A. PENGERTIAN
1. IUFD
adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim
ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan (Sarwono, 2005)
2. Intra Uterin Fetal Death (IUFD) adalah kematian janin
dalam kehamilan sebelum terjadi proses persalinan pada usia kehamilan 28 minggu
ke atas atau BB janin lebih dari 1000 gram. ( Kamus istilah kebidanan) Kematian
janin dalam kandungan adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin
dalam kandungan. KJDK / IUFD sering dijumpai baik pada kehamilan dibawah 20
minggu / sesudah 20 minggu. (Sinopsis Obstetri, hal: 224)
3. IUFD adalah kematian janin dalam intrauteri dengan BB
janin 500 gram atau lebih / janin pada umur kehamilan sekurang-kurangnya 20
minggu. (Teddy, 1994)
4. Kematian janin dalam kandungan / IUFD adalah kehamilan
yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah
mencapai ukuran 500 gram atau lebih. (dr. Nasdaldy, Sp.OG) Kehamilan janin
dalam rahim (IUFD) adalah kematian janin setelah 20 minggu kehamilan tetapi
sebelum permulaan persalinan. (Hacker ; 2001)
B. PENYEBAB
Penyebab IUFD antara lain:
1.
Faktor plasenta
a.
Insufisiensi plasenta
b.
Infark plasenta
c.
Solusio plasenta
d.
Plasenta previa
2.
Faktor ibu
a.
Diabetes mellitus
b. Preeklampsi
dan eklampsi
c. Nefritis
kronis
d. Polihidramnion
dan oligohidramnion
e. Shipilis
f. Penyakit
jantung
g. Hipertensi
h. Penyakit
paru atau TBC
i. Inkompatability
rhesus
j. AIDS
3.
Faktor intrapartum
a.
Perdarahan antepartum
b.
Partus lama
c.
Anastesi
d.
Partus macet
e.
Persalinan presipitatus
f.
Persalinan sungsang
g.
Obat-obatan
4.
Faktor janin
a.
Prematuritas
b.
Postmaturitas
c.
Kelainan bawaan
d.
Perdarahan otak
5.
Faktor tali pusat
a.
Prolapsus tali pusat
b.
Lilitan tali pusat
c.
Vassa praevia
d.
Tali pusat pendek
6.
Faktor predisposisi
Kecuali itu, ada berbagai
penyebab yang bisa mengakibatkan kematian janin di kandungan, diantaranya:
a. Ketidakcocokan
rhesus darah ibu dengan janin
Akan timbul masalah bila ibu
memiliki rhesus negatif, sementara bapak rhesus positif. Sehingga anak akan
mengikuti yang dominan, menjadi
rhesus positif. Akibatnya antara ibu dan janin mengalami ketidakcocokan rhesus. Ketidakcocokan ini akan
mempengaruhi kondisi janin tersebut. Misalnya, dapat terjadi hidrops fetalis (reaksi
imunologis yang menimbulkan gambaran klinis pada janin, antara lain
pembengkakan pada perut akibat terbentuknya cairan berlebih dalam rongga perut
(asites), pembengkakan kulit janin, penumpukan cairan di dalam rongga dada atau
rongga jantung, dan lain-lain)
.
b. Ketidakcocokan
golongan darah antara ibu dan janin.
Terutama pada golongan darah
A,B,O. "Yang kerap terjadi antara golongan darah anak A atau B dengan ibu
bergolongan O atau sebaliknya." Sebab, pada saat masih dalam kandungan,
darah ibu dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Bila darah janin tidak
cocok dengan darah ibunya, maka ibu akan membentuk zat antibodinya.
c. Gerakan janin berlebihan
Gerakan bayi dalam rahim yang
sangat berlebihan, terutama jika terjadi gerakan satu arah saja. karena
gerakannya berlebihan, terlebih satu arah saja, maka tali pusat yang
menghubungkan janin dengan ibu akan terpelintir. Kalau tali pusat terpelintir,
maka pembuluh darah yang mengalirkan plasenta ke bayi jadi tersumbat.
d. Berbagai
penyakit pada ibu hamil
Salah satu contohnya
preeklampsia dan diabetes. Itulah mengapa pada ibu hamil perlu dilakukan
cardiotopografi (CTG) untuk melihat kesejahteraan janin dalam rahim.
e. Kelainan
kromosom
Bisa disebut penyakit bawaan,
misalnya, kelainan genetik berat trisomy. Kematian janin akibat kelainan
genetik biasanya baru terdeteksi saat kematian sudah terjadi, yaitu dari otopsi bayi.
f. Trauma saat
hamil
Trauma bisa mengakibatkan
terjadi solusio plasenta. Trauma terjadi, misalnya, karena benturan pada perut,
karena kecelakaan atau pemukulan. Benturan ini bisa mengenai pembuluh darah di
plasenta, sehingga timbul perdarahan di plasenta.
g. Infeksi
materna
Ibu hamil sebaiknya
menghindari berbagai infeksi, seperti infeksi akibat bakteri maupun virus.
Demam tinggi pada ibu hamil bisa menyebabkan janin mati.
h. Kelainan
bawaan bayi
Kelainan bawaan pada bayi
sendiri, seperti jantung atau paru-paru, bisa mengakibatkan kematian di
kandungan.
7. Faktor
Risiko
a.
Status sosial ekonomi rendah
b.
Tingkat pendidikan Ibu yang rendah
c.
Usia Ibu > 30 tahun atau < 20 tahun
d.
Partus pertama dan partus kelima atau lebih
e.
