BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan
adalah proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi
seorang ibu dan keluarga. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi
serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. Rasa nyeri saat persalinan
disebabkan oleh kombinasi peregangan segmen bawah uterus (dan selanjutnya
serviks) dan iskemia (hipoksia) otot-otot rahim. Dengan peningkatan kekuatan
kontraksi, serviks akan tertarik, kontraksi yang kuat ini juga membatasi
pengalihan oksigen pada otot-otot rahim sehingga timbul nyeri iskemik. Keadaan
ini diakibatkan oleh kelelahan ditambah lagi dengan kecemasan yang selanjutnya
akan menimbulkan ketegangan, menghalangi relaksasi bagian tubuh lainnya dan
mungkin pula menimbulkan exhaustion (kehabisan tenaga).
Persalinan
dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap. Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan
muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara. Perasaan
takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat
lelah yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan. Kebutuhan seorang
wanita dalam proses persalinan salah satunya adalah pengurangan rasa nyeri. Kebutuhan
dasar pengurangan rasa nyeri selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan
yang diberikan bidan. Bidan sebagai pemberi asuhan pada ibu bersalin harus
menguasai kebutuhan dasar ibu bersalin, karena persalinan yang aman dan nyaman
hanya akan tercipta jika seluruh kebutuhan dasar ibu bersalin terpenuhi
termasuk didalamnya pengurangan rasa nyeri. Oleh karena itu kami membuat
makalah dengan judul “Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin: Pengurangan Rasa Nyeri”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah Nyeri Persalinan itu?
2.
Bagaimana Fisiologi Nyeri dan Respon
Fisiologis terhadap Nyeri dalam Persalinan ?
3.
Apa sajakah Faktor-faktor
yang mempengaruhi Rasa Sakit/Nyeri Persalinan
4.
Bagaimanakah Pengurangan
Rasa Nyeri Persalinan?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui tentang nyeri
persalinan
2.
Untuk mengetahui Fisiologi Nyeri dan
Respon Fisiologis terhadap Nyeri dalam Persalinan
3.
Untuk mengetahui Faktor-faktor
yang mempengaruhi Rasa Sakit/Nyeri persalinan
4.
Untuk mengetahui Pengurangan
Rasa Nyeri Persalinan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Nyeri
Persalinan
1. Menurut
otoole (1997) dalam buku ajar bidan, nyeri adalah perasaan tertekan, menderita
atau kesakitan yang disebabkan oleh stimulasi ujung-ujung syaraf tertentu.
2. Menurut
Telfer (1997), dalam buku ajar bidan, nyeri adalah fenomena multifaktorial yang
subjektif, personal dan kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
psikologis, biologis, sosial budaya dan ekonomi.
Rasa nyeri saat persalinan disebabkan oleh
kombinasi peregangan segmen bawah rahim (dan selanjutnya serviks) dan iskemia
(hipoksia) otot-otot rahim. Dengan peningkatan kekuatan kontraksi, serviks akan
tertarik, kontraksi yang kuat ini juga membatasi pengaliran oksigen pada
otot-otot rahim sehingga timbul nyeri iskemik. Keadaan ini diakibatkan oleh
kelelahan ditambah lagi dengan kecemasan yang selanjutnya akan menimbulkan
ketegangan, menghalangi relaksasi bagian tubuh lainnya dan mungkin pula menyebabkan
exhaustion (kehabisan tenaga).
Rasa
nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat
mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan
darah, denyut jantung, pernafasan dan apabila tidak segera diatasi maka akan
meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress (Bobak, 2004).
Sebagian besar ibu bersalin mengalami rasa nyeri pada waktu melahirkan,
namun intesitas rasa nyeri ini berbeda pada setiap ibu bersalin. Hal ini sering
dipengaruhi oleh psikologis ibu saat bersalin (rasa takut dan berusaha melawan
persalinan) serta ada tidaknya dukungan dari orang sekitar selama proses
persalian.
Pada
ibu-ibu yang sangat muda atau sangat tua dicatat mengalami nyeri yang sangat
hebat pada saat persalinan. Paritas juga berpengaruh terhadap persepsi nyeri,
pada primipara akan lebih nyeri pada awal persalinan sedangkan pada multipara
nyeri akan meningkat saat persalinan telah lanjut (saat penurunan janin
berlangsung cepat pada kala dua).
Terdapat
pernyataan bahwa wanita dengan kontraksi uterus yang terlalu hebat, pada bayi
yang besar atau presentasi bayi tidak normal mengalami nyeri persalinan yang
lebih hebat. Terdapat bukti pula bahwa wanita dengan riwayat dismenorea juga
dapat mengalami peningkatan persepsi nyeri, yang kemungkinan akibat produksi
prostaglandin.
