KASUS
Ny Sandi umur 30 tahun PIIA0, agama islam, pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, suami Tn. Agus umur 31 tahun, agama islam, pendidikan SMP, pekerjaan
buruh pabrik, suku/bangsa : Jawa/Indonesia, penghasilan/bln 950.000,- rupiah,
tinggal di Desa CemaraRt 01 Rw II Pati. Pada hari ini
jam 08.00 WIB bersama dengan suami datang ke BPS Anita berkeinginan untuk
menjadi akseptor KB IUD karena ingin menunda kehamilan dalam jangka panjang dan efek
dari alkon tersebut tidak menimbulkan kenaikan berat badan. Ibu Sandi mulai
menstruasi sejak berusia 12 tahun, lama 7 hari, warna merah, siklus 28 hari, ganti pembalut 3x/hari dan tidak pernah mengalami
keluhan, HPHT : 10 agustus 2014. Riwayat
kesehatan sekarang tidak sedang
menderita penyakit dengan gejala seperti dada
berdebar-debar, sering berkeringat, sering
kencing, sering haus, pusing yang
menetap, badan lemas, nyeri dan radang pada daerah panggul, keputihan yang berlebihan, berbau dan berwarna. Riwayat kesehatan yang lalu tidak pernah menderita
penyakit dengan gejala seperti dada
berdebar-debar, sering berkeringat,
sering kencing, sering haus, pusing yang menetap, badan lemas, nyeri dan radang pada daerah panggul, keputihan yang berlebihan, berbau dan berwarna.
Sedangkan riwayat kesehatan keluarga tidak ada yang menderita penyakit dengan
gejala seperti darah tinggi, dada berdebar-debar, sering berkeringat,
sesak nafas,
sering kencing, sering haus, pusing yang
menetap dan batuk yang menahun. Ibu Sandi menikah pada usia 22 tahun, lama 8 tahun, merupakan pernikahan yang pertama dan mempunyai
anak 2 orang.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, anak
pertama berusia 7tahun, laki-laki, lahir
spontan ditolong oleh bidan dengan BB 2700 gram dalam keadaan hidup dengan kondisi sehat,
pada saat hamil, bersalin maupun nifas tidak pernah mengalami komplikasi. Sedangkan anak kedua berusia 5 tahun, perempuan, lahir
spontan di tolong oleh bidan dengan BB 2900 gram dalam keadaan hidup dengan kondisi sehat,
pada saat hamil, bersalin maupun nifas tidak pernah mengalami komplikasi. Setelah anak pertama ibu Sandi menjadi akseptor KB
Suntik 1 bulan selama 2 tahun, waktu menggunakan alkon setelah 40 haripost
partum dan tidak ada keluhan, kemudian berhenti karena ingin
mempunyai anak lagi. Setelah anak kedua ibu Sandi menjadi akseptor KB suntik 3
bulan selama 1 tahun sampai saat ini, waktu penggunaan alkon setelah 40 hari
post partum dan mengeluh terjadi kenaikan BB , sehingga kurang nyaman dengan
kondisi yang dialami, kemudian dengan persetujuan suami berkeinginan ganti KB
suntik 3 bulan dengan KB IUD. Ibu Sandi mengetahui tentang alkon IUD bahwa efek sampingnya tidak menimbulkan kegemukan dan batas waktunya sampai 10 tahun, sedangkan efek samping yang lainnya kurang mengetahui
sehingga ingin mendapatkan penjelasan yang lengkap lagi dari bidan. Hubungan
dengan suami dan keluarga harmonis ditunjukkan dengan suami selalu mendampingi
setiap ibu melakukan kunjungan ulang KB maupun periksa kesehatan.
Pola pemenuhan
kebutuhan sehari – hari, makan 3x sehari porsi banyak dengan menu nasi, lauk pauk dan sayur, serta
mengkonsumsi air putih 7-8 gelas/hari,
keluhan terjadi kenaikan BB, BAB
1x/hari konsistensi lembek, bau khas, BAK 5-6 kali sehari, warna kuning dan tidak ada keluhan.
