BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Kanker bukanlah suatu penyakit yang ringan. Langkah
awal dalam pengobatan penyakit kanker adalah deteksi dengan benar bahwa gejala
yang muncul pada tubuh pasien adalah benar-benar sel kanker ganas. Deteksi ini
bisa dilakukan dengan pemeriksaan biopsy, sehingga langkah pengobatan bisa
dilakukan secara cepat dan tepat. Langkah berikutnya adalah terapi pengobatan
dengan cara konvensional. Namun pada kenyataannya pengobatan dengan cara ini
sering kali kanker belum bisa diatasi secara total. Disinilah peran tanaman
obat/herbal.
Peran utama herbal adalah meningkatkan daya tahan
tubuh pasien dan melokalisir sel-sel kaker sehingga sel-sel kanker tidak mudah
menyebar, dan lebih mudah diangkat, juga tidak bersifat toksik sehingga lebih
aman untuk tubuh pasien. Contohnya adalah tanaman obat dari ekstrak keladi
tikus (Typhonium Flagelliforme). Dalam penggunaannya, tanaman obat ini bisa
dipakai bersamaan dengan pengobatan konvensional (pembedahan, kemoterapi,
radioterapi dan hormonterapi) atau setelah pengobatan konvensional selesai
dilakukan. Karena obat dari ekstrak keladi tikus dapat membantu mengurangi efek
pengobatan secara konvensional.
Jumlah penderita penyakit kanker di Indonesia belum
diketahui secara pasti, tetapi peningkatan dari tahun ke tahun dapat dibuktikan
sebagai salah satu penyebab kematian. Hanya beberapa penyakit kanker yang dapat
diobati secara memuaskan, terutama jika diobati saat masih stadium dini.
Keberhasilan pengobatan sangat ditentukan oleh jenis kanker, stadium kanker,
keadaan umum penderita, dan usaha penderita untuk sembuh.
Penyakit Kanker adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel
kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah
diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar
melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf
tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian
sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan membelah terus
meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru
yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan
normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya. Kanker dapat terjadi
diberbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap tubuh, mulai dari kaki
sampai kepala. Bila kanker terjadi di bagian permukaan tubuh, akan mudah
diketahui dan diobati. Namun bila terjadi didalam tubuh, kanker itu akan sulit
diketahui dan kadang - kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala,
biasanya sudah stadium lanjut sehingga sulit diobati.
Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker
yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone
marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi
tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan
tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam
tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan
darah).
Leukemia umumnya muncul pada diri
seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas
penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau
abnormal. Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh
memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan
memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan
be-reproduksi kembali.
Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak
merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan
tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan
di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal
ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang
dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti;
mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.
2.
Rumusan
Masalah
Dari penyusunan makalah ini, penulis akan membahas rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa itu Leukimia ?
2. Apa penyebab Leukimia?
3. Apa cirri-ciri penderita Leukimia ?
4. Bagaimana akibat dari penyakit
leukemia bagi penderita ?
5. Bagaimana cara mengobati Leukimia?
3.
Tujuan
Dari
penyusunan makalah ini bertujuan untuk :
1. Bisa mengetahui tentang apa yang
dimaksud dengan Leukimia
2. Dapat mengetahui penyebab Leukimia.
3. Dapat mengetahui akibat dari penyait
leukemia dagi penderitanya.
4. Dapat memperoleh informasi mengenai
cara mengobati leukemia.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Kanker Darah (Leukimia)
Leukemia; dalam bahasa Yunani leukos λευκός, "putih";
aima αίμα,
"darah"), atau lebih dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit
dalam klasifikasi kanker
(istilah medis: neoplasma)
pada darah
atau sumsum tulang
yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari
sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang
dan jaringan limfoid,
umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih).
Sel-sel
normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel
abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau
darah tepi. Sel leukemia memengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel
darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Kata leukemia berarti darah putih,
karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi.
Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit.
Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel
lainnya.
Pada tahun 2000, terdapat sekitar 256,000 anak dan
dewasa di seluruh dunia menderita penyakit sejenis leukemia, dan 209,000 orang
diantaranya meninggal karena penyakit tersebut, Hampir 90% dari semua penderita
yang terdiagnosa adalah dewasa.
