BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Kebidanan
Komunitas
Konsep adalah kerangka ide yang
mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata dari “bidan”
yang menururt kesepakatan WHO,ICM dan IFGO pada tahun 1993 mengatakan bahwa :
bidan adalah seorang yang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh
pemerintah setempat, telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus serta
terdaftar atau mendapat izin melakukan praktik kebidanan.
Komunitas adalah kelompok sosial yang
ditentukan dengan batas-batas wilayah,nilai-nilai keyakinan dan minat yang
sama, serta adanya saling mengenal dan berintereksi antara anggota satu dengan
yang lainnya.(WHO, 1974)
Bidan komunitas adalah bidan yang
bekerja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah kerja tertentu.( Ratna Dewi,
2011)
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah
bagian dari keluarga atau komunitas.Oleh karena itu, bidan tidak memandang
pasiennya dari sudut biologis.Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang
memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan
disekelilingnya.
Pelayanan kebidanan komunitas adalah
upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan
anak balita dalam keluarga dan masyarakat. Hubungan bidan dengan ibu dan anak
balita cukup erat. Tugas bidan terutama adalah menolong ibu dalam kehamilan,
persalinan dan nifas. Ibu sesuai fungsinya dalam keluarga lebih banyak
memperhatikan masalah sosial keluarga termasuk kesehatan, sehingga ibu yang
banyak memperhatikan kesehatan keluarga akan menghindari keluarga dari masalah
kesehatan
Peningkatan kesehatan keluarga dapat
mewujudkan lingkungan keluarga sehat dan meningkatkan kualitas sumber daya
masyarakat. Masalah kesehtan dapat timbul pada siapa saja baik keluarga miskin
atau kaya. Faktor lain yang sangat penting mempengaruhi kesehatan keluarga
adalah lingkungan. Keadaaan lingkungan yang tidak sehat seperti daerah kumuh
cepat timbul masalah kesehatan, perilaku keluarga terhadap kesehatan juga
mempengaruhi kehidupan mereka. Perilku ini erat hubungannya dengan adat budaya.(
Ambarwati, 2011).
B. Manajemen Kebidanan
Komunitas
Strategi penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
kesehatan, meningkatan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah, mengembangkan
berbagai cara untuk menggali dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh
masyarakat untuk pembangunan kesehatan, mengembangkan berbagai bentuk kegiatan
pembangunan kesehatan yang sesuai dengan kultur budaya masyarakat setempat dan
mengembangkan manajemen sumber daya yang dimiliki masyarakat secara terbuka(
transparan).
Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat
dibidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian masyarakat dibidang kesehatan
dengan demikian pergerakan dan pemberdayaan masyarakat merupakan proses
sedangkan kemandirian merupakan hasil, karenanya kemandirian masyarakat
dibidang kesehatan bisa diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi
masalah kesehatan yang ada dilingkungannya, kemudain merencanakan dan melakukan
cara pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat tanpa tergantung pada
bantuan dari luar.
Pembinaan peran serta masyarakat adalah
salah satu upaya pengembangan yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan
penggerakan dan pemberdayaan masyarakat melalui model persuasif dan dan tidak
memerintah, untuk meningatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan mengoptimalkan
kemampuan masyarakat dalan menentukan, merencanakan, memecahkan masalah.
Pembianaan lokal merupakan serangkaian langkah yang diterapkan guna menggali,
meningkatkan potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan
tokoh-tokoh masyarakat serta LSM yang ada dan hidup di masyarakat.(Ambarwati,
2011).
C. Teori Kesehatan Masyarakat
1.
Menurut Hendrik L Blum
ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat atau
perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Lingkungan
Lingkungan memiliki
pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan
keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga
kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang
berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim,
perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil
interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya
b. Perilaku
Perilaku merupakan
faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena sehat atau
tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat
tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di samping itu, juga dipengaruhi
oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial
ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada dirinya.
c. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan
merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena
keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan
kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta
kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan
fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang
kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi
masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program
pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
memerlukan.
d. Keturunan
Keturunan (genetik)
merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir,
misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan asma
bronehial.
2.