Kehamilan tanpa pengawasan antenatal
f. Kehamilan
tenpa riwayat pengawasan kesehatan Ibu yang inadekuat
g.
Riwayat kehamilan dengan komplikasi medic atau Obstetrik.
h. Factor ibu
(High Risk Mothers)
1) Tinggi dan
BB ibu tidak proporsional
2) Kehamilan di
luar perkawinan
3) Ganggguan
gizi dan anemia dalam kehamilan
4) Ibu dengan
riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik seperti bayi lahir mati
5) Riwayat
inkompatibilitas darah janin dan ibu
i.
Factor Bayi (High Risk Infants)
1) Bayi dengan
infeksi antepartum dan kelainan congenital
2) Bayi dengan
diagnosa IUGR (Intra Uterine Growth Retardation)
3) Bayi dalam
keluarga yang mempunyai problema social
j.
Factor yang berhubungan dengan kehamilan
1) Abrupsio
plasenta
2)
Plasenta previa
3)
Pre eklamsi / eklamsi
4)
Polihidramnion
5)
Inkompatibilitas golongan darah
6)
Kehamilan lama
7)
Kehamilan ganda
8)
Infeksi
9)
Diabetes
10) Genitourinaria
C.
KLASIFIKAS
Kematian janin dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
1.
Golongan I : Umur kehamilan belum mencapai 20 minggu
penuh
2.
Golongan II : kematian sesudah ibu hamil 20-28 minggu
3.
Golongan III : kematian sesudah masa kehamilan > 28 minggu
(late fetal death)
4.
Golongan IV : kematian yang tidak dapat digolongkan pada
ketiga golongan diatas.
D.
TANDA DAN GEJALA
1.
DJJ tidak terdengar
2.
Uterus tidak membesar, fundus uteri turun
3.
Pergerakan anak tidak teraba lagi
4.
Palpasi anak tidak jelas
5.
Reaksi biologis menjadi negative, setelah anak mati kurang lebih 10 hari
6.
Pada rongen dapat dilihat adanya
a.
Tulang-tulang tengkorak tutup menutupi
b.
Tulang punggung janin sangat melengkung
c.
Hiperekstensi kepala tulang leher janin
d.
Ada gelembung-gelembung gas pada badan janin
e. Bila janin
yang mati tertahan 5 minggu atau lebih, kemungkinan Hypofibrinogenemia 25%.
E. DIAGNOSIS
1.
Anamnesis
a. Ibu tidak merasakan
gerakan janin dalam beberapa hari atau
b. Gerakan
janin sangat berkurang.
c. Ibu
merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil
d. Kehamilan
tidak seperti biasanya. Atau
e. Belakangan
ini merasakan perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau
melahirkan.
2.
Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu yang kurus.
Tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu yang kurus.
b. Palpasi
Tinggi fundus > rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba gerakanan janin. Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin.
Tinggi fundus > rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba gerakanan janin. Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin.
c. Auskultasi
Baik memamakai setetoskop monoral maupun dengan Deptone tidak terdengar terdengar DJJ.
Baik memamakai setetoskop monoral maupun dengan Deptone tidak terdengar terdengar DJJ.
3.
Pemeriksaan penunjang
Reaksi kehamilan baru negatif
setelah beberapa minggu janin mati dalam kandungan.
a. Rontgen
Foto Abdomen
Adanya akumulasi
gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin
b. Tanda
Nojosk
Adanya
angulasi yang tajam tulang belakang janin.
c. Tanda
Gerhard
Adanya
hiperekstensi kepala tulang leher janin
d. Tanda
Spalding
1) Overlaping
tulang-tulang kepala (sutura) janin
2) Disintegrasi
tulang janin bila ibu berdiri tegak
3) Kepala
janin kelihatan seperti kantong berisi benda padat.
4.
Alalisa data/ penilaian Klinik
a. Pertumbuhan
janin tidak ada (-), bahkan janin mengecil sehingga TFU menurun.
b. Bunyi denyut
jantung janin tidak terdengar dengan stetoskop dan pastikan dengan Doppler.
c. Tulang
kepala kolaps.
d.
Kolaborasikan dengan dokter spesialis kebidanan untuk dilakukannya
pemeriksaan USG. Untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukan
janin tanpa tanda kehidupan.
e. Pemeriksaan
HCG urin menjadi negatif.
F. DIAGNOSA
BANDING
IUFD dapat ditimbulkan oleh beberpa sebab, faktor risiko dan kemungkinan.
Berikut beberapa hal yang dapat membawa suatu keadaan bayi menjadi mati didalam
kandungan:
1.
Solusio Plasenta
a. Gejala:
1) Gerakan
janin berkurang atau hilang timbul atau menetap
2) Perdarahan
pervaginam sesudah hamil 22 minggu
b. Tanda
1)
Syok
2)
Uterus tegang/kaku
3)
Gawat janin atau DJJ tidak terdengar
2. Ruptur Uteri
a.
Gejala
1) Gerakan
janin dan DJJ tidak ada
2) Perdarahan
3) Nyeri perut
hebat
b. Tanda
1)
Syok
2)
Perut kembung/cairan bebas intra abdominal
3)
Kontraksi uterus abnormal
4)
Abdomen nyeri
5)
Bagian-bagian janin teraba
6)
Denyut nadi Ibu cepat
3.
Gawat Janin
a.
Gejala
1) Gerakan
janin berkurang atau hilang
2) DJJ abnormal
(< 100 x/menit atau > 180 x/menit)
b.
Tanda
Cairan ketuban bercampur
mekonium
4.
Kematian Janin
a.
