truth


counters

nama

Tuesday 8 December 2015

Contoh LP Senam Nifas

Nama Mahasiswa        :
NIM                            :
Mata Kuliah                : Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui
Jenis Kompetensi                    : Asuhan Kebidanan Nifas
Perasat                         : Senam Nifas
Semester/Kelompok    :            /

A.    Latar Belakang  (Alasan apa yang mendasari perasat tersebut dilakukan di tinjau dari aspek  fisiologis &patofisiologi serta dampak jika tidak dilakukan)
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan ibu pada masa nifas merupakan suatu hal yang sangat penting dan ikut menentukan berhasil tidaknya peran dan fungsi keluarga, dimana keluarga mendukung proses pemulihan ibu post partum.
 Pada masa nifas akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan fisik meliputi ligamen-ligamen bersifat lembut dan kendor otot-otot tegang, uterus membesar postur tubuh berubah sebagai kompensasi terhadap perubahan berat badan pada masa hamil. Berat badan akan bertambah menjadi 10-15 kg sehingga proses persalinan berlangsung (Wiknjosastro, 2009). Pada proses persalinan dinding panggul selalu tegang dan mungkin terjadi kerusakan pada jalan lahir, serta setelah persalinan otot-otot dasar panggul menjadi longgar karena diregang begitu lama saat hamil maupun bersalin dimana wanita sering mengeluh  kandung turun setelah melahirkan oleh karena ligamen, fasia dan jaringan alat genetalia menjadi kendur.  Proses ini terjadi setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi psikologi karena proses persalinan.
 Angka Kematian Ibu (AKI) pada nifas di dunia mencapai 500.000 jiwa setiap tahun. kematian maternal paling banyak adalah pada waktu nifas sebesar 49,125% dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Cakupan pelayanan pada ibu nifas tahun 2009 yaitu 80,29% menurun bila dibandingkan pencapaian cakupan tahun 2008 (92,94%) dan dibawah target SPM tahun 2015 (90%). Cakupan tertinggi adalah Kabupaten Grobogan (102,79%) dan terendah Kabupaten Tegal (25,34%). Dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah masih ada 18 Kabupaten/Kota yang belum mencapai target. Postpartum atau masa nifas merupakan masa setelah partus selesai dan berakhirnya setelah kira-kira 6 minggu, delapan jam pasca persalinan, ibu harus tidur terlentang untuk mencegah perdarahan, sesudah 8 jam, ibu boleh miring ke kiri atau ke kanan untuk mencegah trombosis (Mansjoer Arif, 1999).  Involusi adalah suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus, involusi disebabkan oleh kontraksi dan retraksi serabut otot uterus yang terjadi terus-menerus, apabila terjadi kegagalan involusi uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil maka akan menyebabkan sub involusi, gejala dari sub involusi meliputi lochea menetap/merah segar, penurunan fundus uteri lambat, tonus uteri lembek, tidak ada perasaan mules pada ibu nifas akibatnya terjadinya perdarahan.
