Pap
Smear (Papanicolaou Smear)
A. PENGERTIAN
Pap Smear
adalah suatu pemeriksaan dengan cara mengusap leher rahim untuk mendapatkan
sel-sel leher rahim untuk kemudian diperiksa, sel-sel tersebut akan dikirim
untuk diperiksa dilaboratorium dengan proses tertentu, untuk dapat dianalisa
apakah sel-sel yang merupakan sampel tersebut terjadi perubahan atau tidak
(Winanto, H. 2008).
Pap Smear adalah screening untuk mendeteksi perubahan
sel-sel yang terjadi didalam serviks uterus. Perubahan sel rahim yang terdeteksi
secara dini akan memungkinkan beberapa tindakan pengobatan diambil sebelum
sel-sel tersebut berkembang menjadi sel kanker. Artinya,
semakin dini penyakit diketahui maka semakin mudah menanganinya (Anna, 2008).
B. TUJUAN PAP SMEAR
a. Tujuan Umum
Tes Pap Smear dapat memberikan
informasi awal mengenai adanya gangguan atau masalah pada mulut rahim seorang
perempuan. Jika ditemukan tanda-tanda abnormal pada hasil tes tersebut, dokter
akan merekomendasikan untuk pemeriksaan lanjutan guna mengetahui lebih detail
masalah yang terjadi.
b. Tujuan Khusus
1. Mencoba
menemukan sel-sel yang tidak normal dan dapat berkembang menjadi kanker serviks
2. Alat untuk
mendeteksi adanya gejala pra kanker leher rahim bagi seseorang yang belum
menderita kanker.
3. Untuk
mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel kanker leher rahim.
4. Mengetahui
tingkat berapa keganasan serviks
C. MANFAAT PAP SMEAR
a. Evaluasi
sitohormonal
Penilaian hormonal pada seorang wanita
dapat dievaluasi melalui pemeriksaan pap smear yang bahan pemeriksaanya adalah
sekret vagina yang berasal dari dinding lateral vagina sepertiga bagian atas.
b. Mendiagnosis
peradangan
Peradangan pada vagina dan servik pada
umumnya dapat didiagnosa dengan pemeriksaan pap smear . Baik peradangan akut
maupun kronis. Sebagian besar akan memberi gambaran perubahan sel yang khas
pada sediaan pap smear sesuai dengan organisme penyebabnya. Walaupun
kadang-kadang ada pula organisme yang tidak menimbulkan reaksi yang khas pada
sediaan pap smear.
c. Identifikasi
organisme penyebab peradangan
Dalam vagina ditemukan beberapa macam
organisme/kuman yang sebagian merupakan flora normal vagina yang bermanfaat
bagi organ tersebut. Pada umumnya organisme penyebab peradangan pada vagina dan
serviks, sulit diidentifikasi dengan pap smear, sehingga berdasarkan perubahan
yang ada pada sel tersebut, dapat diperkirakan organisme penyebabnya.
d. Mendiagnosis
kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker leher rahim dini atau
lanjut (karsinoma/invasif)
pap smear paling banyak dikenal dan
digunakan adalah sebagai alat pemeriksaan untuk mendiagnosis lesi prakanker
atau kanker leher rahim. Pap smaer yang semula dinyatakan hanya sebagai alat
skrining deteksi kanker mulut rahim, kini telah diakui sebagai alat diagnostik
prakanker dan kanker leher rahim yang ampuh dengan ketepatan diagnostik yang
tinggi, yaitu 96% terapi didiagnostik sitologi tidak dapat mengantikan diagnostik
histopatologik sebagai alat pemasti diagnosis. Hal itu berarti setiap diagnosik
sitologi kanker leher rahim harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologi
jaringan biobsi leher rahim, sebelum dilakukan tindakan sebelumya.