Penelitian
membuktikan bahwa kecemasan berhubungan dengan peningkatan nyeri persalinan.
Pengaruh persalinan terhadap persalinan, keyakinan dan nilai-nilai serta
dukungan termasuk dalam koping terhadap nyeri persalinan.Yang perlu diingat
bahwa kecemasan yang sangat dapat meningkatkan produksi rangsangan reseptor
pada tingkat kortek serebral, dimana akan meningkatkan rangsang reseptor pada
daerah panggul karena penurunan aliran darah dan peningkatan tekanan otot
(Lowe, Midwifery Community-Based Care).
B.
Fisiologi
Nyeri dan Respon Fisiologis terhadap Nyeri dalam Persalinan
1. Fisiologi
Nyeri
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus,
stimulus ini dapat menyebabkan atau hampir menyebabkan kerusakan jaringan. Oleh
karena itu, sensasi nyeri dapat dibedakan dengan sensasi lainnya, meskipun
emosi seperti rasa takut dan ansietas juga dialami secara bersamaan sehingga
mempengaruhi persepsi seseorang terhadap nyeri.
Juga harus diingat bahwa dengan adanya system syaraf simpatis, stimulus
nyeri juga dapat mengakibatkan berbagai perubahan seperti peningkatan frekuensi
jantung, peningkatan tekakan darah, pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam
aliran darah dan peningkatan kadar glukosa darah. Terdapat juga penurunan
motilitas lambung dan penurunan suplai darah ke kulit yang menyebabkan
berkeringat. Dengan demikian stimulus yang menyebabkan nyeri akan mengakibatkan
terjadinya insiden atau peristiwa sensorik.
2. Respon
Fisiologis terhadap nyeri dalam persalinan
Beberapa sistem tubuh terpengaruh
oleh persalinan. Nyeri persalian berkaitan dengan peningkatan frekuensi nafas.
Hal ini menyebabkan penurunan kadar PaCO2 yang disertai denagn peningkatan Ph.
Keseimbangan asam-basa sistem juga dapat berubah karena hiperfentilasi dan
latihan pernafasan. Alkalosis kemudian akan dapat mempengaruhi difusi oksigen
ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Curah jantung meningkat selama
kala I dan II persalinan. Peningkatan ini dapat mencapai 20% dan 50%. Hal ini
terjadi akibat kembalinya darah uterus ke sirkulasi maternal yang berjumlah
sekitar 250-300 ml pada sekitar kontraksi. Nyeri, kekawatiran dan ketakutan
dapat menyebabkan respon simpatis sehingga curah jantung dapat menjadi lebih
besar.
Kedua sistem tersebut dipengaruhi
oleh pelepasan katekolamin. Adrenalin (epinefrin) yang terjadi atas 80%
katekolamin, memiliki efek mengurangi aliran darah ke uterus yang pada
gilirannya akan menyebabkan penurunan aktivitas uterus.
C.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Rasa Sakit/Nyeri
Persalinan
1. Faktor
Fisik
Perubahan
fisiologis seperti penundaan waktu pengosongan lambung dan penurunan
peristaltik usus, pembukaan dan penipisan serviks, segmen bawah rahim
tegang, ligamen uterus meregang, Peritonium tertarik, kandung kemih tertekan, vagina
tertekan, dll. Perubahan ini dapat mengakibatkan mual, pusing, kepucatan,
keringatan, dan keletihan.
2. Faktor
Psikologi
a. Rasa
takut dan cemas
Rasa takut dan cemas
akan meningkatkan respon seseorang terhadap rasa sakit. Rasa sakit kepada
seseuatu yang tidak diketahui rasa takut terhadap kesendirian dalam mengatasi
suatu pengalaman seperti persalinan dan rasa takut akan kegagalan dalam
mengatsi rasa cemas akan menambah kecemasan. Pengalaman terdahulu juga akan
menambah kecemasan ini.
b. Kepribadian
Kepribadian memainkan
peranan dan wanita secara alamiah tegang dan cemas akan lebih lemah dalam menghadapi strees dibanding
wanita yang rileks dan percaya diri.
c. Kelelahan
Wanita yang sudah lelah selama beberapa
jam persalianan mungkin di dahului oleh priode ketika tidurntya terganggu oleh
ketidak nyamanan dan ahir kehamilanya akan kurang mampu dalam mentolerir rasa
sakitnya.
d. Pengharapan
Pengharapan akan memberi
warna pada pengalaman. Wanita yang realistis dalam pengharapanya mengenai
persalinanya dan mengenai responya yang mungkin terdapat hal itu barangkali
wanita yang paling baik terlengkapi, selama ia masih merasa percaya diri bahwa
dia akan mendapatkan bantuan dan dukungan yang dibutuhkan dan dijamin bahwa ia
akan memperoleh analgesia yang sesuai.