Perdarahan pasca persalinan adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III. Perkirakan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari yang sebenarnya (Anggraini, 2010). Perdarahan yang masif berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya merupakan salah satu penyebab kematian ibu disamping perdarahan karena hamil ektopik dan abortus. Perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus ini juga berbahaya, perdarahan merupakan salah satu sebab utama kematian ibu dalam masa perinatal yaitu berkisar 5-15% dari seluruh persalinan, penyebab terbanyak dari perdarahan post partum tersebut yakni 50-60% karena kelemahan atau tidak adanya kontraksi uterus, salah satu usaha yang dilakukan untuk mengembalikan perubahan-perubahan yang terjadi pada masa hamil, persalinan dengan melaksanakan senam nifas agar kembali seperti semula seperti sebelum hamil.
 Manfaat senam nifas adalah memulihkan kembali kekuatan otot dasar panggul, mengencangkan otot-otot dinding perut dan perinium, membentuk sikap tubuh yang baik dan mencegah terjadinya komplikasi.  Komplikasi yang dapat dicegah sedini mungkin dengan melaksanakan senam nifas adalah perdarahan post partum, saat melaksanakan senam nifas terjadi kontraksi otot-otot perut yang akan membantu proses involusi yang mulai setelah plasenta keluar segera setelah proses involusi (Tesisjogya, 2006).  Pada masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil, perubahanperubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi (Wiknjosastro, H, 2005).
Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini (bangun dan bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim untuk kembali kebentuk semula pada akhir kala III persalinan, uterus berada di garis tengah kira-kira 2 cm di bawa umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm diatas umbilikus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat (Bobak, 2005). Abdomen, terutama uterus, harus diawasi secara teliti pada masa nifas. Pada hari pertama post partum, tinggi fundus uteri kira-kira satu jari dibawah pusat, setelah lima hari post partum menjadi sepertiga jarak antara simfisis kepusat dan setelah sepuluh hari fundus uteri sukar diraba diatas simfisis (Wiknjosastro, H, 2005).
Ada tiga alasan mengapa orang tidak melakukan senam nifas setelah persalinan.  Pertama, karena memang tidak tahu bagaimana senam nifas.  Kedua, karena terlalu bahagia dan yang dipikirkan hanya si kecil.  Ketiga, karena alasan sakit, senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, secara teratur setiap hari, setelah 6 jam persalinan normal atau 8 jam setelah operasi sesar, ibu sudah boleh melakukan mobilisasi dini, termasuk senam nifas (Mutia Alisjahbana, 2008).
Pengamatan senam nifas belum dilakukan baik dirumah sakit maupun di pelayanan-pelayanan tertentu, begitu juga poster-poster yang berhubungan dengan senam nifas belum ada. Kenyataannya di masyarakat masih banyak ibu-ibu post partum belum tahu tentang senam nifas, sehingga ibu-ibu tidak melaksanakan. Hal ini disebabkan antara lain kurang informasi, ibu belum menyadari tentang manfaat senam nifas, melakukan senam nifas akan mempengaruhi kebutuhan otot terhadap oksigen yang mana kebutuhan akan meningkat, berarti memerlukan aliran darah yang kuat seperti otot rahim bila dilakukan senam nifas akan merangsang kontraksinya, sehingga kontraksi uterus akan semakin baik, pengeluaran lochia akan lancar sehingga mempengaruhi proses involusi rahim.