Gejala
1)
Gerakan janin tidak dapat dirasakan
2)
Gerakan janin tidak teraba
3) Denyut
jantung janin hilang
b.
Tanda
1)
Tanda-tanda kehamilan berhenti
2)
Tinggi fundus Uteri berkurang
3) Pembesaran
uterus berkurang
G. KOMPLIKASI
1.
Trauma emosional yang berat menjadi bila waktu antara kematian janin dan
persalinan cukup lama.
2.
Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah.
3.
Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2
minggu
H. PENATALAKSANAAN
Kematian janin dapat terjadi
akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin atau kelainan bawaan atau akibat
infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak terobati. Berikut
penanganan secara medis
1.
Jika pemeriksaan Radiologik tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5
hari. Tanda-tandanya berupa overlopping tulang tengkorak, hiperfleksi columna
vertebralis, gelembung udara didalam jantung dan edema scalp.
2.
USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan kematian
janin dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan, tidak ada
denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang.
3. Dukungan
mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu didampingi oleh orang
terdekatnya, yakinkan bahwa kemungkinan besar
4. Pilihan cara
persalian dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspetatif, perlu
dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum mengambil keputusan.
5. Bila pilihan
penanganan adalah ekspetatif maka tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu dan
yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi.
6. Jiak
trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan, lakukan penanganan
aktif.
7. Jika
penanganan aktif akan dilakukan, nilai servik yaitu :
a.
Jika servik matamg, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau
prostaglandin
b.
Jika servik belum matang, lakukan pematangan servik dengan prostaglandin
aatu kateter foley, dengan catatan jangan lakukan amniotomi karena beresiko
infeksi.
c.
Persalinan dengan seksio sesaria merupakan alternatif terakhir.
8.
Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan
serviks belum matang matangkann serviks
dengan misoprostol :
a.
Tempatkan misoprostol 25 mg dipuncak vagina, dapat diulang sesudah 6 jam
b.
Jika tidak ada respon sesudah 2x25 mg misoprostol, naikkan dosis menjadi 50
mg setiap 6 jam. Jangan berikan lebih dari 50 mg setiap kali dan jangan
melebihi dosis.
c.
Jika ada tanda infeksi,
berikan antibiotic untuk metritis
9. Jika tes
pembekuan darah sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspada
koagulopati.
10. Berikan
kesempatan kepada Ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan kegiatan
ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
11. Pemeriksaan
patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi plasenta dan
infeksi.
I.
JENIS – JENIS PERSALINAN UNTUK JANIN MATI
1.
Pertolongan persalinan dengan perforasi kronioklasi
Perforasi kronioklasi merupakan tindakan beruntun yang dilakukan pada bayi
yang meninggal di dalam kandunagan untuk memperkecil kepala janin dengan
perforation dan selanjutnya menarik kepala janin (dengan kranioklasi) tindakan
ini dapat dilakukan pada letak kepala oleh letak sungsang dengan kesulitan
persalinan kepala. Dngan
kemajuan pengawasan antenatal yang baik dan system rujukan ke tempat yang lebih
baik, maka tindakan proferasi dan kraioklasi sudah jarang dilakukan. Bahaya tindakan proferasi dan
kraniioklasi adalah perdarahan infeki, trauma jalan lahir dan yang paling berat
ruptira uteri( pecah robeknya jalan lahir).
2.
Pertolongan persalinan dengn dekapitasi
Letak lintang mempunyai dan merupakan kedudukan yang sulit untuk dapat
lahir normal pervaginam. Gegagalan pertolongan pada letak lintang menyebabkan
kematian janin, oleh karena itu kematian janin tidak layak dilkukan dengan
seksio sesaria kecuali pada keadaan khusus seperti plasenta previa totalis,
kesempitan panggul absolute. Perslinan di lakukan dengan jalan dekapitasi yaitu
dengan memotong leher janin sehingga badan dan kepala janin dapat di lahirkan.
3.
Pertolongan persalinan dengan eviserasi
a.
Eviserasi adalah tindakan operasi dengan mengeluarkan lebih dahulu isi
perut dan paru (dada) sehingga volume janin kecil untuk selanjutnya di
lahirkan.
b.
Eviserasi adalah operasi berat yang berbahaya karena bekerja di ruang
sempit untuk memperkecil volume janin bahaya yang selalu mengancam adalah
perdarahan,infeksi dan trauma jalan lahir dengan pengawasan antalnatal yang
baik, situasi kehamilan dengan letek lintang selalu dapat di atasi dengan versi
luar atau seksio sesaria.
4.
Pertolongan persalinan dengan kleidotomi
Kleidotomi adalah memotong tulang klavikula
(tulang selangka) sehingga volume bahu mengecil untuk dapat melahirkan bahu.
Kleidotomi masih dapat dilakukan pada anak hidup, bila diperlukan pada keadaan
gangguan persalinan bahu pada anak yang besar.
J. PERAN,
FUNGSI, KOMPETENSI DAN KEWENANGAN BIDAN
1. Standar Kompetensi Bidan
a. Kompetensi ke I
1) Rincian
kompetensi I:
Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu
sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang
bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan
keluarganya.
2) Pengetahuan dan Keterampilan Dasar
a) Kebudayaan dasar masyarakat di Indonesia.
b) Keuntungan dan kerugian praktik kesehatan tradisional
dan modern.
c) Sarana tanda bahaya serta transportasi
kegawat-daruratan bagi anggota masyarakat yang sakit
yang membutuhkan asuhan tambahan.
d) Penyebab langsung maupun tidak langsung kematian dan
kesakitan ibu dan bayi di masyarakat.
e) Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam
mempromosikan hak-haknya yang diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal
(kesehatan dalam memperoleh pelayanan kebidanan).
f) Keuntungan dan resiko dari tatanan tempat bersalin
yang tersedia.
g) Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman.
h) Masyarakat keadaan kesehatan lingkungan, termasuk
penyediaan air, perumahan, resiko lingkungan, makanan, dan ancaman umum bagi
kesehatan.
i) Standar profesi dan praktik kebidanan.