3. Faktor
Umur
Pada ibu-ibu
yang sangat muda atau sangat tua dicatat mengalami nyeri yang sangat hebat pada
saat persalinan.
4. Faktor
Paritas
Paritas juga berpengaruh terhadap
persepsi nyeri, pada primipara akan lebih nyeri pada awal persalinan sedangkan
pada multipara nyeri akan meningkat saat persalinan telah lanjut (saat
penurunan janin berlangsung cepat pada kala dua).
5. Faktor
Budaya dan sosial
Faktor budaya dan
faktor sosial juga memainkan peran. Beberapa budaya mengharapkan stoitisme
(sabar dan membiarkanya). Sedang budaya lainya mendorong keterbukaan untuk
menyatakan perasaan, persepsi terhadap rasa sakit bisa saja berubah jika wanita
tersebut telah mengalami nyeri dan penderitaan sebelumnya.
6. Faktor
Janin
Terdapat pernyataan
bahwa wanita dengan kontraksi uterus yang terlalu hebat, pada bayi yang besar
atau presentasi bayi tidak normal mengalami nyeri persalinan yang lebih hebat.
D.
Pengurangan
Rasa Nyeri Persalinan
1. Penny
Simpkin menjelaskan cara-cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah :
a. Mengurangi
sakit di sumbernya
b. Memberikan
rangsangan alternatif yang kuat
c. Mengurangi
reaksi mental yang negatif, emosional, dan reaksi fisik ibu terhadap rasa
sakit.
2. Pendekatan-pendekatan
untuk mengurangi rasa sakit, menurut varney’s midwifery:
a. Adanya
seseorang yang dapat mendukung dalam persalinan
Suami sebagai pendamping istri ikut memainkan peranan penting
dalam mangikuti proses ini.berbagai cara yang dilakukan suami saat istrinya melahirkan,
antara lain: bernafas seirama dengan istrinya, membantu menopang istrinya pada
detik-detik kontraksi, memijit-mijit punggung istrinya, menyuguhkan minuman,
menyampaikan pesan istrinya kepada perawat dan dokter,serta memberikan perhatian
dan semangat secara terus menerus.
Selain dukungan dari suami atau keluarga, bidan juga berperan
aktif dalam proses pendampingan. Diantaranya :
1) Selama
bersama pasien, bidan harus konsentrasi penuh untuk mendengarkan dan melakukan
observasi
2) Membuat
kontak fisik : membasuh muka pasien, menggosok punggung, dan memegang tangan
pasien
3) Menempatkan
pasien dalam keadaan yakin (bidan bersikap tenang dan bisa menenangkan pasien)
Dengan memberikan perlakuan seperti di atas, dapat memberikan
hasil diantaranya:
1) Persalinan
yang diakhiri dengan tindakan vakum ekstraksi dan forceps semakin sedikit
2) Pembedahan
sesar semakin menurun
3) Waktu
yang diperlukan dalam persalinan semakin pendek
4) Kepuasan
ibu semakin meningkatkan dalam pengalaman melahirkan
b. Pengaturan
posisi
Manfaat dari macam –
macam posisi dan perubahan posisi seperti penjelasan pada tabel berikut:
No.
|
POSISI
|
PENGARUH
TERHADAP PERSALINAN
|
1.
|
Berdiri
|
Gaya
gravitasi berpengaruh terhadap penurunan terbawah janin; sumbu panjang bayi
menyesuaikan diri dengan sumbu panggul ibu ; kontraksi uterus sedikit
menimbulkan nyeri sehingga efektif, dapat meningkatkan dorongan untuk
mengejan akibat tekanan bagian terbaawah janin .
|
2.
|
Berjalan
|
Dengan
gerakan membuat perubahan dalam peesendian panggul sehingga membantu rotasi
dan penurunan bagian terbawah janin.
|
3.
|
Berdiri
dan bersandar pada pasangan atau sambil menempelkan muka pada dinding
|
Ibu
membantu mengurangi nyeri , memberi kesempatan terhadap pemberian massage
(pijatan) dan presure (tekanan/0 memungkinkan lebih santai terhadap
kontraksi.
