truth


counters

nama

Monday 28 September 2015

askeb persalinan dan BBL: Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

A.    Kebutuhan Dasar Pada Ibu Dalam Proses Persalinan
Kebutuhan dasar bagi ibu bersalin:
1.       Dukungan Fisik Dan Psikologis
a          Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara.
b          Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.
c          Bidan adalah orang yang diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan yang dapat diandalkan serta mampu memeberikan dukungan, bimbingan dan pertolongan persalinan.
d         Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Jika seorang bidan sedang sibuk, maka ia harus memastikan bahwa ada seorang pendukung yang hadir dan memantu wanita yang sedang dalam persalinan.
e          Dukungan dapat diberikan oleh orang-orang terdekat pasien (suami, keluarga, teman, perawat, bidan maupun dokter). Pendamping persalinan hendaknya orang yang sudah terlibat sejak dalam kelas-kelas antenatal. Mereka dapat membuat laporan tentang kemajuan ibu dan secara terus menerus memonitor kemajuan persalinan.
f            Bidan harus mampu memberikan perasaan kehadiran:
1).    Selama bersama pasien, bidan harus konsentrasi penuh untuk mendengarkan dan melakukan observasi.
2).    Membuat kontak fisik : mencuci muka pasien, menggosok punggung dan memegang tangan pasien dll.
3).    Menempatkan pasien dalam keadaan yakin (bidan bersikap tenang dan bisa menenangkan pasien).
g          Ada lima kebutuhan dasar bagi wanita dalam persalinan menurut Lesser & Keane ialah:
1).    Asuhan fisik dan psikologis
2).    Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus
3).    Pengurangan rasa sakit
4).    Penerimaaan atas sikap dan perilakunya
5).    Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.
h          Hasil penelitian (RCT) telah memperlihatkan efektifnya dukungan fisik, emosional dan psikologie selama persalinan dan kelahiran. Dalam Cochrane Database, suatu kajian ulang sistematik dari 14 percobaan-percobaan yang melibatkan 5000 wanita memperlihatkan bahwa kehadiran seorang pendamping secara terus menerus selama persalinan dan kelahiran akan menghasilkan:
1).    Kelahiran dengan tindakan (forceps, vacuum maupun seksio sesaria) menjadi berkurang
2).    APGAR Score <7 lebih sedikit
3).    Lamanya persalinan menjadi semakin pendek
4).    Kepuasan ibu yang semakin besar dalam pengalaman melahirkan mereka.
i            Metode mengurangi rasa sakit yang diberikan secara terus menerus dalam bentuk dukungan mempunyai keuntungan-keuntungan:
1).    Sederhana
2).    Efektif
3).    Biayanya murah
4).    Resikonya rendah
5).    Membantu kemajuan persalinan
6).    Hasil kelahiran bertambah baik
7).    Bersifat sayang ibu.


