BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bayi lahir dengan berat lahir
rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebahagian
masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Kejadian
BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa
kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada
masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun
kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena aspek
perekonomian, dimana kejadian BBLR dapat saja terjadi pada mereka dengan status
perekonomian yang cukup. Hal ini dapat berkaitan dengan paritas, jarak
kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal. BBLR termasuk
faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan diabilitas neonatus,
bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di
masa depan.
BBLR yang tidak ditangani dengan
baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada semua sistem organ tubuh
meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum),
gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem perkemihan
(ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan
lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan
fisik serta tumbuh kembang. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi
dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu
akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada
penurunan kecerdasan (Depkes RI, 2005).
Bayi yang lahir dengan berat lahir
rendah (BBLR) memerlukan perawatan yang tepat agar tidak terjadi hal-hal yang
membahayakan bayi seperti yang telah disebutkan diatas. Bidan dan perawat
adalah bagian dari pemberi pelayanan yang ikut berperan penting dalam
memberikan perawatan pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Perkembangan
bayi dengan BBLR yang dirawat di RS ini sangat tergantung pada ketepatan
tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.Oleh karena itu penulis tertarik
membahas tentang “Asuhan
Kebidanan Pada By S 1 Umur 12 Hari Dengan BBLR Di Ruang Picu Nicu”.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa itu BBLR?
2.
Apa penyebab BBLR?
3.
Apa komplikasi yang timbul pada BBLR?
4.
Bagaimana penanganan BBLR?
5.
Bagaimana asuhan kebidanan pada bayi BBLR?
C. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Untuk
memenuhi tugas Praktik Klinik Kebidanan II
2.
Tujuan Khusus
a.
Mahasiswa mengetahui tentang BBLR
b.
Mahasiswa mengetahui tentang penyebab BBLR
c.
Mahasiswa mengetahui penanganan BBLR
d.
Mahasiswa mengetahui asuhan kebidanan pada bayi BBLR
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A. Definisi
BBLR
Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). (Sarwono Prawirohardjo,
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2004)
Bayi
berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500
gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam 1 jam setelah lahir). (Pelatihan PONED Komponen Neonatal, 2004)
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Menurut
beratnya dibedakan menjadi.
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir
1500 -2500 gram
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat
lahir 1000 – 1500 gram
3. Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER) berat
lahir <1000 gram
B. Penyebab
Penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah hingga saat ini belum
diketahui namun kebanyakan karena penyakit ibu, aktifitas ibu, dan status
sosial ibu, termasuk komplikasi pada saat ibu hamil. BBLR
dapat disebabkan karena:
1.
Persalinan kurang bulan / premature
Bayi
lahir pada umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu. Pada umumnya bayi
kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin, gangguan selama
kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat daripada waktunya atau rangsangan yang
memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. Bayi lahir kurang bulan
mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidup
diluar rahim. Semakin muda umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang
sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering
mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa
gestasi yang kurang (prematur).
2.
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi
lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan saat dalam
kandungan (janin tumbuh lambat). Retardasi pertumbuhan intrauterine berhubungan
dengan keaadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta dengan
pertumbuhan dan perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi ibu.
Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara kronik dalam
waktu yang lama untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kematangan fungsi
organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat lahirnya kecil.
Bayi berat lahir rendah kemungkinan dapat prematur (kurang bulan) dan
dapat pula dismatur (BBLR tidak sesuai
usia kehamilan). Penyebab kelahiran bayi prematur sebagian besar belum
diketahui. Pada banyak kasus BBLR, bayi prematur sebagian berhubungan dengan
kondisi :
1.
Status
sosial-ekonomi yang rendah
2.
Ras
3.
Usia ibu dibawah
16 tahun atau lebih dari 35 tahun
4.
Aktifitas ibu
5.
Ibu menderita
penyakit akut/ kronis (DM, tiroid, ginjal, jantung, paru, preeklampsia berat/
eklampsia, autoimun, trombositopenia)
6.
Kehamilan multiple
7.
Kehamilan
sebelumnya kurang baik
8.
Faktor- faktor
kebidanan. Faktor obstetrik kelahiran prematur adalah malformasi uterus, trauma
uterus, plasenta previa, solusio plasenta, serviks inkompeten, ketuban pecah
dini, dan amnionitis.
9.
Faktor janin
seperti gawat janin dan IUGR
C. Komplikasi
Komplikasi tergantung
pada klasifikasi BBLR :
1.