Menurut Teori Lawrence Green
Lawrence Green mencoba
menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau
masyrakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya
perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :
a. Faktro-faktor
predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b. Faktro-faktor pendukung
(Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana,
alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
c. Faktro-faktor pendorong
(renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan
atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Disimpulkan
bahwa perilaku sesorang atau masyrakat tentang kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau
masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap,
yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku
para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat
terbentuknya perilaku.
Seseorang
yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di psoyandu dapat disebabkan karena
orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya
(predisposing factors). Atau barangkali juga karena rumahnya jauh dari posyandu
atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya (enabling factors). Sebab lain,
mungkin karena para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lainnya disekitarnya
tidak pernah mengimunisasikan anaknya (reinforcing factors). (Notoatmojo, 2012).
D. Masalah Menopause
1.
Pengertian Menopause
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak
arti yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa Yunani
yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Ini merupakan
suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena
penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium (indung telur).
Menopause mulai pada umur yang berbeda umumnya adalah sekitar umur 50 tahun,
meskipun ada sedikit wanita memulai menopause pada umur 30-an (Sarwono P,
2008).
Produksi hormon estrogen menurun disebabkan oleh
folikel indung telur (kantong indung telur) akan mengalami tingkat kerusakan
yang lebih cepat sehingga pasokan folikel akhirnya habis. Percepatan kerusakan
folikel ini terjadi pada usia 37 dan 38 tahun. Inhibin (suatu zat yang
dihasilkan volikel) yang berkurang sehingga meningkatkan kadar FSH (Folokel
Stimulating Hormon) yang dihasilkan oleh hipofisis. Kadar estrogen perempuan
akan meningkat pada masa pra menopause.
Kadar tersebut tidak berkurang selama kurang dari satu
tahun sebelum periode menstruasi berakhir.Estrogen utama yang dihasilkan dalam
tubuh wanita adalah estradiol.Namun selama pra menopause, estrogen yang
dihasilkan lebih banyak dari jenis berbeda yaitu estrogen yang dihasilkan
didalam indung telur maupun dalam lemak tubuh.Kadar progesteron mulai menurun
tajam selama pra menopause.
Meskipun tujuan reproduksi tidak lagi menjadi hal
utama di usia ini, peran hormon – hormon tersebut yang berkaitan dengan
kesehatan tetap diperlukan. Estrogen dan androgen tetap penting, misalnya untuk
mempertahankan tulang yang kuat dan sehat.Selain itu juga bermanfaat untuk
mempertahankan jaringan vagina dan saluran kencing yang lentur.Baik estrogen
maupun progesteron sama-sama penting untuk mempertahankan lapisan kalogen yang
sehat pada kulit.
2. Periode
Menopause
Menurut
Sarwono P (2003) ada tiga periode menopause, yaitu:Klimaterium
Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara
masa reproduksi dan masa senium. Biasanya masa
ini disebut juga dengan pra menopause, antara usia 40 tahun, ditandai dengan
siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan
relatif banyak.
Menopause merupakan sebuah kata yang
mempunyai banyak arti yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari
bahasa Yunani, yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya
haid. Ini merupakan suatu akhir proses bologis dari siklus menstruasi yang
terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium atau
indung telur.
Menopause
Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau
berhentinya menstruasi, dan bila sesudah menopause disebut paska menopause bila
telah mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium umumnya terjadi pada
usia 50-an tahun.
Senium
Periode paska menopause, yaitu ketika individu telah
mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik antara
usia 65 tahun. Beberapa wanita juga mengalami berbagai gejala karena perubahan
keseimbangan hormon.Bagian- bagian tubuh dapat mulai menua dengan jelas, tetapi
kebanyakan wanita seharusnya tetap aktif secara fisik, mental, dan seksual
sesudah menopause seperti sebelumnya.Menopause mulai pada umur yang berbeda
pada orang-orang yang berbeda umur yang umum adalah sekitar 50 tahun, meskipun
ada sedikit wanita memulai menopause pada umur 30-an, sementara wanita-wanita
lain mulainya menopause tertunda sampai umur 50-an.