e. Memantau
hasil terapi
Memantau hasil terapi hormonal, misalnya
infertilitas atau gangguan endokrin. Memantau hasil terapi radiasi pada kasus
kanker leher rahim yang telah diobati dengan radiasi, memantau adanya
kekambuhan pada kasus kanker yang telah dioperasi, memantau hasil terapi lesi
prakanker atau kanker leher rahim yang telah diobati dengan elekrokauter
kriosurgeri, atau konisasi.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG PENGARUHI PAP
SMEAR
a. Umur
Perubahan sel-sel abnormal pada leher
rahim paling sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki resiko 2-3
kali lipat untuk menderita kanker leher rahim. Semakin tua umur seseorang akan
mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak terjadi
pada suatu alat saja, tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh
mengalami kemunduran, sehingga pada usia lebih lama kemungkinan jatuh sakit
(Fitria, 2007).
b. Sosial
ekonomi
Golongan
sosial ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada sel-sel mulut
rahim, hal ini karena ketidak mampuan melakukan pap smear secara rutin (Fitria,
2007).
c. Paritas
Paritas adalah seseorang yang sudah
pernah melahirkan bayi yang dapat hidup. Paritas dengan jumlah anak lebih dari
2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai resiko terhadap
timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim. Jika jumlah anak
menyebabkan perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat
berkembang pada keganasan (Fitria, 2007).
d. Usia
wanita saat nikah
Usia menikah <20 tahun mempunyai
resiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada
saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang, maka sel-sel tersebut tidak
rentan terhadap zat-zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam
perubahanya, jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh
tidak seimbang dan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa merubah sifat
menjadi sel kanker (Fitria, 2007).
E. WANITA YANG DIANJURKAN PAP SMEAR
Wanita yang
dianjurkan untuk melakukan tes pap smear biasanya mereka yang tinggi aktifitas
seksualnya. Namun tidak menjadi kemungkinan juga wanita yang tidak mengalami
aktivitas seksualnya memeriksakan diri, berikut ini adalah wanita-wanita
sasaran tes pap smear (Sukaca, 2009)
yaitu:
a.
Setiap
6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum menikah
namun aktivitas seksualnya sangat tinggi.
b.
Setiap
6-12 bulan untuk wanita yang berganti ganti pasangan seksual atau pernah
menderita infeksi HIV atau kutil kelamin.
c.
Setiap
tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun.
d.
Setiap
tahun untuk wanita yang memakai pil KB.
e.
Pap
tes setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun.
f.
Sesudah
2 kali pap tes (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa wanita resiko
tinggi harus lebih sering menjalankan pap smear.
g.
Sesering
mungkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal sesering mungkin setelah
penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.
F. TEMPAT PEMERIKSAAN PAP SMEAR
Tempat pemeriksaan pap smear menurut
Sukaca 2009 dapat dilakukan di:
a.
Rumah sakit pemerintah.
b.
Rumah sakit swasta.
c.
Laboratorium swasta, dengan harga yang
cukup terjangkau.
d.
Tempat-tempat yang menyediakan fasilitas
pap smear.
Bila hasil pada pasien pap smear
ternyata positif, maka harus dilanjutkan dengan pemeriksaan biobsy terarah dan
patologi. Pap smear sudah dapat menemukan kanker leher rahim. Meskipun masih
ada tingkat pra kanker (stadium dini). Dengan pemeriksaan ini bisa memberikan
harapan kesembuhan 100%. Sebaliknya pada penderita yang datang terlambat,
harapan untuk sembuhpun terlampau sulit.
G. SYARAT PENGAMBILAN BAHAN
Penggunaan pap smear untuk mendeteksi
dan mendiagnosis lesi prakanker dan kanker leher rahim, dapat menghasilkan
interprestasi sitologi yang akurat bila memenuhi syarat (Romauli dan Vindari ,
2011) yaitu:
a.
Bahan pemeriksaan harus berasal dari
porsio leher rahim.
b.
Pengambilan pap smear dapat dilakukan
setiap waktu diluar masa haid, yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai
dengan masa pramenstruasi.
c. Apabila klien mengalami gejala perdarahan
diluar masa haid dan dicurigai penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap
smear harus dibuat saat itu walaupun ada perdarahan.
d.
Pada peradangan berat, pengambilan
sediaan ditunda sampai selesai pengobatan.
e.
