BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pelayanan
Kesehatan Utama
Menurut Clinical
Practice Guideline (1990) Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian
tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan
minimal.Menurut Donabedian (1980) Standar adalah rumusan tentang penampilan
atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah
ditetapkan.Menurut Rowland and Rowland (1983) Standar adalah spesifikasi dari
fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan kesehatan
agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan secara luas.
Pengertian standar layanan kesehatan
adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan, yaitu akan menyangkut
masukan, proses dan keluaran (outcome) sistem layanan kesehatan. Standar
layanan kesehatan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu
layanan kesehatan ke
dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat dalam layanan
kesehatan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan
kesehatan, penunjang layanan kesehatan, ataupun manajemen organisasi layanan
kesehatan, dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya
masing-masing.
Di kalangan
profesi layanan kesehatan sendiri, terdapat berbagai definisi tentang standar
layanan kesehatan. Kadang-kadang standar layanan kesehatan itu diartikan
sebagai petunjuk pelaksanaan, protokol, dan Standar Prosedur Operasional (SPO). Standar Pelayanan Kebidanan Dasar adalah norma dan
tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK)
adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai,
berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan
kebidanan yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang
bertujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan
kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).
B. Konsep Dasar Kebidanan Komunitas
Konsep
adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu.kebidanan berasal dari kata dari “bidan”
yang menururt kesepakatan WHO,ICM dan IFGO pada tahun 1993 mengatakan bahwa :
bidan adalah sseorang yang telh mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh
pemerntah setempat, telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus serta
terdaftar atau mendapat izin melakukan praktik kebidanan.
Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan
dengan batas-batas wilayah,nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta
adanya saling mengenal dan berintereksi antara anggota satu dengan yang
lainnya.(WHO, 1974)
Bidan komunitas adalah bidan yang
bekerja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah kerja tertentu.( Ratna Dewi,
2011)
Kelompok komunitas terkecil adalah
keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas.Oleh
karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis.Akan tetapi
juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya.
Pelayanan kebidanan komunitas adalah
upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan
anak balita dalam keluarga dan masyarakat. Hubungan bidan dengan ibu dan anak
balita cukup erat. Tugas bidan terutama adalah menolong ibu dalam kehamilan,
persalinan dan nifas. Ibu sesuai fungsinya dalam keluarga lebih banyak
memperhatikan masalah sosial keluarga termasuk kesehatan, sehingga ibu yang
banyak memperhatikan kesehatan keluarga akan menghindari keluarga dari masalah
kesehatan
Peningkatan kesehatan keluarga dapat
mewujudkan lingkungan keluarga sehat dan meningkatkan kualitas sumber daya
masyarakat. Masalah kesehtan dapat timbul pada siapa saja baik keluarga miskin
atau kaya. Faktor lain yang sangat penting mempengaruhi kesehatan keluarga
adalah lingkungan. Keadaaan lingkungan yang tidak sehat seperti daerah kumuh
cepat timbul masalah kesehatan, perilaku keluarga terhadap kesehatan juga
mempengaruhi kehidupan mereka. Perilku ini erat hubungannya dengan adat budaya.
C. Manajemen Kebidanan Komunitas
Strategi
penggerakan dan pemberdayaan masyarakat yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
kesehatan, meningkatan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah, mengembangkan
berbagai cara untuk menggali dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh
masyarakat untuk pembangunan kesehatan, mengembangkan berbagai bentuk kegiatan
pembangunan kesehatan yang sesuai dengan kultur budaya masyarakat setempat dan
mengembangkan manajemen sumber daya yang dimiliki masyarakat secara terbuka(
transparan).
Penggerakan
dan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian
masyarakat dibidang kesehatan dengan demikian pergerakan dan pemberdayaan
masyarakat merupakan proses sedangkan kemandirian merupakan hasil, karenanya kemandirian
masyarakat dibidang kesehatan bisa diartikan sebagai kemampuan untuk dapat
mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada dilingkungannya, kemudain
merencanakan dan melakukan cara pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat
tanpa tergantung pada bantuan dari luar.
