1.
REMAJA
Remaja
atau adolescence, berasal dari bahasa latin yang berarti tumbuh kearah
kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukanhanya kematangan fisik saja,
tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Batasan usia remaja menurut WHO
adalah 12-24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10-19 tahun dan belum kawin.
Menurut BKKBN adalah 10-19 tahun. (Yani, dkk,2009)
Masa
remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi,
dan psikis. Pada masa remaja tersebut terjadilah suatu perubahan organ- organ
fisik secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan
kejiwaan (mental emosional). Terjadinya perubahan besar ini umumnya
membingungkan remaja yang mengalaminya. Dalam hal inilah bagi para ahli dalam
bidang ini, memandang perlu adanya pengertian, bimbingan dan dukungan dari
lingkungan disekitarnya, agar dalam sistem perubahan tersebut terjadi
pertumbuhan dan perkembangan yang sehat sedemikian rupa sehingga kelak remaja
tersebut menjadi manusia dewasa yang sehat secara jasmani, rohani dan sosial.
(Yani, dkk. 2009)
a.
Perkembangan Remaja dan Ciri-cirinya
Menurut Yani
Widyastuti,dkk. (2009) Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat
perlu mengenal perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau
ciri perkembangannya, masa remaja ada tiga tahap yaitu:
1)
Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
a)
Tampak dan memang merasa lebih dekat
dengan teman sebaya.
b)
Tampak dan merasa ingin bebas.
c)
Tampak dan memang lebih banyak
memperhatikan keadaan tubuhnya.
2)
Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
a)
Tampak dan merasa ingin mencari
identitas sendiri.
b)
Timbul perasaan cinta yang mendalam.
c)
Berkhayal mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan seksual.
3)
Masa Remaja Akhir
a)
Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
b)
Dalam mencari teman sebaya lebih
selektif.
c)
Memiliki citra (gambaran, keadaaan,
peranan) terhadap dirinya.
d)
Dapat mewujudkan perasaan cinta.
e)
Memiliki kemampuan berfikir khayal atau
abstrak
b.
Perubahan Fisik pada Masa Remaja
Pada masa remaja itu terjadilah
suatu pertumbuhan fisik yang cepat disertai banyak perubahan, termasuk
didalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi. (Yani dkk, 2009) Perubahan yang
terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya tanda-tanda sebagai berikut
:
1)
Tanda-tanda seks primer
Semua organ reproduksi wanita
tumbuh selama masa puber, namun tingkat kecepatan antara organ satu dengan
lainnya berbeda. Sebagai kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah
datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir
dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala yang akan terjadi
setiap 28 hari, hal ini akan terus berlangsung sampai menjelang menopause.
2)
Tanda-tanda seks sekunder
a)
Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga
tumbuh seperti pada laki- laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah
pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan wajah mulai tumbuh
setelah haid.
b)
Pinggul
Pinggulpun mulai berkembang menjadi
besar dan bulat. Hal ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan
berkembangnya lemak dibawah kulit.
c)
Payudara
Seiring pinggul membesar, maka
payudara juga membesar dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara
harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu
sehingga payudara menjadi lebih besar dan bulat.
d)
Kulit
Kulit menjadi lebih kasar dan lebih
tebal, dan poro-pori membesar. Akan tetapi beda pada laki-laki pada wanita
kulit tetap lebih lembut.
e)
Kelenjar lemak dan Kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan kelenjar
keringat lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.
Kelenjar keringat dapat menyebabkan bau.
f)
Otot
Menjelang akhir masa puber otot
semakin membesar dan kuat. Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai.
g)
Suara
Suara berubah semakin merdu, suara
serak jarang terjadi pada wanita.
c.
Perubahan Kejiwaan pada Masa Remaja
Perubahan-perubahan yang berkaitan
dengan kejiwaan pada remaja adalah:
1)
Perubahan Emosi
a)
Sensitif atau peka misalnya mudah
menangis, cemas, frustasi, dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas.
b)
Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap
gangguan atau rangsangan luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi
perkelahian.
c)
Ada kecenderungan tidak patuh pada orang
tua, dan lebih senang pergi bersama dengan temannya daripada dirumah.