|
4.
|
Bersandar
sambil menggoyangkan badan
|
Dengan
gerakan membuat perubahan dalam persendian panggul dengan pelukan suami
akan meningkatkan perasaan bahagia dan
nyaman, massage dan presure dapat dilakukan sambil bergerak.
|
5.
|
Jongkok
: membuka kaki dengan lutut sambil melebarkan yang lainnya
|
Dapat
meningkatkan diameter – diameter panggul dan merangsang untuk mengejan.
|
6.
|
Jongkok
kesamping saat kontraksi
|
Dapat
membantu terjadinya rotasi dan posisi janin yang occititoposterior
|
7.
|
Duduk
tegak
|
Merupakan
posisi istirahat tebaik, menyediakan pengaruh gravitasi , dapat digunakan
memantau kondisi janin.
|
8.
|
Duduk
ditoilet
|
Dapat
merilekskan perinium selam mengejan
|
9.
|
Setengah
duduk
|
Sama
dengan keuntungan duduk tegak
|
10.
|
Duduk
bersandar dengan penopang
|
Mengurangi
nyeri punggung
|
11.
|
Merangkak
|
Membantu
mengurangi nyeri punggung, membantu rotasi janin dari posisi OP,
memfasilitasi pergerakan panggul, menghindari tekanan pada hemoroid dan
faritositas vulva.
|
12.
|
Berlutut
dengan ponopang
|
Mengurangi
tahanan pada tangan dan pergelangan
|
13.
|
Miring
ke kiri
|
Merupakan
posisi istirahat yang paling baik, sering diapakai untuk intervensi yang
mendesak, baik digunakan untuk mengatur kecepatan pada kala 2 , memudahakan
untuk istirahan di antara kontraksi selama akhir kala 1 dan kala 2
persalinan.
|
c. Relaksasi
dan latihan pernafasan
Ada 3 latihan relaksasi diantaranya adalah relaksasi progresip
yaitu dengan cara mengeraskan satu grup otot (tangan,lengan,kaki,muka) dengan
sengaja sekeras mungkin dan kemudian merilekannya selembut mungkin, relaksasi
terkontrol yaitu dengan cara mengeraskan satu grup otot dan satu grup
erelaksasikan bagian sisi yang berlawanan.Sebagai contoh lengan kiri
dikuatkan,lengan kanan rilek dan bernapas dalam dengan cara rileks sewaktu ada
his dengan cara meminta ibu untuk menarik napas panjang,tahan napas sebentar
kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktru ada his, tetapi hal tersebut
sudah tidak dianjurkan lagi sekarng ibu diajurkan untuk bernafas seperti biasa
dan meneran pad saat ibu merasakan dorongan.
Teknik pernafasan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu teknik
pernafasan pada kala I awal dan teknik pernafasan pada kala I akhir.
1) Teknik
pernafasan kala I awal
Dilakukan dengan cara
tiap kali kontraksi dari awal sampai akhir kontraksi ibu diminta untuk menarik
nafas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan keluarkan lewat mulut. Pada
puncak kontraksi bernafaslah dengan ringan dan pendek-pendek melalui mulut
tetapi jangan terlalu lama karena bisa mengakibatkan ibu kekurangan oksigen.
2) Teknik
pernafasan kala I akhir
Kontraksi pada kala I
akhir akan terjadi selama satu menit dan bisa terasa setiap menit. Agar ibu
tidak mengejan terlalu awal minta ibu untuk mengatakan “huh-huh, pyuh”, sambil
bernafas pendek-pendek lalu bernafaslah panjang. Setelah itu, bernafaslah
perlahan dan teratur. Masa transisi ini merupakan masa yang paling sulit karena
kontraksi akan sangat kuat, tetapi serviks belum membuka seluruhnya. Pada tahap
ini, minta ibu jangan mengejan terlebih dahulu karena akan menyebabkan serviks
oedema.
d. Istirahat
dan privasi
e. Penjelasan
mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
Hak setiap ibu untuk mendapatkan informasi yang jelas terhadap
kemajuan persalinan yang sedang dihadapi. Dan bidan wajib menjelaskan semua
informasi tentang ibu maupun janin jika keluarga/pasien memintanya. Setiap ibu
bersalin ingin mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya:
Penjelasan tentang
proses dan perkembangan persalinan
Penjelasan semua hasil
pemeriksaan
Pengurangan rasa takut
akan menurunkan nyeri akibat ketegangan dari rasa takut
Penjelasan prosedur
f. Asuhan
diri
g. Setuhan
dan pijatan/masase
Pijatan digunakan untuk membantu relaksasi dan menurunkan nyeri
melalui peningkatan aliran darah pada daerah – daerah yang terpengaruh, merangsang
reseptor – reseptor raba pada kulit sehingga merilekskan otot – otot, perubahan
suhu kulit, dan secara umum memberikan perasaan nyaman yang berhubungan dengan keeratan hubungan manusia.