Pembinaan
peran serta masyarakat adalah salah satu upaya pengembangan yang berkesinambungan dengan tetap
memperhatikan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat melalui model persuasif
dan dan tidak memerintah, untuk meningatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan
mengoptimalkan kemampuan masyarakat dalan menentukan, merencanakan, memecahkan
masalah. Pembianaan lokal merupakan serangkaian langkah yang diterapkan guna
menggali, meningkatkan potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan
dukungan tokoh-tokoh masyarakat serta LSM yang ada dan hidup di masyarakat(Ambarwati,
2011).
D.
Teori
Kesehatan Masyarakat
1. Menurut Hendrik L
Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat atau
perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a)
Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar
diikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat
bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan
dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik
contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya.
Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti
kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya
b)
Perilaku
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu
sendiri. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat,
kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lain
yang melekat pada dirinya.
c)
Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat
menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit,
pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan
pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah
dapat dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga kesehatan pemberi
pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam
memperoleh pelayanan serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan.
d)
Keturunan
Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam
diri manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan
seperti diabetes melitus dan asma bronehial.
2.
Menurut Teori Lawrence
Green
Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari
tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyrakat dipengaruhi oleh 2 faktor
pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour
causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3
faktor :
a) Faktro-faktor predisposisi
(predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b) Faktro-faktor pendukung (Enabling
factors), yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat
kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
c) Faktor-faktor pendorong (renforcing
factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas
lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
d) Disimpulkan bahwa perilaku sesorang
atau masyrakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap,
kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang
bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, yang bersangkutan.
Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas
kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya
perilaku.
Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan
anaknya di psoyandu dapat disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum
mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya (predisposing factors). Atau
barangkali juga karena rumahnya jauh dari posyandu atau puskesmas tempat
mengimunisasikan anaknya (enabling factors). Sebab lain, mungkin karena para
petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lainnya
disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan anaknya (reinforcing factors)
(Notoadmojo, 2012).
E. Diabetes
Mellitus
1.
Pengertian
Diabetes adalah suatu penyakit, dimana tubuh penderitanya
tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya.
Pada tubuh yang sehat, pankreas melepas hormon insulin yang bertugas mengangkut
gula melalui darah ke otot-otot dan jaringan lain untuk memasok energi .
2.
Klasifikasi
Diabetes Miletus
Ada bebeberapa tipe diabetes melitus yang berbeda,
penyakit ini di bedakan berdasarkan penyebab perjalanan klinik dan terapinya
klasifikasi yang utama adalah sebagai berikut :
a.
Diabetes
tipe 1 adalah bila tubuh perlu pasukan insulin dari luar, karena sel-sel beta
dari pulau-pulau Langerhans telah mengalami kerusakan, sehingga pankreas
berhenti memproduksi insulin. Kerusak an sel beta tersebut dapt terjadi sejak
kecil ataupun setelah dewasa. Penderitanya harus mendapatkan suntikan insulin
setiap hari selama hidupnya, sehingga itu di kenal dengan istilah
Insulin-dependent Diabetes Melitus (IDDM). Penderita
diabetes tipe I sangat rentan trhadap
komplikasi jangka pendek yang berbahaya dari penyakit ini, yakni dua komplikasi
yang erat berhubungan dengan perrubahan kadar gula darah, yaitu terlalu banyak
gula darah (hiperglikemia) atau kekurangan gula darah (hipoglikemia). Resiko
lain penderita diabetes tipe I ini adalah keracunan senyawa keton yang
berbahaya dari hasil samping metabolism tubuh yang menumpuk ( ketoasidosis),
dengan resiko mengalami koma diabetic.
b.
Diabetes tipe II adalah tipe diabetes yang
paling umum di jumpai, juga sering di
sebut diabetes yang di mulai pada masa dewasa, di kenal sebagai NIDDM
(Non-Insulin-dependent diabetes melitus). Diabetes ini terjadi jika insulin
hasil produksi pancreas tidak cukup atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal
terhadap insulin, sehingga terjadilah gangguan pengiriman gula ke sel tubuh.
Diabetes tipe II ini dapat menurun dari orang tua yang penderita diabetes. Pada
diabetes tipe II, yang di anggap sebagai pencetus utama adalah faktor
obesitas(gemuk berlebihan).
3. Penyebab Diabetes Militus
a. Kelainan genetika
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes,
kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tak dapat menghasilkan insulin dengan
baik.Tetapi resikonya terkena diabetes juga tergantung pada faktor kelebihan
berat badan stres dan kurang bergerak.
b. Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastic
menurun dengan cepat seelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah
seseorang memasuki usia rawan tersebur, terutama setelah usia45 tahunpada
mereka yang berat badannya berlebih sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap
insulin.
c. Gaya hidup setres
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang
manis-manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin otak.
Serotonin ini memiliki efek penenang sementara untuk meredakan setresnya.Tetapi
gula dan lemak itulah yang berbahaya bagi mereka yang beresiko terkenan
diabetes.
d. Pola makan yang salah
Kuarang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan resiko
terkena diabetes. Kurang gizi ( mal nutrisi) dapat erusak pankkreas, sedangkan
obesitas ( gemuk berlebihan )mengakibatkan gangguan kerja insuli (retensi
insulin)
Kurang gizi dapat terjadi selama kehamilan masa anak-anak, dan pada usia
dewasa akibat diet ketat brlebihan. Kurang gizi pada janin mungkin terjadi
karena ibunya merokok atau mengkonsumsi alcohol semasa hamilnya.
Sebaliknya, obesitas bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak,
tetapi lebih di sebabkan jumlah konsumsi yag terlalu banyak, sehingga cadangan
gula darah yang di simpan di dalam tubuh sangat berlebihan. Sekitar 80%
penderita diabetes tipe II adalah mereka yang tergolong gemuk.
4. Faktor Penyebab Diabetes
a. Semakin bertamabah
usia
Semakin bertambah usia semakin tinggi resiko diabetes. Resiko yang tiggi
di mulai pada usia 40 tahun
b. Keturunan
Adanya riwayat diabetes dalam keluarga,terutama orang tua dan sodara
kandung. Keturunan merupakan faktor yang paling berperat sebagai diabetes tipe
I.
c. Obesitas 80-85 persen
penderita diabetes tipe II mengidap kegemukan. Tentu saja tidak semua orang
yang kegemukan menderita diabetes, tetapi pemyakit ini mungkin muncul 10-20
tahun kemudian. Dinyatakan obesitas jika seseorang kelebihan 20% dari berat
badan normal
d. Kemiskinan
Meskipun belum di ketahui dengan pasti hubungannya, namun penelitian
telah membuktikan hal ini.Besar kemungkinan diabetes pada golongan miskin di
karenakan gangguan pancreas akibat kurang gizi.
5. Tanda Dan Gejala Diabetes Mellitus
a. Kencing dalam jumlah
yang banyak siang dan malam.
b. Rasa lapar yang
berlebihan
c. Berat badan meskipun
tetap enak makan
d. Lemah,lesu.
e. Luka sukar
sembuh(luka iris/ serut), infeksi kulit berulang, gatal-gatal di sekitar alat
kalamin luar.
f. Kesemutan,kehilangan
rasa terutama daerah kaki.
(Sustranidkk.,
2004).