Dalam hal kebersihan, ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari,
keramas 2x seminggu, ganti baju 2x sehari, aktifitas sebagai ibu rumah tangga dan dikerjakan sendiri, istirahat :
ibu duduk/nyantai sambil nonton TV rata-rata 1-2 jam dan tidur siang 1 jam sedangkan tidur malam 7-8 jam, rekreasi 1x
seminggu kadang ke pasar atau ke mal, seksual : 2x seminggu. Dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari tidak ada keluhan kecuali keluhan kenaikan BB. Lingkungan
rumah dalam keadaan bersih, tidak punya hewan peliharaan. Menjalankan ibadah
sholat 5 waktu dan selalu berdoa setiap ada permasalahan dalam keluarga, dan
diselesaikan dengan musyawarah. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah
suami. Tidak ada riwayat operasi pada rahim, tidak pernah mengalami penyakit kanker maupun tumor, radang panggul maupun keputihan yang berlebihan, berbau dan berwarna.
Untuk mengetahui kesiapan ibu Sandi menjadi akseptor KB IUD, bidan meminta informed consent
kepada ibu sandi dan suami, setelah mendapatkan persetujuan kemudian bidan
melakukan pemeriksaan fisik dengan hasil KU : baik, kesadaran : compos mentis,
status emosional : stabil, TD : 120/80 mmHg, Nadi, 80x/mnt, RR : 20x/mnt, Suhu
: 36,5ÂșC, BB : 66 kg
dan TB : 157 cm. rambut : bersih, tidak rontok, warna hitam, tidak berketombe. Muka :bentuk oval. Mata :conjungtiva merah, sclera putih. Hidung :tidak ada serumen dan tidak
ada polip. Telinga :tidak ada serumen. Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran vena
jugularis. Mulut :tidak sariawan,
gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah, lidah bersih, Dada : tidak ada retraksi dinding dada. Mammae
:tidak ada massa/benjolan, tidak nyeri tekan. Aksila :tidak ada benjolan. Perut :tidak ada luka bekas operasi, tidak ada pembesaran hepar, limpa, tidak ada nyeri tekan. Genetalia :tidak oedem, tidak varises, tidak ada condiloma akuminata/talata.
Anus :tidak ada hemoroid. Ekstremitas atas :tidak ada oedema dan varises. Ektremitas bawah :tidak ada oedema, tidak ada varises. Hasil pemeriksaan dalam : servik dalam keadaan normal
(tidak nyeri goyang), uterus antefleksi dengan ukuran 7 cm. Daerah portio tidak ada luka, tidak bengkak dan daerah vagina tidak ada odema, tumor maupun infeksi.Untuk pemeriksaan penunjang didapatkan hasil HB : 12 gr%.
Setelah dilakukan tindakan pemasangan IUD, ibu Sandi
menjadi akseptor KB IUD dengan hasil IUD terpasang di dalam uterus yang ditandai
dengan tidak terjadi perdarahan, benang IUD tidak ekspulsi, tidak nyeri hebat pada perut, KU : Baik, Kesadaran : CM, TD : 120/80 mmHg, N : 80x/mnt, RR : 20x/mnt, S : 36,5ÂșC.
Soal;
1.
Buatlah rencana asuhan kebidanan pada Ny. Sandi sesuai
format yang disediakan!
2.
Sebelum dilakukan
tindakan pemasangan IUD, bidan terlebih dahulu meminta informed consent kepada
Ny. Sandi dan Suami. apa alasan bidan melakukan hal tersebut ?
3.
Untuk mengetahui
ukuran rahim, bidan menggunakan sonde yang dimasukkan ke dalam rahim dengan “No
Touch Technique”. Apa maksud dari “No Touch Technique” ?
4.
Mengapa sebelum
dilakukan pemasangan IUD perlu dilakukan pemeriksaan inspekulo dan dalam
terlebih dahulu, dan apa saja yang perlu dinilai pada saat dilakukan
pemeriksaan dalam ?
5.
Apabila pasien
mengalami perdarahan bercak 3 bulan pertama pasca pemasangan alat kontrasepsi
IUD, bagaimana tindakan anda sebagai seorang bidan untuk mengatasi masalah
tersebut !