2.      Kebutuhan Makanan Dan Cairan
Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, karena makanan padat lebih lama tinggal dalam lambung daripada makanan cair sehingga proses pencernaan berjalan lebih lambat selama persalinan. Untuk mencegah dehidrasi pasien boleh diberi minuman segar (jus buah, sup, sayuran).
3.      Kebutuhan Eliminasi
Kandung kencing harus dikosongkan setiap 2 jam selama proses persalinan. Bila pasien tidak mampu berkemih dapat dilakukan kateterisasi. Karena kandung kemih yang penuh menghambat penurunan bagian terbawah janin. Rectum yang penuh akan menganggu penurunan bagian terbawah janin, namun bila pasien mengatakan ingin BAB, bidan harus memastikan adanya kemungkinan adanya tanda dan gejala masuk apada kala II. Bila diperlukan sesuai dengan indikasi, dapat dilakukan tndakan lavement, meskipun tindakan ini bukan merupakan tindakan rutin selama persalinan.
4.      Posisioning Dan Aktifitas
a         Persalinan dan kelahiran merupakan suatu peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks sedapat mungkin bidan tidak boleh memaksakan pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu dalam persalinannya. Sebaliknya, peranan bidan adalah untuk mendukung ibu dalam pemilihan posisi apapun yang dipilihnya, menyarankan alternatif-alternatif hanya apabila tindakan ibu tidak efektif atau membahayakan bagi dirinya sendiri atau bagi bayinya. Bila ada anggota keluarga yang hadir untuk melayani sebagai pendamping ibu, maka bidan bisa menawarkan dukungan pada orang yang mendukung ibu tersebut.
b         Bidan memberitahu ibu bahwa ia tidak perlu terlentang terus menerus dalam masa persalinanya. Jika ibu sudah semakin putus asa dan merasa tidak nyaman, bidan bisa mengambil tindakan-tindakan yang positif untuk merubah kebiasaan atau merubah setting tempat yang sudah ditentukan (seperti misalnya menyarankan agar ibu berdiri atau berjalan-jalan). Bidan harus memberikan suasana yang nyaman dan tidak menunjukkan ekspresi yang terburu-buru, sambil memberikan kepastian yang menyenangkan serta pujian lainnya.
c         Saat bidan memberikan dukungan fisik dan emosional dalam persalinan, atau membantu keluarga untuk memberikan dukungan persalinan., bidan tersebut harus melakukan semuanya itu dengan cara yang bersifat sayang ibu meliputi:
1).    Aman, sesuai evidence based, dan memberi sumbangan pada keselamatan jiwa ibu.
2).    Memungkinkan ibu merasa nyaman, aman, secara emosional serta merasa didukung dan didengarkan.
3).    Menghormati praktek-praktek budaya, keyakinan agama, dan ibu/keluarganya sebagai pengambil keputusan.
4).    Menggunakan cara pengobatan yang sederhana sebelum memakai teknologi canggih.
5).    Memastikan bahwa informasi yang diberikan adekuat serta dapat dipahami ibu.
d        Posisi Meneran
1.      Posisi meneran adalah posisi yang nyaman bagi ibu bersalin.
2.      Tujuan posisi meneran :
a).     Memberikan kenyamanan dalam proses persalinan
b).     Mempermudah atau memperlancar proses persalinan dan kelahiran bayi
c).     Mempercepat kemajuan persalinan.
3.      Keuntungan dan manfaat :
a).     Mengurangi rasa sakit dan ketidaknyaman
b).     Lama kala II lebih pendek
c).     Laserasi perineum lebih sedikit
d).    Menghindari persalinan yang harus ditolong dengan tindakan
4.      Macam posisi persalinan dan keuntungan
Tabel 1.2
Posisi Untuk Persalinan
POSISI
KEUNTUNGAN
Duduk atau setengah duduk
1).    Posisi ini adalah gaya gravitasi yang bertujuan untuk membantu ibu melahirkan bayinya.
2).    Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati / mensupport perineum.
3).    Memberi kemudahan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
4).    Mengurangi rasa nyeri yang hebat
Posisi merangkak
1).    Baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit
2).    Membantu bayi melakukan rotasi
3).    Peregangan minimal pada perineum
4).    Mengurangi rasa nyeri saat persalinan
5).    Dapat mengurangi resiko terjadinya laserasi perineum
Berjongkok atau berdiri
1).    Membantu penurunan kepala bayi
2).    Memperbesar ukuran panggul: menambah 28% ruang outletnya
3).    Memperbesar dorongan untuk meneran (bisa memberi kontribusi pada laserasi perineum)
4).    Mempercepat kemajuan kala II persalinan
5).    Mengurangi rasa nyeri yang hebat
Berbaring miring ke kiri
1).    Memberi rasa santai bagi ibu yang letih
2).    Memberi oksigenasi yang baik bagi bayi
3).    Membantu mencegah terjadinya laserasi perineum

