truth


counters

nama

Saturday 7 March 2015

askeb nifas format asuhan ana-varney(belum lengkap, pembahasan dan penutup menyusul)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
            Pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007, angka kematian ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Survei yang sama tahun 2012 menunjukkan 359 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil survei itu diluncurkan dalam Temu Nasional Program Kependudukan dan Keluarga Berencana dalam rangka Hari Kontrasepsi Sedunia 2013, di Jakarta, Rabu 25 september. Survei dilaksanakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Badan Pusat Statistik (BPS) per empat tahun. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup menurun secara bertahap, dari 390 (1991) menjadi 334 (1997), 307 (2003), dan 228 (2007). Tahun 2012 untuk pertama kalinya AKI melonjak. Diketahui, pada 2012, AKI mencapai 359 per 100 ribu penduduk atau meningkat sekitar 57 persen bila dibandingkan dengan kondisi pada 2007, yang hanya sebesar 228 per 100 ribu penduduk.
            Faktor penyebab kematian ibu dibagi menjadi dua yaitu, faktor penyebab langsung dan faktor penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, eklampsia, dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih banyaknya kasus 3 (tiga) Terlambat dan 4 (empat) Terlalu. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah pendarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, aborsi 5%, dan lain-lain 27%, yang didalam terdapat juga penyulit pada masa kehamilan dan penyulit pada masa persalinan (Departemen Kesehatan RI, 2010).
            Adapun penyebab langsung yang berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan nifas tidak ditangani dengan baik dan tepat waktu. Kematian ibu pada masa nifas biasanya disebabkan oleh infeksi nifas (10%), ini terjadi karena kurangnya perawatan pada luka, perdarahan (42%) (akibat robekan jalan lahir, sisa placenta dan atonia uteri), eklampsi (13%), dan komplikasi masa nifas (11%) (Siswono, 2005).
            Masa nifas adalah dimulai setelah melahirkan plasenta berakhir ketika alat-alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Saifuddin, 2005).
            Masa nifas merupakan masa yang rawan karena ada beberapa risiko yang mungkin terjadi pada masa itu, antara lain : anemia, pre eklampsia/ eklampsia, perdarahan post partum, depresi masa nifas, dan infeksi masa nifas. Menurut data  Diantara resiko tersebut ada dua yang paling sering mengakibatkan kematian pada ibu nifas, yakni infeksi dan perdarahan. Kemudian ibu juga sering mengalami masalah-masalah pada masa nifas yang timbul akibat ketidaktahuannya, misalnya ibu menahan urinenya karena takut akan robek kembali jahitan pada alat genetalianya, nyeri pa da abdomen yang kadang-kadang ibu beranggapan bahwa hal tersebut abnormal padahal nyeri tersebut akibat involusi uterus, pembengkakan mamae sehingga menjadi mastitis oleh karena ketidaktahuan ibu tentang teknik menyusui ataupun perawatan mammae pada masa nifas, selain itu rendahnya tingkat pendapatan ekonomi dan pendidikan keluarga dan masih banyak praktek lokal yang sangat merugikan ibu seperti memiliki pantang makanan tertentu seperti ikan, telur, cumi-cumi, udang, kepiting yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk proses metabolisme ibu serta sebagai cadangan energi untuk proses persalinan dan laktasi. (Albertin Y.R Nggelan , 2009 ). Dari Uraian diatas, penulis tertarik untuk menulis tentang asuhan kebidanan kepada ibu nifas normal.


B.     RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah asuhan kebidanan pada Ny. H umur 21 tahun P1A0 post partum hari ke-3 normal

C.    TUJUAN
1.         Tujuan Umum:
Dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan nifas normal menggunakan langkah manajemen ana varney.
2.         Tujuan khusus:
a.         Dapat melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif.
b.        Dapat membuat rencana tindakan pada Ny. H
c.         Dapat melakukan pelaksanaan tindakan pada Ny. H
d.        Dapat mengetahui catatan perkembangan pada Ny. H
D.    MANFAAT
  1. Dapat digunakan sebagai bukti bahwa telah mengikuti Praktik Klinik Kebidanan I
  2. Dapat digunakan untuk mencapai target kompetensi PKK I asuhan kebidanan nifas fisiologis
  3. Dapat dijadikan referensi pembuatan makalah asuhan kebidanan nifas fisiologis