BBLR prematur/
kurang bulan
a.
Sindrom gangguan
pernapasan idiopatik (penyakit membaran hialin)
b.
Pneumonia
aspirasi karena refleks menelan dan batuk belum sempurna, bayi belum dapat
menyusu.
c.
Perdarahan
periventrikuler dan perdarahan intraventrikuler (P/IVH) otak lateral akibat
anoksia otak (erat kaitannya dengan gangguan pernapasan)
d.
Hipotermia
karena sumber panas pada bayi prematur baik lemak subkutan yang masih sedikit
maupun brown fat belum terbentuk
e.
Hiperbilirubinemia
karena fungsi hati belum matang
2.
BBLR. tidak sesuai usia kehamilan/ dismatur.
Komplikasi yang dapat timbul pada dismaturitas:
a.
Sindrom aspirasi
mekonium
b.
Hiperbilirubinemia
c.
Hipoglikemia
d.
Hipotermia
D. Penanganan
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi
pada bayi yang bila tidak di tangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Penanganan
BBLR antara lain sebagai berikut:
1. Mempertahankan
suhu dengan ketat
BBLR mudah dan cepat mengalami
hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relative lebih luas
dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di bawah kulit, dan
kekurangan lemak coklat (brown fat). Untuk mencegah kehilangan panas pada bayi,
antara lain mengeringkan bayi secara seksama, menyelimuti bayi dengan selimut
atau kain bersih, kering dan hangat, menutup bagian kepala bayi, menganjurkan
ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya, menempatkan bayi di lingkungan yang
hangat seperti di inkubator serta mengganti popok jika bayi BAK atupun BAB.
2. Mencegah
infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan akan
infeksi, ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi
berkurang, relative belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta
reaksi terhadap peradangan belum baik. Oleh karena itu, perhatikan
prinsip-prinsip pencegahan infeksi, termasuk mencuci tangan sebelum memegang
bayi. Tindakan pencegahan infeksi pada bayi adalah sebagai berikut:
a.
Mencuci tangan secara
seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.
b.
Memakai sarung tangan
bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
c.
Memastikan semua
peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didisinfeksi
tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang
bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap untuk lebih
dari satu bayi.
d.
Memastikan bahwa
pakaian, handuk, selimut, serta kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam
keadaan bersih.
e.
Memastikan bahwa
timbangan, pita pengukuran, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya yang
akan bersetuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap
kali setelah digunakan).
f.
Menganjurkan ibu
menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan mandi setiap hari (puting
susu tidak boleh disabun).
g.
Membersihkan muka,
pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih, hangat dan sabun
setiap hari.
h.
Menjaga bayi dari orang
yang menderita infeksi dan memastikan orang yang memegang bayi sudah cuci
tangan sebelumnya.
3. Pengawasan
nutrisi/ASI
Pada BBLR refleks isap,
telan dan batuk belum sempurna, sehingga pemberian nutrisi harus dilakukan
dengan cermat, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama
lipase kurang, disamping itu kebutuhan protein 3-5 gram/hari dan tinggi kalori
(110 kal/kg/hari), agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Jumlah ini lebih
tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada
waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan
hiperbilirubinemia. Kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-550 ml/kg/hari
atau 100-120 cal/kg/hari. Pemberian dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kemampuan bayi untuk sesegera mungkin mencukupi kebutuhan cairan atau kalori.
Untuk mencegah hipoglikemia, kebutuhan glukosa yang diperlukan untuk bayi cukup
bulan adalah 6-8mg/KgBB/menit dan bayi kurang bulan adalah 4 mg/KgBB/menit,
dapat ditingkatkan 0,5-1 mg/kgBB/menit setiap hari sampai 12-14 mg/kgBB/menit
dalam 5-7 hari.
a. Kebutuhan
Cairan:
Berat
Badan (Kg)
|
Jumlah
cairan (ml/KgBB/hari)
|
||
<24
jam
|
24-28
jam
|
>48
jam
|
|
<
1
|
100-150
|
120-150
|
140-190
|
1,0-1,5
|
80-100
|
100-120
|
120-160
|
>1,5
|
60-80
|
80-120
|
120-160
|
b. Kebutuhan
Protein:
1) Neonatus
dengan BB<1000gr:
Pemberian awal dengan
0,5-1 g/KgBB/hari, kemudian ditingkatkan lagi 0,25-0,5 g/KgBB/hari sampai
mencapai 2,5-3,5% g/KgBB/hari dan asam amino 2-2,5 g/KgBB/hari
2) Neonatus
dengan BB > 1000 gram
Pemberian awal dengan
dosis 1 g/KgBB/hari kemudian ditingkatkan 1gr/KgBB/hari sampai mencapai 1,5-3,5
g/KgBB/hari.
c. Kebutuhan
Lemak
1) Neonatus
dengan BB < 1000 gr
Pemberian awal 0,5
g/KgBB/hari, kemudian ditingkatkan 0,25-0,5 g/KgBB/hari sampai mencapai
2-2,5g/KgBB/hari.