Pijatan dapat bermacam – macam bentuk mulai dari usapan ringan
(belaian), sampai dengan pijatan mendalam pada kulit dan struktur dibawahnya.
Hal ini diyakini bahwa dapat merangsang pengeluaran dari hormon endorphin,
mengurangi peroduksi hrmon catecholamin, dan merangsang hasil dari serabut
saraf afferen dalam memblokir transmisi rangsang nyeri (gate control theory).
Hedstrrom dan neuton (1986), dalam studi klasiknya terhadap penggunakan
sentuhan dalam persalinan , menemukan bahwa sentuhan merupakan metode yang
digunakan secara umum dalam persalianan untuk membantu mengurangi nyeri.
h. Counterpressure
untuk mengurangi tegangan pada ligament sacroiliaka
Counterpresure merupakan tekanan yang cukup kuat pada titik
tertentu dipunggung bawah selama kontraksi dengan menggunakan ujung jari atau
alat tertentu atau tekana menggunakan kepalan kedua tangan secara kuat. Hal ini
dapat dilakukan oleh bidan maupun keluarga yang mendampingi ibu. Metode ini
sangan bermanfaat untuk mengurangi nyeri yang hebat terutama didaerah pinggang
belakang saat dimana terjadi posisi oksipito posterior.
i.
Pijatan ganda pada pinggul
Adapaun area yang bida
dilakukan pemijatan yakni di area pinggul, punggung, dan lutut. Sirkulasi darah
juga menjadi lancar sehingga nyeri berkurang.
j.
Penekanan pada lutut (knee press)
Dilakukan penekanan pada lutut dengan posisi duduk,
bermanfaat mengurangi nyeri punggung.
k. Kompres
hangat dan kompres dingin
Memang tak menghilangkan keseluruhan nyeri namun setidaknya
memberikan rasa nyaman. Botol air panas yang dibungkus handuk dan dicelup ke
air dingin mengurangi pegal di punggung dan kram bila ditempel di punggung.
Menaruh handuk dingin di wajah juga bisa mengurangi ketegangan
Pemanasan merupakan metode sederhana yang digunakan pada ibu
untuk meredakan rasa sakit. Dalam persalinan, panas buatan dapat dilakukan
dengan cara meletakkan botol air panas yang dibungkus dengan handuk di
punggung, menggunakan kantong kain berisi kulit ari beras/gandum yang
dipanaskan beberapa menit di microwave, melakukan pemijatan denagn cara
menggosokkan tangan pendamping persalinan di punggung ibu. Pijatan ini akan
menghangatkan kulit sekaligus merangsang tubuh melepaskan senyawa alamiah
pereda sakit.
Dingin buatan dapat dilakukan dengan cara mengompres punggung
ibu menggunakan air es mengunakan washlap atau kantong kompres khusus untuk es.
Kompres biasanya dapat
mengendalikan rasa nyeri juga memberikan rasa nyaman sekaligus meredakan
ketegangan. Bungkus botol air panas dengan handuk dan celupkan kedalam air
dingin untuk mengurangi pegal punggung dank ram. Gunakan pula handuk dingin di
wajah untuk mengurangi ketegangan.
l.
Berendam
Air dapat menagtasi rasa sakit karena dapat menyebabkan
relaksasi. Jika ibu merasa tegang, kontraksi menjadi sangat menyakitkan
sehingga dapat menyebabkan pembukaan serviks tidak lancar. Air membantu ibu
lebih rileks dan lebih dapat mengedalikan diri menghadapi kontraksi sehingga
tidak terlalu menyakitkan. Selain itu di dalam air otot-otot ibu mengendur
m. Pengeluaran
suara
n. Visualisasi
dan pemusatan perhatian
Para penggagas metode
ini percaya melahirkan dapat menyenangkan jika ibu melibatkan otak kanan dalam
proses persalinan. Sehari-hari, manusia lebih banyak bekerja dengan menggunakan
otak kiri. Di sisi lain, otak kanan yang menyimpan memori tentang keindahan,
keyakinan, imajinasi, dan fantasi sering tidak diberdayakan. Padahal, dengan
otak kanan kita mampu menyembuhkan diri dan menghilangkan rasa sakit termasuk
dalam persalinan. Pemberdayaan otak kanan untuk persalina yang bebas sakit pada
dasarnya menanamkan keyakinan “melahirkan itu tidak sakit”. Hal ini tidak mudah
diterima begitu saja sehingga otak kanan harus difungsikan meyakininya. Otak
kanan adalah bagian yang mampu memvisualisasikan sesuatu seolah-olah itu nyata.
