A. Pengertian Persalinan
1. Bentuk persalinan berdasarkan
definisi adalah sebagai berikut :
a. Persalinan Spontan
1).
Rangkaian proses yang berakhir
dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu
(Varney,dkk,2007)
2).
Proses pergerakan keluar janin,
plasenta, dan membrane dini dalam rahim melalui
jalan lahir (Bobak dkk, 2004)
3). Proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu (JNPK-KR,2008)
4). Persalinan adalah serangkaian kejadian
yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
b. Persalinan Buatan
Adalah apabila proses
persalinan dengan bantuan tenaga dari luar. Misalnya ekstraksi dengan forcep atau dilakukan
operasi sectio caesarea.
c. Persalinan Anjuran
Adalah bila kekuatan yang
diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.
Misalnya pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
2.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur
kehamilan dan berat janin yang dilahirkan sebagai berikut :
a.
Abortus
Adalah
pengeluaran hasil konsepsi sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat
badan kurang dari 500 gram.
b.
Partus Immaturus
Adalah
pengeluaran hasil konsepsi antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan
berat badan antara 500 gram – 999 gram.
c.
Partus Prematur
Adalah
pengeluaran dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup
tapi prematur yang berat badan antara 1000 gram – 2499 gram.
d.
Partus Maturus atau aterm (cukup bulan)
Adalah
pengeluaran hasil konsepsi pada umur kehamilan antara 37-40 minggu, janin matur
dengan berat badan 2500 gram atau lebih dari 2500 gram.
e.
Partus Presipitatus
Adalah persalinan yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, diatas
becak dan sebagainya.
f.
Partus Postmatur (serotinus)
Adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang
ditafsirkan.
g.
Partus Percobaan
Adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memproleh bukti tentang
ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik.
3.
Gravida dan para :
a.
Gravida
Adalah
seorang wanita sedang hamil
b.
Primigravida
Adalah
seorang wanita yang hamil untuk pertama kali
c.
Para
Adalah
seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable)
d.
Nullipara
Adalah
seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable)
e.
Primipara
Adalah
seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali.
f.
Multipara atau Pleuripara
Adalah
seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup (viable) beberapa kali (sampai
5 kali).
g.Grandemultipara
Adalah
wanita yang pernah melahirkan bayi sebanyak 6 kali atau lebih dalam keadaan
hidup atau mati.
B.
Sebab – sebab mulainya persalinan
Bagaimana terjadinya
persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori
yang berkaitan dengan mulai terjadinya his. Perlu diketahui bahwa ada dua
hormon yang dominan saat hamil yaitu :
,
1. Estrogen
a. Meningkatkan sensitivitas otot rahim
b. Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar
seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis
2. Progesteron
a. Menurunkan sensitivitas otot rahim
b. Menyulitkan penerimaan rangsangan dari
luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanik
c. Menyebabkan otot rahim dan otot polos
relaksasi
Estrogen dan progesteron
terdapat dalam keseimbangan sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesteron menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan
oleh hipofise parst posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk braxton
hiks. Kontraksi braxton hicks akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya
persalinan, oleh karena itu makin tua hamil frekuensi kontraksi makin sering.
Oksitosin diduga bekerja
bersama atau melalui prostaglandin yang makin meningkat pada umur kehamilan 15
minggu. Disamping itu faktor gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim dapat
memberikan pengaruh penting untuk dimulainya kontraksi rahim.
Berdasarkan uraian tersebut
dapat dikemukan beberapa teori yang menyatakan kemungkinan sebab proses
persalinan yaitu :
1. Teori kerenggangan
Otot rahim mempunyai kemampuan
meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dimulai.
2.
Teori penurunaan progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim
sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah,
tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga otot rahim menjadi
sensitive yang berakibat menimbulkan his atau kontraksi.
3.
Teori oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise pars
posterior, pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah sehingga dapat
mengakibatkan his.
4.
Teori pengaruh prostaglandin
Protaglandin yang dihasilkan decidua, disangka menjadi
salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan prostaglandin yang
diberikan secara intravena, intra dan extraamnial menimbulkan kontraksi
myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya
kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer
pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan. Konsentrasi
prostaglandin meningkat pada usia kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh
desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan
5.
