truth


counters

nama

Monday 8 December 2014

diare pada anak by ratna

DIARE
A.    Pengertian
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buangan air besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3x buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4x buang air besar.

B.     Tanda gejala
1.      Cengeng
2.      Gelisah
3.      Suhu menngkat
4.      Nafsu makan menurun
5.      Tinja cair, lendir kadang-kadang ada darahnya. Lama-lama tinja berwarana hijau dan asam.
6.      Anus lecet
7.      Dehidras, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi volume darah berkurang nadi cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turun, kesadaran menrun dan diahiri dengan syok.
8.      Berat badan turun
9.      Turgor kulit menurun.
10.  Mata dan ubun-ubun cekung
11.  Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering.


C.     Etiologi/Penyebab
Terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :
1.      Infeksi
a.       Enteral yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama terjadinya diare yang meliputi :
1)      Infeksi bakteri : vibrio, E.coli, Salmnella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
2)      Infeksi virus Enterovirus (virus ECHO) Coxsaekre, Polomyelitis, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan sebagainya.
3)      Infeksi parasit cacing (Ascaris Irichius, Oxyrus, Stronglodies) Protozoa (Entamoeba Histolytica, Giardia, Lamblia, Trochomonas hominis), jamur (Candida Albicans).
b.      Parental yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan. Misalnya OMA (Otitis Media Akut). Tobngsilofatringitis, Bronkopneumia, Ensefalitis, dan sebagainya.
2.      Malbsorbsi
a.       Karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa). Monosakarida (intoleransi glukosa dan galaktosa). Pada anak dan bayi yang paling berbahaya adalah intoleransilaktosa.
b.      Lemak
c.       Protein
3.      Makanan, misalnya basi, beracun, alergi
4.      Psikologis, misalnya rasa takut atau cemas.

D.    Patofisiologis
Diare pada dasarnya dapat disebabkan oleh faktor infeksi, Malbsorbsi, makanan dan psikologis, namun seteah terjadi diare maka dapat menyebabkan perubahan pada tubuh, sebagai berikut :
1.      Frekuensi BAB meningkat
Frekuensi BAB meningkat yang menjadikan tubuh kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan atau dapat pula menyebabkan gangguan integritas kulit perianal. Bila tubuh kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan maka dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dan asidosis metabolik. Penderita Asidosis metabolik akan mengarah ke sesak lalu mengalami gangguan pertukaran gas. Sedangkan bila pasien diare mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit maka akan menyebabkna dehidrasi lalu mengarah ke kekurangan volume cairan dan yang lebih parahnya dapat terjadi resiko syok (hipovolemi).
2.      Distensi abdomen
Bila diare mengarah ke distensi abdomen maka penderita akan mual muntah, hal ini akan menjadikan pasien mengalami penurunan nafsu makan maka akan berujung ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

E.     Penatalaksanaan
Menurut Hidayat (2005) penatalaksanaan atau penanggulangan penderita diare di rumah antara lain:
a.       Memberi tambahan cairan
Berikan cairan lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian, jika anak memperoleh ASI eksklusif berikan oralit atau air matang sebagai tambahan. Anak yang tidak memperoleh ASI eksklusif berikan 1 atau lebih cairan berikut : oralit, cairan makanan (kuah, sayur, air tajin) atau air matang. Sebagai tenaga kesehatan harus memberitahu ibu berapa banyak cairan seharinya : 1) Sampai umur 1 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali berak. 2) Umur 1 sampai 5 tahun : 100 sampai 200 ml setiap kali berak. Minumkan cairan sedikit demi sedikit tetapi sering dan jika muntah tunggu 10 menit kemudian lanjutkan lagi sampai diare berhenti.
b.      Memberi makanan
Saat diare anak tetap harus diberi makanan yang memadai, jangan pernah mengurangi makanan yang biasa dikonsumsi anak, termasuk ASI dan susu. Hindari makanan yang dapat merangsang pencernaan anak seperti makanan yang asam, pedas atau buah-buahan yang mempunyai sifat pencahar. Bila diare terjadi berulang kali, balita atau anak akan kehilangan cairan atau dehidrasi yang ditandai dengan :
1) Anak menangis tanpa air mata
2) Mulut dan bibir kering
3) Selalu merasa haus
4) Air seni keluar sedikit dan berarna gelap, ada kalanya tidak keluar sama sekali.
5) Mata cekung dan terbenam
6) bayi tanda dehidrasi bias dilihat dari ubun-ubun yang menjadi cekung
7) Anak mudah mengantuk
8) Anak pucat dan turgor tidak baik

Untuk menanggulanginya perlu diberi cairan banyak, tidak harus oralit. Bisa berupa teh manis, larutan gula garam atau sup. Air tajin justru cukup efektif bagi bayi untuk mengatasi diare. Dan jauh lebih baik dibandingkan dengan oralit karena tajin mengandung glukosa primer yang mudah diserap. Penggunaan air tajin sebagai obat diare tidak berbahaya untuk bayi sekalipun (Suryana, 2005)
Penatalaksanaan penderita diare di tempat pelayanan kesehatan atau penatalaksanaan secara medis (Ngastiyah, 2005):
1)      Pemberian cairan
a)      Cairan peroral, diberikan pada pasien dengan dehidrasi rungan atau sedang bisa diberi oralit
b)      Cairan parenteral, pemberiannya dapat diberikan dengan cara melalui intra vena misalnya cairan Ringer Laktat (RL) yang selalu tersedia di fasilitas kesehatan dimana saja.
c)      Pengobatan Diatetik
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan < 7 kg jenis makanannya adalah :
a)      Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM (Low Lactose Milk), Almiron atau sejenis lainnya).
b)      Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim), bila anak tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa.
c)      Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh.
2)      Obat-Obatan
Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain :
a)      Asetosal dosis 25 mg/kg BB/hari
b)      Khlorpromazin dosis 0,5-1 mg/kg BB/hari.
DAFTAR PUSTAKA
1.      Sudarti. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
2.      Hastuti puji. 2011. Standar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Pati : BUP.

3.      Alimul Hidayah, Aziz. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.







No comments:

Post a Comment