2) Neonatus
dengan BB>1000 gr
Pemberian awal dimulai
dengan dosis 1 g/KgBB/hari, kemudian ditingkatkan 1 g/KgBB/hari mencapai 3
g/KgBB/hari.
d. Kebutuhan
Vitamin
Komponen
|
Bayi
cukup bulan
(kg/BB/hari)
|
Bayi
kurang bulan
(kg/BB/hari)
|
Vitamin
A
|
700
mcg
|
500mcg
|
Vitamin
E
|
7
mg
|
2,8
mcg
|
Vitamin
K
|
200
mcg
|
80
mcg
|
Vitamin
D
|
10
mcg
|
4
mcg
|
Thiamin
(B1)
|
1,2
mg
|
0,35
mg
|
Riboflafin
(B2)
|
1,4
mg
|
0,15
mg
|
Niacin
|
17
mg
|
6,8
mg
|
Piridoksin
|
1
mg
|
0,18
mg
|
Asam
Askorbat (C)
|
80
mg
|
25
mg
|
Asam
Pantotenat
|
5,0
mg
|
2
mg
|
Sianokobalamin
|
1,0
mg
|
0,3
mcg
|
Folat
|
140
mg
|
56
mcg
|
4. Penimbangan
ketat
Perubahan berat badan
mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan
tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
E. Pemantauan (Monitoring)
1. Kenaikan BB dan
pemberian minum setelah umur 7 hari
Bayi akan kehilangan
berat selama 7-10 hari pertama. Bayi berat lahir >1500 gram dapat kehilangan
BB sampai 10% dari berat lahir. Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14
hari kecuali apabila terjadi komplikasi. Setelah berat lahir tercapai kembali,
kenaikan berat badan selama 3 bulan seharusnya:
a. 150-200
gram seminggu untuk bayi <1500 gram (misalnya 20-30 gram/hari)
b. 200-250
gram seminggu untuk bayi 1500-2500 gram (misalnya 30-35 gram/hari)
Bila bayi sudah
mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat) dan telah berusia lebih
dari 7 hari:
a.
Tingkatkan jumlah ASI dengan 20ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180ml/kg/hari.
b.
Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180ml/kg/hari.
c.
Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai
200ml/kg/hari.
2.
Tanda kecukupan pemberian ASI
a.
Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam
b.
Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI
c.
BB bayi naik
3.
Pemulangan penderita
a.
Bayi suhu stabil
b.
Toleransi minum per oral baik, diutamakan pemberian ASI. Bila tidak bisa
diberikan ASI dengan cara menetek dapat diberikan dengan alternative cara
pemberian minum yang lain.
c.
Ibu sanggup merawat BBLR di rumah, asuhan
yang di berikan dapat berupa metode kangguru. Manfaat dari metode kanguru yaitu menjadikan bayi tetap hangat, menolong
bayi bernafas lebih teratur, , meningkatkan
kepercayaan diri ibu dalam
kemampuan dan keterlibatannya untuk
merawat bayinya yang kecil.
BAB III
TINJAUAN
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA
BY NY. S 1 UMUR 12
HARI DENGAN BBLR
I.
PENGKAJIAN
Identitas / Biodata
Nama Bayi : By S 1
Umur : 12 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ibu : Ny. S Nama
Ayah : Tn. H
Umur :
45 thn Umur :
47 thn
Pekerjaan :
IRT Pekerjaan :
Swasta
Pendidikan : SD Pendidikan : SLTA
Suku / Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama :
Islam
Alamat :
Anamnesis Pada Tanggal:
25 Mei 2015 Pukul 15.00 WIB
Jenis Anamnesa
: Auto-allow
Anamnesa
1. Keluhan
Utama / Alasan Datang :
Bayi
S
1 lahir tanggal 13 Mei 2015 dari ibu G6 P4 A0 (gemelli)
secara SC dengan BB
saat lahir 1800 gram.