Menurut Ahmad Ramadi (1998) leukemia merupakan
penyakit ganas, progresif pada organ-organ pembentukan darah yang ditandai
dengan proliferasi dan perkembangan leukosit serta pendahulunya secara abnormal
di dalam darah dan sumsum tulang belakang. Proliferasi sel leukosit yang
abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang tidak abnormal, jumlahnya
berlebihan, dapat, menyebabkan anemia, trombositopenia, dan diakhiri dengan
kematian (Mansjoer, 1999).
Menurut jenisnya, leukemia dapat dibagi atas
leukemia mieloid dan limfoid. Masing-masing ada yang akut dan kronik. Secara
garis besar , pembagian leukemia adalah sebagai berikut yaitu :
Leukemia limfoid :
Leukemia
Limfoblastik Akut (LLA)
Merupakan kanker yang paling sering menyerang
anak-anak dibawah umur 15 tahun, dengan puncak insidensi antara umur 3 sampai 4
tahun. Manifestasi dari LLA adalah berupa proliferasi limpoblas abnormal dalam
sum-sum tulang dan tempat-tempat ekstramedular. Paling sering terjadi pada
laiki - laki dibandingkan perempuan, LLA jarang terjadi (Smeltzer dan Bare,
2001).
Gejala pertama biasanya terjadi karena sumsum tulang
gagal menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang memadai, yaitu berupa:
lemah dan sesak nafas, karena anemia (sel darah merah terlalu sedikit) infeksi
dan demam karena, berkurangnya jumlah sel darah putih perdarahan, karena jumlah
trombosit yang terlalu sedikit.
Manifestasi
klinis :
-
MHematopoesis normal
terhambat
-
Penurunan jumlah
leukosit
-
Penurunan sel darah
merah
-
Penurunan trombosit
Leukeumia Limfositik
Kronik (LLK)
Leukemia Limfositik Kronik (LLK) ditandai dengan
adanya sejumlah besar limfosit (salah satu jenis sel darah putih) matang yang
bersifat ganas dan pembesaran kelenjar getah bening. Lebih dari 3/4 penderita
berumur lebih dari 60 tahun, dan 2-3 kali lebih sering menyerang pria. Pada
awalnya penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di kelenjar getah
bening. Kemudian menyebar ke hati dan limpa, dan kedua nya mulai membesar.
Masuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang akan menggeser sel-sel yang
normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan jumlah sel darah putih dan
trombosit di dalam darah. Kadar dan aktivitas antibodi (protein untuk melawan
infeksi) juga berkurang. Sistem kekebalan yang biasanya melindungi tubuh
terhadap serangan dari luar, seringkali menjadi salah arah dan menghancurkan
jaringan tubuh yang normal.
Manifestasinya
adalah :
-
Adanya anemia
-
Pembesaran nodus limfa
-
Pembesaran organ
abdomen
-
Jumlah eritrosi dan
trombosit mungkin normal atau menurun
Terjadi penurunan jumlah limfosit (limfositopenia) Leukemia
Mieloid
Leukemia Mielositik akut (LMA) Menurut Smeltzer dan Bare (2001), Leukemia akut ini mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke sua sel mieloid;monosit, granulosit, eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena , insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.
Leukemia Mielositik akut (LMA) Menurut Smeltzer dan Bare (2001), Leukemia akut ini mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke sua sel mieloid;monosit, granulosit, eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena , insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.
Gambaran klinis LMA, antara lain yaitu ;terdapat
peningkatan leukosit, pembesaran pada limfe, rasa lelah, pucat, nafsu makan
menurun, anemia, ptekie, perdarahan, nyeri tulang, Infeksi Leukemia Mielogenus
Kronik (LMK)
Leukemia Mielositik (mieloid, mielogenous, granulositik, LMK) adalah suatu penyakit dimana sebuah sel di dalam sumsum tulang berubah menjadi ganas dan menghasilkan sejumlah besar granulosit (salah satu jenis sel darah putih) yang abnormal
Leukemia Mielositik (mieloid, mielogenous, granulositik, LMK) adalah suatu penyakit dimana sebuah sel di dalam sumsum tulang berubah menjadi ganas dan menghasilkan sejumlah besar granulosit (salah satu jenis sel darah putih) yang abnormal
Dimasukkan kedalam keganasan sel stem mieloid. Namun
lebih banyak terdapat sel normal dibaniding dalam bentuk akut, sehingga
penyakit ini lebih ringan, jarang menyerang individu di bawah umur 20 tahun,
namun insidensinya meningkat sesuai pertambahan umur.