Misalnya membayangkan seolah-olah sedang berada di taman bunga dan bayi sudah
bersama ibu. Saat otak kanan mencapaii 8 – 13 Hz ternyata kondisi ini merupakan
gelombang alfa atau relaksasi. Seseorang lebih mudah untuk memvisualisasikan
serta merasa lebih nyaman dan tenang. Sementara pada ukuran 13-26 Hz, otak
sangat lelah sehingga tingkat stress tinggi. Orang mudah merasa sakit, letih
dan jenuh. Setiap ibu bisa melakukan visualisasi. Sebaiknya latihan dilakukan
sejak kandungan berusia dua bulan atau paling lambat tujuh bulan. Dengan
visualisasi, ibu juga dibantu untuk tenang dan menghilangkan trauma atau naluri
ekstra bawah sadar. Ibu dapat berlatih visualisai dalam waktu 7 x 2,5 jam
(lebih baik di bawah bimbingan pelatih prof Tekhnik ini dengan mengarahkan sang
ibu membayangkan sesuatu yang dapat membuatnya nyaman. Ajak dia membayangkan
sesuatu tempat yang memberikan dirinya tenang, seperti sawah yang terhampar
luas dengan hijaunya dedaunan padi yang melambai-lambai ditiup angin sore. Atau
ajak dia ke suasana laut yang mengajak kita untuk mendengarkan deburan ombak
yang perlahan mengenai kaki kita yang tercelup dalam air laut di tepian pantai.
Atau hal lainnya dimana Anda lebih tau bagaimana memberikan ketenangan pada
istri Anda saat ia membutuhkan ketenangan ituesional).
o. Musik
Musik dapat membantu
ibu mengalihkan perhatian dari rasa nyeri sehingga ibu merasa rileks. Hal ini
ditujukan bagi Anda yang memang suka dengan yang namanya mendengarkan alunan
nada. Baik itu berupa alunan ayat Al-Qur’an yang Anda dengarkan, atau musik
alam seperti suasana air terjun dengan gemricik air yang turun, atau dengan
musik klasik
3. Metode
Non Farmakologis Untuk Kontrol Nyeri (Myles, 2009)
a. Homeopati
Tujuanya adalah
memperkuat respon fisiologis tubuh. Homeopati berusaha untuk mengobati penyakit
dengan menghasilkan gejala yang sama dengan penyakit yang diobati. Obat
homeopati dibuat dari ekstrak tumbuhan dan mineral.
b. Hidroterapi
Berendam dalam air
selama persalinan merupakan salah satu cara analgesia yang telah digunakan
selama bertahun-tahun. Garland & jones (1994) menyatakan bahwa efektivitas
hidroterapai terjadi akibat dua faktor. Panas yang diberikan akan menghilangkan
spasme otot sehigga nyeri serta hidrokinesis juga kan hilang dengan efek
grafitasi dan juga ketidaknyamanan serta ketegangan pada pelvis. Riset yang
dilakukan moore (1997) menemukan bahwa hidroterapi selama melahirkan memiliki
keuntungan sebagai berikut :
a) Waktu
persalinan yang diperlukan ibu lebih sedikit
b) Pengalaman
ibu secara positif dipengaruhi oleh hidroterapi
c) Penggunaan
analgesia secara konsisten lebih rendah pada kelompok ini
d) Kebutuhan
petidin dan entonox berkurang secara signifikan
c. TENS
Stimulasi saraf
elektrik transkutan (transcutaneous electrical nerve stimulatio/ TENS) sudah
banyak digunakan, diterima denagn baik dan merupakan metode pereda nyeri yang
efektif. TENS bekerja dengan menstimulasi ambang bawah sarat aferen, misalnya
serat reseptor sentuhan. Hal ini kemudian menyebabkan terjadinya hambatan neuro
dalam nyeri. Pada saat nyeri teraktifitas oleh reseptor sentuhan, terjadi
peningkatan input sinaps ke dalam nyeri tersebut sehingga seorang dapat mengusap
atau memassase area yang nyeri untuk menghilangkan rasa nyeri.
