1.
Muntah dan gumoh
a.
Pengertian
Gumoh dan muntah sering kali terjadi
hampir setiap pada bayi. Gumoh berbeda dengan muntah. Keduanya merupakan hal
biasa (normal) dan tidak menandakan suatu hal yang serius yang terjadi pada
bayi Anda. Hanya sebagian kecil kasus muntah bayi (muntah patologis) yang
menjadi indikasi gangguan serius .
Baik gumoh dan muntah pada bayi merupakan
pengeluaran isi lambung. Bedanya gumoh terjadi seperti illustrasi air yang
mengalir ke bawah , bisa sedikit (seperti meludah) atau cukup banyak. Bersifat
pasif dan spontan. Sedangkan muntah lebih cenderung dalam jumlah banyak dan
dengan kekuatan dan atau tanpa kontraksi lambung.
Sekitar 70 % bayi berumur di bawah 4 bulan
mengalami gumoh minimal 1 kali setiap harinya, dan kejadian tersebut menurun
sesuai dengan bertambahnya usia hingga 8-10 persen pada umur 9-12 bulan dan 5
persen pada umur 18 bulan. Meskipun normal, Gumoh yang berlebihan dapat
menyebabkan berbagai komplikasi yang akan mengganggu pertumbuhan bayi
Ciri-ciri
|
Gumoh
|
Muntah
|
Volume
cairan/makanan yang dimuntahkan
|
SedIkit kurang dari 10 cc. Berupa ASI yang
sudah ditelan
bayi.
|
Banyak
lebih dari 10 cc. Berupa ASI atau susu formula dan makanan (pada bayi diatas 6 bulan)
|
Cara
keluar
|
Mengalir
biasa dari mulut bayi. Tidak disertai kontraksi otot perut.
|
1.
Menyembur dari perut bayi. disertai
kontraksi otot perut
2.
Kadang juga keluar lewat lubang hidung
bayi.
|
Umur
bayi
|
Kebanyakan
terjadi
pada bayi berumur beberapa minggu, 1-4 bulan atau 6 bulan dan akan hilang
dengan sendirinya
|
Tidak
terjadi
pada bayi baru lahir. Tapi bisa terjadi pada bayi berumur 2 bulan dan dapat
berlangsung sepanjang usia
|
Arti
|
Proses
alami dan wajar untuk mengeluarkan udara yang tertelan bayi saat minum ASI
|
Bisa
menjadi
pertanda adanya gangguan kesehatan bayi atau gangguan fungsi pada organ
pencernaan bayi
|
Penyebab
|
1.
Bayi terlalu banyak ASI
2.
Saat makan atau minum, udara ikut
tertelan
3. Bayi gagal menelan karena otot
penghubung mulut dan kerongkongan belum matang. Banyak terjadi pada bayi prematur
|
1.
Ada kelainan pada sistem pencernaan
bayi, misalnya kelainan katup pemisah lambung dan usus 12 jari. Cairan muntah
biasanya berwarna hijau
2.
Ada
infeksi atau luka, misal infeksi tenggorokan yang memicu muntah. Kadang disertai bercak darah
|
b. Penyebab
Gumoh
1)
ASI atau susu yang
diberikan melebihi kapasitas lambung.
Lambung
yang penuh juga bisa bikin bayi
gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah
diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah. Lambung bayi punya kapasitasnya
sendiri.
2)
Posisi menyusui.
a) Sering
ibu menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur
telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi
ke saluran napas. Bayi pun gumoh.
b) pemakaian
bentuk dot. Jika si bayi suka dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas
mengisap karena lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut
si bayi dan lebih banyak udara yang masuk. Udara masuk ke lambung, membuat bayi
muntah.
3)
Klep penutup lambung
belum berfungsi sempurna.
Dari
mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. di
antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini
biasanya belum berfungsi sempurna.
4)
Fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang
kontraksi pada dinding lambung dan usus) untuk makanan dapat masuk dari saluran
pencernaan ke usus, masih belum sempurna.
5)
Terlalu aktif. Misalnya pada saat bayi
menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan
di dalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk muntah atau gumoh.
c. Penanganan
Cara
meminimalisir Gumoh atau muntah bayi :
1)
Hindari memberikan
ASI/susu saat bayi berbaring. Jaga agar bayi tetap dalam posisi tegak sekitar
30 menit setelah menyusu.