3. Tahap-tahap
dalam Menopause
Menurut
Sarwono P (2003), menopause di bagi dalam beberapa tahapan yaitu sebagai
berikut:
a. Pra Menopause
Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase
klimakterium. Gejala-gejala yang timbul pada fase pra menopause antara lain
siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang memanjang, jumlah darah
yang banyak, serta nyeri haid.
b. Peri Menopause
Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa
menopause. Gejala-gejala yang timbul pada fase peri menopause antara lain
siklus haid yang tidak teratur, dan siklus haid yang panjang.
4. Perubahan yang terjadi pada menopause
Perubahan yang terjadi selama menopause adalah
a. Perubahan organ reproduksi
Akibat
berhentinya haid, berbagai reproduksi akan mengalami perubahan
b. Perubahan hormon
Sesuatu yang
berlebihan atau kurang, mengakibatkan timbulnya suatu reaksi pada kondisi
menopause reaksi yang nyata adalah perubahan hormon estrogen yang menjadi
berkurang. Meski perubahan terjadi juga pada hormon lainnya, seperti
progesteron tetapi perubahan yang mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh
maupun organ reproduksi juga psikis adalah perubahan hormon estrogen.
Menurunnya kadar hormon ini menyebabkan terjadi perubahan haid menjadi sedikit,
jarang, bahkan siklus haidnya mulai terganggu, hal ini disebabkan tidak
tumbuhnya selaput lendir rahim akibat rendahnya hormon estrogen.
c. Perubahan fisik
Akibat perubahan
organ reproduksi maupun hormon tubuh pada saat menopause mempengaruhi berbagai
keadaan fisik tubuh seorang wanita, keadaan ini berupa keluhan ketidaknyamanan
yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
d. Perubahan emosi
Selain fisik
perubahan psikis juga sangat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam
menjalani masa menopause sangat tergantung pada masing-masing individu,
pengaruh ini sangat tergantung pada pandangan masing-masing wanita terhadap
menopause, termasuk pengetahuannya tentang menopause.
5. Upaya-upaya menghadapi menopause
Menopause adalah suatu hal
yang alami, merupakan yang terjadi pada wanita saat menopause sering berkaitan
dengan gizi. Antara lain, berat badan bertambah karena aktivitas berkurang
sehingga pengeluaran energipun berkurang. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan :
a. Kebutuhan kalori dan zat gizi harus cukup, kalsium
bisa diperoleh dari susu, keju, dan sereal.
b. Karbohidrat, batasi konsumsi lemak
c. Vitamin ,yang diperlukan antara lain:
1) Vitamin A,C dan E untuk anti oksidan
2) Vitamin D untuk penyerapan kalsium yang terdapat pada
kuning telur, hati, mentega dan keju.
3) Vitamin B kompleks yang berguna untuk memperlambat
datangnya menopause terdapat pada kacang-kacangan dan sereal.
d. Untuk memperlambat datangnya menopause hindari kafein,
kopi, alkohol, minuman bersoda, rempah-rempah dan makanan berlemak.
e. Terapi Hormon
Terapi sulih hormon atau HRT( hormon replacement
therapi) merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan
atau sindroma menopause . terapi sulih hormon juga berguna untuk mencegah
berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, vagina kering dan gangguan pada
seluruh kandung kemih. Penggunaan terapi sulih hormon juga dapat mencegah
perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen seperti
osteoporosis dan jantung koroner. Dengan pemberian terapi sulih hormon,
kualitas hidupnya dapat ditingkatkan sehingga memberikan kesempatan untuk dapat
hidup nyaman secara fisiologis maupun psikologis. (Nugroho, 2010).
E.
Hipertensi
Tekanan
darah tinggi atau hipertensi adalah tekanan darah yang selalu terbaca di atas
140/90 mmHg. Cenderung diturunkan dari keluarga dan lebih banyak terdapat pada
orang tua. Keadaan ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol dengan
pola hidup sehat dan obat-obatan.
1.
Gejala-gejala
Biasanya
tidak ada gejala-gejala sampai timbul komplikasi
2.
Komplikasi
a.
Stroke (disebabkan oleh
pecahnya/sumbatan dari arteri pada otak, menyebabkan kelumpuhan pada satu sisi
tubuh).
b.
Kegagalan jantung
c.
Kerusakan ginjal
3.
Penyebab umum
a.
90% kasus, penyebab
tidak diketahui
b.