4. Metode
farmakologis untuk kontrol nyeri (myles, 2009)
a. Petidin
Petidin merupakan
analgesik narkotik sistemik yang paling sering di gunakan. Petidin adalah
senyawa sintetik yang bekerja pada reseptor di dalam tubuh. Biasanya diberiakan
secara intramuskular dengan dosis 50-150mg (bergantung pada ukuran tubuh ibu)
dan memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk menimbulkan efek. Selain itu
petidin juga dapat diberikan secara intravena untuk mempercepat efek.
b. Diamorfin
Diamorfin terbukti
dapat menjadi analgesia yang efektik 4 jam dalam persalinan, tetapi diamorfin
ini jarang digunakan dalam persalinan normal kemungkinan terjadi akibat adanya
ketakutan terhadap sifat potensial adiktif diamorfin.
c. Meptazinol
Park & Fulton
(1991), memilih menggunakan meptazinol karena hanya menyebabkan sedikit depresi
pernafasan pada neonatus. Meptazinol biasanya diberikan dengan dosis 100-150mg
secara intramuskular dan bekerja dengan
cepat dan efektif selama 4 jam.
d. Analgesia
inhalasi (Entonox)
Metode ini menggunakan
campuran oksigen dan nitrous oxida, dapat menghilangkan rasa sakit, efeknya
lebih ringan daripada epidural dan dapat digunakan sendiri. Jika kontraksi
mulai terasa, pegang masker di muka, lalu tarik nafas dalam-dalam. Rasa sakit
akan berkurang dan kepala terasa lebih ringan.
e. Analgesia
regional (epidural)
Metode ini paling
sering dilakukan karena memungkinkan ibu untuk tidak merasakan sakit tanpa
tidur. Obat anestesi disuntikkan pada rongga kosong tipis (epidural) diantara
tulang punggung bagian bawah. Spesialis anestesi akan memasang kateter untuk
mengalirkan obat yang mengakibatkan saraf tubuh bagian bawah mati rasa selama
sekitar 2 jam, sehingga rasa sakit tidak terasa. Pemberian obat ini harus diperhitungkan
agar tidak ada pengaruhnya pada kala II persalinan, jika tidak maka ibu akan
mengedan lebih lama.
5. Distraksi
Dari hasil penelitian dan observasi klinik menunjukkan
bahwa strategi distraksi merupakan teknik yang sangat kuat untuk membuat nyeri
yang sangat hebat yang dapat ditahan.
Terapi atau usapan merupakan metode distraksi dari
praktek rakyat (tradisional) dengan belaian tangan pada bagian tubuh tertentu
yang membutuhkan. Pendekatan teknik distraksi sebagian besar diambil dari
metode lamaze yang telah melahirkan ide ide seperti metode-metode persiapan
persalinan dengan melakukan konsentrasi pada relaksasi melalui pengaturan nafas
selama kontraksi. Dengan irama nafas yang teratur menghasilkan pengurangan
nyeri serta oksigenasi yang adekuat bagi uterus.
Selain pengaturan nafas, perubahan posisi dan usapan pada
daerah perut juga dilakukan untuk membantu mengalihkan rasa nyeri, dimana hal
ini membutuhkan upaya kognitif dan motorik dari pasien. Menjaga mata tetap
terbuka dan memusatkan pandangan pada suatu objek tertentu merupakan metode
distraksi yang paling ringan dan mudah.
Pada umumnya metode lamaze mengajarkan pada ibu suatu
upaya yang kuat untuk mengalihkan rasa nyeri melalui berbagai aktifitas seperti
diatas.
Saat ini, distraksi dalam bentuk lain adalah dengan
menambahkan satu atau lebih teknik lain terhdap teknik pengaturan nafas dari
lamaze, antara lain : konsentrasi, usapan perut (effleurage), kesunyian,
nyanyian dengan irama 4/4 untuk dikoordinasikan dengan irama nafas dan
sebagainya.
Meskipun banyak cara untuk distraksi selama kontraksi,
namun bidan tidak dapat semua cara tersebut pada ibu disetiap fase persalinan.
Pada awal persalinan mungkin ibu dapat menggunakan distraksi melalui
penyampaian nasehat selama kontrasi, akan tetapi menjelang akhir persalinan hal
itu justru akan membuat ibu mudah tersinggung. Pada
akhir persalinan yang lebih diharapkan oleh ibu adalah agar bidan melakukan
seseuatu untuk membantunya mengurangi nyeri selama kontraksi.
Bantuan bidan akan bermanfaat bila dilakukan diantara
kontraksi, bukan pada saat kontaksi. Ibu akan memilih satu dari tehnik-tehnik
yang dianggap enak dan mudah untuk dicoba. Hal ini akan efektif bila bidan
mendemonstrasikan terlebih dahulu baru ibu mengikuti.