3) Pengetahuan dan Keterampilan Tambahan
a)
Epidemiologi,
sanitasi, diagnosa masyarakat dan vital statistik.
b)
Infrastruktur
kesehatan setempat dan nasional, serta bagaimana mengakses sumberdaya yang
dibutuhkan untuk asuhan kebidanan.
c)
Primary
Health Care (PHC) berbasis di masyarakat dengan menggunakan promosi kesehatan
serta strategi penvegahan penyakit.
d) Program imunisasi nasional dan akses untuk pelayanan
imunisasi.
4) Perilaku Profesional Bidan
a)
Berpegang
teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal.
b)
Bertanggung
jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya.
c)
Senantiasa
mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir.
d) Menggunakan cara pencegahan universal untuk penyakit,
penularan dan strategis dan pengendalian infeksi.
e)
Melakukan
konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan.
f)
Menghargai
budaya setempat sehubungan dengan praktik kesehatan, kehamilan, kelahiran,
periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak.
g)
Menggunakan
model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat
menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan,
meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas
kesehatannya sendiri.
h) Menggunakan keterampilan mendengar dan memfasilitasi.
i)
Bekerjasama
dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu
dan keluarga.
j)
Advokasi
terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.
b.
Kompetensi
ke II
1) Rincian
PRA KONSEPSI, KB, DAN GINEKOLOGI: Bidan memberikan asuhan yang bermutu
tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan
menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang
sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
2) Pengetahuan Dasar
a) Pertumbuhan dan perkembangan seksualitas dan aktivitas
seksual.
b) Anatomi dan fisiologi pria dan wanita yang berhubungan
dengan konsepsi dan reproduksi.
c) Norma dan praktik budaya dalam kehidupan seksualitas
dan kemampuan bereproduksi.
d) Komponen riwayat kesehatan, riwayat keluarga, dan
riwayat genetik yang relevan.
e) Pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mengevaluasi
potensi kehamilan yang sehat.
f) Berbagai metode alamiah untuk menjarangkan kehamilan
dan metode lain yang bersifat tradisional yang lazim digunakan.
g) Jenis, indikasi, cara pemberian, cara pencabutan dan
efek samping berbagai kontrasepsi yang digunakan antara lain pil, suntik, AKDR,
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), kondom, tablet vagina dan tisu vagina.
h) Metode konseling bagi wanita dalam memilih suatu
metode kontrasepsi.
i)
Penyuluhan
kesehatan mengenai IMS, HIV/AIDS dan kelangsungan hidup anak.
j)
Tanda dan
gejala infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual yang lazim terjadi.
3) Pengetahuan Tambahan
a)
Faktor-faktor
yang menentukan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kehamilan
yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan.
b)
Indikator
penyakit akut dan kronis yang dipengaruhi oleh kondisi geografis, dan proses
rujukan pemeriksaan/pengobatan lebih lanjut.
c)
Indikator
dan metode konseling/rujukan terhadap gangguan hubungan interpersonal, termasuk
kekerasan dan pelecehan dalam keluarga (seks, fisik dan emosi).
4) Keterampilan Dasar
a)
Mengumpulkan
data tentang riwayat kesehatan yang lengkap.
b)
Melakukan
pemeriksaan fisik yang berfokus sesuai dengan kondisi wanita.
c)
Menetapkan
dan atau melaksanakan dan menyimpulkan hasil pemeriksaan laboratorium seperti
hematokrit dan analisa urine.
d) Melaksanakan pendidikan kesehatan dan keterampilan
konseling dasar dengan tepat.
e)
Memberikan
pelayanan KB yang tersedia sesuai kewenangan dan budaya masyarakat.
f)
Melakukan
pemeriksaan berkala akseptor KB dan melakukan intervensi sesuai kebutuhan.
g)
Mendokumentasikan
temuan-temuan dari intervensi yang ditemukan.
h) Melakukan pemasangan AKDR.
i)
Melakukan
pencabutan AKDR dengan letak normal.
5) Keterampilan Tambahan
a) Melakukan pemasangan AKBK.
b) Melakukan pencabutan AKBK dengan letak normal.
c.
Kompetensi
ke III
1) ASUHAN DAN KONSELING SELAMA KEHAMILAN
Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan
dari komplikasi tertentu.
2) Pengetahuan Dasar
a)
Anatomi dan
fisiologi tubuh manusia.
b)
Siklus
menstruasi dan proses konsepsi.
c)
Tumbuh
kembang janin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
d) Tanda-tanda dan gejala kehamilan.
e)
Mendiagnosa
kehamilan.
f)
Perkembangan
normal kehamilan.
g)
Komponen
riwayat kesehatan.
h) Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama
antenatal.
i)
Menentukan
umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran dan/atau tinggi fundus
uteri.
j)
Mengenal
tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis gravidarum, kehamilan
ektopik terganggu, abortus imminen, molahydatidosa dan komplikasinya, dan
kehamilan ganda, kelainan letak serta pre eklamsia.
k)
Nilai Normal
dari pemeriksaan laboratorium seperti Haemaglobin dalam darah, test gula,
protein, acetone dan bakteri dalam urine.