Klien dianjurkan untuk tidak melakukan
irigasi vagina (pembersihan vagina dengan zat lain), memasukkan obat melalui
vagina atau melakukan hubungan seks sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48
jam.
f.
Klien yang sudah menopause, pap smear
dapat dilakukan kapan saja.
H. KENDALA PAP SMEAR
Dilakukan diatas hanya
5% perempuan di Indonesia yang bersedia melakukan pemeriksaan pap smear banyak
kendala. Hal tersebut terjadi antara lain:
a.
Kurangnya tenaga terlatih untuk pengambilan
sediaan.
b.
Tidak tersedianya peralatan dan bahan
untuk pengambilan sediaan.
c.
Tidak tersedianya sarana pengiriman
sediaan.
d.
Tidak tersedianya laboratorium
pemprosesan sediaan serta tenaga ahli sitologi.
I. SYARAT PENDETEKSIAN PAP SMEAR
Hal-hal yang penting
yang harus diperhatikan saat melakukan pap smear menurut (Sukaca, 2009) yaitu:
a.
Pengambilan dimulai minimal dua minggu
setelah dan sebelum menstruasi sebelumnya.
b.
Pasien harus memberikan sejujur-jujurnya
kepada petugas mengenai aktivitas seksualnya.
c.
Tidak boleh melakukan hubungan seksual
selama 1 hari sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
d.
Pembilasan vagina dengan bahan kimia
tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelumnya.
e.
Hindarilah pemakaian obat-obatan yang
tidak menunjang pemeriksaan pap smear.
J. LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN PAP
SMEAR
a. Persiapan
pasien
1. Melakukan
informent concent.
2. Menyiapkan lingkungan sekitar klien,
tempat tidur ginekologi dan lampu sorot.
3. Menganjurkan klien membuka pakaian
bagian bawah.
4. Menganjurkan klien berbaring ditempat
tidur ginekologi dengan posisi litotomi.
b. Persiapan
alat
1.
Menyiapkan perlengkapan/bahan yang
diperlukan seperti: handscoon, speculum cocor bebek, spatula ayre yang telah dimodifikasi,
lidi kapas atau cytobrush, kaca objek glass, botol khusus berisi alkohol 95%,
cytocrep atau hair spray, tampon tang, kasa steril pada tempatnya, formuler
permintaan pemeriksaan sitologi pap smear, lampu sorot, waskom berisi larutan
klorin 0,5%, tempat sampah, tempat tidur ginekologi, sampiran.
2. Menyusun
perlengkapan/bahan secara ergonomis.
c. Pelaksanaan
1.
Mencuci tangan dengan sabun dibawah air
mengalir dengan metode tujuh langkah dan mengeringkan dengan handuk kering dan
bersih.
2.
Mengunakan hanscun steril.
3.
Melakukan vulva higyene.
4.
Memperhatikan vulva dan vagina apakah
ada tanda-tanda infeksi.
5.
Memasang speculum dalam vagina.
6.
Masukkan spatula ayre kedalam mulut
rahim, dengan ujung spatula yang berbentuk lonjong, apus sekret dari seluruh
permukaan porsio serviks dengan sedikit tekanan dengan mengerakkan spatel ayre
searah jarum jam, diputar melingkar 3600.
7.
Ulaskan secret yang telah diperoleh pada
kaca object glass secukupnya, jangan terlalu tebal dan jangan terlalu tipis.
8.
Fiksasi segera sediaan yang telah dibuat
dengan cara:
a) Fiksasi Basah
Fiksasi basah dibuat setelah sediaan
diambil, sewaktu secret masih segar dimasukkan kedalam alkohol 95%. Setelah
difiksasi selama 30 menit, sediaan dapat diangkat dan dikeringkan serta dikirim
dalam keadaan keringterfiksasi atau dapat pula sediaan dikirim dalam keadaan
terendam cairan fiksasi didalam botol.
b) Fiksasi Kering
Fiksasi kering dibuat setelah sediaan
selesai diambil, sewaktu secret masih seger disemprotkan cytocrep atau hair
spray pada object glass yang mengandung asupan secret tersebut dengan jarak
10-15 cm dari kaca object glass, sebanyak 2-4 kali semprotkan. Kemudian
keringkan sediaan dengan membiarkannya diudara terbuka selama 5-10 menit.
