1.
Bercak Mongol
a.
Definisi
Bercak Mongol
adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah
sacral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol
biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika,
kadang-kadang terjadi pada anak-anak dengan orangtua mediterania. ( Mayes
Midwifery Textbook).
Bercak mongol
adalah bercak berwarna biru yang terlihat di daerah lumbo sacral pada bayi yang
memiliki pigmentasi kulit (kulit berwarna), warnanya seperti memar. Bercak
mongol adalah lesi-lesi muskular berwarna abu-abu atau biru dengan batas tepi
bervariasi, paling sering pada daerah prasakral, tapi dapat juga ditemukan di
daerah posterior paha, tungkai, punggung, dan bahu. (Nelso, 1993)
Bintik Mongolia,
daerah pigmentasi biru-kehitaman, dapat terlihat pada semua permukaan tubuh,
termasuk pada ekstremitas. Bercak ini lebih sering terlihat di punggung dan
bokong. Daerah pigmentasi ini terlihat pada bayi-bayi yang berasal dari
Mediterania, Amerika Latin, Asia, Afrika, atau beberapa wilayah lain di dunia.
Bercak-bercak ini lebih sering terlihat pada individu berkulit lebih gelap
tanpa memperhatikan kebangsaannya. Bercak ini secara bertahap akan lenyap
dengan sendirinya dalam hitungan bulan atau tahun (Dasar-dasar Keperawatan
Maternitas Edisi 6, Persis Mary Hilton, EGC)
Bercak mongol
adalah bercak datar normal berwarna hijau kebiruan atau abu kebiruan yang ditemukan pada 90% bayi Amerika, Asia,
Hispanik dan Afrika Amerika dan 10%nya terjadi pada bayi Kaukasia, khususnya
keturunan Mediterania. Paling sering pada daerah punggung, bokong, tapi dapat
pula ditemukan pada bagian tubuh lain. Memiliki bermacam ukuran dan bentuk,
tidak memiliki hubungan dengan penyakit tertentu. Kebanyakan akan memudar pada
usia 2 atau 3 tahun, walaupun bekasnya akan bertahan sampai dewasa. (www.legachyhealth.org)
Bercak mongol
terlihat seperti bercak rata berwarna biru, biru hitam, atau abu-abu dengan
batas tegas, bisa berukuran sangat besar dan mirip dengan tanda lebam. Umumnya
terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki, punggung atas dan
bahu. Biasanya dimiliki pada 9 dari 10 anak berkulit hitam, keturunan
Mediterania dan keturunan Indian dan sangat jarang terjadi pada bayi berambut
pirang dan berwarna biru. (www.conectique.com)
Bercak mongol
merupakan sekumpulan padat melanosit, sel kulit yang mengandung melanin, pigmen
normal kulit. Saat melanosit muncul ke permukaan kulit, akan terlihat coklat
tua. Semakin jauh dari permukaan kulit, melanosit akan terlihat semakin biru.
Selain itu, bercak mongol tidak berhubungan dengan memar atau kondisi medis
lainnya. Bercak mongol tidak menjurus pada kanker ataupun masalah lain.
a. Etiologi
Bercak mongol
adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan oleh
adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama
proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis. Lebih dari 80% bayi yang
berkulit hitam. Orang Timur dan India Timur memiliki lesi ini, sementara
kejadian pada bayi yang kulit putih kurang dari 10%. Lesi-lesi yang tersebar
luas, terutama pada tempat-tempat yang tidak biasa cenderung tidak menghilang.
Hampir 90% bayi
dengan kulit berwarna atau kulit Asia (Timur) lahir dengan bercak ini,namun
pada bayi Kaukasia hanya 5 %. Lesi ini biasanya berisi sel melanosit yang
terletak di lapisan dermis sebelah dalam atau di sekitar folikel rambut.
Kadang-kadang tersebar simetris, dapat juga unilateral. Bercak ini hanya
merupakan lesi jinak dan tidak berhubungan dengan kelainan-kelainan sistemik.
(iskandar, 1985).
b. Gejala
Klinis
Tanda lahir ini
biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman. Terkadang
bintik mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya timbul pada bagian punggung
bawah dan bokong, tetapi sering juga ditemukan pada kaki, punggung, pinggang,
dan pundak. Bercak mongol juga bervariasi dalam ukuran, dari sebesar peniti
sampai berdiameter enam inchi. Seorang anak bisa memiliki satu atau beberapa
bercak mongol. (www.drgreene.com).
Adanya bercak
kebiru-biruan atau biru-kehitaman pada bagian punggung, bokong. Bagian bawah
spina, pada bahu atau bagian lainnya. Biasanya bercak mongol ini terlihat
sebagai :
1) Luka
seperti pewarnaan.