l)
Perkembangan
normal dari kehamilan: perubahan bentuk fisik, ketidaknyamanan yang lazim,
pertumbuhan fundus uteri yang diharapkan.
m) Perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan
dampak kehamilan terhadap keluarga.
n) Penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan
buah dada ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan dan
aktifitas (senam hamil).
o)
Kebutuhan
nutrisi bagi wanita hamil dan janin.
p)
Penata
laksanaan immunisasi pada wanita hamil.
q)
Pertumbuhan
dan perkembangan janin.
r)
Persiapan
persalinan, kelahiran, dan menjadi orang tua.
s)
Persiapan
keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut kelahiran bayi.
t)
Tanda-tanda
dimulainya persalinan.
u) Promosi dan dukungan pada ibu menyusukan.
v)
Teknik
relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan persalinan dan
kelahiran.
w) Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan.
x)
Mengurangi
ketidaknyamanan selama masa kehamilan.
y)
Penggunaan
obat-obat tradisional ramuan yang aman untuk mengurangi ketidaknyamanan selama
kehamilan.
z)
Akibat yang
ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol, dan obat terlarang bagi wanita
hamil dan janin.
aa)
Akibat yang
ditimbulkan/ditularkan oleh binatang tertentu terhadap kehamilan, misalnya
toxoplasmasmosis.
bb)
Tanda dan
gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa seperti pre-eklampsia,
perdarahan pervaginam, kelahiran premature, anemia berat.
cc) Kesejahteraan janin termasuk DJJ dan pola aktivitas
janin.
dd)
Resusitasi
kardiopulmonary.
3) Pengetahuan Tambahan
a) Tanda, gejala dan indikasi rujukan pada komplikasi
tertentu dalam kehamilan, seperti asma, infeksi HIV, infeksi menular seksual
(IMS), diabetes, kelainan jantung, postmatur/serotinus.
b)
Akibat dari
penyakit akut dan kronis yang disebut diatas bagi kehamilan dan janinnya.
4) Keterampilan Dasar
a)
Mengumpulkan
data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisanya pada setiap
kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
b)
Melaksanakan
pemeriksaan fisik umum secara sistematis dan lengkap.
c)
Melaksanakan
pemeriksaan abdomen secara lengkap termasuk pengukuran tinggi fundus
uteri/posisi/presentasi dan penurunan janin.
d) Melakukan penilaian pelvic, termasuk ukuran dan
struktur tulang panggul.
e)
Menilai
keadaan janin selama kehamilan termasuk detak jantung janin dengan menggunakan
fetoscope (Pinrad) dan gerakan janin dengan palpasi uterus.
f)
Menghitung
usia kehamilan dan menentukan perkiraan persalinan.
g)
Mengkaji
status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan pertumbuhan janin.
h) Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya
dengan komplikasi kehamilan.
i)
Memberikan
penyuluhan pada klien/keluarga mengenai tanda-tanda berbahaya serta bagaimana
menghubungi bidan.
j)
Melakukan
penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hyperemesis gravidarum tingkat
I, abortus imminen dan pre eklamsia ringan.
k)
Menjelaskan
dan mendemontrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan yang lazim terjadi dalam
kehamilan.
l)
Memberikan
immunisasi pada ibu hamil.
m) Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan
melakukan penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan tepat
dari:
(1)
Kekurangan
gizi.
(2)
Pertumbuhan
janin yang tidak adekuat: SGA & LGA.
(3)
Pre eklamsia
berat dan hipertensi.
(4)
Perdarahan
per-vaginam.
(5)
Kehamilan
ganda pada janin kehamilan aterm.
(6)
Kelainan
letak pada janin kehamilan aterm.
(7)
Kematian
janin.
(8)
Adanya adema
yang signifikan, sakit kepala yang hebat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium
yang disebabkan tekanan darah tinggi.
(9)
Ketuban
pecah sebelum waktu (KPD=Ketuban Pecah Dini).
(10) Persangkaan polyhydramnion.
(11) Diabetes melitus.
(12) Kelainan congenital pada janin.
(13) Hasil laboratorium yang tidak normal.
(14) Persangkaan polyhydramnion, kelainan janin.
(15) Infeksi pada ibu hamil seperti : IMS, vaginitis,
infeksi saluran perkemihan dan saluran nafas.
n) Memberikan bimbingan dan persiapan untuk persalinan,
kelahiran dan menjadi orang tua.
o)
Memberikan
bimbingan dan penyuluhan mengenai perilaku kesehatan selama hamil seperti
nutrisi, latihan (senam), keamanan dan berhenti merokok.
p)
Penggunaan
secara aman jamu/obat-obatan tradisional yang tersedia.
5) Keterampilan Tambahan
a) Menggunakan
Doppler untuk memantau DJJ.
b) Memberikan
pengobatan dan/atau kolaborasi terhadap penyimpangan dari keadaan normal dengan
menggunakan standar local dan sumber daya yang tersedia.
c)
Melaksanakan kemampuan Asuhan
Pasca Keguguran.
d.
Kompetensi ke- IV
ASUHAN SELAMA PERSALINAN DAN KELAHIRAN
1) Rincian:
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap
terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang
bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.