BAB II
TINJAUAN TEORI


A.      Pengertian Nifas
Masa nifas merupakan masa pemulihan fisik dan psikologis sejak sesaat setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu.
Masa nifas (puerperium) di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika organ-organ reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil (Ambarwati, 2009).
Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah persalinan yang di perlukan untuk memulihkan kembali organ reproduksi, biasanya sekitar enam minggu. Jadi, yang di maksut masa nifas yaitu masa kembalinya organ reproduksi seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu enam minggu setelah melahirkan.
Pengawasan dan arahan bidan harus selalu di lakukan dengan baik termasuk memberikan pelajaran tentang perawatan bayi dan cara laktasi yang benar. Bila dalam pelayanan nifas semua pasien mendapat perlakuan yang sama, maka akan terjadi suatu kompetisi dari ibu-ibu tersebut untuk menjalani perawatan nifas sebaik mungkin terutama dalam perawatan bayinya. Masalah-masalah yang timbul selama masa nifas akan di diskusikan di antara mereka kemudian di tanyakan pada petugas kesehatan apabila di perlukan. Secara tidak langsung, ibu nifas akan mendapatkan rasa percaya diri di dalam perawatan dirinya maupun bayinya, sehingga ada saat pulang dari rumah sakit ibu sudah dapat mengatasi masalah-masalah yang mungkin timbul.

B.       Tahapan Masa Nifas
Nifas dibagi menjadi 3 periode :
1.          Puerperium dini
            0-24 jam postpartum yaitu keadaan ulh dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan.
2.         Puerperium inter medial
Kepulihan alat-alat kandungan secara menyeluruh yang lamanya 6-8 minggu.
3.          Remote puerperium
            Kepulihan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau persalinan mengalami komplikasi, mungkin dapat berminggu-minggu, bulan, atau tahun.

C.      Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Kebijakan nasional dalam kunjungan masa nifas minimal 4 (empat) kali untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi. Meliputi :
1.         Kunjungan I (dalam 6-8 jam post partum) dengan tujuan :
a.         Mencegah perdarahan karena atonia uteri
b.        Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk bila tetap berlanjut.
c.         Memberi konseing pada ibu dan atau keluarga tentang cara mencegah perdarahan karena atonia uteri.
d.        Memberi ASI awal, 1 jam setelah IMD berhasil dilakukan.
e.         Melakukan hubungan antara ibu (dan keluarga) dengan BBL.
f.         Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
g.        Mendampingi ibu dan bayi sampai 2 (dua) jam post partum atau sampai keadaan stabil.
2.         Kunjungan II (2-6 Hari Post Partum) dengan tujuan.
a.         Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b.        Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi.
c.         Memastikan bahwa ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
d.        Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak menunjukkan tanda-tanda penyulit.
e.         Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari, serta tentang posyandu dan imunisasi.
3.         Kunjungan III (2 minggu postpartum), dengan tujuan sama seperti kunjungan II.
4.         Kunjungan IV (6 minggu Post pertum) dengan tujuan :
a.         Mengkaji tentang kemungkinan penyulit pada ibu atau bayinya.
b.        Memberikan konseling untuk KB secara dini.

D.      Perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas
1.      Perubahan fisiologis
a.       Sistem reproduksi
1)      Uterus
                        Involusi uterus adalah kembalinya uterus kepada keadaan sebelum hmil, baik dalam bentk maupun posisi. Selain uterus, vagina, ligamen uterus, dan otot dasar panggul juga kembali kekeadaan sebelum hamil. Bila ligamen uterus dan otot dasar panggul juga kembali kekeadaan sebelum hamil, kemungkinan terjadinya prolaps uteri semakin besar. Selama proses involusi, uterus menipis dan mengeluarkan lokia yang diganti dengan endometrium batu. Setelah kelahiran bayi dan plasenta terlepas, otot uterus berkontraksi sehingga sirkulasi darah yang menuju uterus berhenti dan ini disebut dengan iskemia. Otot redundant, fibrous, dan jaringan elastins bekerja. Fagosit dalam pembuluh darah dipecah menjadi dua fagositosis. Enzim pretoilitik diserap oleh serat otot yang diesbut dua fagositosis. Lisozim dalam sel ikut berperan dalam proses ini. Produk ini dibawa oleh pembuluh darah yang kemudian disaring oleh ginjal.
                        Lapisan desidua yang dilepaskan dari dinding uterus disebut lokia endometrium baru tumbuh dan terbntuk selama 10 hari post partumdan menjadi sempurna setelah 6 minggu. Proses involusi uterus berjalan selama 6 minggu. Selama proses involusi uterus berlangsung, berat uterus mengalami penurunan dari 1000 gram menjadi 60 gram, dan ukuran uterus berubah dari 15 x 11 x 7,5 cm menjadi 7,5 x 5 x 2,5 cm. Setiap minggu berat uterus turun sekitar 500 gram dan serviks menutp hingga selebar 1 jari. Tabel perubahan uterus selama masa nifas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Involusi
Tinggi fundus uterus
Berat uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gram
Uri lahir
2 jari dibawah pusat
750 gram
1 minggu
Pertengahan pusat simfisis
500 gram
2 minggu
Tidak teraba diatas simfisis
350 gram
6 minggu
Bertambah kecil
50 gram
8 minggu
Sebesar normal
30 gram
 
2)      Lochea
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina pada masa nifas normal, bau anyir dan tidak busuk
a)   Lochea Rubra
Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernix kaseosa, lanugo dan mekoneum selama 2 hari post partum
b)   Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kecoklatan berisi darah dan lendir hari ke 3-7 post partum

c)      Lochea Serosa
Berwarna kuning, cair dan berdarah pada hari ke 7-14 post partum
d)     Lochea Alba
Cairan putih setelah 2 minggu
e)      Lochea Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
f)       Locheastatis
Lochea yang tidak lancar keluarnya (Mochtar, 1998 : 116)
3)      Ovarium dan Tuba Falopi
Setelah melhirkan plasenta, produksi estrogen dan progesteron menurun, sehingga menimbulkan mekanisme timal balik dari sirkulasi menstruasi. Pada saat inilah dimulai kembali proses ovulasi, sehingga wanita dapat hamil kembali
b.      Sistem Pencernaan
Setelah kelahiran plasenta, terjadi pula penurunan produksi progesteron, sehingga yang menyebabkan nyeri ulu hari dan konstipasi, terutama dalam beberapa hari pertama. Hal ini terjadi karena inaktivitas mortalitas usus akibat kurangnya keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya refleks hambatan defekasi karena adanya rasa nyeri pada perineum karena episiotomi. Ibu dapat mengeluh haus, lapar, atau mual.
c.       Sistem Perkemihan
Diuresis terjadi setelah 2-3 hari postpartum. Diuresis terjadi karena saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini akan kembali setelah 4 minggu postpartum.
d.      Sistem Muskuloskeletal
Adaptasi sistem muskulosteletal pada masa hamil berlangsung secara terbalik pada masa nifas. Adaptasi ini mencangkup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi serta perubahan pusat gravitasi ibu akibat pembesaran  rahim.stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke 6-8 postpartum.
e.       Sistem Endokrin
Saat plasenta terlepas dari dinding uterus, kadar HCG dan HPL secara berangsur turun dan normal kembali setelah 7 hari postpartum. HCG tidak terdapat diurine ibu setelah 2 hari post partum. HPL tidak lagi terdapat dalam plasma.
f.       Tanda-tanda Vital
Tekanan darah harus dalam keadaan stabil. Suhu turun perlahan, dan stabil pada 24 jam postpartum. Nadi menjadi normal setelah persalinan.
g.      Sistem Kardiovaskular
Curah jantung meningkat selam persalinan dan berlangsung sampai kala III ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa hari pertama postpartum dan akan kembali normal pada minggu ke-3 postpartum.

2.         Perubahan Psikologis
Periode postpartum menyebabkan stres emosional terhadap ibu baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi kemasa menjadi orang tua pada masa postportum yaitu :
a.         Respon dan dukungan dari keluarga dan teman.
b.        Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi.
c.         Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain.
d.        Pengaruh  budaya.
Satu atau dua hari postpartum, ibu cenderung pasif dan tergantung. Ia hanya menuruti nasihat, ragu-ragu dalam membuat keputusan, masih berfokus untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, masih menggebu membcarakan pengalaman persalinan. Periode ini diuraikan oleh Rubin terjadi dalam tiga tahap :
a.       Taking In
1)      Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu pada umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya.
2)      Ibu akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan.
3)      Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur
4)      Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya bertamabah.
b.      Taking Hold
1)      Berlangsung 2-4 hari postpartum. Ibu menjadi perhatian terhadap kemampuannya menjadi ibu yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayinya.
2)      Perhatian terhadap fungsi-fungsi tubuh (mis : eliminasi)
3)      Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan untuk merawat bayi. Misalnya : menggendong dan menyusui. Ibu agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal tersebut, sehingga cenderung menerima nasehat dari bidan karena ia terbua untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi.
c.       Letting Go
1)      Terjadi setelah ibu pulang kerumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga.
2)      Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi.
3)      Pada periode ini umumnya terjadi depresi post partum.

E.       Nasehat-Nasehat Pasca Ibu Melahirkan
1.    Early Ambulation (Mobilisasi Dini)
            Adalah tindakan membimbing pasien keluar dari tempat tidur dan membimbing selekas mungkin berjalan.

Keuntungan:
a.         Pasien merasa lebih sehat dan kuat
b.        Fungsi usus dan kemih baik
c.         Mengajarkan kepada ibu untuk memelihara bayinya sendiri.
2.    Diet
Makanan harus bergizi cakupan kalori, protein, banyak sayuran, dan buah untuk memulihkan tenaga, pembentukan dan pengeluaran ASI
3.    Miksi dan defekasi
a.         Miksi harus ada 6 jam post partum
b.        Defekasi harus ada 3 jam post partum
4.    Perawatan Payudara
a.        Menjaga payudara tetap bersih dan kuning, terutama putting susu
b.       Menggunakan BH yang menyokong payudara
c.        Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu
d.       Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selam 24 jam, ASI dapat diminumkan dengan sendok.
5.    Pemeriksaan paska persalinan
a.         Pemeriksaan umum
b.        Keadaan umun
c.         Payudara
d.        Dinding perut
e.         Secret yang keluar
f.         Keadaan alat kandungan
6.    Senam nifas
Tujuan
a.         Mengurangi rasa sakit pada otot-otot
b.        Mengencangkan otot-otot perut
c.         Memperbaiki perdarahan
d.        Melancarkan pengeluaran lochea
e.         Mempercepat involusio
f.         Menghindari kelainan
7.    Nasehat ibu post partum
a.        Follow up
b.        Susukan bayi sesegera mungkin
c.        Mengajarkan senam nifas
d.       Untuk kesehatan ibu bayi dan keluarga maka memberikan KB
e.        Imunisasikan bayi



BAB III
ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PADA
NY. H UMUR 21 TAHUN P1A0 POST PARTUM HARI KE-3 NORMAL

I.       Pengkajian

A.    Data Subjektif

Identitas/Biodata Ibu:
Nomor RM                        :
Nama Ibu                          : Ny. H
Umur                                 : 21 th
Pendidikan                        : S1
Pekerjaan/Penghasilan       : Mahasiswa
Suku/Bangsa                     : Suku Jawa/Indonesia
Agama                               : Islam
Alamat                              : Tulakan RT 05 RW 07, Donorejo
Biodata Suami
Nama suami                      : Tn. A
Umur                                 : 23 thn
Pendidikan                        : S1
Pekerja/Penghasilan          : Mahasiswa
Suku/Bangsa                     : Suku Jawa/Indonesia
Agama                               : Islam
Alamat                              : Tulakan RT 05 RW 07, Donorejo
Tanggal anamnesa 24 Desember 2014 pukul 14.00 WIB 
1.      Keluhan Utama/Alasan datang:
Ibu mengeluh ASI-nya keluar hanya sedikit-sedikit.
2.      Riwayat Kehamilan dan Persalinan saat ini:                             
a.       Para:  1  A: 0  Hidup               : 1
b.      Masa gestasi                            :  41 minggu
c.       Kelainan selama hamil            : Tidak ada
d.      Tanggal persalinan                  : 22 Desember 2014 pukul: 14.30 WIB
e.       Tempat persalinan                   : RSUD RA KARTINI
f.       Penolong persalinan                : Dokter
g.      Jenis persalinan                       : Persalinan dengan bantuan Vacum Ekstraksi
h.      Ketuban pecah                        :  22 Desember 2014 pukul: 03.00 WIB
i.        Lama persalinan                      :  10 jam
j.        Penyulit dalam persalinan       : Tidak bisa mengejan
k.      Placenta                                   : utuh
l.        Perinium                                  : ada robekan
m.    Anak : Hidup, BB: 3300 gram Pb: 51 cm, Kelainan bawaan: Tidak ada
n.      Obat-obat yang diperoleh selama nifas : Amoxcilin, Asam Mefenamat, Viliron
3.      Rawat gabung: ya
Alasan : untuk mempermudah ibu dalam memberikan ASI-nya
4.      Riwayat perkawinan
a.       Status pernikahan                    : Sah
b.      Usia pertama kali menikah      : 20 tahun
c.       Berapa kali menikah                : 1 kali
d.       Lama menikah dengan suami sekarang: 1 tahun
e.       Anak dari pernikahan yang sekarang atau yang lalu : Pernikahan sekarang
5.      Riwayat kesehatan
a.       Riwayat kesehatan sekarang :
Ibu mengeluh ASI-nya keluar hanya sedikit-sedikit, serta ibu tidak pernah menderita penyakit dengan gejala seperti jantung sering berdebar-debar, keluar keringat dingin, sering kencing dan haus, batuk lama lebih dari 2 minggu dan sesak nafas.
b.      Riwayat kesehatan yang lalu :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit dengan gejala seperti jantung sering berdebar-debar, keluar keringat dingin, sering kencing dan haus, batuk lama lebih dari 2 minggu dan sesak nafas.
c.       Riwayat kesehatan keluarga :
Ibu mengatakan dari keluarga tidak pernah menderita penyakit dengan gejala seperti jantung sering berdebar-debar, keluar keringat dingin, sering kencing dan haus, batuk lama lebih dari 2 minggu dan sesak nafas.



6.      Riwayat obstetrik yang lalu
Hamil ke
Penyulit kehamilan
Tgl lahir/ umur anak
Jenis persalinan
Tempat persalinan
Komplikasi persalinan
Penolong persalinan
Bayi
Nifas
PB/BB, Kelamin
Keadaan
Keadaan
Laktasi
1
-
-
-
 -
-
-
-
-
-
-
-














7.      Kontrasepsi
No
Jenis kontrasepsi
Lama pemakaian
Waktu pemakaian
Keluhan
Tahun berhenti
Alasan berhenti
1.
Belum pernah KB
-
-
-
-
-

8.      Pola pemenuhan sehari-hari
No
Kebutuhan
Keluhan
Pantangan/ Kekawatiran Khusus

Nutrisi:
a.    Makan: 3 kali sehari (nasi, lauk pauk, sayur, )
b.    Minum: 7-8 gelas air putih dan 1 gelas susu
Tidak ada
Tidak ada

Eliminasi:
a.    BAK:5-6 kali sehari
b.    BAB: 1 hari sekali
Tidak ada
Tidak ada

Istirahat: pagi/siang 2 jam,  malam sering bangun  karena bayi menagis.
Tidak ada
Tidak ada

Aktifitas dan mobilisasi: jalan-jalan di sekitar ruangan
Tidak ada
Tidak ada

Hygiene: Mandi 2x/hari, ganti pembalut 3x/hari
Tidak ada
Tidak ada

Seksualitas: Belum melakukan aktifitas seksual
Tidak ada
Tidak ada

9.      Riwayat psikososial
a.       Tanggap ibu atas kelahiran bayinya /jenis kelamin bayinya:
Ibu mengatakan merasa senang atas kelahiran bayinya.
b.      Perasaaan ibu atas peran barunya:
Ibu mengatakan merasa senang sebagai ibu.
c.       Perasaan ibu tehadap  penampilan diri dihadapan suami:
Ibu mengatakan merasa percaya diri dengan penampilannya.
d.      Keyakinan ibu atas kemampuannya menjadi ibu:
Ibu mengatakan sudah yakin dengan kemampuannya menjadi ibu. 
e.       Tanggapan kelurga atas kelahiran bayinya:
Ibu mengatakan keluarga merasa senang atas kelahiran bayinya.
f.       Tanggapan anak sebelumnya atas kelahiran bayinya:
Ini adalah anak pertama.
g.      Rencana ibu menyusui bayinya (ya/tidak? Sampai kapan?) :
Ibu mengatakan berencana menyusui bayinya sampai usia bayinya 1 tahun.
10.  Data sosial- budaya
a.       Hubungan dengan suami,dan anggota keluarga lain:
Baik. Suami dan keluarga menunggui ibu di rumah sakit
b.      Hubungan dengan tetangga:
Tetangga menjenguk ibu di rumah sakit untuk melihat kondisi ibu
c.       Hewan peliharaan:
Ibu memiliki hewan peliharaan yaitu kucing.
d.      Lingkungan :
Bersih dan nyaman
e.       Adat/tradisi / kebiasaan dalam masa nifas  bagi ibu dan bayi :
Tidak ada
11.  Data spiritual:
Ibu mengatakan sholat 5 waktu dan sering berdoa untuk kelancaran persalinannya.
12.  Pengetahuan ibu
a.       Tentang ibu:
1.)    Masa nifas:
Ibu mengatakan bahwa masa nifas adalah masa sesudah melahirkan.
2.)    Nutrisi dan cairan:
Ibu mengatakan selama nifas harus banyak makan makanan bergizi
3.)    Mobilisasi / latihan / senam:
Ibu mengatakan setelah melahirkan harus latihan bergerak .agar otot-ototnya sehat
4.)    Eliminasi:
Ibu mengatakan kalau menahan BAK itu akan mengganggu kondisi fisiknya.
5.)    Hygiene diri dan perineum:
Ibu mengatakan bahwa untuk mencegah infeksi masa nifas harus selalu menjaga kebersihan diri.
6.)    Istirahat:
Ibu mengatakan bahwa kalau selama nifas harus memenuhi istirahat agar cepat pulih.
7.)    Seksualitas:
Ibu mengatakan belum boleh berhubungan saat nifas
8.)    Kontrasepsi: 
Ibu mengatakan ada KB suntik, pil, implan dll.
9.)    Tanda bahaya masa nifas:
Ibu belum tahu tanda bahaya masa nifas.
10.)       Jadwal kunjungan:
Ibu tidak tahu tentang kunjungan masa nifas.
b.      Tentang menyusui /makanan bayi
1.)    Manfaat ASI :
Ibu mengatakan bahwa ASI banyak mengandung zat kekebalan tubuh yang banyak bagi bayi.
2.)    Makanan bayi (ASI Esklusif):
Ibu mengatakan ASI adalah makanan terbaik bagi bayi.
3.)    Perawatan payudara:
Ibu mengatakan belum tahu tentang perawatan payudara
4.)    Teknik menyusui yang benar (1 atau 2 bayi):
Ibu mengatakan belum tahu teknik menyusui yang benar.

