truth


counters

nama

Monday 28 September 2015

Askeb persalinan dan BBL: Kebutuhan Fisik dan Psikologi Ibu bersalin

    A.       Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu selama persalinan
1.     Kebutuhan fisik ibu
a         Kebersihan dan kenyamanan
Ibu dalam inpartu akan merasa sangat panas dan berkeringat oleh karena itu ibu akan membutuhkan kesempatan untuk mandi atau bersiram, hal ini dapat dilakukan bila ibu masih memungkinkan untuk berjalan. Tetapi bagi ibu yang sudah tidak mungkin untuk melakukan, maka peran bidan dan atau keluarga akan membantunya dengan menyeka dengan waslap yang dibasahi dengan air dingin pada muka,leher dan tangan serta bagian kemaluan dibersihkan dengan kapas lembab. Demikian juga baju yang basah karena keringat atau air ketuban perlu diganti dengan yang bersih. Mulut dapat disegarkan dengan kumur-kumur atau gosok gigi.
b         Posisi
Dalam kehamilan ibu sudah aktif berproses dalam menghadapi persalinan misalnya ibu sudah senam, latihan jalan-jalan, jongkok,ibu akan menggunakan posisi tidur senyaman mugkin yang telah dilakukan selama hamil seperti jongkok, merangkak atau berdiri. Hal ini akan meningkatkan keinginan merubah posisi pada saat persalinan karena sudah dilatih pada saat hamil. Hal ini juga merupakan satu upaya untuk mengatasi kontraksi bila dibanding dengan ibu yang tidak pernah melatih pada saat hamil. Tempat tidur untuk persalinan diranncang secara khusus yang dapat diubah-ubah sesuai ddengan kebutuhan Posisi alternatif yang digunakan dengan persalinan adalah menghindari posisi terlentang, ibu berusaha untuk menggunakan posisi senyaman mungkin.
c         Kontak fisik
Selama proses persalinan ibu tidak suka dengan bercakap-cakap tetapi ibu akan merasa nyaman dengan kontak fisik. Keluarga hendaknya didorong untuk mau berpegangan tangan, menggosok-gosok punggnunya, menyeka wajahnya dengan air dingin dengan menggunakan waslap atau denagn mendekapnya, atau mengelus-elus perutnya, memijat kaki atau teknik-teknik lain yang serupa. Bila memungkinkan dilakukan rangsangan pelepasan oksitoksin dan kelenjar pituitrin yang akan merangsang kontraksi menjadi semakin kuat, secara alamiah. Keluarga didorong unutk membantu merubah posisi tidur ibu. Bidan hendaknya peka akan keinginan pasangan dan menghormatinya.
d        Pijatan
Ibu yang mengeluh sakit pinggang atau nyeri selama perssalinan mungkin akan mersakan pijatan akan sangat meringankan keluhan. Bidan/ keluarga dapat melakukan pijatan melinkar di daerah lumbosakralis, menekan daerah lutut dengan posisi ibu duduk, atau megelus-elus didaerah perut.
e         Perawatan kandung kemih
Keinginan untuk berkemih pada ibu inpartu sering terganggu dengan adanya kontraksi, oleh karena itu pengamatan terhadap kandung kemih haruslah diperhatikan karena dapat menghambat turunnya bagian terendah janin dan kontraksi uterus. Setiap 4 jam kandung kemih harus dikontrol dan diupayakan ibu dapat kencing sendiri dengan dicoba untuk kencing di pispot dengan disiram dengan air dingin atau dirangsang dengan membuka kran agar merangsang ibu untuk ingin kencing.
2.     kebutuhan psikologi ibu
         Pada ibu hamil terjadi perubahan psikologi, demikian juga dengan ibu bersalin. Perubahan psikologi pada ibu bersalin merupakan hal yang wajar, hampir semua ibu mengalaminya tergantung kepekaan dari setiap individu. Meskipun demikian ibu memerlukan bimbingan dari keluarga dan petugas penolong persalinan, agar ibu dapat menerim keadaan yang terjadi dan daapat memahami sehingga ibu dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi.
         Pada ibu bersalin sering merasa cemas, memikirkan hal-hal yang akan terjadi antara lain persaan sakit, takut menghadapi persalinan, penolongnya sabar tidak, apakah anaknya cacat. Banyak pikiran yang menghantui selama persalinan. Hal ini dapat menambah rasa sakit , oleh karena itu ibu bersalin memerlukan teman/ pendamping selama persalinan.
         Penelitian menunjukkan bahwa kehadiran seorang pendamping pada saat persalinan dapat menimbulkan efek positif terhadap persalinan yang dapat menurunkan morbiditas, mengurangi rasa sakit, persalinan lebih singkat dan menurunnya persalinan dengan tindakan (Hodnett, 1997, Klaus dan Kennel, 1993).
1)       Dukungan persalinan
Dukungan selama persalinan meliputi:
a)       Lingkungan
Suasana yang rileks dan bernuansa rumah akan sangat membantu ibu dan pasangannya untuk cepat merasa nyaman, namun sikap para staf sangatlah penting di banding dengan kondisi fisik ruangan. Ruang persalinan perlu dilengkapi dengan meubeler sedemikian rupa sehingga keadaan darurat dapat ditangani dengan cepat dan efisien, oleh karena itu efek klinis tidak dapat dikesampingkan. Demikian juga walpaper dan gorden berwarna sejuk serta penggunaan tirai untuk menutup peralatan persalinan akan mengurangi keangkeran ruangan. Penerangan yang efisien, mudah dipindah-pindah, ibu bersalin senang dengan penerangan redup. Diupayakan agar keluarga yang masuk kedalam ruang bersalin dibatasi untuk menjaga kebersihan.