2)
Perkembangan Intelegensi
Pada perkembangan ini menyebabkan
remaja :
a)
Cenderung mengembangkan cara berpikir
abstrak, suka , memberikan
kritik.
b)
Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru,
sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba. Tetapi dari semua itu, proses
perubahan kejiwaan tersebut berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan
fisik.
d.
Pertumbuhan dan Perkembangan Moral
Remaja secara Umum
1)
Perubahan konsep moral
Perubahan konsep moral yang khusus
terjadi pada remaja menjadi konsep yang berlaku secara umum ter golong sulit,
baik yang berkaitan dengan benar-salah atau baik-buruk.
2)
Kata hati yang mengendalikan tingkah
laku
Tidak seperti masa anak-anak,
remaja tidak bisa lagi diawasi secara intensif oleh orangtua dan guru, sehingga
mau tidak mau remaja harus bertanggung jawab untuk mengendalikan diri dan
tingkah lakunya. Pengendalian utama remaja memang bukan lagi terfokus pada
orangtua atau guru, tetapi pada hatinya, yaitu perasaan khawatirnya dari
hukuman dan penolakan sosial sehingga mencegahnya dari perbuatan salah atau
memotivasinya untuk berbuat baik.
3)
Minat dan perilaku seks
Tekanan-tekanan sosial, terutama
minat remaja pada seks dan keingintahuan tentang seks mendorong remaja untuk
menjalin berbagai hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Karena
minat pada seks yang semakin meningkat, remaja selalu berusaha mencari
informasi yang lebih banyak tentang seks.
4)
Perkembangan heteroseksual
Mengingat pembentukan hubungan baru
dan yang lebih matang dengan lawan jenis merupakan masalah yang serius bagi
remaja, ketika telah matang secara seksual, remaja mulai mengembangkan sikap
yang baru pada lawan jenisnya dan juga mengembangkan minat pada berbagai
kegiatan yang melibatkan kedua jenis kelamin itu. Apabila kematangan seksualnya
telah tercapai, minat seks itu lebih romantis. (Muhammad, 2006)
2.
PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL
a.
Pengertian Penyimpangan Perilaku Seksual
Penyimpangan adalah gangguan atau
kelainan. Sedangkan perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong
oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis.
Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam mulai dari perasaan tertarik
sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Obyek seksualnya juga
bisa berupa orang lain, diri sendiri maupun obyek dalam khayalan. Sebagian dari
tingkah laku itu memang tidak berdampak apa-apa, terutama jika tidak ada akibat
fisik atau sosial yang dapat ditimbulkannya. Akan tetapi pada sebagian perilaku
seksual yang lain, dampaknya cukup serius, seperti perasaan bersalah, depresi,
marah dan sebagainya. ( Sarwono, 2006:63 ) Kesimpulan penyimpangan perilaku
seksual adalah tingkah laku seksual, khususnya yang tidak sesuai dengan
norma-norma agama atau hukum atau juga asusila yang dilakukan remaja.
b.
Penyimpangan Perilaku Seksual
Beberapa kelainan seksual atau yang
disebut seks abnormal sebagai berikut:
1)
Masturbasi yaitu merangsang organ
kelamin sendiri dengan menggunakan alat bantu atau tidak (tangan) sampai
mencapai orgasme.
2)
Sadisme yaitu seks terangsang bila
pelaku terlebih dahulu menyakiti pasangan terutama pada lelaki dan sedikit pada
perempuan.
3)
Masokisme yaitu kelainan seks dari
sadisme yaitu dengan jalan menyakiti dirinya sendiri biasanya pasangan disuruh
untuk melakukan tindakan sadisme.
4)
Eksibisionisme yaitu kelainan seks
dengan jalan memperlihatkan alat kelamin di tempat umum yang terdapat orang
banyak.
5)
Voyeurisme yaitu termasuk kelainan seks
mengintip orang yang sedang telanjang atau setengah telanjang, seperti sedang
mandi, tidur, ganti pakaian.
6)
Transvetitisme yaitu kelainan seks pelaku
suka memakai pakaian lawan jenis termasuk pakaian dalam.
7)
Transeksual yaitu melakukan ganti
kelamin (genital) karena merasa alat kelaminnya belum dapat merasakan seks
secara puas dan merasa lawan jenisnya lebih puas.