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEBIDANAN
PADA AKSEPTOR KB
I. PENGKAJIAN
Identitas/ Biodata
Nama Ibu : Ny.S Nama Suami :Tn.A
Umur : 30
tahun : 31
tahun
Pendidikan : SMP : SMP
Pekerjaan/
Penghasilan : IRT/- : Buruh pabrik/950.000
Suku/
Bangsa : Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia
Agama
: Islam : Islam
Alamat : Desa Cemara RT 01 RW 02 Pati
Anamnesa pada tanggal 26 Agustus
2014 pukul 08.00
1.
Keluhan Utama /alasan datang :
Ibu mengatakan setelah anak kedua menjadi akseptor KB suntik 3
bulan selama
1 tahun sampai saat ini, waktu penggunaan alkon setelah 40 hari post partum dan mengeluh terjadi kenaikan BB, sehingga kurangnya man dengan kondisi yang dialami. Karena ingin menunda kehamilan dalam jangka panjang dan efek
dari alkon tersebut tidak menimbulkan kenaikan berat badan. Kemudian dengan persetujuan suami berkeinginan ganti KB suntik 3 bulan dengan KB IUD.
2.
Riwayat menstruasi :
a.
Menarche : 12 tahun Siklus : 28 hari
b. Lama : 7 hari Jumlah : Ganti
pembalut 3x/hari
c.
Warna : merah Keluhan
: tidak
ada
d. HPHT : 10 Agustus 2014
3.
Riwayat Perkawinan :
a.
Umur waktu nikah :
22 tahun
b. Lama
: 8
tahun
c.
Perkawinan ke : 1
d. Jumlah anak : 2
4.
Riwayat Kesehatan :
a.
Riwayat kesehatan sekarang :
Ibu mengatakan saat
ini tidak sedang menderita penyakit dengan gejala seperti dada
berdebar-debar, sering berkeringat, sering
kencing, sering haus, pusing yang
menetap, badan lemas, nyeri dan radang pada daerah panggul, keputihan yang berlebihan, berbau dan berwarna.
b. Riwayat kesehatan yang lalu :
Ibu mengatakan
tidak pernah menderita penyakit dengan gejala seperti
dada berdebar-debar, sering berkeringat,
sering kencing, sering haus, pusing yang
menetap, badan lemas, nyeri dan radang pada daerah panggul, keputihan yang berlebihan, berbau dan berwarna.
c.
Riwayat kesehatan keluarga :
Dalam keluarga
ibu tidak ada yang menderita penyakit dengan gejala seperti darah tinggi, dada berdebar-debar, sering berkeringat,
sesak nafas,
sering kencing, sering haus, pusing yang
menetap dan batuk yang menahun.
5.
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :
No
|
Hamil Ke
|
Penyulit/
Komplikasi
|
Tgl lahir/
Umur Anak
|
Jenis Kelamin Anak
|
Jenis Persalinan
|
Penyulit / komplikasi
|
Penolong
|
PB/ BB lahir
|
Keadaan Anak
|
Nifas
|
1
|
I
|
Tidak ada
|
7 tahun
|
Laki-laki
|
Spontan
|
Tidak ada
|
Bidan
|
2700 gr
|
hidup
|
normal
|
2
|
II
|
Tidak ada
|
5 tahun
|
Perempuan
|
Spontan
|
Tidak ada
|
Bidan
|
2900 gr
|
hidup
|
normal
|
6.
Riwayat KB :
Jenis/ Sejak
|
Lama penggunaan
|
Keluhan
|
Alasan berhenti
|
KB suntik 1 bulan
|
2 tahun
|
Tidak ada keluhan
|
Ingin mempunyai
anak lagi
|
KB suntik 3 bulan
|
1 tahun
|
terjadi kenaikan
berat badan
|
Tidak nyaman
dengan keluhan yang dialami sehingga ingin ganti KB IUD
|
7.