b)       teman yang mendukung
seorang teman yang mendukung merupakan sumber kekuatan yang besar dan memberikan kesinambungan dukungan diman teman yang mendukung tersebut tidak bisa digantikan oleh siapapun. Bidan yang juga berarti “bersama wanita”, ia harus berusaha untuk menjadi teman yang mendukung, bekerja dengan wanita tersebut bersama keluarga. Bidan diharapkan terampil dan peka serta berfungsi untuk mengembangkan hunbungan dengana wanita asuhannya dan keluarga, hubungan tersebut bersifat teraupetik.
c)       Mobilitas
Diusahakan ibu didorong untuk tetap tegar dan begerak, persalinan akan berjalan lebih cepat dan ibu akan merasa dapat menguasai keadaan, terutama jka ibu didorong untuk berusaha berjalan bila kemungkinan dan berusaha merubah merubah posisi tidur (miring kekiri, jongkok atau merangkak).
d)      Memberi informasi
Ibu dan keluarga harus diberi informasi selaengkapnya tentang kemajuan persalinan dan semua perkembangannya selama proses persalinan. Setiap tindakan atau intervensi yang akan dilakukan haarus diantisipasi dan dijelaskan. Ibu harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan klinis.
e)       Tehnik relaksasi
Diharapkan ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang tehnik relaksasi pada saat ANC, bila ibu belum pernah maka harus diajarkan tehnik relaksasi, penyuluhan itu diberikan pada saat ANC dengan penyuluhan pada saat inpartu harus sama supaya ibu tidak bingung. Bidan harus mengingatkan tentang tehnik relaksasi terutama tehnik bernafas.
f)        Percakapan
Seorang ibu dalam masa inpartu membutuhkan waktu untuk bercakap-cakap dan ada waktunya untuk diam. Bagi ibu yang sedang dalam proses persalinan benar, maka kesunyian yang bersikap akrab dan simpatik sudah pasti disukainya. Pada tahap ini ibu akan merasakan lelah, setiap kontraksi akan memerlukan konsentrasi penuh dan semua cadangan emosional dan fisik dikerahkannya, ibu mungkin akan menutup semua pembicaraan yang tidak perlu dan berkonsentrasi terhadap kemajuan persalinan. Jika kesunyian dibutuhkan maka sentuhan dan ekspresi wajah dan orang-orang disekitarnya sangatlah dibutuhkan.
g)       Dorongan semangat
Sebagian besar ibu akan mencapai tahap dimana mereka tidak bisa melanutkan lagi dan putus asa. Bidan harus berusaha untuk memberi dorongan semangat kepada ibu selama proses persalinan. Dngan beberapa kata yang diucapkan secara lembut setelah kontraksi atau beberapa pujian non verbal pada saat terjadi kontraksi akan sangat memberi semangat/ dorongan ibu. Ibu yang sudah dibuat merasa bahwa ia sanggup dan sudah membuatkemajuan persalinan besar, akan merespon dengan terus berussaha. Bidan berusaha untuk dapat berkomunikasi dengan memberi respon yang hangat dan antusias, maka persalinan akan berhasil maju.
2)       Pengurangan rasa sakit
Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa sakit
a)       Rasa takut dan cemas
Rasa takut dan cemas akan meningkatkan respon seseorang terhadap rasa sakit. Rasa takut kepada sesuatu yang tidak diketahui, rasa takut terhadap kesendirian dalam mengatasi suatu pengalaman seperti peersalinan dan rasa takut akan kegagalan dalam mengatasi rasa cemas akan menambah kecemasan. Pengalaman terdahulu jauga akan menambah kecemasan ini.
b)       kepribadian
kepribadian memainkan peranan dan wanita secara almiah tegang dan cemas akan lebih lemah dalam menghadapi strees dibanding wanita yang rileks dan percaya diri.
c)       Kelelahan
Wanita yang sudah lelah selama beberapa jam persalinan, mungkin didajului oleh  periode ketika tidurnya terganggu oleh ketidaknyamanan dan akhir kehamilanya akan kurang mampu  dalam mentolerir rasa sakitnya.

d)      Budaya dan sosial
Faktor budaya dan faktor sosial juga memainkan peran. Beberapa budaya mengharapkan stoitisme (saabar dan membiarkannya), sedang budaya lainnya mendorong keterbukaan untuk menyatakan perasaan, persepsi terhadap rasa sakit bisa saja berubah jika wanita tersebut telah mengalami nyeri dan penderitaan sebelumnya.
e)       Pengharapan
    Pengharapan akan memberi warna pada pengalaman. Wanita yang realistis dalam pengharapannya mengenai persalinannya dan mengenai responnya yang mungkin terhadap hal itu barangkali wanita yang paling baik terlengkapi, selama ia masih merasa percaya diri bahwa dia akan mendapatkan bantuan dan dukungan yang dibutuhkan dan dijamin bahwa ia akan memperoleh analgesia yang sesuai.



No comments:

Post a Comment