B.     Tujuan (Menggambarkan pencapaian dari perasat yang dilakukan secara khusus)
1.      Untuk memulihkan kembali kekuatan otot dasar panggul.
2.      Mengencangkan otot-otot dinding perut dan perinium.
3.      Membentuk sikap tubuh yang baik dan mencegah terjadinya komplikasi

C.    Indikasi ( Sasaran/obyek dari tindakan)
Untuk semua ibu nifas normal

D.    Kontra Indikasi (Sasaran/obyek yang tidak boleh dilakukan tindakan)
1.      Ibu dengan persalinan SC
2.      Ibu dengan trauma persalinan
3.      Ibu dengan penyakit jantung
4.      Ibu dengan penyakit paru-paru
5.      Ibu dengan penyakit asma

E.     Persiapan Alat& Bahan ( Kebutuhan yang harus disediakan sesuai SOP)
1.      Gambar/media cara senam nifas
2.      Matras
3.      Bantal

F.     Prosedur Pelaksanaan ( Urutan sistematika dari tindakan)
1.      Menyambut klien dengan sopan dan ramah
2.      Memperkenalkan diri pada klien
3.      Mempersilahkan klien duduk
4.      Menjelaskan maksut pendidikan kesehatan
5.      Merespon terhadap reaksi klien dengan cepat
6.      Melakukan  apersepsi
7.      Menganjurkan ibu untuk berkemih dahulu sebelum mengikuti senam nifas
8.      Teruji menjelaskan tujuan dan manfaat senam masa nifas
9.      Menjelaskan kapan bisa melakukan senam nifas
10.  Menjelaskan pelaksanaan senam nifas
a.       Dilakukan bertahap dari gerakan yang sederhana lalu di tingkatkan secara bertahap
b.      Selalu diawali diselingidan diahiri dengan latihan nafas
c.       Dilakukan secara ritn setiap hari
11.  Memposisikan pasie tidur terlentang
12.  Gerakan kepla:mengarahkan pasien untuk nenolehkan kepala kekanan dan kekiri bergantian masing-masing 8 kali hitungan
13.  Gerakan lengan I:mengarahkan ibu untuk meletakkan kedua lelengan disamping badan kemudin tekuk siku bersamaan sampai jari menyentuh pundah lalu luruskan 8 kali hitungan
14.  Gerakan lengan II: mengarahkan ibu untuk mengangkt lengan kann kiri bersamaan lurus keatas lalunmeluruskan kembs;I 8 kali hitungan
15.  Gerakan lengan III: mengarahkan ibu untuk menmgangkat lengan kanan kiri bersamaan tegak lurus diata dada kemudian renyangkan esamping kanan dan kiri 8 klai hitungan
16.  Latihan punggung atas mengarahkan ibu untyuk menekuk lutut,kemudian angkat dada atas ke bawah 8 kalihitungan
17.  Latihan perut dan punggung bawah I : mengarahkan ibu untuk tidur terlentang,lutut ditekuk kemudian angkat kepala sampai dagu menyentuh dada lalu kembali 8 kali hitungan
18.  Latihan perut dan punggung bawah II: mengarahkan ibu untuktidur terlentang,tangan dibawah pinggang lutut lurus kemudian tekan punggung bawah sampai menekan tangan lalu kembali 8 kalui hitungan atau (perut naik turun)
19.  Latihan otot tungkai I: mengarahkan ibu utuk tidur terlentang,tungkai lurus kemudian angkat tungkai satu persatu dengan menepuk lutut sampai menyentuh perut,masing-masing 8 kali hitungan
20.  Latihan otot tungkai II: mengarahkan ibu untuk tidur terlentang,tungkailurus,buka kaki kanan kesamping lalu kembali 2X8 hitungan,lakukan juga pada kaki kiri
21.  Latihan otot tungkai III: mengarahkan ibu untuk tidur terlentang,tungkai lurus gerakan dua pergelangan kaki bersamaan ke bawah/jinjit dan keatas 8 kali hitungan
22.  Latihan otot tungkai IV: mengarahkan ibu untuk tidur terlentang,tungkai lurus gerakkan dua pergelangan kaki bersamaan memutar keluar lalu kedam 8 kali hitungan
23.  Latihan panggul dan perut bawa: mengarahkan ibu untuk tidur terlentang,lutut ditekuk kemudian angkat kedua tungkai kearah perut bersamaan.kembali ,8 kali hitungan
24.  Latihan panggul dan perut bawah: mengarahkan ibu untuk tidur terlentang lutut ditekuk agak dilebarkan,angkst pantat,rapsrjan paha,buka lagi,klemudian turunkan pantat,4 kali hitungan
25.  Latigan otot dasarpanggul: mengarahkan ibu untuk tidur terlentangf,silangkan kakui kanan diatas dan kiri dibawah,kontraksikan otoy paha dalam dan pantat bersamaan (seperti menahan kencing) lalu lepaskan.lakukan juga untuk posisi kaki yang sebaliknya.masing-masing 4 kali hitungan
26.  Teruji memberikan pendidikan kesehatan secara sistematis
27.  Teruji mengarahkan ibu untuk mengikuti senam nifas dengan jelas dan sabar
28.  Teruji memberikan kesempatan untuk  beristirat
29.  Teruji selalu memberikan follow up dengan baik
30.  Teruji mendokumentasikan penyuluhanya 

G.    Kesimpulan, Saran&Advice (Evaluasi hasil pengetahuan, sikap, tindakan serta prosedur tindakan praktikan) *Diisi oleh dosen setelah Pre&Post Test


H.    Daftar Pustaka (Semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan)* Minimal 2
  1.  http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-sumiatinim-6550-2-babi.pdf  (21/5/2015 19:25)

2.      Hasanah, Uswatun.Standar asuhan kebidanan nifas dan menyusui. Pati. 2015














No comments:

Post a Comment