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
Kebutuhan
|
Frekuensi
|
Keluhan
|
Nutrisi :
§ Makan
§ Minum
|
3x sehari
porsi banyak dengan menu nasi, lauk pauk dan sayur
7-8 gelasair
putih /hari
|
Terjadi kenaikan
BB
Tidak ada
|
Eliminasi :
§ BAK
§ BAB
|
5-6 kali sehari, warna kuning
1x/hari
konsistensi lembek, bau khas,
|
Tidak ada
Tidak ada
|
Istirahat
|
ibu duduk/nyantai
sambil nonton TV rata-rata 1-2 jam dan tidur siang 1 jam sedangkan tidur malam 7-8 jam
|
Tidak ada
|
Aktifitas
|
aktifitas
sebagai ibu rumah tangga dan
dikerjakan sendiri
|
Tidak ada
|
Personal Hygiene
|
ibu mandi 2x
sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 2x seminggu, ganti baju 2x sehari
|
Tidak ada
|
Rekreasi
|
1x seminggu
kadang ke pasar atau ke mal
|
Tidak ada
|
Seksual
|
2x seminggu
|
Tidak ada
|
8.
Riwayat Ginekologi:
Tidak ada riwayat operasi pada rahim, tidak pernah
mengalami penyakit kanker maupun tumor, radang panggul maupun keputihan yang
berlebihan, berbau dan berwarna.
9.
Data Psikososial:
Hubungan dengan suami dan keluarga harmonis ditunjukkan
dengan suami selalu mendampingi setiap ibu melakukan kunjungan ulang KB maupun
periksa kesehatan. Lingkungan rumah dalam keadaan bersih, tidak punya hewan
peliharaan. Menjalankan ibadah sholat 5 waktu dan selalu berdoa setiap ada
permasalahan dalam keluarga, dan diselesaikan dengan musyawarah. Pengambilan
keputusan dalam keluarga adalah suami.
10. Pengetahuan Ibu tentang KB:
Ibu Sandi mengetahui tentang alkon IUD bahwa efek sampingnya tidak menimbulkan kegemukan dan batas waktunya sampai 10 tahun, sedangkan efek samping yang lainnya kurang mengetahui
sehingga ingin mendapatkan penjelasan yang lengkap lagi dari bidan.
II. Pemeriksaan umum
- Pemeriksaan umum
a.
Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c.
Status emosional : stabil
d. Tanda
vital
§
Tensi : 120/80 mmHg
§
Nadi : 80x/ menit BB : 66
kg
§
RR : 20x / menit TB
: 157
cm
§
Suhu : 36,5ÂșC
e.
Status present
§
Kepala
Ă Rambut : bersih, tidak rontok, warna hitam, tidak berketombe.
Ă Muka :bentuk oval
Ă Mata :conjungtiva merah, sclera putih
Ă Hidung : tidak ada serumen dan tidak
ada polip
Ă Telinga : tidak ada serumen.
Ă Mulut :tidak sariawan, gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah, lidah bersih
§
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran vena
jugularis.
§
Dada : tidak ada retraksi dinding dada.
§
Aksila : tidak ada benjolan
§
Mammae : tidak ada
massa/benjolan, tidak nyeri tekan.
§
Perut : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada pembesaran hepar, limpa, tidak ada nyeri tekan
§
Genetalia : tidak oedem, tidak varises, tidak ada condiloma
akuminata/talata
§
Anus : tidak ada hemoroid.
§
Ekstremitas
Ă Atas :tidak ada oedema dan varises.
Ă Bawah :tidak ada oedema, tidak ada varises
- Pemeriksaan Dalam/ PD (khusus pada akseptor IUD):
a.
Servik : dalam
keadaan normal (tidak nyeri goyang)
b.
Uterus
: uterus antefleksi dengan ukuran 7 cm.
c.
Tanda radang/tumor/infeksi :Daerah portio tidak ada luka,
tidak bengkak dan daerah vagina tidak ada odema,
tumor maupun infeksi.
- Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium:
HB
: 12 gr%.
PP
test: (-)
RENCANA TINDAKAN I
Hari/Tanggal/Jam
|
Diagnosa Kebidanan
|
Tujuan
|
Tindakan
|
Evaluasi
|
Selasa, 26 Agustus 2014
Jam 08.00 WIB
|
Ny.S P2A0 umur 30 tahun calon akseptor KB IUD
Dasar :
S:
– Ibu mengatakan setelah anak kedua menjadi akseptor KB suntik 3 bulan selama 1 tahun sampai saat ini, waktu penggunaan alkon setelah 40 hari post partum dan mengeluh terjadi kenaikan BB
– Ibu merasa kurang nyaman dengan kondisi yang dialami.