Setelah kering sediaan siap dikirimkan ke laboratorium sitologi untuk diperiksa
bersamaan dengan formulir permintaan.
9.
Bersihkan porsio dan dinding vagina
dengan kasa steril dengan menggunakan tampon tang.
10.
Keluarkan speculum dari vagina secara
perlahan-lahan.
11.
Beritahu ibu bahwa pemeriksaan telah
selesai dilakukan.
12.
Rapikan ibu dan rendam alat-alat dan
melepaskan sarung tangan (merendam dalam larutan clorin 0,5%).
13.
Cuci tangan dengan sabun dibawah air
mengalir dengan metode tujuh langkah.
14.
Temui klien kembali.
15.
Mencatat hasil tindakan dalam status.
K. PENGELOMPOKAN PAP SMEAR
Pengelompokan atau Pengklasifikasian pap
smear (Sukaca, 2009) yaitu:
a.
Kelas I
Pada kelas I identik dengan normal
smear, pemeriksaan ulang 1 tahun lagi.
b.
Kelas II
Pada kasus II menunjukkan adanya infeksi
ringan non spesifik, terkadang disertai dengan kuman atau virus tertentu,
disertai pula dengan kariotik ringan. Pemeriksaan akan dilakukan 1 tahun lagi.
Pengobatanya disesuaikan dengan penyebabnya. Bila ada radang bernanah maka akan
dilakukan pemeriksaan ulang setelah pengobatan.
c.
Kelas III
Kelas III dapat ditemukan sel diaknostik
sedang keradangan berat, periksa ulang dilakukan setelah pengobatan.
d.
Kelas IV
Dikelas IV telah ditemukan sel-sel yang
telah mencurigakan dan ganas.
e.
Kelas V
Ditemukan sel-sel ganas.
L. FAKTOR-FAKTOR YANG PENGARUHI HASIL
PAP SMEAR
Faktor-faktor yang mempengaruhi
(Sukaca, 2009) antara lain:
a. Cara pengambilan cairan yang tepat
Pengambilan cairan dapat terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan yaitu bisa terjadi kegagalan skrining (15%), interpretasi
(23%), dan angka positif palsu (3-15%).
b. Petugas kesehatan
Kadang kala petugas kesehatan dapat
salah tafsir dalam menginterprestasikan data. Kesalahan tersebut diantaranya:
1.
Kadang kala petugas kesehatan tidak
mampu memberikan pelayanan dan memberikan jawaban yang baik.
2.
Petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan tes abnormal pap smear.
3. Petugas
tidak dapat mengindikasikan sel abnormal.
c. Laboratorium
Di dalam laboratorium juga dapat terjadi
kesalahan, kasalahan yang lazim dilakukan dalam laboratorium adalah sebagai
berikut:
1.
Laboratorium gagal dalam mendeteksi sel
abnormal.
2.
Kegagalan dalam melaporkan kualitas
cairan yang tidak memuaskan.
3.
Laboratoriun tidak mau melakukan
pengulangan.
4.
Cairan fiksasi tidak menggunakan alcohol
95%.
5.
Cairan terlalu kering dan tipis.
d. Petugas Laboratorium
Terkadang petugas laboratorium juga
melakukan suatu kesalahan antara lain:
1.
Cara petugas laboratoriunm tidak sesuai
dengan prosedur.
2.
Reagen yang dipakai sudah kadaluarsa.
3.
Petugas tidak cakap dalam membacakan
hasil pemeriksaan.
4.
Ketrampilan dan ketelitian petugas
diragukan
e. Waktu pengambilan yang tepat
Waktu pemeriksaan pap smear yang tepat
adalah saat anda telah menikah. Begitu halnya pada wanita yang memiliki tingkat
seksualitas yang tinggi. Tes ini dianjurkan agar wanita dapat terbebas dari
penyakit kanker leher rahim yang ganas.
No comments:
Post a Comment