2) Pengetahuan Dasar
a) Fisiologi persalinan.
b) Anatomi tengkorak janin, diameter yang penting dan
penunjuk.
c) Aspek psikologis dan cultural pada persalinan dan
kelahiran.
d) Indikator tanda-tanda mulai persalinan.
e) Kemajuan persalinan normal dan penggunaan partograf
atau alat serupa.
f) Penilaian kesejahteraan janin dalam masa persalinan.
g) Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa persalinan.
h) Proses penurunan janinmelalui pelvic selama persalinan
dan kelahiran.
i)
Pengelolaan
dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan normal dan ganda.
j)
Pemberian
kenyamanan dalam persalinan, seperti: kehadiran keluarga pendamping, pengaturan
posisi, hidrasi, dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat.
k) Transisi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar
uterus.
l)
Pemenuhan
kebutuhan fisik bayi baru lahir meliputi pernapasan, kehangatan dan memberikan
ASI/PASI, eksklusif 6 bulan.
m) Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru
lahir, jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak mata antar
bayi dan ibunya bila dimungkinkan.
n) Mendukung dan meningkatkan pemberian ASI eksklusif.
o) Manajemen fisiologi kala III.
p) Memberikan suntikan intra muskuler meliputi:
uterotonika, antibiotika dan sedative.
q) Indikasi tindakan kedaruratan kebidanan seperti: distosia
bahu, asfiksia neonatal, retensio plasenta, perdarahan karena atonia uteri dan
mengatasi renjatan.
r) Indikasi tindakan operatif pada persalinan misalnya
gawat janin, CPD.
s) Indikator komplikasi persalinan : perdarahan, partus
macet, kelainan presentasi, eklamsia kelelahan ibu, gawat janin, infeksi,
ketuban pecah dini tanpa infeksi, distosia karena inersia uteri primer, post
term dan pre term serta tali pusat menumbung.
t)
Prinsip
manajemen kala III secara fisiologis.
u) Prinsip manajemen aktif kala III.
3) Pengetahuan Tambahan
a)
Penatalaksanaan
persalinan dengan malpresentasi.
b)
Pemberian
suntikan anestesi local.
c)
Akselerasi
dan induksi persalinan.
4) Keterampilan Dasar
a)
Mengumpulkan
data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan tanda-tanda vital ibu pada
persalinan sekarang.
b)
Melaksanakan
pemeriksaan fisik yang terfokus.
c)
Melakukan
pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi dan penurunan janin.
d) Mencatat waktu dan mengkaji kontraksi uterus (lama,
kekuatan dan frekuensi).
e)
Melakukan
pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara lengkap dan akurat meliputi
pembukaan, penurunan, bagian terendah, presentasi, posisi keadaan ketuban, dan
proporsi panggul dengan bayi.
f)
Melakukan
pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograph.
g)
Memberikan
dukungan psikologis bagi wanita dan keluarganya.
h) Memberikan cairan, nutrisi dan kenyamanan yang kuat
selama persalinan.
i)
Mengidentifikasi
secara dini kemungkinan pola persalinan abnormal dan kegawat daruratan dengan
intervensi yang sesuai dan atau melakukan rujukan dengan tepat waktu.
j)
Melakukan
amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm sesuai dengan indikasi.
k)
Menolong
kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat.
l)
Melakukan
episiotomi dan penjahitan, jika diperlukan.
m) Melaksanakan manajemen fisiologi kala III.
n) Melaksanakan manajemen aktif kala III.
o)
Memberikan
suntikan intra muskuler meliputi uterotonika, antibiotika dan sedative.
p)
1Memasang
infus, mengambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin (HB) dan hematokrit (HT).
q)
Menahan
uterus untuk mnecegah terjadinya inverse uteri dalam kala III.
r)
Memeriksa
kelengkapan plasenta dan selaputnya.
s)
Memperkirakan
jumlah darah yang keluar pada persalinan dengan benar.
t)
Memeriksa
robekan vagina, serviks dan perineum.
u) Menjahit robekan vagina dan perineum tingkat II.
v)
Memberikan
pertolongan persalinan abnormal : letak sungsang, partus macet kepada di dasar
panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, post term dan pre term.
w) Melakukan pengeluaran, plasenta secara manual.
x)
Mengelola
perdarahan post partum.
y)
Memindahkan
ibu untuk tindakan tambahan/kegawat daruratan dengan tepat waktu sesuai
indikasi.
z)
Memberikan
lingkungan yang aman dengan meningkatkan hubungan/ikatan tali kasih ibu dan
bayi baru lahir.
aa)
Memfasilitasi
ibu untuk menyusui sesegera mungkin dan mendukung ASI eksklusif.
bb)
Mendokumentasikan
temuan-temuan yang penting dan intervensi yang dilakukan.
5) Keterampilan Tambahan.
a) Menolong kelahiran presentasi muka dengan penempatan
dan gerakan tangan yang tepat.
b) Memberikan suntikan anestesi local jika diperlukan.
c) Melakukan ekstraksi forcep rendah dan vacum jika diperlukan
sesuai kewenangan.
d) Mengidentifikasi dan mengelola malpresentasi, distosia
bahu, gawat janin dan kematian janin dalam kandungan (IUFD) dengan tepat.
e) Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat menumbung.
f) Mengidentifikasi dan menjahit robekan serviks.
g) Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan untuk
mengurangi nyeri jika diperlukan sesuai kewenangan.
h) Memberikan oksitosin dengan tepat untuk induksi dan
akselerasi persalinan dan penanganan perdarahan post partum.
e.
Kompetensi
ke V
1) ASUHAN PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang bermutu tinggi dan
tanggap terhadap budaya setempat.