– Ingin menunda kehamilan dalam jangka panjang dan efek dari alkon tersebut tidak menimbulkan kenaikan berat badan.
O:
– KU: Baik
– Kesadaran: Composmentis
– TD: 120/80mmHg
– N:80x/menit
– RR:20x/menit
– S:36,5 0C
– BB:66 kg
– TB:157 cm
– Tidak ada nyeri tekan pada perut
– Payudara tidak ada massa/benjolan
– Genetalia tidak oedem, tidak varises, tidak ada condiloma akuminata/talata
– HB: 12gr%
|
Setelah dilakukan tindakan asuhan ½-1 jam diharapkan :
1. Tidak ada kontra indikasi dalam pemasangan IUD, seperti hamil, riwayat peyakit tumor, kanker kandungan, infeksi genetalia, radang panggul, TBC pelvic, dll.
2. Kondisi fisik dan obstetri ibu dalam keadaan normal ditandai dengan:
– PP test: (-)
– KU: Baik
– kesadaran:composmestis
– TD:110-120/70-80mmHg
– N:80-90x/mnt
– RR:20-24x/mnt
– S:36,5-37,50C
– HB:11-12gr%
– tidak nyeri tekan pada perut dan payudara tidak ada benjolan atau massa.
– servik tidak nyeri tekan, ukuran uterus 6-8 cm
– tidak ada radang /tumor/infeksi pada genetalia dan uterus
3. Ibu mengerti dan memahami maksud serta tujuan sebelum pemasangan IUD
4. Ibu bersedia menjadi akseptor KB
|
1.1.Lakukan
Anamnesa
2.1.Lakukan Pemeriksaan PP test
2.2.Lakukan Pemeriksaan fisik yang meliputi KU, TD, N, S, Palpasi perut, payudara dan genetalia
2.3.Lakukan Pemeriksaan inspekulo dalam
2.4.Lakukan Pemeriksaan Hb
3.1.Lakukan KIE pra pemasangan IUD
4.1.Berikan informed consent
4.2.Lakukan pemasangan IUD
|
S:
– Ibu tidak pernah menderita kanker atau tumor kandungan
– Ibu mengerti dan memahami maksud serta tujuan KB IUD
– Ibu bersedia dipasang IUD
O:
– PP test: (-)
– KU: Baik
– Kesadaran : Composmentis
– TTV: Normal
– Tidak ada nyeri tekan pada perut
– Payudara tidak ada benjolan atau massa
– HB normal
– Servik normal tidak ada kelainan
– Ukuran uterus normal
– Tidak ada tanda radang/tumor/infeksi pada genetaliadan uterus
– Informed consent disetujui dan ditandatangani untuk dilakukan pemasangan IUD
– IUD terpasang dengan baik didalam uterus ditandai dengan tidak terjadi perdarahan, tidak ekspulsi, nyeri perut
|
PELAKSANAAN TINDAKAN I
Hari/Tanggal/Jam
|
Diagnosa Kebidanan
|
Tindakan
|
Evaluasi
|
Paraf
|
Selasa, 26 Agustus 2014
Jam 08.10 WIB
Jam 08.20 WIB
Jam 08.30 WIB
Jam 08.40 WIB
Jam 08.50 WIB
Jam 09.00 WIB
|
Ny.S P2A0 umur 30 tahun calon akseptor KB IUD
|
1. Melakukan anamnesa
2. Melakukan Pemeriksaan PP test dan pemeriksaan fisik yang meliputi KU, TD, N, S, RR, Palpasi perut, payudara, dan genetalia
3. Melakukan pemeriksaan inspekulo dan dalam
4. Melakukan Pemeriksaan HB
5. Melakukan KIE pra pemasangan IUD
6.1.Memberikan Informed Consent
6.2.Melakukan Pemasangan IUD
|
S: Ibu tidak memiliki riwayat kanker atau tumor kandungan
O: -
S: -
O:
– KU: Baik
– Kesadaran: Composmentis
– TD:120/80 mmHg
– N :80x/menit
– RR: 20x/menit
– S:36,5 0C
– PP test: (-)
– Tidak ada nyeri tekan pada perut
– Payudara tidak ada massa/benjolan
S: -
O:
– Serviks tidak nyeri tekan
– Uterus antefleksi, ukuran 7 cm
– Tidak ada tanda radang/tumor/infeksi pada genetaliadan uterus
S: -
O: HB: 12 gr%
S: Ibu mengerti tentang maksud dan tujuan KB IUD
O: -
S: Ibu menyetujui dilakukan pemasangan IUD
O: Informed Consent ditandatangani
S: Ibu merasakan nyeri dan kemeng pada perutnya
O: IUD terpasang dengan baik dalam uterus ditandai dengan tidak terjadi perdarahan, tidak ekspulsi, nyeri perut
|
No.