2. Riwayat
Antenatal
2.1 G6P4 A0 Ah 0
2.2 ANC
:
> 7 kali
2.3 Kenaikan
BB Selama Hamil :
11 kg
2.4 Riwayat
Penyakit Selama Hamil :
Ny.
S mengatakan saat hamil tekanan darahnya tinggi dan hamil
kembar serta tidak menderita penyakit
dengan gejala jantung berdebar-debar, keluar keringat dingin, batuk
berkepanjangan, sesak napas, sering haus, sering lapar, dan sering buang air
kecil.
2.5 Komplikasi
Ibu :
Ibu
mengatakan selama hamil tidak ada keluhan seperti mual-muntah yang berlebihan,
perdarahan pada hamil muda dan hamil tua. Tapi ibu mengalami tekanan darah
tinggi saat hamil.
2.6 Komplikasi
Janin :
Ibu
mengatakan selama hamil tidak ada keluhan seperti janin tidak bergerak maupun
kurang, air ketuban banyak maupun kurang.
2.7 Kebiasaan
Waktu Hamil :
·
Makanan : Tidak ada pantangan
·
Obat-obatan/Jamu : Tablet Fe
·
Merokok : Tidak pernah
3. Riwayat
Persalinan :
3.1 Umur
Kehamilan : 35 minggu
3.2 Tanggal/jam
persalinan : 13/5/2015
3.3 Jenis
Persalinan : SC
3.4 Lama
Persalinan : ± 2 jam
3.5 Penolong
Persalinan : Dokter
3.6 Komplikasi
Ibu : PEB dan Gemelli
3.7 Komplikasi
BBL :
BBLR
3.8 Bounding
Attachment : Ibu masih dirawat di
ruang nifas karena infeksi masa nifas, jadi belum pernah menjenguk
3.9 Menetek
Pertama Kali : Tidak
dilakukan IMD
3.10 Nilai
Apgar 1/5/10 : 6/7/8
II.
PEMERIKSAAN
1.
Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Tanda Vital
RR : 36 x/menit
Suhu :
36,30C
Nadi :
157x/menit
SpO2 : 90%
2.
Antropometri
BB saat lahir : 1800 gr
BB
sekarang : 1800 gr
PB :
41 cm
LK : 30 cm
LD : 26 cm
LILA : 7 cm
3.
Pemeriksaan Fisik
Khusus
a. Kepala
·
Muka : simetris, tidak oedema
·
Ubun-ubun : normal,
tidak ada penonjolan pada sutura
·
Mata : bersih, tidak ada pembengkakan pada mata,
sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
·
Telinga : bersih,
simetris
·
Mulut : bersih, palatum normal
·
Hidung : bersih,
tidak ada pernapasan cuping hidung
b. Leher : klavikula teraba kanan dan kiri
c. Dada : simetris, nafas teratur
d. Abdomen : perut datar, tidak kembung
e. Punggung
: halus, tidak ada pembengkakan
f. Kulit : Kulit tipis, terdapat lecet
pada bokong dan perut bawah.
g. Genetalia : labia mayora menutupi labia
minora
h. Anus : normal, anus berlubang
i.
Ekstremitas
Atas : Jari-jari lengkap, tidak
sindaktil, tidak polidaktil
Bawah
: Tungkai normal, Jari-jari lengkap, tidak sindaktil, tidak polidaktil
4.
Reflek
a. R.
Moro : lemah
b. R.
Babynsky : lemah
c. R.
Rooting : lemah
d. R.
Walking : belum
e. R.Graps : lemah
f. R.
Sucking : lemah
g. R.
Tonic Neck : belum
5.
Eliminasi
a. Miksi : sudah, Jumlah ± 50 cc
b. Defekasi : sudah, warna kuning, jumlah ± 10 gr
6.
Pemeriksaan
Penunjang (24/5/2015):
a. HB :
18 gr/dl
(11,5-13,5)
b. Eritrocyt :
5,63 Jt/dl (3,9-5,9)
c. Haematocryt :
H
55, 3% (34-40)
d. Trombocyt :
L
115 (150-400)
e. Leucocyt :
H 19,1 (6,0-17,0)
f. Granula : 65,4 % (43-76)
g. Limfosit : 29,4 % (25-40)
h. Monosit : 5,2% (2-8)
i.
MCV : 98,0 fl (79,0-99,0)
j.
MCH : H 32,0 pg (27,0-31,0)
k. MCHC : L 32,5 g/dl (33,0-37,0)
l.
