengan tangan non dominan
l.      Dengan cepat masukkan jarum dengan sudut 900 dengan tangan dominan, masukkan sampai pada jaringan otot
m.   Melakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan dominan menarik plungger.
n.    Observasi adanya darah pada spuit
o.    Jika tidak ada darah masukkan obat perlahan-lahan
p.    Jika ada darah :
1)    Tarik kembali jarum dari kulit
2)    Tekan tempat penusukan selama 2 menit
3)    Observasi adanya hematoma atau memar
4)    Jika perlu berikan plaster
5)    Siapkan obat yang baru, mulai dengan langkah a, pilih area penusukan yang baru
q.    Cabut jarum perlahan-lahan dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, maka tekan area tersebut dengan menggunakan kassa steril sampai darah berhenti.
r.     Kembalikan posisi klien
s.    Buang perlahan yang tidak diperlukan sesuai dengan tempatnya masing-masing.
t.      Buku sarung tangan
u.    Cuci tangan
v.    Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan


C.   Injeksi Intra Vena(IV)
 

1.    Definisi
Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit.
2.    Tujuan
a.    Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat di absorbsi dari pada dengan injeksi parenteral lain.
b.    Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
c.    Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
3.    Tempat injeksi
a.    Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika)
b.    Pada tungkai (vena saphenous)
c.    Pada leher (vena jugularis)
d.    Pada kepala (vena frontalis atau vena temperalis)
4.    Peralatan
a.    Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
b.    Kapas alkohol
c.    Sarung tangan
d.    Obat yang sesuai
e.    Spuit 2 ml- 5 ml
f.     Bak spuit
g.    Baki obat
h.    Plester
i.      Perlak pengalas
j.      Pembendung vena (torniquet)
k.    Kassa steril (bila perlu)
l.      Bengkok
5.    Prosedur kerja
a.    Cuci tangan
b.    Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
c.    Identifikasi klien
d.    Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
e.    Atur klien pada posisi yang nyaman
f.     Pasang perlak pengalas
g.    Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
h.    Letakkan pembendung
i.      Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekauan, peradangan, atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan
j.      Pakai sarung tangan
k.    Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
l.      Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan
m.   Buka tutup jarum
n.    Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukkan dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih kencang dan vena tidak bergeser, memudahkan penusukan.
o.    Pegang jarum pada posisi 300 sejajar dengan vena yang akan ditusuk perlahan dan pasti
p.    Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum kedalam vena
q.    Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan baral dari spuit dan tangan dominan menarik plunger.
r.     Observasi adanya darah pada spuit
s.    Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan
t.      Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan.
u.    Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberikan betadin
v.    Kembalikan posisi klien
w.   Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
x.    Buka sarung tangan
y.    Cuci tangan
z.    Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan


D.   Injeksi Sub Cutan (SC)
1.    Definisi
Injeksi subcutan adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam jaringan subcutan dibawah kulit dengan menggunakan spuit.
2.    Tujuan
Memasukkan sejumlah obat kedalam jaringan subcutan dibawah kulit untuk diabsorbsi.
3.    Tempat injeksi
a.    Lengan bagian atas luar
b.    Paha depan
c.    Daera abdomen
d.    Area scapula pada punggung bagian atas
e.    Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas
4.    Peralatan
a.    Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
b.    Kapas alkohol
c.    Sarung tangan
d.    Obat yang sesuai
e.    Spuit 2ml
f.     Bak spuit
g.    Baki obat
h.    Plester
i.      Kassa steril(bila perlu)
j.      Bengkok
5.    Prosedur kerja
a.    Cuci tangan
b.    Siapkan obat sesuai dengan prinsip 6 benar
c.    Identifikasi klien
d.    Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
e.    Atur klien pada posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan
Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan
f.     Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal. (area penusukan yang utama adalah pada lengan bagian atas dan paha anterior)
g.    Pakai sarung tangan
h.    Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol dengan gerakan sirkular dan arah keluar dengan diameter sekitar 5cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
i.      Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan
j.      Buka tutup jarum
k.    Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non dominan
l.      Dengan ujung jarum menghadap keatas dan menggunakan tangan dominan masukkan jarum dengan sudut 450 atau menggunakan sudut 900 (untuk orang gemuk). Pada orang gemuk jaringan subcutannya lebih tebal
m.   Lepaskan tarikan tangan non dominan
n.    Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit.
o.    Jika tidak ada darah masukkan obat perlahan-lahan
p.    Jika ada darah :
1)    tarik kembali jarum dari kulit
2)    Tekan tempat penusukan selama 2 menit
3)    Observasi adanya hematoma atau memar
4)    Jika perlu berikan plester
5)    Siapkan obat yang baru,mulai dengan langkah a, pilih area penusukan baru
q.    Cabut jarum perlahan-lahan dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
r.     Jika terdapat perdarahan,maka tekan area tersebut dengan menggunakan kassa steril sampai darah berhenti.
s.    Kembalikan posisi klien
t.      Buang peralatan yang tidak diperlukan sesuai dengan tempatnya masing-masing
u.    Buka sarung tangan dan cuci tangan
v.    Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
 



BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
       Pemberian obat parenteral/injeksi merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit. Ada beberapa cara pemberian obat secara injeksi yaitu secara intra vena, intra muscular, intra cutan, sub cutan.

B.   Saran
1.    Bidan
    Bidan harus melakukan injeksi dengan baik dan berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan yang bisa merugikan klien dan dirinya sendiri. Dan selalu memperhatikan prinsip pemberian obat yaitu benar pasin, benar obat, benar dosis, benar rute pemberian, benar waktu pemberian, dan benar dokumentasi.
2.    Tenaga Kesehatan lainnya
   Sebaiknya tenaga harus melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna dan Tri Sunarsih. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Uliyah, Musrifatul dan Azis Alimul Hidayat. 2006. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

 



No comments:

Post a Comment