2) Daerah
pigmentasi memiliki tekstur kulit yang normal.
3) Area
datar dengan bentuk yang tidak teratur.
4) Biasanya
akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun.
5) Tidak
ada komplikasi yang ditimbulkan.
c. Penatalaksanaan
Bercak mongol
biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau pada 1-4 tahun pertama
sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus. Namun, bercak mongol multiple
yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan
hilang, tapi dapat menetap sampai dewasa.
Sumber lain
menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar pada usia dua tahun pertama dan
menghilang antara usia 7-13 tahun. Kadang-kadang juga menghilang setelah
dewasa. Sebagian kecil, sekitar 5% anak yang lahir dengan bercak mongol masih
memiliki bercak mongol hingga mereka dewasa. Bercak mongol ini biasanya tidak
berbahaya dan tidak memerlukan perawatan ataupun pencegahan khusus.
Nervus Ota
(Daerah zigomaticus) dan Nervus Ito (daerah sclera atau fundus mata atau daerah
delto trapezius) biasanya menetap, tidak perlu diberikan pengobatan. Namun,
bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat dilakukan dengan alasan estetik.
Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan menggunakan sinar laser.
Penatalaksanaan
yang dapat dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah dengan memberikan
konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud
dengan bintik mongol, menjelaskan bahwa bintik mongol ini akan menghilang dalam
hitungan bulan atau tahun dan tidak berbahaya serta tidak memerlukan penanganan
khusus sehingga orang tua bayi tidak merasa cemas.
1.
Hemongioma
Hemangioma
adalah tumor jaringan lunak yang tersering pada bayi baru lahir dengan
persentase 5-10% pada anak-anak yang berusia kurang dari satu tahun. Meskipun dilihat
dari jumlah kejadian hemangioma yang cukup besar pada anak-anak, tapi
patogenesisnya tidak sepenuhnya dapat dimengerti, dan penanganan yang terbaik
untuk hemangioma masih kontroversial (Cathy, 1999).
Pembagian klasik
hemangioma adalah hemangioma pada kulit bagian atas atau hemangioma kapiler,
hemangioma pada kulit bagian dalam atau hemangioma kavernosa, dan hemangioma
campuran antara keduanya (Kantor, 2004).
Hemangioma
muncul saat lahir, meskipun demikian dapat hilang sendiri beberapa bulan
setelah lahir. Hemangioma dapat muncul pada setiap bagian tubuh, meskipun
demikian hemangioma lebih mengganggu bagi para orang tua ketika hemangioma
tumbuh pada muka atau kepala bayi (Kantor, 2004).
a. Definisi
Hemangioma
adalah proliferasi dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat terjadi pada
setiap jaringan pembuluh darah (Anonim, 2005).
Hemangioma
merupakan tumor vaskular jinak terlazim pada bayi dan anak. Meskipun tidak
menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang tua, contohnya adalah cherry
hemangioma atau angioma senilis yang biasanya jinak, kecil, red-purple papule
pada kulit orang tua (Olmstead, et al., 1994; Pieter, et al., 1997; Hamzah,
1999).
b. Etiologi
Penyebab
hemangioma sampai saat ini masih belum jelas. Angiogenesis sepertinya memiliki
peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast
Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), mempunyai
peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor pembentukan
angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya
gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta, dan transforming growth
factor–beta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma (Kushner, et al.,
1999; Katz, et al., 2002).
a. Patofisiologi
Meskipun mekanisme
yang jelas mengenai kontrol dari pertumbuhan dan involusi hemangioma tidak
begitu dimengerti, pengetahuan mengenai pertumbuhan dari pembuluh darah yang
normal dan proses angiogenesis dapat dijadikan petunjuk. Vaskulogenesis
menunjukkan suatu proses dimana prekursor sel endotel meningkatkan pembentukan
pembuluh darah, mengingat angiogenesis berhubungan dengan perkembangan dari
pembuluh darah baru yang ada dalam sistem vaskular tubuh. Selama fase
proliferasi, hemangioma mengubah kepadatan dari sel-sel endotel dari
kapiler-kapiler kecil. Sel marker dari angiogenesis, termasuk proliferasi dari
antigen inti sel, collagenase tipe IV, basic fibroblastic growth factor,
vascular endothelial growth factor, urokinase, dan E-selectin, dapat dikenali
oleh analisis imunokimiawi (Olmstead, et al., 1994; Kushner, et al., 1999;
Katz, et al., 2002).