10% kasus, penyebab
adalah penyakit jantung/ginjal yang berat, diabetes atau tumor dari kelenjar
adrenal (kelenjar penghasil adrenalin) yang cukup jarang. (Kadar garam yang
tinggi dalam darah akan memperburuk keadaan darah tingg, tetapi bukan penyebab
merupakan faktor penyebab).
4.
Yang dapat anda lakukan
a.
Jangan merokok/minum
alkohol
b.
Diet rendah garam dan
rendah lemak
c.
Latihan olahraga secara
teratur (olahraga akan mengurangi stress, membantu menurunkan berat badan,
membakar lebih banyak lemak darah dan membuat jantung lebih kuat).
d.
Istirahat bila
tegang/lelah, lakukan latihan pelemasan otot
e.
Bila dokter memberi
resep, minumlah obat secara teratur sesuai petunjuk dokter (jangan berhenti
minum obat atas inisiatif sendiri).
f.
Periksa dokter secara
teratur untuk memeriksa apakah tekanan darah terkontrol dengan baik, sehingga
akan mencegah timbulnya komplikasi.
1)
Tindakan dokter untuk anda
a)
Memberi resep obat anti
hipertensi
b)
Mengawasi timbulnya
komplikasi dan mengobatinya. Setelah umur 30 tahun, cek tekanan darah anda
setiap tahun terutama bila terdapat riwayat keluarga dengan hipertensi
2)
Pencegahan
a)
Setelah umur 30 tahun
periksa tekanan darah anda setiap tahun terutama bagi anda dengan riwayat
keluarga hipertensi
b)
Jangan merokok, minum
alkohol berlebihan dan diet tinggi garam dan lemak
c)
Bila kelebihan berat
badan turunkan berat badan
d)
Lakukan latihan aerobik
(berenang, bersepeda, jogging/jalan cepat, aerobik dan olahraga berat), paling
tidak tiga kali seminggu, setiap kali lamanya 15-60 menit, sampai nafas cepat
tetapi jangan sampai sesak nafas. Latihan untuk mengendalikan stress (tekanan
batin).
e)
Pelajari cara-cara
mengendalikan stress ( Nugroho, 2010).
F. Diabetes Mellitus
1.
Pengertian
Diabetes adalah suatu penyakit, dimana
tubuh penderitanya tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula
(glukosa) dalam darahnya. Pada tubuh yang sehat, pankreas melepas hormon
insulin yang bertugas mengangkut gula melalui darah ke otot-otot dan jaringan
lain untuk memasok energi .
2.
Klasifikasi diabetes
miletus
Ada bebeberapa tipe diabetes melitus
yang berbeda, penyakit ini di bedakan berdasarkan penyebab perjalanan klinik
dan terapinya klasifikasi yang utama adalah sebagai berikut :
a.
Diabetes tipe 1 adalah
bila tubuh perlu pasukan insulin dari luar, karena sel-sel beta dari
pulau-pulau Langerhans telah mengalami kerusakan, sehingga pankreas berhenti
memproduksi insulin. Kerusak an sel beta tersebut dapt terjadi sejak kecil
ataupun setelah dewasa. Penderitanya harus mendapatkan suntikan insulin setiap
hari selama hidupnya, sehingga itu di kenal dengan istilah Insulin-dependent
Diabetes Melitus (IDDM). Penderita diabetes
tipe I sangat rentan trhadap komplikasi jangka pendek yang berbahaya
dari penyakit ini, yakni dua komplikasi yang erat berhubungan dengan perrubahan
kadar gula darah, yaitu terlalu banyak gula darah (hiperglikemia) atau
kekurangan gula darah (hipoglikemia). Resiko lain penderita diabetes tipe I ini
adalah keracunan senyawa keton yang berbahaya dari hasil samping metabolism
tubuh yang menumpuk ( ketoasidosis), dengan resiko mengalami koma diabetic.
b.
Diabetes tipe II adalah
tipe diabetes yang paling umum di jumpai, juga sering di sebut diabetes yang di
mulai pada masa dewasa, di kenal sebagai NIDDM (Non-Insulin-dependent diabetes
melitus). Diabetes ini terjadi jika insulin hasil produksi pancreas tidak cukup
atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal terhadap insulin, sehingga
terjadilah gangguan pengiriman gula ke sel tubuh. Diabetes tipe II ini dapat
menurun dari orang tua yang penderita diabetes. Pada diabetes tipe II, yang di
anggap sebagai pencetus utama adalah faktor obesitas(gemuk berlebihan).