|
Dx Kebidanan
|
Hari/Tgl/Jam
|
Evaluasi
|
Paraf
| |||
S
|
O
|
A
|
P
| ||||
1.
|
Ny.S P2A0 umur 30 tahun calon akseptor KB IUD
|
Selasa, 26 Agustus 2014
Jam 09.10 WIB
|
– Ibu tidak mempunyai penyakit kanker atau tumor kandungan
– Ibu mengerti tentang maksud dan tujuan KB IUD
– Ibu merasakan nyeri dan kemeng pada perutnya
|
– KU: Baik
– Kesadaran: Composmentis
– TD:120/80 mmHg
– N :80x/menit
– RR: 20x/menit
– S:36,5 0C
– PP test: (-)
– Tidak ada nyeri tekan pada perut
– Payudara tidak ada massa/benjolan
– Serviks tidak nyeri tekan
– Uterus antefleksi, ukuran 7 cm
– Tidak ada tanda radang/tumor/infeksi pada genetalia dan uterus
– HB: 12 gr%
– Informed consent ditandatangani
– IUD terpasang
|
Ny.S P2A0 umur 30 tahun post pemasangan KB IUD
|
– Lakukan KIE post pemasangan IUD
– Lakukan pemantauan post pemasangan IUD
|
RENCANA TINDAKAN II
Hari/Tanggal/Jam
|
Diagnosa Kebidanan
|
Tujuan
|
Tindakan
|
Evaluasi
|
Selasa, 26 Agustus 2014
Jam 09.10 WIB
|
Ny.S P2A0 umur 30 tahun post pemasangan KB IUD
Dasar:
S:
– Ibu merasa nyaman sudah dipasang IUD
O:
– KU: Baik
– Kesadaran: Composmentis
– TD:120/80 mmHg
– N:80x/menit
– RR: 20x/menit
– S:36,5 0C
|
Setelah di lakukan KIE dan pemantauan post pemasangan IUD selama 30 menit diharapkan:
1. Ibu mengerti dan memahami komplikasi yang mungkin terjadi setelah pasangang IUD,
Seperti ekspulsi, perdarahan hebat, kram, kejang, amenorea, dll.
2. Kondisi fisik dan obstetri dalam keadaan normal ditandai dengan:
– KU:baik
– Kesadaran :CM
– TD :110 -120/70-80 mmHg
– N :80-90x/mnt
– RR:20 -24 x/mnt
– S:36,5-37,50C
– Tidak ada perdarahan, benang IUD tidak ekspulsi, tidak nyeri pada perut
|
1.1 Lakukan KIE post pemasangan IUD
2.1.Lakukan pemeriksaan fisik yang meliputi : KU,TD, N, S, RR
2.2.Lakukan observasi yang meliputi terjadinya perdarahan, keadaan abdomen benang IUD
|
S:
– ibu mengerti dan menerima informasi yang diberikan bidan tentang komplikasi post penangan IUD
O:
– KU: Baik
– kesadaran : CM
– TTV: normal
– Tidak ada nyeri tekan pada perut
– Tidak ada perdarahan, benang IUD tidak ekspulsi
|
PELAKSANAAN TINDAKAN II
Hari/Tanggal/Jam
|
Diagnosa Kebidanan
|
Tindakan
|
Evaluasi
|
Paraf
|
Selasa, 26 Agustus 2014
Jam 09.10 WIB
Jam 09.20 WIB
Jam 09.30 WIB
|
Ny.S P2A0 umur 30 tahun post pemasangan KB IUD
|
1. Melakukan KIE post pemasangan IUD
2. Melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi: KU, TD, N, RR, S
3. Melakukan observasi yang meliputi terjadinya perdarahan, keadaan abdomen, benang IUD
|
S:Ibu mengerti dan menerima informasi yang diberikan bidan
O: -
S: -
O:
– KU: Baik
– Kesadaran: Composmentis
– TD:120/80 mmHg
– N :80x/menit
– RR: 20x/menit
– S:36,5 0C
S: -
O:tidak ada perdarahan, benang IUD tidak ekspulsi, tidak nyeri perut
|
CATATAN PERKEMBANGAN II
No.