8)
Troillisme yaitu kelainan seks yang
diderita oleh orang yang ingin dilihat saat ingin melakukan hubungan seks.
9)
Beastiality yaitu kelainan seks karena
merasa kurang puas melakukan hubungan seks dengan manusia sehingga melakukannya
dengan binatang.
10) Homoseksual
yaitu kelainan seks dengan menyukai berhubungan seks sesama jenis. Jika dengan
sesama laki-laki disebut gay, sedangkan dengan sesama perempuan disebut lesbian.
3.
MASTURBASI
a.
Pengertian Masturbasi/Onani
Menurut Abu
(2007), masturbasi adalah
perangsangan oleh seseorang
terhadap dirinya hingga ia
orgasme. Masturbasi dikenal
juga dengan istilah
onani, yakni melakukan rangsangan seksual, khususnya pada alat kelamin,
yang dilakukan sendiri dengan
berbagai cara (selain
berhubungan seksual) untuk
tujuan mencapai orgasme. Istilah Masturbasi berasal dari bahasa latin
yang artinya pencemaran diri.
Kegiatan masturbasi dilakukan
oleh hampir semua orang, baik
laki-laki maupun perempuan.
Bahkan sebenarnya masturbasi sudah berlangsung sejak seseorang berusia balita yang
dalam perkembangan psikoseksual
disebut sebagai fase
phallus (Ajen, 2006).
Pada fase Phallus
ini anak
laki-laki maupun perempuan senang
memainkan alat kelaminnya. Perbuatan
ini sebenarnya merupakan masturbasi juga (Wiknjosastro,
2005). Masturbasi sangat mendasar dalam
kehidupan manusia karena dalam
perkembangan manusia sudah ada pada anak-anak.
Usia 2 tahun
pun sudah mulai
masturbasi dengan memegang
alat kelaminnya. Masturbasi dapat
dilakukan sebelum menikah
dan bahkan sesudah menikah. Bagi
yang sudah menikah
terjadi karena merasa
tidak mendapatkan kepuasan. Masturbasi
justru bisa jadi
alat pencegah, mungkin
mencegah penyakit, penyelewengan
dll. Bagi wanita masturbasi ada
banyak cara karena daerah
sensitifnya lebih banyak. Bisa payudara,
daerah intim atau tempat lain, dan adapula yang memasukkan benda ke dalam vaginanya.
Tetapi hal ini
berbahaya karena dapat
merusak selaput dara (Indracaya, 2000).
Masturbasi memunculkan
banyak mitos tentang
akibatnya yang merusak
dan memalukan karena dilihat dari kata
asalnya bahasa Latin, mastubare, yang merupakan gabungan dua
kata Latin manus
(tangan) dan stuprare
(penyalahgunaan), sehingga berarti
"penyalahgunaan dengan tangan". Masturbasi pada wanita
dalam hal kepekaan seksual, maka kelentit (clitoris) memegang peranan
yang sangat penting. Kelentit terletak di
ujung atas kemaluan
(vagina), tepat di
antara bibir dalam
dan bibir luarnya,
serta tersembunyi dalam lapisan
seperti daging tipis
(kulup). Bila wanita
terangsang secara seksual, maka
kelentit akan membengkak dan menjadi tegang. Kelentit sendiri berukuran relatif
kecil. Bagian yang bisa kita lihat hanyalah semacam "kelenjar" atau
kepala kelentit saja. Kelenjar ini,
berhubungan dengan crura
(yang panjangnya sekitar
6–7 cm) dan crura
ini berhubungan dengan
tulang panggul. Tiga
bagian inilah sesungguhnya
yang disebut kelentit. Buah
dada kita beserta
putingnya juga memiliki
kepekaan seksual. Puting buah
dada akan menjadi
tegang bila terangsang
(http://situs.kesrepro.info/krr/materi/masturbasi.htm).
Masturbasi atau
onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital dalam
rangka menyalurkan hasrat
seksual untuk pemenuhan
kenikmatan yang seringkali
menimbulkan goncangan pribadi dan emosi. Masturbasi merupakan salah satu perilaku seksual pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan
seksual secara wajar (http://www.e-psikologi.com)
b.
