BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Konsep Kebidanan Komunitas
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu.Sarana
kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan
masyarakat.Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit.Kebidanan
komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang
diberikan di rumah sakit.Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan
keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Sedangkan kebidanan sendiri mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan
kegiatan pelayanan yang dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang
dilahirkan (J.H. Syahlan, 1996).
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah
bagian dari keluarga atau komunitas.Oleh karena itu, bidan tidak memandang
pasiennya dari sudut biologis.Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang
memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan
disekelilingnya.
Dapat ditemukan disini bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam kebidanan
komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan
pengetahuan serta teknologi.
Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari system
pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga
Berencana.
B.
Manajemen Kebidanan Komunitas
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.
Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam
menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan
tindakan untuk menyelematkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan yaitu
identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan tindakan
pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan
oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu, anak dan KB di komuniti, penerapan
manajemen kebidanan komuniti (J.H. Syahlan, 1996).
1.
Identifikasi masalah
Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di masyarakat
melalui identifikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan masalah kesehatan di
desanya terutama yang ditujukan pada kesehatan ibu dan anak. Untuk itu bidan
melakukan pengumpulan data dilaksanakan sccara langsung ke masyarakat (data
subyektif) dan data tidak langsung ke masyarkaat (data obyektif)
a.
Data Subyektif
Data subyektif diperoleh dari informasi langsung yang diterima dai
masyarakat. Pengumpulan data subyektif dilakukan melalui wawancara.Untuk
mengetahui keadaan dan masalah kesehatan masyarakat dilakukan wawancara
terhadap individu atau kelompok yang mewakili masyarakat.
b.
Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh dari observasi pemeriksaan dan
penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungan.Kegiatan dilakukan oleh
bidan dalam pengumpulan data obyektif ini ialah pengumpulan data atau catatan
tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan data keluarga sebagai sasaran
pemeriksaan.
2.
Analisa dan perumusan masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan analisis.Hasil analisis
tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan masalah kesehatan ibu dan
anak di komuniti.
Dari data yang dikumpulkan, dilakukan analisis yang dapat ditemukan jawaban
tentang :
a.
Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan
lingkungan keadaan sosial budaya atau perilaku, pelayanan kesehatan yang ada
serta faktor-faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan. (H.L. Blum).
b.
Masalah-masalah kesehatan, termasuk penyakit ibu, anak
dan balita
c.
Masalah-masalah utama ibu dan anak serta penyebabnya
d.
Faktor-faktor pendukung dan penghambat
e.
Rumusan masalah dapat ditentukan berdasarkan hasil
analisa yang mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial.
3.
Diagnosa potensial
Diagnosa yang mungkin terjadi
4.
Antisipasi penanganan segera
Penanganan segera masalah yang timbul
5.
Rencana (intervensi)
Rencana untuk pemecahan masalah
dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan evaluasi.
6.
Tindakan (implementasi)
Kegiatan yang dilakukan bidan di
komunitas mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai.
7.
Evaluasi
Untuk mengetahui ketepatan atau
kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan.
C.
Teori Kesehatan Masyarakat
1. Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi
status derajat kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:
a)
Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar
diikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat
bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan
dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik
contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya.
Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti
kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya
b) Perilaku
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku
manusia itu sendiri. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat
istiadat, kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan
perilaku-perilaku lain yang melekat pada dirinya.
c) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan
sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap
penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang
memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi,
apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga kesehatan pemberi
pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam
memperoleh pelayanan serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan.
d) Keturunan
Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada
dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit
keturunan seperti diabetes melitus dan asma bronehial.
2. Menurut Teori Lawrence Green
Lawrence Green mencoba
menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau
masyrakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya
perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :
a) Faktro-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b) Faktro-faktor pendukung (Enabling factors), yang terwujud dalam
fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan
sebagainya.
c) Faktro-faktor pendorong (renforcing factors) yang terwujud dalam sikap
dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat.
Disimpulkan
bahwa perilaku sesorang atau masyrakat tentang kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau
masyarakat yang bersangkutan.Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, yang
bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para
petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat
terbentuknya perilaku.
Seseorang
yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di psoyandu dapat disebabkan karena
orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya
(predisposing factors).Atau barangkali juga karena rumahnya jauh dari posyandu
atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya (enabling factors). Sebab lain,
mungkin karena para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lainnya disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan
anaknya (reinforcing factors). (Notoatmojo, 2012)
D.
Masalah Kehamilan
1.
Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai
sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. (Sujiyatini,2008).
2.
Proses Terjadinya Kehamilan
Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung telur
(ovulasi) yang ditangkap oleh umbai – umbai (fimbrai) dan masuk ke dalam sel
telur. Waktu parsetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta –
juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke sel telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi dibagian yang mengembang dari
tuba fallopi. Sekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi
untuk mencairkan zat – yang melindungi ovum kemudian pada tempat yang paling
mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut pembuahan ( konsepsi = fertilisasi ) Ovum yang telah
dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak oleh rambut getar tuba menuju
ruang rahim kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarung di
ruang rahim. Peristiwa ini disebut nidasi (implantasi) Dari pembuahan sampai
nidasi diperlukan waktu kira – kira enam sampai tujuh hari.Untuk menyuplai
darah dan zat – zat makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri
(plasenta). Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum
(sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilisasi), nidasi
dan plasenta. (Rustam Mochtar, 1998 : 17)
3. Sel telur (ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi digenital
ridge.
Menurut umur
wanita, jumlah oogonium adalah :
a.
BBL = 750.000
b.
Umur 6 – 15 = 439.000
c.
Umur 16 – 25 tahun = 159.000
d.
Umur 26 – 35 tahun = 59.000
e.
Umur 35 – 45 tahun = 39.000
f.
Masa menopause = semua hilang
Urutan
pertumbuhan ovum (oogenesis) :
a.
Oogonia
b.
Oosit pertama (primary oocyte)
c.
Primary ovarian follicle
d.
Liquar folliculi
e.
Pematangan pertama ovum
f.
Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum
(Rustam Mochtar,
1998 : 17-18)
4. Asuhan Antenatal Standar 14 T
1.
Timbang berat badan.
2.
Ukur tekanan darah.
3.
Ukur Tinggi fundus uteri
4.
Pemberian
Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan
5.
Beri Imunisasi TT
6.
Pemeriksaan
Hb Pemeriksaan Hb pada
Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb
< 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan
0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
7.
Test PMS
8.
Pemeriksaan Protein urine dilakukan
untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak untuk
mendeteksi gejala Preeklampsi.
9.
Pemeriksaan Urine Reduksi untuk
Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula
darah untuk memastikan adanya DMG.
10. Perawatan Payudara senam payudara atau perawatan
payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia
kehamilan 6 Minggu.
11.
Senam Hamil
12. Pemberian Obat Malaria diberikan kepada Bumil pendatang
dari daerah malaria juga kepada bumil dengan gejala malaria yakni panas tinggi
disertai mengigil dan hasil apusan darah yang positif.
13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium diberikan pada kasus
gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah endemis yang dapat berefek buruk
terhadap Tumbuh kembang Manusia.
14.
Temu
wicara / Konseling
5. Langkah-Langkah
Asuhan Antenatal
1.
Sapa ibu dan keluarganya dan membuatnya merasa nyaman.
2.
Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dengan cara mendengarkan dengan teliti
(melakukan anamnese).
3.
Melakukan pemeriksaan fisik yang terdiri dari :
a.
Keadaan umum dan tanda-tanda vital termasuk tinggi badan,berat badan.
b.
Status obstetric berupa inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
c.
Melakukan pemeriksaan Leopold I-IV yaitu :
1) Leopold I
Kaki penderita
dibengkokan pada lutut dan lipat paha, pemeriksa berdiri sebelah kanan
penderita dan melihat kearah muka penderita. Rahim dibawa ketengah dan tentukan
tinggi fundus uteri serta tentukan bagian apa dari anak yang terdapat di fundus
ini untuk menentukan tuanya kehamilan.
2) Leopold II
Kedua tangan
pindah kesamping menentukan dimana punggung janin.punggung janin terdapat di
pihak yang memberikan rintangan yang terbesar, dan carilah bagian-bagian kecil
yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang memberikan rintangan yang
terbesar.
3) Leopold III
Dipergunakan
satu tangan saja, bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari yang lainnya
dan cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
4) Leopold IV
Pemeriksa
berubah sikapnya ialah melihat kearah kaki si penderita, dengan keduatangan,
tentukan apa yang menjadi bagian bawah.Tentukan pula apakah bagian bawah sudah
masuk kedalam pintu atas panggul, dan berapa masuknya bagian bawah kedalam
rongga panggul.
d.
Pemeriksaan auskultasi ( periksa dengar )
Dilakukan dengan menggunakan stestoscope yang biasa digunakan adalah jenis
monokuler untuk memeriksa detak jantung janin.
4.
Melakukan pemeriksaan laborat.
5.
Memberikan konseling tentang :
a.
Gizi : menyarankan penderita untuk mengkomsumsi makanan yang mengandung
protein dan zat besi.
b.
Latihan senam hamil
c.
Perubahan fisiologis : perubahan pada payudara, berat badan bertambah,mual
pada trimester I ,varises.
d.
Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia mendapati
tanda-tanda : perdarahan pervaginam, sakit kepala lebih dari biasa, gangguan
penglihatan, pembengkakan pada wajah, nyeri abdomen (epigastrik) janin tidak
bergerak sebanyak biasanya.
e.
Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang aman dan bersih.
f.
Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, buah dada, daerah
genetalia) dengan cara dibersihkan dan dikeringkan.
g.
Menjelaskan cara merawat payudara terutama pada ibu yang mempunyai putting
susu rata atau masuk kedalam dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit
h.
Memberikan tablet zat besi 90 tablet mulai minggu ke 20.
i.
Memberikan imunisasi TT 0,5 cc
j.
Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
k.
Mendokumenkan kunjungan tersebut.
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-Komponen
sebagai berikut :
1.
Mengupayakan kehamilan yang sehat.
2.
Melakukan deteksi dini komplikasi,melakukan penatalaksanaan awal serta
rujukan bila diperlukan.
3.
Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4.
Perencanaan antisipasi dan persiapan dini melakukan rujukan, jika terjadi
komplikasi.
Kebijakan tehnis
:
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap
saat , itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilan.
Tablet Zat besi (Fe)
adalah suatu tablet mineral yang sangat dibutuhkan untuk membangu cadangan
besi,sinteasa seldarah merah,dan sintesa darah otot.
Tablet ini sangat diperlukan oleh ibu
hamil. Sudah selayaknya seorang ibu hamil akan mendapatkan minimal 60 tablet Fe
selama kehamilannya dan diberikan secara gratis.
Pentingnya Tablet Fe
bagi Ibu Hamil.
Tablet Fe sangat
penting bagi kesehatan ibu hamil, diantaranya yaitu :
1.
Mencegah terjadinya anemi defisiensi besi
2.
Mencegah terjadinya perdarahan pada saat
persalinan
3.
Dapat meningkatkan asupan nutrisi bagi janin
4.
Anemi dan perdarahan dapat dicegah, maka
kematian ibu pun dapat diturunkan
Cara minum tablet Fe sehingga membantu penyerapan lebih baik bersamaan
dengan minum vitamin C/jus/buah jeruk atau minum bersamaan dengan makan daging
atau ikan sehingga menstimulasi asam lambung (Sujiyatini, 2008).
Tips untuk meningkatkan penyerapan tablet Fe antara lain
:
1.
Minumlah tablet Fe tambahan diantara waktu makan atau 30 menit sebelum
makan
2.
Hindari mengkonsumsi kalsium bersama tablet Fe (susu,
antasida, makanan tambahan prenatal)
3.
Minumlah vitamin C (jus jeruk, tambahan vitamin C)
4.
Masaklah makanan dalam jumlah air minimal supaya waktu masak sesingkat
mungkin
5.
Makanlah daging, unggas, dan ikan karena zat besi yang terkandung dalam
bahan makanan ini lebih mudah diserap dan digunakan dibanding zat besi dalam
bahan makanan lain
6.
Makanlah berbagai jenis makanan
Absorbsi tablet
Fe mengalami peningkatan jika terdapat asam didalam lambung. Keberadaan asam
ini ditingkatkan dengan :
1.
Minum tablet Fe dengan makan daging atau ikan yang menstimulasi produksi
asam lambung
2.
Memberikan tablet Fe bersama tablet asam askorbat
(vitamin C) 200 mg atau bersama jus jeruk
3.
Memberikan tablet Fe bersama alkohol (pada kehamilan tidak dianjurkan)
3. Faktor-FaktorResiko
pada Kehamilan
MenurutAzrulAzwar (2008) faktor-faktorresiko pada ibuhamilmeliputi:
1. Umur
a. Terlalu muda yaitu< 20 tahun
Pada
usiainirahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik sehingga perlu diwaspadai
kemungkinan mengalami persalinan yang sulit.
b. Terlalutuayaitu> 35 tahun
Pada
umurini kesehatan dan rahim ibu sudah tidak baik seperti pada umur 20-35 t
2. Paritas
Paritas lebih dari 3 perlu diwaspadai kemungkinan persalinan lama, karena semakin banyak anak keadaan rahim ibu semakin lemah.
3. Interval
Jarak persalinan terakhir
dengan awal kehamilan sekarang tahun sebelumnya sehingga perlu diwaspadai kemungkinan
terjadinya persalinan lama, perdarahan dan resiko cacat bawaan.
< 2 tahun, bila jarak
terlalu dekat maka rahim dan kesehatan ibu belum pulih, keadaan ini perlu
diwaspadai persalinan lama, kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik atau perdarahan.
4. Tinggibadan
Tinggi badan<
145 cm, pada keadaan ini perlu diwaspadai ibu yang mempunyai panggul sempit sehingga
sulit untuk melahirkan
5. LingkarLengan Atas
(LILA)
Lila < 23,5 cm,
ini berarti ibu beresiko memderita KEK (Kekurangan Energi Kronik)
atau kekurangan gizi yang lama. Pada keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan ibu
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, pertumbuhan dan perkembangan otak
janin terhambat sehingga mempengaruhi kecerdasan anak dikemudian hari.
6. Riwayatkeluarga menderita penyakit kencing manis (DM), Hipertensi
dan riwayat cacat kongenital.
7. Kelainan
bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul
Menurut Wordpress (2008), faktor resiko
atau resiko sedang dalam kehamilan yaitu: tinggi badan kurang dari 145
cm, jarak antara kelahiran/ kehamilan kurang dari 2 tahun, paritas lebih dari 3
orang, usia >35 tahun dan <20 tahun, serta lingkar lenganatas<23,5 cm.
No comments:
Post a Comment