truth


counters

nama

Monday 28 September 2015

Askeb persalinan dan BBL: Konsep Dasar Penyulit Kala III dan IV

A.     Persalinan Dengan Penyulit Kala III Dan IV
1.      Atonia Uteri
Kondisi dimana myometrium tidak dapat berkontraksi segera setelah melahirkan. Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil (massage) fundus uteri, segera setelah lahirnya plasenta.
Penyebab
a.       Partus lama
b.      Pembesaran uterus yang berlebihan pada waktu hamil seperti pada kehamilan kembar, hidramnion atau janin besar
c.       Multiparitas
d.      Anastesi yang dalam
e.       Anastesi lumbal

2.      Retensio Plasenta
Keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir.
            Penyebab
a.       Plasenta belum lepas dari didnding uterus
1).    Plasenta Adhesiva ( melekat lebih dalam di endometrium)
2).    Plasenta Inkreta (menembus desidua sampai ke myometrium)
3).    Plasenta Akreta (menembus lebih dalam ke myometrium namun belum mencapai serosa)
4).    Plasenta Perkreta (mencapai serosa atau peritoneum dinding rahim)
b.      Plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan (disebabkan karena tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala III)
c.       Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta

Faktor Resiko
a.           Plasenta Previa
b.           Riwayat Seksio caesaria
c.           Riwayat Kuretase
d.          Grande Multipara

3.      Emboli Air Ketuban
            Emboli air ketuban menimbulkan syok yang sangat mendadak dan biasanya berakhir dengan kematian. Dengan mendadak penderita menjadi gelisah, sesak nafas, kejang-kejang dan meninggal kemudian. Emboli air ketuban terjadi pada his yang kuat dengan ketuban yang biasanya sudah pecah. Karena his kuat, air ketuban dengan mekonium, rambut lanuago dan vernik kaseosa masuk kedalam sinus-sinus dalam dinding uterus dan dibawa ke paru-paru. Pada syok karena emboli air ketuban sering ditemukan gangguan dalam pembekuan darah.
4.      Robekan Jalan Lahir
            Robekan jalan lahir merupakan peyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh, robekan servik atau vagina.
            Periksalah dengan seksama dan perbaiki robekan pada servik, vagina dan perineum, lakukan uji pembekuan darah sederhana bila perdarahan terus berlangsung. Kegagalan terbentuknya pembekuan setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudah menunjukan adanya koagulapati.
Ada 4 tingkat robekan yang dapat terjadi pada persalinan:
a          Robekan derajat I
1).    Mengenai mukosa vagina, komisura posterior dan kulit perineum
2).    Pada derajat I tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan aposisi luka baik
b          Robekan tingkat II
1).     Mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum dan otot perineum
c          Robekan tingkat III mengenai m. sfingter ani
1).    Mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum dan otot sfinter ani
2).     Pada derajat ini pasien segera rujuk ke fasilitas rujukan
d         Robekan tingkat IV mengenai mukosa rektum
1).    Mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum, otot sfinter ani dan dinding depan rektum
2).   Pada derajat ini pasien segera rujuk ke fasilitas rujukan

Penjahitan laserasi perineum/ episiotomi
a.       Tujuan penjahitan perineum/ episiotomi :
1).    Untuk mendekatkan jaringan-jaringan agar penyembuhan dapat terjadi
2).    Untuk menghentikan perdarahan
b.       Teknik penjahitan
1).    Jelujur
2).    Satu-satu
3).    Subkutikuler/ subkutis
c.       Keuntungan penjahitan jelujur
1).    Sedikit rasa sakit
2).    Mudah dipelajari karena hanya melibatkan satu jenis tehnik penjahitan saja
3).    Jumlah jahitan hanya sedikit

5.   Inversio Uteri
            Pada inversio uteri bagian atas uterus memasuki kavum uteri, sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri.
a.   Tingkatan inversio uteri menurut perkembangan inversio uteri:
1).    Fundus uteri menonjol ke dalam kavum uteri, tetapi belum keluar dari ruang tersebut
2).    Korpus uteri yang terbalik sudah masuk kedalam vagina
3).    Uterus dengan vagina, semuanya terbalik, untuk sebagian besar terletak di luar vagina
b.   Etiologi
1).    Terjadi karena spontan dan tindakan
Faktor yang mempengaruhinya antara lain :
a).    Uterus yang lembek, lemah dan tipis
b).    Tarikan tali pusat yang berlebihan
2).    Spontan
a).    Grandemultipara
b).    Atonia uteri
c).    Kelemahan alat kandungan
d).   Tekanan intra abdominal yang tinggi (mengejan)
c.   Dasar diagnosis
1).    Dijumpai pada kala III post partum
2).    Rasa sakit yang hebat sampai syok
3).    Fundus uteri menghilang dari abdomen
4).    Pemeriksaan dalam : fundus uteri didalam rongga rahim dapat dengan plasenta atau tidak
5).    Bila inkomplit daerah symphisis teraba kosong dan dalam vagina teraba tumor lunak
6).    Kavum uteri sudah tidak ada (terbalik)
d.  Penatalaksanaan
1).    Bertindak cepat
2).    Kembalikan posisi uterus
3).    Tunda pemberian oksitosin sampai uterus ke posisinya, hal ini dilakukan bersamaan dengan :
a).    Pemberian cairan infus
b).    Bila perlu tranfusi darah
c).    Beri obat nyeri dan antibiotik
6.    Perdarahan Kala IV
Perdarahan yang normal setelah kelahiran mungkin hanya akan sebanyak satu pembalut wanita perjam selama enam jam pertama atau seperti darah haid yang banyak. Jika perdarahan lebih banyak dari ini, maka ibu tersebut hendaknya diperiksa lebih sering dan penyebab-penyebab dari perdarahan berat seharusnya diselidiki. Apakah ada laserasi pada vagina atau servik? Apakah uterus berkontraksi dengan baik? Apakah kandung kencingnya kosong?
7.     Syok Obstetrik
Syok pada waktu kehamilan mengakibatkan syok pula pada janin yang berada dalam kandungan. Peristiwa-peristiwa yang dalam praktek kebidanan dapat menimbulkan syok adalah:
a.       perdarahan
b.      infeksi berat
c.       solusio plasenta
d.      perlukaan dalam persalinan
e.       inversio uteri
f.       emboli air ketuban
g.      wanita hamil lanjut menunjukkan hipotensi sewaktu tidur telentang, peristiwa yang dinamakan supine hypotensive syndrome.









No comments:

Post a Comment