Nama Mahasiswa :
NIM :
Mata Kuliah :AsuhanKebidananNifas Dan Menyusui
Jenis Kompetensi :AsuhanKebidananMenyusui
Perasat : Teknik Menyusui Yang
Benar
Semester/Kelompok :
/
A. Latar
Belakang(Alasan apa yang mendasari perasat tersebut
dilakukan di tinjau dari aspek
fisiologis &patofisiologi serta dampak jika tidak dilakukan)
Teknik menyusui adalah cara
memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan
benar (Perinasia, 1994). Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, sebaiknya
Ibu mulai menyusui bayinya, karena refleks hisap bayi paling kuat pada jam
pertama dan hisapan bayi pada puting susu ibu akan merangsang pengeluaran
hormon prolaktin untuk sekresi dan hormon oksitosi untuk mengeluarkan ASI dan
mempercepat kontraksi uterus. Selain itu kontak dini akan memperkuat hubungan
bayi dan ibu.
Kendala
terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup faktor-faktor
seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi, praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti
pemberian air dan suplemen bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak
lanjut pada periode pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat
luas (Maribeth Hasselquist, 2006).
Dampak
yang sering terjadi pada ibu dan bayi jika ibu tidak menyusui dengan benar adalah puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar secara
optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI, Bayi enggan menyusu, Bayi menjadi kembung.
Beberapapersiapan untukdapatmemperlancar pengeluaranASI
dilaksanakan dengan jalanMembersihkan puting susu dengan air atau minyak
sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk, Puting susu
ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi, Bila puting
susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.
Sebaiknya dalam
menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di
setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya.
Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing,
kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang
sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung
bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Hal ini biasanya dilakukan ibu pada saat
menyusui dengan posisi duduk karena posisi ibu bisa dengan leluasa menggerakkan
kakinya agar tetap santai (Sarwono, 2010).
B. Tujuan(Menggambarkan
pencapaian dari perasat yang dilakukan secara khusus)
a. Puting susu tidak lecet
b. Perlekatan menyusu pada bayi kuat
c. Bayi menjadi tenang
d. Tidak terjadi gumoh
C. Indikasi(
Sasaran/obyek dari tindakan)
a. Ibu
yang pertama kali melahirkan
b. Semua
ibu postpartum
D. Kontra
Indikasi (Sasaran/obyek yang tidak boleh
dilakukan tindakan)
a.
Ibu postpartum dengan mastitis pada
payudaranya
b.
Bayi yang menderita galaktosemia.
c.
Ibu dengn HIV/AIDS yang dapat memberikan PASI yang memenuhi syarat AFASS.
d.
Ibu dengan penyakit jantung yang apabila menyusui dapat terjadi gagal jantung.
e.
Ibu yang memerlukan terapi dengan obat-obat tertentu (antikanker).
f.
Ibu yang memerlukan pemeriksaan dengan obat-obat radioaktif
perlu menghentikan pemberian ASI kepada bayinya selama 5x waktu paruh obat.
E. Persiapan
Alat& Bahan( Kebutuhan yang harus disediakan
sesuai SOP)
a.
Pantum bayi
b.
Kursi kecil
untuk menyangga kaki
c.
Wastafel cuci
tangan
d.
Pakaian bayi 1
set
e.
Waslap
F. Prosedur
Pelaksanaan( Urutan sistematika dari tindakan)
1. Menyambut
klien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan
diri kepada klien
3. Merespon
reaksi klien dengan tepat
4. Teruji
percaya diri dan tidak ragu – ragu
5. Menjaga
privasi klien
6. Menjelaskan
maksut dan tujuan
7. Teruji
mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
8. Teruji
mengajari ibu untuk mencuci tangan
9. Mempersilahkan
ibu untuk duduk dengan santai dan nyaman
10. Mempersilahkan
dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas
11. Mengajari
ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola
12. Mengajari
ibu untuk meletakkan bayipada satu lengan, kepala bayi berada dalam lengkung
siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawa ibu
13. Mengajari
ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan
bayi di belakang badan ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap
payudara
14. Mengajari
ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
15. Mengajari
ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang
dibawah, serta jangan menekang puting susu dan areolanya
16. Mengajari
ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : menyentuhkan pipi dengan susu atau
menyentuhkan sudut mulut bayi
17. Setelah
bayi membuka mulut, an
17. jurkan ibu untuk
mendekatkan dengan cepet kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan
puting susu serta sebagian besar areola kemulut bayi
18. Setelah
bayi mulai menghisap,menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau menyangga
payudara lagi
19. Menganjurkan
ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui
20. Mengajari
ibu cara melepas isapan bayi :
Jari klingking dimasukkan kemulut
bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan kebawah
21. Setelah
selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada puting
susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya
22. Mengajari
ibu untuk menyendawakan bayi
a. Bayi
digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk
perlahan – lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15
menit) atau
b. Bayi
ditengkurapkan dipangkuan ibu dengan menyangga dahi bayi, kemudian punggung
atas di tepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10-15 menit)
23. Menganjurkan
ibu untuk selalu menyusukan kedua payudara
secara bergantian
24. Menganjurkan
ibu untuk menyusui bayi setiap saat bayi menginginkan (on demand)
25. Melakukan
evaluasi dengan cara menanyakan kembali apa yang sudah diajarkan dan dijelaskan
26. Mendokumentasikan
tindakan
G. Kesimpulan,
Saran&Advice (Evaluasi hasil pengetahuan, sikap,
tindakan serta prosedur tindakan praktikan) *Diisi oleh dosen setelah
Pre&Post Test
H. Daftar
Pustaka (Semua sumber bacaan yang digunakan
sebagai bahan acuan dalam penulisan)* Minimal 2
2.
Kasanah,uswatun.
2015 . Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Ibu Nifas. Pati
No comments:
Post a Comment