Gambaran klinis LMK mirip dengan LMA, tetapi
gejalanya lebih ringan yaitu; Pada stadium awal, LMK bisa tidak menimbulkan
gejala. Tetapi beberapa penderita bisa mengalami: kelelahan dan kelemahan,
kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, demam atau berkeringat dimalam
hari, perasaan penuh di perutnya (karena pembesaran limpa) (Smeltzer dan Bare,
2001).
Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2001) meskipun penyebab
leukemia tidak diketahui, presdiposisi genetik maupun faktor-faktor lingkungan kelihatannya
memainkan peranan.
Faktor lingkungan berupa paparan radiasi pergion
dosis tinggi disertai manifestasi leukemia yang timbul bertahun-tahun kemudian.
Zat-zat kimia (misalnya benzen, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazone,
dan agen antineoplastil) dikaitkan dengan frkuensi yang meningkat khususnya
agen-agen alkil.
Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab
dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Virus menyebabkan beberapa
leukemia pada binatang (misalnya kucing). Virus HTLV-I (human T-cell
lymphotropic virus type I), yang menyerupai virus penyebab AIDS, diduga
merupakan penyebab jenis leukemia yang jarang terjadi pada manusia, yaitu
leukemia sel-T dewasa.Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia
tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko
terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya
sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.
Sampai saat ini penyebab penyakit
kanker darah belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa
faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya kanker darah.
- Radiasi. Hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus kanker darah (Leukemia) bahwa Para pegawai radiologi lebih sering menderita kanker darah (leukemia), Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita kanker darah (leukemia), Kanker darah (Leukemia) ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
- Leukemogenik. Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi kanker darah (leukemia), misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia inustri seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
- Herediter. Penderita Down Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
- Virus. Beberapa jenis virus dapat menyebabkan kanker darah (leukemia), seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.
3.
Ciri-ciri penderita Leukimia
Gejala Kanker Darah (Leukemia) yang
ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum
dapat digambarkan sebagai berikut:
v Anemia. Penderita akan cepat lelah,
pucat, dan bernapas cepat (sel darah merah di bawah normal menyebabkan oksigen
dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernapas cepat sebagai kompensasi
pemenuhan kekurangan oksigen dalam tubuh).
v Perdarahan. Ketika Platelet (sel
pembeku darah) tidak terproduksi dengan baik karena didominasi oleh sel darah
putih, maka penderita kanker darah akan mengalami perdarahan di jaringan kulit
(banyaknya jentik merah lebar/kecil di jaringan kulit).
v Terserang Infeksi. Sel darah putih
berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi.
Pada Penderita Kanker Darah (Leukemia), sel darah putih yang terbentuk tidak
normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si
penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan
menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (ingus) dan
batuk.
v Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini
disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh
sel darah putih.
v Nyeri Perut. Nyeri perut juga
merupakan salah satu indikasi gejala kanker darah (leukemia), dimana sel
leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati, dan empedu, yang menyebabkan
pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbullah nyeri. Nyeri perut ini
dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita kanker darah (leukemia).
v Pembengkakan Kelenjar Limpa.
Penderita kanker darah kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar
limpa, baik itu yang di bawah lengan, leher, dada, dan lainnya. Kelenjar limpa
bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul di sini dan menyebabkan
pembengkakan.
v Kesulitan Bernapas (Dyspnea).
Penderita kanker darah mungkin menampakkan gejala kesulitan bernapas dan nyeri
dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.
4.
Akibat Penyakit Kanker Darah
Leukemia
umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum tulang tanpa
diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang
berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah putih me-reproduksi
ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri.
Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah
diharapkan be-reproduksi kembali.
Pada
kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak
merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan
tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan
di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal
ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang
dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti;
mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.
Beberapa
factor yang muncul akibat terkenanya penyakit kanker darah adalah:
o Faktor Resiko Hormonal
Hormon
estrogen dapat berfungsi sebagai promotor bagi kanker tertentu, misalnya kanker
payudara dan kanker endometrium. Wanita yang memiliki menstruasi memiliki kadar
estrogen yang tinggi, maka resiko terbentuknya kanker payudara meningkat pada
wanita yang mengalami menstruasi dini dan mencapai menopause lambat. Terlambat
mengandung atau tidak memiliki anak dapat meningkatkan resiko kanker payudara.
o Faktor Kejiwaan, Emosi Psikis
Gangguan
yang terjadi pada emosi dapat menyebabkan atau memperberat kanker seperti
stress, dendam, kebencian yang mendalam,atau sakit hati (kepedihan). Peranan
faktor kejiwaan pada kanker dapat melalui beberapa cara, diantaranya: stress
atau dendam yang mempengaruhi perkembangan sel menjadi liar dan efek yang
melemahkan sistem kekebalan tubuh sel T sehingga tidak mampu melenyapkan sel
kanker yang terbentuk.