6. Komplikasi
Tidak diketahui
dengan pasti.penyakit diabetes timbul karena pangkreas tidak menghasilkan
/terlalu sedikit memproduksi insulin atau bila kerja insulin tidak normal
.Insulin adalah suatu hormone yang
berguna bagi pengangkutan zat gula dari darah kedalam sel sel tubuh.Dengan
insulin yang kurang jumlahnya atau kurang efektif,zat gula tetap berada
diperedaran darah dan meluap kedalam urin.kecenderungan untuk menderita
diabetes tergantung faktor keturunan.Bagi mereka yang mempunyai faktor
keturunan tersebut ,maka makan terlalu banyak gula,kelebihan berat badan
,tekanan batin dan bahkan kehamilan dapat menjadi faktor pencetus timbulnya
diabetes.
7. Perawatan Diabetes Melitus
Tujuan utama terapi Diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi Vaskuler
neuropatik.
Ada lima komponen dalam
penatalaksanaan Diabetes mellitus:
a. Mengatur makanan (diit)
Diet dan pengendalikan berat
badan merupakan dasar dari penatalaksanaan Diabetes. Penatalaksanaan nutrisi
pada penderita Diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan berikut ini:
1) Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya vitamin, mineral)
2) Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
3) Memenuhi kebutuhan energy
4) Mencegah kluktasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan
kadar glukosa, darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis
5) Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meninggkat.
6) Bagi pasien-pasien obesitas, penurunan berat badan merupakan kunci dalam
penanganan Diabetes. Bagi semua penderita Diabetes.Perencanaan makanan harus
mengimbangkan pula kegemaran Apasien terhadap makanan
tertentu gaya hidup, jam-ja makan, yang bisa diikutinya dan latar belakang
etnik serta budayanya.
b. Latihan
Latihan akan menurunkan kadar
glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki
pemakaian insulin sirkulasi darah tonus otot juga diperbaiki dengan
berolahraga.
c. Pemantauan glukosa dan keton
1) Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri
Cara ini memungkinkan deteksi dan pencegahan
hipoglikemia serta hiperglikemia dan berperan dalam menentukan kadar glukosa
darah normal yang kemungkinan akan mengurangi komplikasi Diabetes jangka
panjang.
2) Hemoglobin glikosilasi
Merupakan pemeriksaan darah yang mencerminkan
kadar glukosa darah rata-rata selama periode waktu kurang-lebih 2 hingga 3
bulan
3) Pemeriksaan urin untuk glukosa
Pemeriksaan glukosa urin merupakan satu-satunya
cara memantau diabetes setiap hari.
4) Pemeriksaan urine untuk keton
Pemeriksaan keton urine harus dilakukan pada
saat penderita Diabetes tipe I mengalami glukosuria atau kenaikan kadar glukosa
darah yang tidak dapat dijelaskan dan pada keadaan sakit serta hamil.
8.
Terapi
a. Insulin
Sebagaimana
dinyatakan sebelumnya hormon insulin disekresikan oleh sel-sel beta pulau
Langerhans. Hormon ini bekerja untuk menurunkan kadar glukosa darah post
prandial dengan mempermudah pengambilan serta penggunaan glukosa oleh sel-sel
otot, lemak dan hati selama periode puasa, insulin menghambat pemecahan
simpanan glukosa protein dan lemak.
b. Agens Antidiatik Oral
Agens
antidiabrtik oral mungkin berkhasiat bagi pasien diabetes tipe II yang tidak
dapat diatasi hanya dengan diet dan latihan meskipun demikian obat ini tidak
dapat digunakan pada kehamilan.
9.
Pencegahan
a. Menghindari kegemukan
terutama pada seseorang dengan resikotinggi terhadap kemungkinan timbulnya
diabetes.
b. Bila seseorang telah
didiagnosa menderita Diabetes Melitus maka ia harus dapat mengontrol gula
darahnya dengan baik untuk memperkecil timbulnya komplikasi misalnya dengan :
1) Berhenti merokok
2) Menurunkan berat
badan (bila terlalu gemuk)
3) Mencegah sedapat
mungkin infeksi pada kaki terutama yang dapat
menyebabkan gangren.
No comments:
Post a Comment