Penyebab Masturbasi
Beberapa alasan
dan penyebab kaum
remaja melakukan masturbasi
antara lain akibat putus
cinta/patah hati, tidak
berani melakukan senggama
dengan pasangan karena belum
ada ikatan yang
sah, fantasi dengan
tokoh yang diidamkan,
kondisi keluarga yang berantakan,
sekedar ingin coba-coba
atau hanya sekedar
iseng dan terpengaruh oleh teman,
cari pengalaman, gengsi
atau bahkan karena
dorongan yang memuncak dari nafsu
seks akibat perkembangan
hormon seks atau
rangsangan seks yang begitu intens dari luar (berupa buku-buku, gambar
porno, film biru dan lain-lain). Masturbasi
paling banyak dipilih
oleh sebagian orang
apabila dorongan seksualnya
dirasakan sudah tidak dapat dibendung lagi. Kegiatan ini lebih sering terjadi pada
masa-masa awal pubertas seseorang.
Karena dorongan seksual yang mendesak, sedangkan objek-objek
seksual tidak ada,
masturbasi dipilih sebagai
jalan keluarnya. Ketika seseorang
memasuki usia kedewasaan,
masturbasi secara perlahan-lahan
akan berkurang dan tergantikan
dengan berhubungan seksual.
Namun masih terdapat kemungkinan laki-laki
yang sudah beristri
pun melakukan masturbasi,
pada umumnya mereka akan mengulangi dan melakukannya lagi. Alasannya adalah aman,
praktis dan sehat, artinya tidak
mengandung resiko apapun dan bagi siapapun (Ajen, 2006).
Bukan hanya
masturbasi melepaskan ketegangan
akut karena ketidakpuasan kehidupan seksual
atau karena tidak
adanya pasangan, masturbasi
juga dapat digunakan oleh
wanita sebagai proses belajar untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tantang respon seksual mereka
(Wijaya, 1999). Masturbasi adalah
kegiatan menyentuh bagian
tubuh dengan tujuan untuk merangsang diri sendiri. Kebiasaan
ini dapat terjadi baik pada pria maupun wanita. Keinginan ini alamiah dan tidak
berisiko selama dilakukan sendiri. Sebagian remaja bisa melakukannya, dan hal
ini bisa menimbulkan ketagihan (BKKBN, 1999).
1)
Masturbasi Pria
Laki-laki melakukan onani dengan meraba
penisnya hingga dapat menimbulkan perasaan yang sangat menyenangkan atau bisa timbul
ejakulasi. Banyak laki-laki
menyukai masturbasi yang
basah dibandingkan yang
kering. Oleh karena itu,
mereka menggunakan lotion
atau gel tertentu. Beberapa laki-laki
juga menyukai penggunaan alat
getar atau vibrator
dalam masturbasi. Shower
di kamar mandi bisa
pula menjadi alat
pembantu. Penggunaan alat
tersebut dirasakan menyenangkan meskipun efeknya jangka pendek
|
2)
Masturbasi Wanita
Wanita memiliki banyak
cara bermasturbasi, walaupun
metode yang paling sering
digunakan adalah stimulasi
klitoris. Lebih dari
80% wanita yang melakukan masturbasi secara teratur
berkonsentrasi pada stimulasi atau labia
secara langsung. Jari
dapat digosokkan di
atas atau di
sekitar klitoris, atau seluruh
tangan dapat digunakan
untuk memberikan tekanan
yang stabil dan ritmik.
Bantal, vibrator, aliran
air dari keran
dapat digunakan untuk menggantikan tangan.
Atau sebagian wanita
dapat bermasturbasi dengan menyilangkan kakinya
dan memberikan ke
daerah genitalia dengan menggunakan pahanya.
Selain itu, jati
atau benda serupa
lain mungkin dimasukkan ke dalam
vagina, walaupun sedikit wanita (1-3%) yang sepenuhnya mengandalkan insersi
vagina saja (Wijaya, 1999). Ada
beberapa cara mesturbasi
pada wanita dengan
menggunakan alat atau benda lain yaitu : Pertama, dengan
menggunakan Shower. Tempat
yang paling banyak
dipakai oleh wanita untuk masturbasi adalah shower. Mungkin dikarenakan
saat mandi di shower, wanita
mudah terangsang. Kedua,
jacuzzi yang merupakan
cara bermasturbasi dengan menggunakan
semburan air. Ketiga, dengan vibrator yang biasanya dipergunakan untuk
memijat, biasanya juga dipergunakan untuk masturbasi. Keempat, cara dildo
yaitu dengan memasukkan
suatu benda ke lubang vagina.
c.