Hemangioma
superfisial dan dalam, mengalami fase pertumbuhan cepat dimana ukuran dan
volume bertambah secara cepat. Fase ini diikuti dengan fase istirahat, dimana
perubahan hemangioma sangat sedikit, dan fase involusi dimana hemangioma
mengalami regresi secara spontan. Selama fase involusi, hemangioma dapat hilang
tanpa bekas. Hemangioma kavernosa yang besar mengubah kulit sekitarnya, dan
meskipun fase involusi sempurna, akhirnya meninggalkan bekas pada kulit yang
terlihat. Beberapa hemangioma kapiler dapat involusi lengkap, tidak
meninggalkan bekas (Kantor, 2004; Lehrer, 2004; Hall, 2005).
b. Klasifikasi
Pada dasarnya
hemangioma dibagi menjadi dua yaitu hemangioma kapiler dan hemangioma
kavernosum. Hemangioma kapiler (superfisial hemangioma) terjadi pada kulit
bagian atas, sedangkan hemangioma kavernosum terjadi pada kulit yang lebih
dalam, biasanya pada bagian dermis dan subkutis. Pada beberapa kasus kedua
jenis hemangioma ini dapat terjadi bersamaan atau disebut hemangioma campuran
(Hamzah, 1999; Lehrer, 2003).
1) Hemangioma
kapiler
a) Strawberry
hemangioma (hemangioma simplek)
Hemangioma
kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Lebih
sering terjadi pada bayi prematur dan akan menghilang dalam beberapa hari atau
beberapa minggu (Hall, 2005). Tampak sebagai bercak merah yang makin lama makin
besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas
tegas, dan keras pada perabaan. Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna
di daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar (Kushner, et
al., 1999; Katz, et al., 2002; Lehrer, 2003; Anonim, 2005).
b) Granuloma
piogenik
Lesi ini terjadi
akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh
karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi
biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan
tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk
papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai
ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah (Worman, 1998; Hamzah, 1999).
2) Hemangioma
kavernosum
Lesi ini tidak
berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah
sampai ungu. Bila ditekan akan mengempis dan cepat mengembung lagi apabila
dilepas. Lesi terdiri dari elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum
jarang mengadakan involusi spontan (Cohen, 2004; Anonim, 2005).
Hemangioma
kavernosum kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan yang dalam, pada otot
atau organ dalam (Hall, 2005).
3) Hemangioma
campuran
Jenis ini
terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran
klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar
ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat
terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna
merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik
dan verukosa (Hamzah, 1999; Kushner, et al., 1999; Lehrer, 2003; Anonim, 2005).
Lokasi hemangioma
campuran pada lapisan kulit superfisial dan dalam, atau organ dalam (Hall,
2005).
a. Penanganan
Beberapa penanganan hemangioma :
1) Cara
konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi
hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian
mencapai besar maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12
bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun (Hamzah, 1999).
Hemangioma superfisial atau
hemangioma strawberry sering tidak diterapi. Apabila hemangioma ini dibiarkan
hilang sendiri, hasilnya kulit terlihat normal (Kantor, 2004).
2) Cara
aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi
secara aktif, antara lain adalah hemangioma yang tumbuh pada organ vital,
seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami
perdarahan; hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami
infeksi; hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi deformitas
jaringan (Anonim, 2005).
3) Pembedahan
Indikasi :
a)
Terdapat tanda-tanda
pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa minggu lesi menjadi 3-4
kali lebih besar.
b)
Hemangioma raksasa
dengan trombositopenia.
c)
Tidak ada regresi
spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.
d) Lesi
yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh cepat, mungkin
memerlukan eksisi lokal untuk mengendalikannya (Hamzah, 1999).
4) Radiasi
5) Kortikosteroid
Kriteria
pengobatan dengan kortikosteroid ialah:
a) Apabila
melibatkan salah satu struktur yang vital.
b) Tumbuh
dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.
c) Secara
mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium.
d) Adanya
banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.
e) Menyebabkan
dekompensasio kardiovaskular.
6) Obat
sklerotik
Penyuntikan bahan sklerotik pada
lesi hemangioma, misalnya dengan namor rhocate 50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat
30%, atau larutan NaCl hipertonik. Akan tetapi cara ini sering tidak disukai
karena rasa nyeri dan menimbulkan sikatrik (Hamzah, 1999).
7) Elektrokoagulasi
Cara ini dipakai untuk spider
angioma untuk desikasi sentral arterinya, juga untuk hemangioma senilis dan
granuloma piogenik (Hamzah, 1999).
8) Pembekuan
Aplikasi dingin
dengan memakai nitrogen cair (Hamzah, 1999).
9) Antibiotik
Antibiotik diberikan pada hemangioma
yang mengalami ulserasi. Selain itu dilakukan perawatan luka secara steril
(Anonim, 2005).
No comments:
Post a Comment