Golongan Darah: O Rh +
III. INTERPRETASI
DATA
Diagnosa:
By S 1 umur 12 hari dengan BBLR
DS:
-
Ayah mengatakan
istrinya persalinan secara SC pada tanggal 13 Mei 2015
-
Ayah mengatakan
istrinya persalinan pada usia kehamilan 35 minggu
DO:
1. BB saat lahir : 1800 gr
2. BB sekarang : 1800 gr
3. PB
:
41 cm
4. LK : 30 cm
5. LD : 26 cm
6. Kulit
tipis
7. Rambut
tipis, halus
8. Banyak
tidur, tangisan lemah
IV. DIAGNOSA
POTENSIAL
1. Hipotermi
2. Infeksi
b.
ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
1. Jaga kehangatan bayi dengan menempatkan di incubator
2. Cegah infeksi dengan menjaga kebersihan bayi
dan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
c.
PLANNING/PERENCANAAN
Tanggal : 25 Mei 2015
Jam : 15.10 WIB
1. Lakukan monitor keadaan umum By S
1 dan TTV
2.
Lakukan kolaborasi dengan dokter
3.
Jaga kehangatan bayi yaitu dengan menempatkan bayi di
dalam incubator dengan suhu S=350C
4.
Beri salep gentamicin pada kulit yang lecet
5.
Penuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan pemberian susu
formula melalui botol susu 10-30cc
6.
Cegah infeksi dengan menjaga kebersihan
bayi dan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
bayi.
d.
IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN
Hari,
Tanggal/ Jam
|
Pelaksanaan
|
Evaluasi
|
Senin,
24 Mei 2015
Jam 15.15 WIB
Jam 15.20 WIB
Jam 15.25 WIB
Jam 16.00 WIB
Jam 17.00 WIB
|
1. Melakukan monitor keadaan umum By S dan TTV
2. Kolaborasi
dengan dokter SpA:
1)
Pasang infus WIDA
D5-1/4 NS
2)
Pasang
NGT
3)
Beri obat
ceftriaxone 2 x 100 mg, gentamicyn 2x4 mg
3. Menjaga kehangatan bayi yaitu dengan menempatkan
bayi di dalam incubator dengan suhu S= 350C
4.
Memberikan salep
gentamicin pada kulit yang lecet
5. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan pemberian susu
formula melalui botol susu 10-30cc
6. Mencegah
infeksi dengan menjaga kebersihan
bayi dan mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan bayi.
|
DS: -
DO:
KU: Baik
Nadi: 157x/menit
S: 36,30C
RR: 36x/menit
SpO2
: 90
DS:-
DO:
Advice dokter:
1)
Infus WIDA D5-1/4 NS
sudah terpasang
2)
NGT sudah terpasang
3)
Obat ceftriaxone 2 x 100 mg, gentamicyn 2x4
mg telah
dimasukkan
DS:-
DO: Bayi telah dirawat di incubator untuk mencegah
hipotermi
DS:
DO: Salep sudah dioleskan pada
bokong, dan perut
DS: -
DO: Bayi disusui dengan botol
susu sebanyak 30cc
DS:-
DO: Popok bayi rutin dicek,
apabila tampak penuh segera diganti
|
e.
EVALUASI
Hari, Tgl
Jam
|
Evaluasi
|
|||
S
|
O
|
A
|
P
|
|
Senin, 24 Mei 2015
17.00 WIB
|
Bayi menangis
|
-
KU: lemah
-
Kesadaran
Apatis
-
KU: Baik
-
Nadi:
157x/menit
-
S: 36,30C
-
RR:
36x/menit
-
SpO2 : 90
-
BAK (+)
-
Terdapat lecet pada
bokong, pinggang, dan perut bawah
|
By S
1 umur 12 hari dengan BBLR
|
1. Pantau KU dan TTV
setiap hari
2. Menjaga kehangatan bayi
3. Penuhi kebutuhan nutrisi
4. Cegah
infeksi dengan menjaga kebersihan bayi dan mencuci tangan sebelum dan sesudah
memegang bayi
5. Berikan terapi sesuai advis dokter:
- Obat ceftriaxone 2 x 100 mg, gentamicyn 2x4
mg
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu dan berat badan
lahir 2500 gr sampai 4000 gr. (Asuhan Kesehatan Anak dalam konteks keluarga,
1992:93).
