truth


counters

nama

Monday 28 September 2015

Askeb Persalinan dan BBL: konsep dasar Persalinan

A.    Pengertian Persalinan
1.      Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :
a.       Persalinan Spontan
1).    Rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu   (Varney,dkk,2007)
2).    Proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membrane dini dalam rahim melalui  jalan lahir (Bobak dkk, 2004)
3).    Proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu (JNPK-KR,2008)
4).    Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
b.      Persalinan Buatan
Adalah apabila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar. Misalnya ekstraksi dengan forcep atau dilakukan operasi sectio caesarea.
c.       Persalinan Anjuran
Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan. Misalnya pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
2.      Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin yang dilahirkan sebagai berikut :
a.       Abortus
Adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram.
b.      Partus Immaturus
Adalah pengeluaran hasil konsepsi antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gram – 999 gram.
c.       Partus Prematur
Adalah pengeluaran dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup tapi prematur yang berat badan antara 1000 gram – 2499 gram.
d.      Partus Maturus atau aterm (cukup bulan)
Adalah pengeluaran hasil konsepsi pada umur kehamilan antara 37-40 minggu, janin matur dengan berat badan 2500 gram atau lebih dari 2500 gram.
e.       Partus Presipitatus
Adalah persalinan yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, diatas becak dan sebagainya.

f.       Partus Postmatur (serotinus)
Adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang ditafsirkan.
g.      Partus Percobaan
Adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memproleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik.
3.      Gravida dan para :
a.       Gravida
Adalah seorang wanita sedang hamil
b.      Primigravida
Adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali
c.       Para
Adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable)
d.      Nullipara
Adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable)
e.       Primipara
Adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali.
f.       Multipara atau Pleuripara
Adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup (viable) beberapa kali (sampai 5 kali).
g.Grandemultipara                                                                                  
Adalah wanita yang pernah melahirkan bayi sebanyak 6 kali atau lebih dalam keadaan hidup atau mati.
B.     Sebab – sebab mulainya persalinan
Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya his. Perlu diketahui bahwa ada dua hormon yang dominan saat hamil yaitu :
,
1.      Estrogen
a.       Meningkatkan sensitivitas otot rahim
b.      Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis
2.      Progesteron
a.       Menurunkan sensitivitas otot rahim
b.      Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanik
c.       Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi
Estrogen dan progesteron terdapat dalam keseimbangan sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise parst posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk braxton hiks. Kontraksi braxton hicks akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan, oleh karena itu makin tua hamil frekuensi kontraksi makin sering.
Oksitosin diduga bekerja bersama atau melalui prostaglandin yang makin meningkat pada umur kehamilan 15 minggu. Disamping itu faktor gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim dapat memberikan pengaruh penting untuk dimulainya kontraksi rahim.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukan beberapa teori yang menyatakan kemungkinan sebab proses persalinan yaitu :
1.      Teori kerenggangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dimulai.
2.      Teori penurunaan progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga otot rahim menjadi sensitive yang berakibat menimbulkan his atau kontraksi.
3.      Teori oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise pars posterior, pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah sehingga dapat mengakibatkan his.
4.      Teori pengaruh prostaglandin
Protaglandin yang dihasilkan decidua, disangka menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan prostaglandin yang diberikan secara intravena, intra dan extraamnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan. Konsentrasi prostaglandin meningkat pada usia kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan
5.      Teori plasenta menjadi tua
Dengan bertambahnya usia kehamiln, plasenta menjadi tua dan menyebabkan villi coralis mengalami perubahan sehingga kadar estrogen dan progesterone turun. Hal ini manimbulkan kekejangan pembuluh darah dan menyebabkan kontraksi rahim.
6.      Teori distensi rahim
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot – otot uterus sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenter
7.      Teori berkurangnya nutrisi
Teori ini pertama kali ditemukan oleh Hipokrates. Bila nutrisi pada janin berkurang, maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.


C.    Tahapan persalinan
1.      Kala I Persalinan (Kala Pembukaan)
Menurut Sarwono (1999), secara klinis kala I dapat dinyatakan bahwa partus dimulai bila timbul his dan wanita mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena servik mulai membuka dan mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pregeseran ketika serviks membuka.
Proses membukanya serviks pada kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya),hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I (Satu) persalinan terdiri atas dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
a.       Fase laten
1)      Dimulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan penipisan, dan pembukaan serviks secara bertahap.
2)      Berlangsung  hingga seviks membuka 3 cm.
3)      Pada umunya, fase laten berlansung hamper atau 8 jam.
b.      Fase aktif, dibagi dalam 3 fase, yakni :
1)      Fase Akselerasi (fase percepatan)
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
2)      Fase Dilatasi Maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
3)      Fase Deselerasi (fase kurangnya kecepatan)
Pembukaan serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap atau 10 cm.
Pada primi, berlangsung selama 12-13 jam dan pada multigravida sekitar 7-8 jam. Kecepatan pembukaan seviks 1 cm per jam (nullipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan multigravida, pada primigravida ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada multigravida ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan ostium uteri eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama (Sarwono, 1999).
2.      Kala II Persalinan (Kala Pengeluaran Janin)
Kala II adalah saat keluarnya janin, dimulai saat serviks sudah berdilatasi penuh dan ibu merasakan dorongan mengejan untuk mengeluarkan bayinya.  Tanda pasti kala II (dua) ditentukan melalui pemeriksaan dalam hasilnya adalah :
a.       Pembukaan serviks telah lengkap (10 cm) atau,
b.       Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Ibu merasakan pula tekanan pada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebih lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi kepala janin tidak masuk lagi diluar his dan dengan his serta kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simpisis dan dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 sampai 2 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 sampai 1 jam (Sarwono, 1999 dan Rustam 1998).


3.      Kala III Persalinan (Kala Uri)
Kala III adalah pemisahan dan keluarnya plasenta serta membran, selain itu kala III ini juga dilakukan pengendalian perdarahan. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-15 menit seluruh plasenta terlepas serta selaput ketuban, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4.      Kala IV Persalinan
Adalah kala pengawasan yang dimulai setelah bayi dan lahirnya plasenta untuk mengamati keadaan ibu sampai 2 jam post partum.
D.    Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan pada persalinan normal secara umum adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
Tujuan asuhan pada persalinan yang lebih spesifik adalah :
1.      Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek saying ibu dan bayi.
2.      Melindungi keselamatan ibu dan bayi baru lahir (BBL), mulai dari hamil hingga bayi selamat.
3.      Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi secara tepat waktu.

4.      Memberi dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan keluarganya selama persalinan dan kelahiran bayi.




No comments:

Post a Comment