Beberapa
faktor yang bersifat Protektif terhadap pembentukan kanker yaitu :
Hormon progesteron bersifat protektif terhadap kanker yaitu dengan menghambat efek stimulasi estrogen. Hormon progesteron meningkat pada saat kehamilan dan saat menyusui pada wanita oleh karena itu, wanita yang menyusui selama paling sedikit 6 bulan berturut - turut, wanita yang hamil beberapa kali, akan mengurangi resiko terkena kanker payudara.
Hormon progesteron bersifat protektif terhadap kanker yaitu dengan menghambat efek stimulasi estrogen. Hormon progesteron meningkat pada saat kehamilan dan saat menyusui pada wanita oleh karena itu, wanita yang menyusui selama paling sedikit 6 bulan berturut - turut, wanita yang hamil beberapa kali, akan mengurangi resiko terkena kanker payudara.
5.
Pengobatan Leukeumia
Penanganan kasus penyakit Leukemia biasanya dimulai
dari gejala yang muncul, seperti anemia, perdarahan dan infeksi. Secara garis
besar penanganan dan
pengobatan Leukemia bisa dilakukan dengan
cara single ataupun gabungan dari beberapa metode dibawah ini:
1. Chemotherapy/intrathecal medications
2. Therapy Radiasi. Metode ini sangat jarang sekali
digunakan
3. Transplantasi bone marrow (sumsum tulang)
4. Pemberian obat-obatan tablet dan suntik
5. Transfusi sel darah merah atau platelet.
Sistem Therapi yang sering digunakan dalam menangani
penderita leukemia adalah kombinasi antara Chemotherapy (kemoterapi) dan
pemberian obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih
yang abnormal dalam bone marrow. Selanjutnya adalah penanganan terhadap
beberapa gejala dan tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh penderita dengan
monitor yang komprehensive.
Leukemia limfositik kronik berkembang dengan lambat,
sehingga banyak penderita yang tidak memerlukan pengobatan selama
bertahun-tahun sampai jumlah limfosit sangat banyak, kelenjar getah bening
membesar atau terjadi penurunan jumlah eritrosit atau trombosit. Anemia diatasi
dengan transfusi darah dan suntikan eritropoietin (obat yang merangsang
pembentukan sel-sel darah merah). Jika jumlah trombosit sangat menurun,
diberikan transfusi trombosit. Infeksi diatasi dengan antibiotik.
Terapi penyinaran digunakan untuk memperkecil ukuran
kelenjar getah bening, hati atau limpa. Obat antikanker saja atau ditambah
kortikosteroid diberikan jika jumlah limfositnya sangat banyak. Prednison dan
kortikosteroid lainnya bisa menyebabkan perbaikan pada penderita leukemia yang
sudah menyebar. Tetapi respon ini biasanya berlangsung singkat dan setelah
pemakaian jangka panjang, kortikosteroid menyebabkan beberapa efek samping.
Leukemia sel B diobati dengan alkylating agent, yang membunuh sel kanker dengan
mempengaruhi DNAnya. Leukemia sel berambut diobati dengan interferon alfa dan
pentostatin
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Kanker darah (Leukemia) merupakan neoplasma ganas sel darah putih
(Leukosit) yang ditandai dengan bertambah banyaknya sel darah putih abnormal
dalam aliran darah. Sel-sel tersebut tersebut berinfiltrasi secara progresif ke
dalam jaringan tubuh, terutama pada sumsum tulang. Akibatnya, sumsum tulang
rusak dan kehilangan fungsinya untuk membuat sel darah merah dan sel darah
putih normal serta platelets (trombosit). Sebagai akibat kekurangan
sel darah merah, maka akan terjadi anemia. Jika kekurangan sel darah putih ini
dapat mengakibatkan penurunan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, kurangnya
produksi platelets dapat mengakibatkan perdarahan yang parah.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment