Prinsip dasar pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan
akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu
dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien
Prinsip umum dari pemeriksaan fisik adalah dilakukan secara komprehensif. Hal-hal yang harus dipertimbangkan yaitu:
-Penjagaan kesopanan
-Cara mengadakan hubungan dengan pasien
-Pencahayaan dan lingkungan yang memadai
-Tahap pertumbuhan/perkembangan pasien
-Pencatatan data
-Pengambilan tindakan yang sesuai dgn masalah klien
-Pasien dalam posisi duduk/sesuai jenis pemeriksaan
Hanya membuka bagian tubuh yg diperiksa, menutup bag.lain
Prinsip umum dari pemeriksaan fisik adalah dilakukan secara komprehensif. Hal-hal yang harus dipertimbangkan yaitu:
-Penjagaan kesopanan
-Cara mengadakan hubungan dengan pasien
-Pencahayaan dan lingkungan yang memadai
-Tahap pertumbuhan/perkembangan pasien
-Pencatatan data
-Pengambilan tindakan yang sesuai dgn masalah klien
-Pasien dalam posisi duduk/sesuai jenis pemeriksaan
Hanya membuka bagian tubuh yg diperiksa, menutup bag.lain
Teknik Pemeriksaan Fisik
4 TEKNIK DALAM PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat
bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan
agar perawat dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus
inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi,
simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu
dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat struma di
leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain.
2. Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera
peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk
mengumpulkan data, misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban,
vibrasi, ukuran.
Langkah-langkah
yang perlu diperhatikan selama palpasi :
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
- Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
- Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
- Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.
Misalnya :
adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk
bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya
(kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan suara.
Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi,
ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Perawat menggunakan kedua tangannya
sebagai alat untuk menghasilkan suara.
Adapun
suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :
- Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.
- Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia.
- Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar.
- Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.
4.
Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang
disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung,
suara nafas, dan bising usus.
Suara tidak
normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah :
- Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC.
- Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru.
- Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
- Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.
Pendekatan
pengkajian fisik dapat menggunakan :
1. Head to
toe (kepala ke kaki)
- Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari : keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas.
2. ROS
(Review of System / sistem tubuh)
- Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, yaitu : keadaan umum, tanda vital, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem persyarafan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem muskuloskeletal dan integumen, sistem reproduksi. Informasi yang didapat membantu perawat untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu mendapat perhatian khusus.
3. Pola
fungsi kesehatan Gordon, 1982
- Perawat mengumpulkan data secara sistematis dengan mengevaluasi pola fungsi kesehatan dan memfokuskan pengkajian fisik pada masalah khusus meliputi : persepsi kesehatan-penatalaksanaan kesehatan, nutrisi-pola metabolisme, pola eliminasi, pola tidur-istirahat, kognitif-pola perseptual, peran-pola berhubungan, aktifitas-pola latihan, seksualitas-pola reproduksi, koping-pola toleransi stress, nilai-pola keyakinan.
4. DOENGOES
(1993)
- Mencakup : aktivitas / istirahat, sirkulasi, integritas ego, eliminasi, makanan dan cairan, hygiene, neurosensori, nyeri / ketidaknyamanan, pernafasan, keamanan, seksualitas, interaksi sosial, penyuluhan / pembelajaran.
No comments:
Post a Comment