2)
Hindari meletakkan bayi
di kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut.
3)
Hindari merangsang
aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
4)
Kontrol jumlah ASI/susu
yang diberikan.misal Berikan ASI /susu dengan jumlah sedikit tapi sering.
5)
Sendawakan
bayi segera setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih membutuhkan bersendawa
di antara 2 waktu menysusu.
6)
Check lubang dot yang
Anda gunakan untuk memberikan ASI/susu. Jika lubang terlalu kecil akan
meningkatkan udara yang masuk. Jika terlalu besar ,susu akan mengalir dengan
cepat yang bisa memungkinkan bayi Anda gumoh.
7)
Hindari memberikan
ASI/susu ketika bayi sanagt lapar, karena bayi akan tergesa-gesa saat minum
sehingga akan menimbulkan udara masuk.
8)
Jika
menyusui, posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga
membentuk sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
9)
Jangan mengangkat bayi
saat gumoh atau muntah.
Segera mengangkat bayi saat gumoh adalah
berbahaya, karena muntah atau gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru dan akhirnya
malah mengganggu paru. Bisa radang paru. Sebaiknya, miringkan atau tengkurapkan
anak. Biarkan saja ia muntah sampai tuntas jangan ditahan.
10) Biarkan
saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya.
Hal ini justru lebih baik daripada cairan
kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-paru karena bisa menyebabkan radang
atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa
dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya
saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut
dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tak semuanya
bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.
11) Hindari bayi tersedak.
bila
si bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan alias paru-paru. ini
disebut aspirasi dan berbahaya. Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu
yang sudah masuk ke lambung karena sudah mengandung asam dan akan merusak
paru-paru. Untuk mencegah kemungkinan tersedak, agar setiap kali bayi muntah
selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah (saat
menunjukkan tanda-tanda akan muntah) segera dimiringkan atau ditengkurapkan
atau didirikan sambil ditepuk-tepuk punggungnya.
d. Pencegahan
Berikut ini cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
bayi muntah :
1)
Cuci tangan Anda dan
sterilkan botol sebelum membuat susu untuk mencegah masuknya kuman/bakteri
2)
Sendawakan bayi sebelum
dan sesudah minun susu, dengan cara digendong tegak lurus dan disandarkan
dibahu anda. tepuk pundaknya dengan halus sampai bayi bersendawa
3)
Berikan susu pada bayi
secukupnya dan pada waktu tepat.jangan memberikan susu saat bayi sangat
lapar,karena bayi cenderung untuk minum dengan terburu-buru dan dalam jumlah
banyak.jarak pemberian susu formula kurang lebih 3,5 - 4 jam.
4)
Pada waktu menyusukan
bayi dengan dot. usahakan nipple dot masuk seluruhnya didalam mulut bayi dengan
posisi tegak lurus dengan mulut bayi. Hal ini akan mengurangi masuknya udara ke
perut bayi pada saat menyusu, sehingga mencegah bayi muntah.
5)
Tempatkanlah bayi di
ruangan yang tenang pada saat menyusu dengan posisi berbaring menggunakan
bantal yang agak tinggi.
6)
Biarkan bayi berbaring
kurang lebih 10 menit setelah menyusu, setelah itu sendawakan.
e. Dampak
Sangat
penting mengetahui bahwa muntah atau gumoh berlebihan pada bayii yang mengarah
pada hal patologis. Kita tak perlu khawatir jika :
1)
Berat badan bertambah
(dalam rentang normal)
2)
Bayi tampak senang
3)
Pertumbuhan
dan perkembangan bayi normal
Sebaliknya,
Kita perlu khawatir jika:
1)
Penurunan berat badan
atau tidak ada kenaikan berat badan
2)
Infeksi dada berulang
3)
Muntah disertai darah
4)
Bayi dehidrasi
5)
Gangguan pernafasan
misal henti nafas, biru atau nafas pendek
Tanda
awal adanya masalah dengan pemberian ASI/susu pada bayi antara lain:
1)
Bayi tidak tenang/selalu
rewel/gelisah sepanjang waktu
2)
Bayi tidak ingin menyusu
/tidak nafsu
3)
Bayi selalu menangis
saat atau setelah menyusu
4)
Bayi muntah /gumoh
secara berlebihan yang berulang dan sering.
No comments:
Post a Comment