6. Teknik
Deep Relaxation (relaksasi mendalam) pada proses persalinan
Deep relaxation (relaksasi mendalam) yang saat ini telah
dikombinasikan dengan penambahan sugesti atau disebut Hypnobirthing merupakan
sebuah paradigma baru dalam pengajaran melahirkan secara alami.
Teknik ini mudah dipelajari, melibatkan relaksasi yang
mendalam, pola pernafasan lambat dan petunjuk cara melepaskan endorfin dari
dalam tubuh (relaksan alami tubuh) yang memungkinkan calon ibu menikmayi proses
kelahiran yang aman, lembut, cepat, dan tanpa proses pembedahan.
Tetapi ini mengajarkan para ibu untuk memahami dan
melepaskan fear-tension-pain syindrome (kumpulan gejala yang berhubungan dengan
rangkaian nyeri- tekanan-ketakutan) yang sering kali menjadi penyebab kesakitan
dan ketiknyamanan selama proses kelahiran.
Saat kita merasa takut, tubuh mengalami darah dan oksigen
dari organ pertahanan non esensial menuju kelompok otot besar diwilayah kaki
dan tangan. Akibatnya, area wajar berubah menjadi warna, makanannya ada
ungkapan “pucat karena ketakutan”.
Dalam situasi menakutkan, tubuh mempertimbangkan bahwa
uterus atau rahim dipandang sebagai organ ‘tidak penting’. Menurut Dr.
Dick-read, rahim pada perempuan yang ketakutan secara kasat mata memang tampak
putih.
HypnoBirthing mengeskplorasi mitos bahwa memang rasa sakit
adalah hal yang wajar dan dibutuhkan saat melahirkan normal. Saat perempuan
yang melahirkan terbebas dari rasa takut, otot-otot ditubuhnya termasuk otot
rahim akan mengalami relaksasi, yang akan membuahkan proses kelahiran yang
lebih mudah dan bebas stres.
Dalam beberapa kasus, tahapan proses kelahiran juga
menjadi lebih pendek, mengurangi kelelahan selama perjuangan melahirkan bayi
dan ibu akan tetap segar, penuh energi setelah melahirkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengurangan
Rasa Nyeri Persalinan, diantaranya yaitu:
1. Penny
Simpkin menjelaskan cara-cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah :
a. Mengurangi
sakit di sumbernya
b. Memberikan
rangsangan alternatif yang kuat
c. Mengurangi
reaksi mental yang negatif, emosional, dan reaksi fisik ibu terhadap rasa
sakit.
2.
Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi
rasa sakit, menurut varney’s midwifery
a. Adanya
seseorang yang dapat mendukung dalam persalinan
b. Pengaturan
posisi
c. Relaksasi
dan latihan pernafasan
d. Istirahat
dan privasi
e. Penjelasan
mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
f. Asuhan
diri
g. Setuhan
dan masase
h. Counterpressure
untuk mengurangi tegangan pada ligament sacroiliaka
i.
Pijatan ganda pada pinggul
j.
Penekanan pada lutut
k. Kompres
hangat dan kompres dingin
l.
Berendam
m. Pengeluaran
suara
n. Visualisasi
dan pemusatan perhatian
Musik
3.
Metode Non Farmakologis Untuk Kontrol
Nyeri (Myles, 2009)
a. Homeopati
b. Hidroterapi
c. TENS
4.
Metode farmakologis untuk kontrol nyeri
(myles, 2009)
a.
Petidin
b.
Diamorfin
c.
Meptazinol
d.
Analgesia inhalasi (Entonox)
e.
Analgesia regional (epidural)
5.
Distraksi
6. Teknik
Deep Relaxation (relaksasi mendalam) pada proses persalinan
B.
Saran
1.
Bagi Bidan
Bidan harus terampil dan handal serta memberi dukungan yang terus-menerus
sehingga menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan yang dapat memberikan
pengalaman yang menyenangkan.
2.
Bagi Tenaga Kesehatan Lainnya
Sebaiknya Tenaga Kesehatan memberikan asuhan yang bersifat aktif serta hendaknya
asuhan yang sayang ibu dan bayi. Asuhan yang sayang ibu ini akan memberikan
perasaan aman dan nyaman selama persalinan dan kelahiran.
DAFTAR
PUSTAKA
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Wijayanti,
Irfana Tri. ____. Standar Asuhan
Kebidanan Persalinan. Pati: Akbid BUP