Berdiri, berjalan dan bersandar
1).    Efektif membantu stimulasi kontraksi uterus
2).    Posisi ini mempunyai manfaat gaya grafitasi sehingga mempengaruhi turunnya kepala
3).    Mengurangi rasa nyeri yang hebat


e         Mengapa tidak boleh bersalin dalam posisi terlentang / lithotomi?
1).      Dapat menyebabkan Sindrome supine hypotensi karena tekanan pada vena kava inferior oleh kavum uteri, yang mengakibatkan ibu pingsan dan hilangnya oksigen bagi bayi.
2).      Dapat menambah rasa sakit
3).      Bisa memperlama proses persalinan
4).      Lebih sulit bagi ibu untuk melakukan pernafasan
5).      Membuat buang air lebih sulit
6).      Membatasi pergerakan ibu
7).      Bisa membuat ibu merasa tidak berdaya
8).      Bisa membuat proses meneran menjadi lebih sulit
9).      Bisa menambah kemungkinan terjadinya laserasi pada perineum
10).  Bisa menimbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan punggung.
5.      Rasa Nyeri Dalam Persalinan
a         Pengertian Nyeri
1).    Menurut Otoole (1997) dalam buku ajar bidan, nyeri adalah perasaan tertekan, menderita atau kesakitan yang disebabkan oleh stimulasi ujung-ujung syaraf tertentu
2).    Menurut Tefler (1997), dalam buku ajar bidan, nyeri adalah fenomena multifaktorial yang subjektif, personal dan kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis, biologis, sosial budaya dan ekonomi.
b         Fisiologi Nyeri
Nyeri disebabkan oleh stimulus, stimulus ini dapat menyebabkan atau hampir menyebabkan kerusakan jaringan. Oleh karena itu, sensasi nyeri dapat dibedakan dengan sensasi lainnya, meskipun emosi seperti rasa takut dan ansietas juga dialami secara bersamaan sehingga mempengaruhi persepsi seseorang terhadap nyeri. Juga harus diingat bahwa dengan adanya system syaraf simpatis, stimulus nyeri juga dapat mengakibatkan berbagai perubahan seperti peningkatan frekuensi jantung, peningkatan tekanan darah, pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah dan peningkatan kadar glukosa darah. Terdapat juga penurunan motilitas lambung dan penurunan suplai darah ke kulit yang menyebabkan berkeringat. Dengan demikian stimulus yang menyebabkan nyeri akan mengakibatkan terjadinya insiden atau peristiwa sensorik.
c         Respon Fisiologis terhadap nyeri dalam persalinan
Beberapa sistem tubuh terpengaruh oleh persalinan. Nyeri persalinan berkaitan dengan peningkatan frekuensi nafas. Hal ini menyebabkan penurunan kadar PaCO2 yang disertai dengan peningkatan pH. Keseimbangan asam-basa sistem juga dapat berubah karena hiperventilasi dan latihan pernafasan. Alkalosis kemudian akan dapat mempengaruhi difusi oksigen ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin.
Curah jantung meningkat selama kala I dan kala II persalinan. Peningkatan ini dapat mencapai 20% dan 50%. Hal ini terjadi akibat kembalinya darah uterus ke sirkulasi maternal yang berjumlah sekitar 250-300 ml pada setiap kontraksi. Nyeri, kekhawatiran dan ketakutan dapat menyebabkan respon simpatis sehingga curah jantung dapat menjadi lebih besar.
Kedua sistem tersebut dipengaruhi oleh pelepasan katekolamin. Adrenalin (epinefrin) yang terdiri atas 80% katekolamin, memiliki efek mengurangi aliran darah ke uterus yang pada gilirannya akan menyebabkan penurunan aktivitas uterus.
d        Penny Simpkin menjelaskan cara-cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah:
1).    Mengurangi sakit di sumbernya
2).    Memberikan rangsangan alternatif yang kuat
