truth


counters

nama

Tuesday 1 December 2015

tinjauan teori diabetes mellitus

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.     Pelayanan Kesehatan Utama
Menurut Clinical Practice Guideline (1990) Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal.Menurut Donabedian (1980) Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.Menurut Rowland and Rowland (1983) Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan kesehatan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan secara luas.
Pengertian standar layanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses dan keluaran (outcome) sistem layanan kesehatan. Standar layanan kesehatan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu layanan kesehatan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat dalam layanan kesehatan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan kesehatan, penunjang layanan kesehatan, ataupun manajemen organisasi layanan kesehatan, dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing.
Di kalangan profesi layanan kesehatan sendiri, terdapat berbagai definisi tentang standar layanan kesehatan. Kadang-kadang standar layanan kesehatan itu diartikan sebagai petunjuk pelaksanaan, protokol, dan Standar Prosedur Operasional (SPO). Standar Pelayanan Kebidanan Dasar adalah norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).

B.     Konsep Dasar Kebidanan Komunitas
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu.kebidanan berasal dari kata dari “bidan” yang menururt kesepakatan WHO,ICM dan IFGO pada tahun 1993 mengatakan bahwa : bidan adalah sseorang yang telh mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerntah setempat, telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat izin melakukan praktik kebidanan.
Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan dengan batas-batas wilayah,nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta adanya saling mengenal dan berintereksi antara anggota satu dengan yang lainnya.(WHO, 1974)
Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah kerja tertentu.( Ratna Dewi, 2011)
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas.Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis.Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya.
Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita dalam keluarga dan masyarakat. Hubungan bidan dengan ibu dan anak balita cukup erat. Tugas bidan terutama adalah menolong ibu dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Ibu sesuai fungsinya dalam keluarga lebih banyak memperhatikan masalah sosial keluarga termasuk kesehatan, sehingga ibu yang banyak memperhatikan kesehatan keluarga akan menghindari keluarga dari masalah kesehatan
Peningkatan kesehatan keluarga dapat mewujudkan lingkungan keluarga sehat dan meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat. Masalah kesehtan dapat timbul pada siapa saja baik keluarga miskin atau kaya. Faktor lain yang sangat penting mempengaruhi kesehatan keluarga adalah lingkungan. Keadaaan lingkungan yang tidak sehat seperti daerah kumuh cepat timbul masalah kesehatan, perilaku keluarga terhadap kesehatan juga mempengaruhi kehidupan mereka. Perilku ini erat hubungannya dengan adat budaya.

C.     Manajemen Kebidanan Komunitas
Strategi penggerakan dan pemberdayaan masyarakat yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, meningkatan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah, mengembangkan berbagai cara untuk menggali dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat untuk pembangunan kesehatan, mengembangkan berbagai bentuk kegiatan pembangunan kesehatan yang sesuai dengan kultur budaya masyarakat setempat dan mengembangkan manajemen sumber daya yang dimiliki masyarakat secara terbuka( transparan).
Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian masyarakat dibidang kesehatan dengan demikian pergerakan dan pemberdayaan masyarakat merupakan proses sedangkan kemandirian merupakan hasil, karenanya kemandirian masyarakat dibidang kesehatan bisa diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada dilingkungannya, kemudain merencanakan dan melakukan cara pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat tanpa tergantung pada bantuan dari luar.
Pembinaan peran serta masyarakat adalah salah satu upaya pengembangan yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat melalui model persuasif dan dan tidak memerintah, untuk meningatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan mengoptimalkan kemampuan masyarakat dalan menentukan, merencanakan, memecahkan masalah. Pembianaan lokal merupakan serangkaian langkah yang diterapkan guna menggali, meningkatkan potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh-tokoh masyarakat serta LSM yang ada dan hidup di masyarakat(Ambarwati, 2011).

D.     Teori Kesehatan Masyarakat
1.      Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a)      Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya
b)      Perilaku
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada dirinya.
c)      Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan.
d)     Keturunan
Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan asma bronehial.
2.      Menurut Teori Lawrence Green
Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyrakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :
a)      Faktro-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b)      Faktro-faktor pendukung (Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
c)      Faktor-faktor pendorong (renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
d)     Disimpulkan bahwa perilaku sesorang atau masyrakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di psoyandu dapat disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya (predisposing factors). Atau barangkali juga karena rumahnya jauh dari posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya (enabling factors). Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lainnya disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan anaknya (reinforcing factors) (Notoadmojo, 2012).

E.     Diabetes Mellitus
1.       Pengertian
Diabetes adalah suatu penyakit, dimana tubuh penderitanya tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Pada tubuh yang sehat, pankreas melepas hormon insulin yang bertugas mengangkut gula melalui darah ke otot-otot dan jaringan lain untuk memasok energi .
2.       Klasifikasi Diabetes Miletus
Ada bebeberapa tipe diabetes melitus yang berbeda, penyakit ini di bedakan berdasarkan penyebab perjalanan klinik dan terapinya klasifikasi yang utama adalah sebagai berikut :
a.       Diabetes tipe 1 adalah bila tubuh perlu pasukan insulin dari luar, karena sel-sel beta dari pulau-pulau Langerhans telah mengalami kerusakan, sehingga pankreas berhenti memproduksi insulin. Kerusak an sel beta tersebut dapt terjadi sejak kecil ataupun setelah dewasa. Penderitanya harus mendapatkan suntikan insulin setiap hari selama hidupnya, sehingga itu di kenal dengan istilah Insulin-dependent Diabetes Melitus (IDDM). Penderita diabetes  tipe I sangat rentan trhadap komplikasi jangka pendek yang berbahaya dari penyakit ini, yakni dua komplikasi yang erat berhubungan dengan perrubahan kadar gula darah, yaitu terlalu banyak gula darah (hiperglikemia) atau kekurangan gula darah (hipoglikemia). Resiko lain penderita diabetes tipe I ini adalah keracunan senyawa keton yang berbahaya dari hasil samping metabolism tubuh yang menumpuk ( ketoasidosis), dengan resiko mengalami koma diabetic.
b.      Diabetes tipe II adalah tipe diabetes yang paling umum di jumpai, juga sering di sebut diabetes yang di mulai pada masa dewasa, di kenal sebagai NIDDM (Non-Insulin-dependent diabetes melitus). Diabetes ini terjadi jika insulin hasil produksi pancreas tidak cukup atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal terhadap insulin, sehingga terjadilah gangguan pengiriman gula ke sel tubuh. Diabetes tipe II ini dapat menurun dari orang tua yang penderita diabetes. Pada diabetes tipe II, yang di anggap sebagai pencetus utama adalah faktor obesitas(gemuk berlebihan).
3.       Penyebab Diabetes Militus
a.       Kelainan genetika
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes, kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tak dapat menghasilkan insulin dengan baik.Tetapi resikonya terkena diabetes juga tergantung pada faktor kelebihan berat badan stres dan kurang bergerak.
b.      Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastic menurun dengan cepat seelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebur, terutama setelah usia45 tahunpada mereka yang berat badannya berlebih sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin.
c.       Gaya hidup setres
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manis-manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin otak. Serotonin ini memiliki efek penenang sementara untuk meredakan setresnya.Tetapi gula dan lemak itulah yang berbahaya bagi mereka yang beresiko terkenan diabetes.
d.      Pola makan yang salah
Kuarang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan resiko terkena diabetes. Kurang gizi ( mal nutrisi) dapat erusak pankkreas, sedangkan obesitas ( gemuk berlebihan )mengakibatkan gangguan kerja insuli (retensi insulin)
Kurang gizi dapat terjadi selama kehamilan masa anak-anak, dan pada usia dewasa akibat diet ketat brlebihan. Kurang gizi pada janin mungkin terjadi karena ibunya merokok atau mengkonsumsi alcohol semasa hamilnya.
Sebaliknya, obesitas bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih di sebabkan jumlah konsumsi yag terlalu banyak, sehingga cadangan gula darah yang di simpan di dalam tubuh sangat berlebihan. Sekitar 80% penderita diabetes tipe II adalah mereka yang tergolong gemuk.
4.       Faktor Penyebab Diabetes
a.    Semakin bertamabah usia
Semakin bertambah usia semakin tinggi resiko diabetes. Resiko yang tiggi di mulai pada usia 40 tahun
b.    Keturunan
Adanya riwayat diabetes dalam keluarga,terutama orang tua dan sodara kandung. Keturunan merupakan faktor yang paling berperat sebagai diabetes tipe I.
c.    Obesitas 80-85 persen penderita diabetes tipe II mengidap kegemukan. Tentu saja tidak semua orang yang kegemukan menderita diabetes, tetapi pemyakit ini mungkin muncul 10-20 tahun kemudian. Dinyatakan obesitas jika seseorang kelebihan 20% dari berat badan normal
d.   Kemiskinan
Meskipun belum di ketahui dengan pasti hubungannya, namun penelitian telah membuktikan hal ini.Besar kemungkinan diabetes pada golongan miskin di karenakan gangguan pancreas akibat kurang gizi.
5.       Tanda Dan Gejala Diabetes Mellitus
a.       Kencing dalam jumlah yang banyak siang dan malam.
b.      Rasa lapar yang berlebihan
c.       Berat badan meskipun tetap enak makan
d.      Lemah,lesu.
e.       Luka sukar sembuh(luka iris/ serut), infeksi kulit berulang, gatal-gatal di sekitar alat kalamin luar.
f.       Kesemutan,kehilangan rasa terutama daerah kaki.
(Sustranidkk., 2004).
6.       Komplikasi
Tidak diketahui dengan pasti.penyakit diabetes timbul karena pangkreas tidak menghasilkan /terlalu sedikit memproduksi insulin atau bila kerja insulin tidak normal .Insulin adalah  suatu hormone yang berguna bagi pengangkutan zat gula dari darah kedalam sel sel tubuh.Dengan insulin yang kurang jumlahnya atau kurang efektif,zat gula tetap berada diperedaran darah dan meluap kedalam urin.kecenderungan untuk menderita diabetes tergantung faktor keturunan.Bagi mereka yang mempunyai faktor keturunan tersebut ,maka makan terlalu banyak gula,kelebihan berat badan ,tekanan batin dan bahkan kehamilan dapat menjadi faktor pencetus timbulnya diabetes.
7.       Perawatan Diabetes Melitus
Tujuan utama terapi Diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi Vaskuler neuropatik.
Ada lima komponen dalam penatalaksanaan Diabetes mellitus:
a.       Mengatur makanan (diit)
Diet dan pengendalikan berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan Diabetes. Penatalaksanaan nutrisi pada penderita Diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan berikut ini:
1)      Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya vitamin, mineral)
2)      Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
3)      Memenuhi kebutuhan energy
4)      Mencegah kluktasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan kadar glukosa, darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis
5)      Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meninggkat.
6)      Bagi pasien-pasien obesitas, penurunan berat badan merupakan kunci dalam penanganan Diabetes. Bagi semua penderita Diabetes.Perencanaan makanan harus mengimbangkan pula kegemaran Apasien terhadap makanan tertentu gaya hidup, jam-ja makan, yang bisa diikutinya dan latar belakang etnik serta budayanya.
b.      Latihan
Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin sirkulasi darah tonus otot juga diperbaiki dengan berolahraga.
c.       Pemantauan glukosa dan keton
1)      Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri
Cara ini memungkinkan deteksi dan pencegahan hipoglikemia serta hiperglikemia dan berperan dalam menentukan kadar glukosa darah normal yang kemungkinan akan mengurangi komplikasi Diabetes jangka panjang.



2)      Hemoglobin glikosilasi
Merupakan pemeriksaan darah yang mencerminkan kadar glukosa darah rata-rata selama periode waktu kurang-lebih 2 hingga 3 bulan
3)      Pemeriksaan urin untuk glukosa
Pemeriksaan glukosa urin merupakan satu-satunya cara memantau diabetes setiap hari.
4)      Pemeriksaan urine untuk keton
Pemeriksaan keton urine harus dilakukan pada saat penderita Diabetes tipe I mengalami glukosuria atau kenaikan kadar glukosa darah yang tidak dapat dijelaskan dan pada keadaan sakit serta hamil.
8.       Terapi
a.       Insulin
Sebagaimana dinyatakan sebelumnya hormon insulin disekresikan oleh sel-sel beta pulau Langerhans. Hormon ini bekerja untuk menurunkan kadar glukosa darah post prandial dengan mempermudah pengambilan serta penggunaan glukosa oleh sel-sel otot, lemak dan hati selama periode puasa, insulin menghambat pemecahan simpanan glukosa protein dan lemak.
b.       Agens Antidiatik Oral
Agens antidiabrtik oral mungkin berkhasiat bagi pasien diabetes tipe II yang tidak dapat diatasi hanya dengan diet dan latihan meskipun demikian obat ini tidak dapat digunakan pada kehamilan.
9.       Pencegahan
a.      Menghindari kegemukan terutama pada seseorang dengan resikotinggi terhadap kemungkinan timbulnya diabetes.
b.     Bila seseorang telah didiagnosa menderita Diabetes Melitus maka ia harus dapat mengontrol gula darahnya dengan baik untuk memperkecil timbulnya komplikasi misalnya dengan :
1)      Berhenti merokok
2)      Menurunkan berat badan (bila terlalu gemuk)
3)      Mencegah sedapat mungkin infeksi pada kaki terutama yang dapat

menyebabkan gangren.







No comments:

Post a Comment