Berdasarkan kasus, By. S 1 mengalami
BBLR (berat badan lahir rendah), BB By. S 1 1800 gr, PB 41 cm, LK 30 cm, dan LD
26 cm. Padahal ukuran antropometri bayi normal adalah BB 2500-4000 gram, PB
48-52cm, LK 33-35cm, dan LD 30-38cm. By. S 1 lahir pada usia kehamilan ibu
mencapai 35 minggu padahal bayi lahir normal dari kehamilan 37 minggu sampai
dengan 42 minggu. Saat hamil, ibu by. S 1 berusia 35 tahun, hamil kembar dan
mengalami Preeklamsia Berat (PEB). Ibu By. S 1 melahirkan secara SC pada
tanggal 13 Mei 2015 dengan tekanan darah sistole ibu 160 mmHg. Dari penjelasan
ibu by. S 1, anak pertamanya lahir dengan BB 2900 gram, anak keduanya lahir
dengan BB 2700 gram, anak ketiganya lahir dengan BB 2900 gram anak empatnya lahir
dengan BB 2900 gram. Hal-hal yang mempengaruhi By. S 1 mengalami BBLR adalah
Ibu mengalami Preeklamsia Berat dan hamil kembar, usia ibu > 35 tahun dan
lahir pada usia kehamilan kurang bulan (<37 minggu). Komplikasi yang dapat
terjadi pada bayi dengan BBLR adalah hipotermi dan infeksi. Penanganan yang
dilakukan pada By. S 1 antara lain:
1.
Memonitor keadaan umum
dan TTV
2.
Melakukan kolaborasi
dengan dokter
3.
Menjaga kehangatan bayi
yaitu dengan menempatkan bayi di dalam incubator dengan suhu S=350C
Pada bayi BBLR, mudah
dan cepat mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan
dengan ketat. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang
relative lebih luas dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di
bawah kulit, dan kekurangan lemak coklat (brown fat). Untuk mencegah kehilangan
panas pada bayi, antara lain mengeringkan bayi secara seksama, menyelimuti bayi
dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat, menempatkan bayi di
lingkungan yang hangat seperti di inkubator serta mengganti popok jika bayi BAK
ataupun BAB.
Bayi dimasukkan dalam
inkubator dengan suhu yang diatur:
-
Bayi berat badan
dibawah 2 kg= 350C
-
Bayi berat badan 2 kg
sampai 2,5 kg= 340C
4.
Memberi salep
gentamicin pada kulit yang lecet
Terdapat lecet pada bokong,
dan perut bawah by S 1, sehingga perlu
diberi salep kulit gentamicin.
5.
Memenuhi kebutuhan
nutrisi bayi dengan pemberian susu formula
6.
Mencegah infeksi dengan
menjaga kebersihan bayi dan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
BBLR sangat rentan akan
infeksi, ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi
berkurang, relative belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta
reaksi terhadap peradangan belum baik. Oleh karena itu, wajib mencuci tangan secara seksama sebelum
dan setelah melakukan kontak dengan bayi dan memastikan bahwa pakaian, handuk,
selimut, serta kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
Bayi
S 1 sudah dirawat selama 12 hari di RSUD X
dan sudah menunjukkan perkembangan yang baik, tidur pulas setelah diberi susu,
dan suhunya stabil.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). (Sarwono
Prawirohardjo, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2004)
Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu dan
berat badan lahir 2500 gr sampai 4000 gr. (Asuhan Kesehatan Anak dalam konteks
keluarga, 1992:93).
Berdasarkan kasus, By. S 1 mengalami BBLR (berat badan lahir
rendah), BB By. S 1 1800 gr, PB 41 cm, LK 30 cm, dan LD 26 cm. Padahal ukuran
antropometri bayi normal adalah BB 2500-4000 gram, PB 48-52cm, LK 33-35cm, dan
LD 30-38cm. Hal-hal yang mempengaruhi By. S 1 mengalami BBLR adalah Ibu
mengalami Preeklamsia Berat dan Gemelli/kembar, usia ibu 35 tahun dan lahir pada usia kehamilan kurang
bulan (<37 minggu). Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan BBLR
adalah hipotermi dan infeksi.
B.
Saran
1. Untuk
mahasiswa :
a. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.
b. Mahasiswa
harus banyak membaca agar menambah pengetahuan terbaru tentang penatalaksanaan
BBLR.
2. Untuk
institusi :
Semoga dengan adanya presentasi kasus
ini dapat dijadikan klarifikasi antara teori dikampus dengan di lahan bahwa
tidak terdapat kesenjangan antara teori di kampus dan dilahan.
No comments:
Post a Comment