c.       Tentang bayi
1.)    Perawatan bayi sehari-hari:
Menjaga agar bayi tidak kedinginan, dan memandikan bayi.
2.)    Imunisasi dasar bayi:
Ibu mengatakan bayinya sudah diimunisasi HB0 pada hari kedua.
3.)    Metode pencegahan hipotermi :
Ibu mengatakan cara mencegah bayi kedinginan yaitu dengan memberi memberi minyak telon pada bayi lalu diberi baju dan dibedong.

B.     Data Objektif

1.      Pemeriksaan umum
a.       Keadaan umum           : baik
b.      Kesadaran                   : composmentis
c.       Status emosional         : stabil
d.      Tanda vital
1.)    Tensi          : 120/80 mmHg
2.)    Nadi          : 80x/menit
3.)    RR             : 20x/menit
4.)    Suhu          : 36,50 C
e.       Status present
1.)    Kepala
a.       Rambut           :  bersih, warna hitam, tidak rontok, tidak berketombe
b.      Muka               : simetris, bersih
c.       Mata                : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
d.      Hidung            : bersih, tidak ada polip & tidak ada secret
e.       Telinga            : simetris, bersih, tidak ada kotoran
f.       Mulut              : bibir merah tidak pecah-pecah, tidak ada sariawan, tidak ada karies pada gigi, lidah bersih.
2.)    Leher                     :  Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid & vena jugularis
3.)    Dada                     : Simetris
4.)    Mammae               : simetris, tidak ada benjolan
5.)    Perut                      : simetris, ada luka bekas operasi
6.)    Genetalia               : tidak oedem, tidak ada varises, terdapat jahitan di perineum.
7.)    Ekstremitas
a.       Atas     : simetris, tidak oedem
b.      Bawah : simetris, tidak oedem, tidak ada varises, tidak kemerahan.
2.      Pemeriksaan Obstetri
1.)   Wajah / muka : tidak oedem, tidak pucat
2.)   Payudara
a.       Bentuk                  : simetris
b.      Putting                  : menonjol
c.       Pengeluaran           : ASI sudah keluar tapi sedikit-sedikit
d.      Pembengkakan      : tidak ada pembengkakan
e.       Lain-lain                : Tidak ada
3.)   Abdomen
a.       Tinggi fundus uteri                                   : 3 jari dibawah pusat
b.      Kontraksi uterus                                        : baik
c.       Palpasi supra pubik / kandung kemih        : kosong
d.      Lain – lain                                                 :Terdapat luka bekas operasi
4.)   Pengeluaran pervaginam
a.       Warna lochea        : merah
b.      Banyaknya                        : 3x ganti pembalut
c.       Bau                        : terdapat bau khas
d.      Lain-lain                : Tidak ada
5.)   Perinium dan anus
a.       Luka episiotomi /jahitan    : ada jahitan
b.      Keadaan luka                    : kering
c.       Tanda radang                    : tidak ada
d.      Keadaan vulva                  : tidak oedem
e.       Anus                                  : tidak ada hemorroid
3.      Pemeriksaan laboratorium atau penunjang lain:
1)      HB                  : 12,8 gr%
2)      Leucocyt         : 10.800 mm3
3)      Trombocyt       : 205.000 mm3
4)      Haematocryt   : 33,3 %
5)      GDS                : 93