Faktor yang mempengaruhi Masturbasi :
1)
Menyaksikan hubungan orang tua
Pada
saat anak melihat apa yang dilakukan orang tua, mungkin disitulah anak akan
menirukannya.
2)
Belajar dari orang dewasa
Pergaulan
mempengaruhi kepribadian anak, jadi haruslah berhati-hati dengan teman anak karena
dapat membawa dampak yang buruk baginya.
3)
Gambar atau Video Porno
Sering
melihat hal-hal yang berbau porno dapat menyebabkan anak berimajinasi sesuai
apa yang dilihatnya.
4)
Penundaan usia perkawinan
Bagi
usia dewasa sudah waktunya menikah, tapi belum melaksanakan ini dapat
menimbulkan keinginan seks yang tinggi sehingga melakukan masturbasi.
5)
Meningkatnya seksualitas
Pada
masa remaja organ reproduksi makin meningkat dan fungsinyapun juga, sehingga
pada masa remaja ini membutuhkan penyaluran seksual, yang menurut mereka jalan keluarnya
adalah masturbasi.
d.
Dampak-dampak Masturbasi :
1)
Dampak Fisik
Luka-luka
pada alat kelamin, masturbasi yang dilakukan secara keras dan menggunakan
benda-benda kasar akan dapat merobek kulit vagina, iritasi atau infeksi pada
alat kelamin. Ejakulasi dini, kebiasaan ingin cepat mendapatkan kepuasan
masturbasi akan cenderung menjadikan seseorang cepat mengalami orgasme,
Impotensi.
2)
Dampak Psikologis
Rasa
bersalah diakibatkan adanya perasaan berdosa karena telah melanggar norma yang
dianut seperti norma agama, dan norma sosial. Rasa malu karena adanya anggapan
bahwa masalah masturbasi adalah sesuatu yang dianggap kotor, tabu, dan tidak
layak dibicarakan. Khayalan yang mengikat ketika melakukan masturbasi dalam
jangka panjang dan dilakukan secara terus-menerus akan dapat mengikat dan
menguasai pikiran, sehingga khayalan itu akan muncul secara terus menerus
setiap saat. Isolasi, sebagai pelarian ke dunia yang penuh khayalan sehingga
seseorang yang telah merasa nikmat dan merasa aman dengan dunia khayalannya
akan cenderung menarik diri dari per gaulan.
3)
Menurut PKBI (1999) dampak- dampak
masturbasi yaitu :
Infeksi,
energi fisik dan psikis terkuras sehingga orang menjadi mudah lelah, pikiran
terus menerus kearah fantasi seksual, perasaan bersalah dan berdosa, bisa
mengakibatkan lecet jika dilakukan dengan frekuensi tinggi, kemungkinan
mengalami ejakulasi dini pada saat berhubungan intim, kurang bisa memuaskan
pasangan jika sudah menikah karena terbiasa memuaskan diri sendiri, menimbulkan
kepuasan diri, dan ketagihan.
4.
PENGERTIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN
PERILAKU
a.
Pengetahuan (Knowledge)
1)
Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan
keseluruhan pemikiran, gagasan, ide konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia
tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia dan kehidupannya. Pengetahuan
adalah hasil dari “ tahu ” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Pengindraan melalui panca indera manusia yakni pengeliatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran yaitu mata dan telinga.
2)
Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005),
pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a)
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat
suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Teramasuk dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (remind) suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau ringkasan yang telah diterima. Oleh sebab itu “ tahu
” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b)
Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah menyebutkan
contoh menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan, makanan yang bergizi.
c)
Aplikasi (Apllication)
Aplikasi diartikan sebagai
kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi yang sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan atau penggunaan
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil
penelitian, dapat menggunakan prinsip siklus pemecahan masalah.
d)
Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan
untuk menjabarkan materi atau obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja :
dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
e)
Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu
kemampuan untuk melalakukan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun,
mer encanakan, meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya.
f)
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan
kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau obyek.
Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria yang sudah ada,
subjek
penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007: 146).
b.
Sikap (attitude)
1)
Pengertian
Sikap yaitu reaksi atau respons
yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek.
2)
Komponen pokok sikap
Sikap mempunyai tiga komponen pokok
:
a)
Kepercayaan, ide dan konsep terhadap
suatu obyek.
b)
Kehidupan emosional atau evaluasi
terhadap suatu obyek.
c)
Kecenderungan untuk bertindak ( tend to
behave ).
3)
Penilaian Sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan
dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian
kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai obyek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan
sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sikap,
yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap. Pernyataan
ini disebut dengan pernyataan yang
favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif
mengenai obyek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap obyek
sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak favourable. Suatu
skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favuorable dan
tidak favourable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan yang
disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi
skala memihak atau tidak mendukung sama sekali obyek sikap (Azwar, 2005).
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara
langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat/ pernyataan responden terhadap
suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan
hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner.
5.
MEDIA MASSA
Media Massa adalah chanel, medium,
saluran, sarana atau alat yang digunakkan dalam proses komunikasi yang
diarahkan untuk orang banyak. Komunikasi masa sendiri, merupakan kependekan
dari komunikasi melalui media masa. Yang termasuk media masa terutama adalah
surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film.
a.
Jenis Media Massa
1)
Media Massa Cetak yaitu media masa yang
dicetak dalam lembaran kertas. Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media
masa cetak secara rinci meliputi, Koran, majalah, surat kabar, tabloid, dan
buku.
2)
Media Massa Elektronik yaitu jenis media
masa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambardengan menggunakan
teknologi elektro, seperti radio, televise dan film.
3)
Media Online yaitu media masa yang dapat
ditemukan di internet (situs web)
b.
Peran Media Massa
1)
Industri pencipta lapangan kerja, barang
dan jasa serta menghidupkan industri lain utamanya dalam periklanan.
2)
Sumber kekuatan alat kontrol, manajemen
dan inovasi masyarakat.
3)
Lokasi untuk menampilkan peristiwa
masyarakat.
4)
Wahana pengembangan kebudayaan tatacara,
mode, gaya hidup.
5)
Sumber dominan pencipta citra individu,
kelompok dan masyarakat.
c.
Karakteristik Media Masa
1)
Publisitas, yakni disebarluaskan kepada
publik atau orang banyak.
2)
Universalitas, sifatnya umum, tentang
segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan
umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak.
3)
Periodisitas, tetap atau berkala
misalnya, harian atau mingguan.
4)
Kontinuitas, berkesinambungan atau terus
menerus sesuai dengan periode mengudara atau jadwal terbit.
5)
Aktualitas, berisi hal-hal baru seperti
informasi atau laporan peristiwa terbar.
d.
Fungsi Media Masa
1)
Sebagai Informasi
2)
Sebagai Pendidik
3)
Sebagai Hiburan
e.
Pengaruh Media Masa
Secara perlahan-lahan namun
efektif, media membentuk pandangan pemirsanya terhadap bagaimana sesorang
melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia
sehari- hari.
1)
Media memperlihatkan pada pemirsanya
bagaimana standar hidup layak bagi seorang manusia, dari sini dapat dinilai
apakah lingkungan hidup mereka sudah layak, atau apakah ia telah memenuh olehi
standar itu.
2)
Penawaran-penawaran yang dilakukan oleh
media bisa jadi mempengaruhi apa yang pemirsanya inginkan.
3)
Media visual dapat memenuhi kebutuhan
pemirsanya akan kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik atau tampan dan
kuat. Bagi pemirsa dewasa proses pengidolaan ini terjadi dengan lebih halus,
mungkin remaja ABG akan meniru gaya bicara idola mereka, meniru cara mereka
berpakaian.
4)
Bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak
hanya berhenti sebagai penonton atau pendengar, mereka juga jadi penentu,
dimana mereka menentukan arah media populer saat saat mereka berekspresi dan
mengemukakan pendapat.