3.
Penyebab diabetes
militus
a.
Kelainan genetika
Diabetes
dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes, kelainan gen
yang mengakibatkan tubuhnya tak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Tetapi
resikonya terkena diabetes juga tergantung pada faktor kelebihan berat badan
stres dan kurang bergerak.
b.
Usia
Umumnya
manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastic menurun dengan cepat
seelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia
rawan tersebur, terutama setelah usia45 tahunpada mereka yang berat badannya
berlebih sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin.
c.
Gaya hidup setres
Stress
kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manis-manis dan
berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin otak. Serotonin ini memiliki
efek penenang sementara untuk meredakan setresnya. Tetapi gula dan lemak itulah
yang berbahaya bagi mereka yang beresiko terkenan diabetes.
d.
Pola makan yang salah
Kuarang
gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan resiko terkena diabetes.
Kurang gizi ( mal nutrisi) dapat erusak pankkreas, sedangkan obesitas (gemuk
berlebihan) mengakibatkan gangguan kerja insuli (retensi insulin)
Kurang
gizi dapat terjadi selama kehamilan masa anak-anak, dan pada usia dewasa akibat
diet ketat brlebihan. Kurang gizi pada janin mungkin terjadi karena ibunya
merokok atau mengkonsumsi alcohol semasa hamilnya.
Sebaliknya,
obesitas bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih di
sebabkan jumlah konsumsi yag terlalu banyak, sehingga cadangan gula darah yang
di simpan di dalam tubuh sangat berlebihan. Sekitar 80% penderita diabetes tipe
II adalah mereka yang tergolong gemuk.
4.
Faktor penyebab
diabetes
a.
Semakin bertamabah usia
Semakin
bertambah usia semakin tinggi resiko diabetes. Resiko yang tiggi di mulai pada
usia 40 tahun
b.
Keturunan
Adanya
riwayat diabetes dalam keluarga,terutama orang tua dan sodara kandung.
Keturunan merupakan faktor yang paling berperat sebagai diabetes tipe I.
c.
Obesitas 80-85 persen
penderita diabetes tipe II mengidap kegemukan.
Tentu
saja tidak semua orang yang kegemukan menderita diabetes, tetapi pemyakit ini
mungkin muncul 10-20 tahun kemudian. Dinyatakan obesitas jika seseorang
kelebihan 20% dari berat badan normal
d.
Kemiskinan
meskipun
belum di ketahui dengan pasti hubungannya, namun penelitian telah membuktikan
hal ini. Besar kemungkinan diabetes pada golongan miskin di karenakan gangguan
pancreas akibat kurang gizi.
5.
Tanda dan gejala
a.
Kencing dalam jumlah
yang banyak siang dan malam.
b.
Rasa lapar yang
berlebihan
c.
Berat badan meskipun
tetap enak makan
d.
Lemah,lesu.
e.
Luka sukar sembuh(luka
iris/ serut), infeksi kulit berulang, gatal-gatal di sekitar alat kalamin luar.
f.
Kesemutan,kehilangan
rasa terutama daerah kaki.
6.
Komplikasi
Tidak
diketahui dengan pasti.penyakit diabetes timbul karena pangkreas tidak menghasilkan
/terlalu sedikit memproduksi insulin atau bila kerja insulin tidak normal
.Insulin adalah suatu hormone yang
berguna bagi pengangkutan zat gula dari darah kedalam sel sel tubuh.Dengan
insulin yang kurang jumlahnya atau kurang efektif,zat gula tetap berada
diperedaran darah dan meluap kedalam urin.kecenderungan untuk menderita
diabetes tergantung faktor keturunan.Bagi mereka yang mempunyai faktor
keturunan tersebut ,maka makan terlalu banyak gula,kelebihan berat badan
,tekanan batin dan bahkan kehamilan dapat menjadi faktor pencetus timbulnya
diabetes. ( Sustrani dkk, 2004)
No comments:
Post a Comment