II.                RENCANA TINDAKAN
Hari, Tanggal, jam
Diagnosa Kebidanan
Tujuan
Tindakan
Evaluasi
 Rabu, 24 Desember 2014
Jam 14.00 WIB











Ny. H  umur 21 tahun P1A0 post partum hari ke-3 normal
DS:
1.    Ibu bersalin pada 22 Desember 2014.
2.    Ibu mengatakan ASI yang keluar sedikit-sedikit.
DO:
1.      KU: baik
2.      Kesadaran: composmentis
3.      Status emosional: stabil
4.      TD: 120/80 mmHg
5.      N: 80x/menit
6.      RR: 20x/menit
7.      S: 36,50C
8.      Wajah tidak oedem, tidak pucat
9.      Pemeriksaan palpasi abdomen: fundus 3 jari dibawah pusat
10.  Payudara: simetris, puting menonjol, ASI sudah keluar, tapi sedikit-sedikit.
11.  Ekstremitas bawah: simetris, tidak oedem, tidak ada varises, tidak kemerahan.
12.  Keadaan luka jahitan kering
13.  Tidak ada tanda radang
14.   Lochea warna merah
15.  Anus: tidak ada hemorroid
Setelah melakukan tindakan dalam waktu 60 menit diharapkan:
1.      Kondisi ibu dalam keadaan normal yang ditandai dengan:
a.       TTV
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110 – 120/80-90 mmHg
Nadi : 80-90/menit
RR:20-24 kali/menit
Suhu:36,5-37,50C
b.        Fisik : status present dalam batas normal
c.         Obstetri : Palpasi abdomen sesuai hari post partum
2.      Ibu mengetahui tentang penyebab ASI-nya keluar sedikit dan mengetahui cara memperbanyak ASI-nya












3.      Ibu mengetahui teknik menyusui yang benar

4.      Ibu mengetahui cara memperbanyak ASI

5.      Ibu mengetahui tentang tanda bahaya masa nifas.


1.1.Lakukan pemeriksaan TTV:
-          KU
-          Kesadaran
-          Status emosional
-          TD
-          Nadi
-          RR
-          Suhu




1.2.Lakukan Pemeriksaan fisik

1.3.Lakukan pemeriksaan obstetri

2.      a.) Menjelaskan tentang kemungkinan  hal yang menyebabkan ASI sedikit
b)      Anjurkan ibu untuk melakukan Perawatan Payudara 2x/hari ketika akan mandi
c)      Anjurkan ibu  agar menyusui sesering mungkin dan setiap bayi menginginkan (on demand)
d)     Anjurkan ibu untuk menggunakan BH yang menyokong payudara

3.      Berikan KIE tentang teknik menyusui yang benar

4.      Berikan KIE tentang ASI Eksklusif

5.      Berikan KIE tentang tanda bahaya ibu nifas

S:
-          Ibu bersedia diberikan KIE
-          Ibu mengetahui tentang penyebab ASI-nya keluar sedikit dan mengetahui cara memperbanyak ASI-nya
-          Ibu mengetahui teknik menyusui yang benar
-          Ibu mengetahui cara memperbanyak ASI
-          Ibu mengetahui tentang tanda bahaya masa nifas

O:
-          TTV:
·      KU: baik
·      Kesadaran: composmentis
·      Status emosional: stabil
·      TD: 120/80 mmHg
·      N: 80x/menit
·      RR: 20x/menit
·      S: 36,50C

-          Kondisi fisik: Dalam batas normal

-          Kondisi Obstetri:
·      Pemeriksaan palpasi abdomen: fundus 3 jari debawah pusat
·      Wajah tidak oedem, tidak pucat
·      Payudara: simetris, puting menonjol, ASI sudah keluar tapi sedikit-sedikit, tidak ada pembengkakan
·      Ekstremitas bawah: simetris, tidak oedem, tidak ada varises, tidak kemerahan.
·      Tidak ada tanda radang
·      Lochea warna merah
·      Anus: tidak ada hemorroid