3).    Mengurangi reaksi mental yang negatif, emosional, dan reaksi fisik ibu terhadap rasa sakit.
e         Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit, menurut Varney’s Midwifery:
1).    Adanya sesorang yang dapat mendukung dalam persalinan
2).    Pengaturan posisi
3).    Relaksasi dan latihan pernafasan
4).    Istirahat dan privasi
5).    Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
6).    Asuhan diri
7).    Sentuhan dan masase
8).    Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament sacroiliaka
9).    Pijatan ganda pada pinggul
10).         Penekanan pada lutut
11).         Kompres hangat dan kompres dingin
12).         Berendam
13).         Pengeluaran suara
14).         Visualisasi dan pemusatan perhatian
15).         Musik.
f          Metode Non Farmakologis Untuk Kontrol Nyeri (Myles, 2009)
1).    Homeopati
Tujuannya adalah memperkuat respon fisiologis tubuh. Homeopati berusaha untuk mengobati penyakit dengan menghasilkan gejala yang sama dengan penyakit yang diobati. Obat homeopati dibuat dari ekstrak tumbuhan dan mineral.
2).    Hidroterapi
Berendam dalam air selama persalinan merupakan salah satu cara analgesia yang telah digunakan selama bertahun-tahun. Garland & Jones (1994) menyatakan bahwa efektivitas hidroterapi terjadi akibat dua faktor. Panas yang diberikan akan menghilangkan spasme otot sehingga nyeri serta hidrokinesis juga akan hilang dengan efek gravitasi dan juga ketidaknyamanan serta ketegangan pada pelvis. Riset yang dilakukan Moore (1997) menemukan bahwa hidroterapi selama melahirkan memiliki keuntungan sebagai berikut :
a).    Waktu persalinan yang diperlukan ibu lebih sedikit
b).    Pengalaman ibu secara positif dipengaruhi oleh hidroterapi
c).    Penggunaan analgesia secara konsisten lebih rendah pada kelompok ini
d).   Kebutuhan petidin dan entonox berkurang secara signifikan
3).    TENS
Stimulasi saraf elektrik transkutan (Transcutaneous electrical nerve stimulation/ TENS) sudah banyak digunakan, diterima dengan baik dan merupakan metode pereda nyeri yang efektif. TENS bekerja dengan menstimulasi ambang bawah serat aferen, misalnya serat reseptor sentuhan. Hal ini kemudian menyebabkan terjadinya hambatan neuron dalam nyeri. Pada saat nyeri teraktivasi oleh reseptor sentuhan, terjadi peningkatan input sinaps ke dalam nyeri tersebut sehingga seseorang dapat mengusap atau memasase area yang nyeri untuk menghilangkan nyeri.
g         Metode Farmakologis Untuk Kontrol Nyeri (Myles, 2009)
1).    Petidin
Petidin merupakan analgesik narkotik sistemik yang paling sering digunakan. Petidin adalah senyawa sintetik yang bekerja pada reseptor di dalam tubuh. Biasanya diberikan secara intramuskular dengan dosis 50-150 mg (bergantung pada ukuran tubuh ibu) dan memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk menimbulkan efek. Selain itu petidin juga dapat diberikan secara intravena untuk mempercepat efek.
2).    Diamorfin
Diamorfin terbukti dapat menjadi analgesia yang efektif 4 jam dalam persalinan, tetapi diamorfin ini jarang digunakan dalam persalinan normal kemungkinan terjadi akibat adanya ketakutan terhadap sifat potensial adiktif diamorfin.
3).    Meptazinol
Park & Fulton (1991), memilih menggunakan meptanizol karena hanya menyebabkan sedikit depresi pernafasan pada neonatus. Meptanizol biasanya diberikan dengan dosis 100-150 mg secara intramuskular dan bekerja dengan cepat dan efektif selama 4 jam.
4).    Analgesia inhalasi

5).    Analgesia regional (epidural)






No comments:

Post a Comment