Teori plasenta menjadi tua
Dengan bertambahnya usia kehamiln, plasenta menjadi tua
dan menyebabkan villi coralis mengalami perubahan sehingga kadar estrogen dan
progesterone turun. Hal ini manimbulkan kekejangan pembuluh darah dan
menyebabkan kontraksi rahim.
6.
Teori distensi rahim
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot – otot uterus sehingga mengganggu sirkulasi
uteroplasenter
7.
Teori berkurangnya nutrisi
Teori ini pertama kali
ditemukan oleh Hipokrates. Bila
nutrisi pada janin berkurang, maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.
C. Tahapan persalinan
1. Kala I Persalinan (Kala Pembukaan)
Menurut Sarwono (1999), secara
klinis kala I dapat dinyatakan bahwa partus dimulai bila timbul his dan wanita
mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show). Lendir yang
bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena servik mulai
membuka dan mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler
yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena
pergeseran-pregeseran ketika serviks membuka.
Proses membukanya serviks pada
kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatannya),hingga serviks membuka lengkap (10 cm).
Kala I (Satu) persalinan terdiri atas dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
a.
Fase laten
1)
Dimulai sejak awal kontraksi,
yang menyebabkan penipisan, dan pembukaan serviks secara bertahap.
2)
Berlangsung hingga seviks membuka 3 cm.
3)
Pada umunya, fase laten
berlansung hamper atau 8 jam.
b. Fase aktif, dibagi dalam 3 fase, yakni :
1)
Fase Akselerasi (fase
percepatan)
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
2)
Fase Dilatasi Maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung sangat
cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
3)
Fase Deselerasi (fase kurangnya
kecepatan)
Pembukaan serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap atau 10 cm.
Pada primi, berlangsung
selama 12-13 jam dan pada multigravida sekitar 7-8 jam. Kecepatan pembukaan
seviks 1 cm per jam (nullipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2
cm (multipara).
Mekanisme membukanya
serviks berbeda antara primigravida dan multigravida, pada primigravida ostium
uteri internum akan membuka lebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan
menipis, baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada multigravida ostium
uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan ostium uteri
eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama
(Sarwono, 1999).
2. Kala II Persalinan (Kala Pengeluaran
Janin)
Kala II adalah saat keluarnya
janin, dimulai saat serviks sudah berdilatasi penuh dan ibu merasakan dorongan
mengejan untuk mengeluarkan bayinya. Tanda pasti kala II (dua) ditentukan
melalui pemeriksaan dalam hasilnya adalah :
a. Pembukaan serviks telah lengkap (10 cm)
atau,
b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui
introitus vagina.
Pada kala II his menjadi lebih
kuat dan lebih cepat kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Karena biasanya dalam
hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Ibu merasakan pula tekanan pada rektum dan hendak buang air besar.
Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebih lebar dengan anus membuka.
Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva
pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi kepala janin tidak
masuk lagi diluar his dan dengan his serta kekuatan mengedan maksimal kepala
janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simpisis dan dahi, muka dan dagu melewati
perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan
dan anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 sampai 2
jam dan pada multipara rata-rata 0,5 sampai 1 jam (Sarwono, 1999 dan Rustam
1998).
3. Kala III Persalinan (Kala Uri)
Kala III adalah pemisahan dan
keluarnya plasenta serta membran, selain itu kala III ini juga dilakukan
pengendalian perdarahan. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat
sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi
plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri. Dalam waktu 5-15 menit seluruh plasenta terlepas serta selaput
ketuban, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4.
Kala IV Persalinan
Adalah kala pengawasan yang dimulai setelah bayi dan
lahirnya plasenta untuk mengamati keadaan ibu sampai 2 jam post partum.
D. Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan pada persalinan normal secara umum adalah
mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi
ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta
intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat
terjaga pada tingkat yang optimal.
Tujuan asuhan pada persalinan yang lebih spesifik adalah
:
1.
Memberikan asuhan yang memadai
selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan
aman, dengan memperhatikan aspek saying ibu dan bayi.
2.
Melindungi keselamatan ibu dan
bayi baru lahir (BBL), mulai dari hamil hingga bayi selamat.
3. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi
secara tepat waktu.
4. Memberi dukungan serta cepat bereaksi
terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan keluarganya selama persalinan dan
kelahiran bayi.
No comments:
Post a Comment