2) Pengetahuan Dasar.
a) Fisiologis nifas.
b) Proses involusi dan penyembuhan sesudah
persalinan/abortus.
c) Proses laktasi/menyusui dan teknik menyusui yang benar
serta penyimpangan yang lazim terjadi termasuk pembengkakan payudara, abses,
masitis, putting susu lecet, putting susu masuk.
d) Nutrisi ibu nifas, kebutuhan istirahat, aktifitas dan
kebutuhan fisiologis lainnya seperti pengosongan kandung kemih.
e) Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.
f) Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus.
g) “Bonding & Atacchment” orang tua dan bayi baru
lahir untuk menciptakan hubungan positif.
h) Indikator subinvolusi: misalnya perdarahan yang
terus-menerus, infeksi.
i)
Indikator
masalah-masalah laktasi.
j)
Tanda dan
gejala yang mengancam kehidupan misalnya perdarahan pervaginam menetap, sisa
plasenta, renjatan (syok) dan pre-eklamsia post partum.
k) Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode post
partum, seperti anemia kronis, hematoma vulva, retensi urine dan incontinetia
alvi.
l)
Kebutuhan
asuhan dan konseling selama dan konseling selama dan sesudah abortus.
m) Tanda dan gejala komplikasi abortus.
3) Keterampilan Dasar
a) Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang
terfokus, termasuk keterangan rinci tentang kehamilan, persalinan dan
kelahiran.
b) Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu.
c) Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan
perlukaan/luka jahitan.
d) Merumuskan diagnosa masa nifas.
e) Menyusun perencanaan.
f) Memulai dan mendukung pemberian ASI eksklusif.
g) Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi
perawatan diri sendiri, istirahat, nutrisi dan asuhan bayi baru lahir.
h) Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan
rujukan bilamana perlu.
i)
Mengidentifikasi
infeksi pada ibu, mengobati sesuai kewenangan atau merujuk untuk tindakan yang
sesuai.
j)
Penatalaksanaan
ibu post partum abnormal: sisa plasenta, renjatan dan infeksi ringan.
k) Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan
KB pasca persalinan.
l)
Melakukan
konseling dan memberikan dukungan untuk wanita pasca persalinan.
m) Melakukan kolaborasi atau rujukan pada komplikasi
tertentu.
n) Memberikan antibiotika yang sesuai.
o) Mencatat dan mendokumentasikan temuan-temuan dan
intervensi yang dilakukan.
4) Keterampilan Tambahan
Melakukan insisi pada hematoma vulva.
f. Kompetensi ke VI
1) ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru
lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
2) Pengetahuan Dasar
a)
Adaptasi
bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.
b)
Kebutuhan
dasar bayi baru lahir: kebersihan jalan napas, perawatan tali pusat,
kehangatan, nutrisi, “bonding & attachment”.
c)
Indikator
pengkajian bayi baru lahir, misalnya dari APGAR.
d) Penampilan dan perilaku bayi baru lahir.
e)
Tumbuh
kembang yang normal pada bayi baru lahir selama 1 bulan.
f)
Memberikan
immunisasi pada bayi.
g)
Masalah yang
lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti: caput, molding, mongolian
spot, hemangioma.
h) Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir
normal seperti: hypoglikemia, hypotermi, dehidrasi, diare dan infeksi, ikterus.
i)
Promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi baru lahir sampai 1 bulan.
j)
Keuntungan
dan resiko immunisasi pada bayi.
k)
Pertumbuhan
dan perkembangan bayi premature.
l)
Komplikasi
tertentu pada bayi baru lahir, seperti trauma intra-cranial, fraktur clavicula,
kematian mendadak, hematoma.
3) Keterampilan Dasar
a)
Membersihkan
jalan nafas dan memelihara kelancaran pernafasan, dan merawat tali pusat.
b)
Menjaga
kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan.
c)
Menilai
segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR.
d) Membersihkan badan bayi dan memberikan identitas.
e)
Melakukan
pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru lahir dan screening untuk
menemukan adanya tanda kelainan-kelainan pada bayi baru lahir yang tidak
memungkinkan untuk hidup.
f)
Mengatur
posisi bayi pada waktu menyusu.
g)
Memberikan
immunisasi pada bayi.
h) Mengajarkan pada orang tua tentang tanda-tanda bahaya
dan kapan harus membawa bayi untuk minta pertolongan medik.
i)
Melakukan
tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir, seperti: kesulitan
bernafas/asphyksia, hypotermia, hypoglycemi.
j)
Memindahkan
secara aman bayi baru lahir ke fasilitas kegawatdaruratan apabila dimungkinkan.
k)
Mendokumentasikan
temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan
4) Keterampilan Tambahan
a)
Melakukan
penilaian masa gestasi.
b)
Mengajarkan
pada orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi yang normal dan
asuhannya.
c)
Membantu
orang tua dan keluarga untuk memperoleh sumber daya yang tersedia di
masyarakat.
d) Memberikan dukungan kepada orang tua selama masa
berduka cita sebagai akibat bayi dengan cacat bawaan, keguguran, atau kematian
bayi.
e)
Memberikan
dukungan kepada orang tua selama bayinya dalam perjalanan rujukan diakibatkan
ke fasilitas perawatan kegawatdaruratan.
f)
Memberikan
dukungan kepada orang tua dengan kelahiran ganda.
g.
Kompetensi
ke VII
1) ASUHAN PADA BAYI DAN BALITA
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan
balita sehat (1 bulan – 5 tahun).
2) Pengetahuan Dasar
a) Keadaan kesehatan bayi dan anak di Indonesia,
meliputi: angka kesakitan, angka kematian, penyebab kesakitan dan kematian.
b) Peran dan tanggung jawab orang tua dalam pemeliharaan
bayi dan anak.
c) Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak normal
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
d) Kebutuhan fisik dan psikososial anak.
e) Prinsip dan standar nutrisi pada bayi dan anak.