|
Dx Kebidanan
|
Hari/Tgl/Jam
|
Evaluasi
|
Paraf
| |||
S
|
O
|
A
|
P
| ||||
2.
|
Ny.S P2A0 umur 30 tahun post pemasangan KB IUD
|
Selasa, 26 Agustus 2014
Jam 09.40 WIB
|
– Ibu mengerti dan menerima informasi setelah dilakukan pemasangan IUD
|
– KU: Baik
– Kesadaran: Composmentis
– TD:120/80 mmHg
– N :80x/menit
– RR: 20x/menit
– S:36,5 0C
– tidak ada perdarahan, benang IUD tidak ekspulsi, tidak nyeri perut
|
Ny.S P2A0 umur 30 tahun akseptor KB IUD
|
– Beritahu dan ajarkan ibu untuk memeriksa benang IUD
– Anjurkan ibu untuk kunjungan berkala sesuai jadwal atau jika ada keluhan
|
2.
Sebelum dilakukan
tindakan pemasangan IUD, bidan terlebih dahulu meminta informed consent kepada
Ny. Sandi dan Suami. apa alasan bidan melakukan hal tersebut ?
Jawaban:
·
Alasannya
berhubungan dengan tanggung jawab bidan menyangkut perjanjian pemasangan IUD
untuk memberikan perlindungan kepada pasien serta memberi perlindungan hukum
kepada bidan apabila terjadi komplikasi maupun kegagalan yang bersifat negatif
setelah sebelumnya pasien memperoleh informasi yang adekuat tentang pemasangan
IUD serta resiko komplikasi yang berkaitan dengannya.
·
Sehingga apabila
terjadi mal praktik atau kesalahan dari bidan dalam prosedur pemasangan, pasien
bisa menuntut pertanggungjawaban bidan, dan apabila bidan sudah sesuai prosedur
tapi terjadi komplikasi berkaitan dengan resiko pemasangan, maka bidan bisa
membela diri dari tuntutan.
3.
Untuk mengetahui
ukuran rahim, bidan menggunakan sonde yang dimasukkan ke dalam rahim dengan “No
Touch Technique”. Apa maksud dari “No Touch Technique” ?
Jawaban:
Masukkan sonde uterus dengan teknik
“Tidak Menyentuh” (no touch technique) yaitu secara hati-hati memasukkan sonde
ke dalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina ataupun
bibir spekulum.
4.
Mengapa sebelum
dilakukan pemasangan IUD perlu dilakukan pemeriksaan inspekulo dan dalam
terlebih dahulu, dan apa saja yang perlu dinilai pada saat dilakukan
pemeriksaan dalam ?
Jawaban:
·
Sebelum dilakukan
pemasangan IUD perlu dilakukan pemeriksaan inspekulo dan dalam terlebih dahulu
karena untuk mendeteksi adanya tanda-tanda penyakit menular seksual dan
penyakit radang panggul (PRP/PID), apabila ditemukan menderita, pemasangan IUD
bisa ditunda sampai penyakit menular seksual dan PRP berhasil diobati. Dan
apabila IUD tetap dipasang padahal PMS dan PRP tidak diobati terlebih dahulu,
akan memperparah penyakit atau infeksinya.
·
Hal-hal yang perlu
dinilai ketika pemeriksaan inspekulo dan dalam:
Ă Periksa
genitalia eksterna,
awasi adanya luka bernanah, kelenjar bartholin yang
membesar, kelenjar getah bening yang membesar
(jika ada,
pemasangan harus ditunda dan pasien diobati dulu).