III. PELAKSANAAN TINDAKAN
Hari, Tanggal, Jam
Diagnosa Kebidanan
Tindakan
Evaluasi Tindakan
Rabu, 24 Desember 2014
Jam 14.10 WIB







Jam 14.15 WIB


Jam 14.25 WIB












Jam 14.35 WIB









Jam 14. 45 WIB

Jam 14. 50 WIB



Jam 15.00 WIB




Ny. H  umur 21 tahun P1A0 post partum hari ke-3 normal

1.1  Lakukan pemeriksaan TTV:
-          KU
-          Kesadaran
-          Status emosional
-          TD
-          Nadi
-          RR
-          Suhu


1.2  Lakukan Pemeriksaan fisik


1.3  Lakukan pemeriksaan obstetri












2.      a.) Menjelaskan tentang kemungkinan  hal yang menyebabkan ASI sedikit
b)      Anjurkan ibu untuk melakukan Perawatan Payudara 2x/hari ketika akan mandi
c)      Anjurkan ibu  agar menyusui sesering mungkin dan setiap bayi menginginkan (on demand)
d)     Anjurkan ibu untuk menggunakan BH yang menyokong payudara

3.      Berikan KIE tentang teknik menyusui yang benar

4.      Berikan KIE tentang ASI Eksklusif



5.      Berikan KIE tentang tanda bahaya ibu nifas

S: -
O:
-      KU: baik
-      Kesadaran: composmentis
-      Status emosional: stabil
-      TD: 120/80 mmHg
-      N: 80x/menit
-      RR: 20x/menit
-      S: 36,50C

S: -
O: Kondisi fisik dalam batas normal

S: -
O:
-      Pemeriksaan palpasi abdomen: fundus 3 jari dibawah pusat
-      Wajah tidak oedem, tidak pucat
-      Payudara: simetris, puting menonjol, ASI sudah keluar, tidak ada pembengkakan
-      Ekstremitas bawah: simetris, tidak oedem, tidak ada varises, tidak kemerahan.
-      Tidak ada tanda radang
-      Lochea warna coklat
-      Anus: tidak ada hemorrhoid

S:-
O: Ibu mengangguk ketika dijelaskan tentang kemungkinan penyebab ASI-nya keluar sedikit







S: -
O: Ibu mempraktekkan tehnik menyusui yang benar

S: -
O: Ibu memperhatikan dengan baik saat diberi KIE ASI Eksklusif

S: -
O: Ibu bisa menyebutkan tanda-tanda bahaya ibu nifas



IV.       CATATAN PERKEMBANGAN
Hari, Tanggal, Jam
Diagnosa Kebidanan
Hasil
S
O
A
P
Rabu, 24 Desember 2014
Jam 15.00 WIB

















Ny. H  umur 21 tahun P1A0 post partum hari ke-3 normal

-          Ibu bersalin pada 22 Desember 2014.
-            Ibu bersedia diberi KIE

-          TTV:
KU: baik
Kesadaran: composmentis
Status emosional: stabil
TD: 120/80 mmHg
N: 80x/menit
RR: 20x/menit
S: 36,50C
-          Kondisi fisik dalam batas normal
-          Pemeriksaan palpasi abdomen: fundus 3 jari dibawah pusat
-          Wajah tidak oedem, tidak pucat
-          Payudara: simetris, puting menonjol, ASI sudah keluar, tidak ada pembengkakan
-          Ekstremitas bawah: simetris, tidak oedem, tidak ada varises, tidak kemerahan.
-          Tidak ada tanda radang
-          Lochea warna merah
-          Anus: tidak ada hemorroid
-          Ibu mengangguk ketika dijelaskan tentang kemungkinan penyebab ASI-nya keluar sedikit
-          Ibu mempraktekkan tehnik menyusui yang benar
-          Ibu bisa menyebutkan tanda-tanda bahaya ibu nifas
-          Ibu memperhatikan dengan baik saat diberi KIE ASI Eksklusif
Ny. H  umur 21 tahun P1 A0 post partum hari ke-3 normal
















Anjurkan ibu datang ke tenaga kesehatan jika ada keluhan






DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal.Jakarta: EGC
Kasanah, Uswatun. 2013. Standar Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Pati: Akbid BUP.
Mauludiya, Melynda. 2007. Perawatan Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Mochtar, Rustam. 2001. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:      Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC
Saleha,Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: SalembaMedika
Sulistyawati, Ari. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.---- :Penerbit Andi
Suparyanto. 2007. Konsep Masa Nifas Puerperium. Jakarta: Salemba Medika.

No comments:

Post a Comment