Prinsip-prinsip komunikasi pada bayi dan anak.
f) Prinsip keselamatan untuk bayi dan anak.
g) Upaya pencegahan penyakit pada bayi dan anak misalnya
pemberian immunisasi.
h) Masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi normal
seperti: gumoh/regurgitasi, diaper rash dll serta penatalaksanaannya.
i)
Penyakit-penyakit
yang sering terjadi pada bayi dan anak.
j)
Penyimpangan
tumbuh kembang bayi dan anak serta penatalaksanaannya.
k) Bahaya-bahaya yang sering terjadi pada bayi dan anak
di dalam dan luar rumah serta upaya pencegahannya.
l)
Kegawat
daruratan pada bayi dan anak serta penatalaksanaannya.
3) Keterampilan Dasar
a)
Melaksanakan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang bayi dan anak.
b)
Melaksanakan penyuluhan pada orang tua tentang pencegahan bahaya-bahaya
pada bayi dan anak sesuai dengan usia.
c)
Melaksanakan pemberian immunisasi pada bayi dan anak.
d)
Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan pada bayi dan anak yang
terfokus pada gejala.
e)
Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus.
f)
Mengidentifikasi penyakit berdasarkan data dan pemeriksaan fisik.
g)
Melakukan pengobatan sesuai kewenangan, kolaborasi atau merujuk dengan
cepat dan tepat sesuai dengan keadaan bayi dan anak.
h)
Menjelaskan kepada orang tua tentang tindakan yang dilakukan.
i)
Melakukan pemeriksaan secara berkala pda bayi dan anak sesuai dengan
standar yang berlaku.
j)
Melaksanakan penyuluhan pada orang tua tentang pemeliharaan bayi.
k)
Tepat sesuai keadaan bayi dan anak yang mengalami cidera dari kecelakaan.
l)
Mendokumentasikan
temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.
h. Kompetensi ke-VIII
1) KEBIDANAN KOMUNITAS
Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif pada keluarga, kelompok
dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
2) Pengetahuan Dasar
a) Konsep dan sasaran kebidanan komunitas.
b) Masalah kebidanan komunitas.
c) Pendekatan asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok
dari masyarakat.
d) Strategi pelayanan kebidanan komunitas.
e) Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas.
f) Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan
anak dalam keluarga dan masyarakat.
g) Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan
anak.
h) Sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak.
3) Pengetahuan Tambahan
a) Kepemimpinan untuk semua (kesuma).
b) Pemasaran sosial.
c) Peran serta masyarakat (PSM).
d) Audit maternal perinatal.
e) Perilaku kesehatan masyarakat.
f) Program-program pemerintah yang terkait dengan
kesehatan ibu dan anak
4) Keterampilan Dasar
a)
Melakukan
pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas, laktasi, bayi balita dan KB di
masyarakat.
b)
Mengidentifikasi
status kesehatan ibu dan anak.
c)
Melakukan
pertolongan persalinan di rumah dan polindes.
d) Mengelola pondok bersalin desa (polindes).
e)
Melaksanakan
kunjungan rumah pada ibu hamil, nifas dan laktasi bayi dan balita.
f)
Melakukan
penggerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk mendukung upaya-upaya
kesehatan ibu dan anak.
g)
Melaksanakan
penyuluhan dan konseling kesehatan.
h) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
5) Keterampilan Tambahan
a)
Melakukan
pemantauan KIA dengan menggunakan PWS KIA.
b)
Melaksanakan
pelatihan dan pembinaan dukun bayi.
c)
Mengelola
dan memberikan obat-obatan sesuai dengan kewenangannya.
d) Menggunakan teknologi kebidanan tepat guna.
i.
Kompetensi
ke-IX
1) ASUHAN PADA
IBU/WANITA DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI: Melaksanakan asuhan kebidanan pada
wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
2) Pengetahuan Dasar
a)
Penyuluhan
kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, penyakit menular seksual (PMS),
HIV/AIDS.
b)
Tanda dan
gejala infeksi saluran kemih serta penyakit seksual yang lazim terjadi.
c)
Tanda,
gejala, dan penatalaksanaan pada kelainan ginekologi meliputi: keputihan,
perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.
3) Keterampilan Dasar
a)
Mengidentifikasi
gangguan masalah dan kelainan-kelainan sistem reproduksi.
b)
Memberikan
pengobatan pada perdarahan abnormal dan abortus spontan (bila belum sempurna).
c)
Melaksanakan
kolaborasi dan atau rujukan secara tepat ada wanita/ibu dengan gangguan system
reproduksi.
d) Memberikan pelayanan dan pengobatan sesuai dengan
kewenangan pada gangguan system reproduksi meliputi: keputihan, perdarahan
tidak teratur dan penundaan haid.
e)
Mikroskop
dan penggunaannya.
f)
Teknik
pengambilan dan pengiriman sediaan pap smear.
4) Keterampilan Tambahan
a)
Menggunakan
mikroskop untuk pemeriksaan hapusan vagina.
b)
Mengambil
dan proses pengiriman sediaan pap smear.
K. KEPUSTAKAAN
1. Wikjosastro. 2005. Ilmu
Kebidanan. Holingwor, Tony. 2002. Diagnosis Banding Dalam Obstetri dan
Ginekologi A-Z. EGC: Jakarta
2. Supriyadi, Tedi. 1994. kapita Elekta Kedokteran
Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC
3. Hacker, Neville F. 2001. Esensial Obstetri dan
Ginekologi Edisi 2. Jakarta : Hipokrates
No comments:
Post a Comment