Ă Pasang speculum dengan jari telunjuk kiri menekan bagian bawah. Pada inspekulo lihat porsio, awasi adanya erosi, fluor/keputihan
yang ada norrnal atau tidak (bila ada, pemasangan harus ditunda dan pasien diobati dulu). Tutup spekulum, miringkan,
dan keluarkan.
Ă Lakukan periksa dalam bimanual, awasi adanya nyeri goyang, besar atau ukuran uterus
(<5 cm atau >5 cm) dan arah uterus (antefleksi, retrofleksi),
massa di adneksa (bilaada, pemasangan harus ditunda dan pasien diobati dulu).
5.
Apabila pasien
mengalami perdarahan bercak 3 bulan pertama pasca pemasangan alat kontrasepsi
IUD, bagaimana tindakan anda sebagai seorang bidan untuk mengatasi masalah
tersebut !
Jawaban:
Perdarahan bercak atau spotting
sering ditemukan terutama pada 3-6 bulan pertama, ini termasuk perdarahan yang
bersifat fisiologis. Perdarahan yang fisiologis adalah perdarahan yang
disebabkan adanya perlukaan pada dinding uterus setelah pemasangan IUD. IUD ini
berbahan dasar padat, maka pada saat dinding rahim bersentuhan dengan IUD bisa
saja terjadi perlukaan. Hal inilah yang dapat mengakibatkan keluarnya bercak
darah (spotting) diluar masa haid. Demikian pula ketika masa haid, darah yang
keluar menjadi lebih banyak karena ketika haid, terjadi peluruhan dinding
rahim. Proses ini menimbulkan perlukaan di daerah rahim, sehingga apabila IUD
mengenai daerah tersebut, maka akan menambah volume darah yang keluar pada masa
haid. IUD merupakan benda asing didalam rahim sehingga rahim perlu beradaptasi
dengan kondisi ini. Masa adaptasi ini berlangsung selama tiga bulan pertama
dengan ditandai dengan timbulnya bercak darah (spotting) dan perubahan siklus
haid yang lebih lama dan lebih banyak.
Penanganan dari perdarahan yang
fisiologis ini adalah dengan memberikan KIE kepada ibu bahwa perdarahan yang
seperti ini merupakan hal yang wajar atau normal yang dialami oleh akseptor KB
IUD dan perdarahan ini tidak berbahaya serta tidak memerlukan pengobatan. Tapi
jika ada keluhan berupa nyeri berikan obat asam mefenamat 3 x 250-500 mg
perhari selama 3-5 hari. atau antalgin 3x 500 mg perhari selama 3-5 hari, atau
parasetamol 3x 500 mg per hari, Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama seminggu).
Jika ibu mengalami anemia maka beri tablet Fe (1 tablet setiap hari selama 1
sampai 3 bulan) atau beri pasien preparat besi (ferrosus sulfat 200 mg: sekali
sehari selama 5-7 hari).
Periksa adakah kelainan patologik
seperti infeksi panggul dan kehamilan ektopik, bila ada segera rujuk. Bila
tidak ditemukan kelainan patologik dan perdarahan masih terjadi, berikan
ibuprofen 3x800 mg untuk satu minggu, atau pil kombinasi satu siklus saja. Bila
perdarahan banyak beri 2 tablet pil kombinasi atau 3-7 hari saja, atau boleh
juga diberi 1,25 mg estrogen equin konjugasi selama 14-21 hari. Bila perdarahan
terus berlanjut sampai klien anemia, cabut AKDR dan bantu klien memilih
metode kontrasepsi lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arum,
Dyah Noviawati Setya dan Sujiyatini. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.
Jogjakarta: Nuha Medika.
Bag.ObsGin
FK Unpad. 1980. Teknik Keluarga Berencana.
Bandung: ELSTAR OFFSET.
Hartanto,
Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Manuaba,
Ida Bagus Gede.------.Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC.
Sulistiyaningsih,
Sri Hadi dkk (TIM). -------. Standar Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana.
Pati: Akbid BUP.
No comments:
Post a Comment