1.
Pengertian
stimulasi dan bermain
Bermain merupakan kegiatan yang
dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan.bermain
merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, social dan bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak akan
berkomunikasi, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang
dapat dilakukannya dan mengenal waktu, jarak, serta suara.
Bermain adalah kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan
bekerja pada orang dewasa yang dapat menurunkan stress anak, media yang baik
bagi anak untuk belajar berkomunikasi dengan lingkungannya, menyesuaikan diri
terhadap lingkungan, belajar mengenal dunia sekitar kehidupannya dan penting
untuk meningkatkan kesejahteraan mental serta social anak.
Alat permainan
merupakan salah satu alat untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Menurut
Soetjiningsih ( 1995 ) Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari
lingkungan luar individu anak.
Menurut
Moersintowarti ( 2002 ), stimulasi adalah perangsangan dan latihan-latihan
terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan di luar anak.
Aktivitas bermain
merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut
tidak menghasilkan komoditas tertentu misalnya keuntungan financial ( uang ).
Bermain merupakan bentuk infantile dari kemampuan orang dewasa untuk menghadapi
berbagai macam pengalaman dengan cara menciptakan model situasi tertentudan
berusahan untuk menguasainya melalui eksperimen dan perencanaan.
2.
Fungsi
bermain pada balita
Fungsi utata bermain adalah merangsang perkembangna
sensoris-motorik, perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan
kreativitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.
Telah disinggung bahwa dunia anak tidak bida
dipisahkan dengan dunia bermain dan keduanya bersifat universal. Diharapkan
dengan bermain, anak mendapatkan stimulus yang mencukupi agar dapat berkembang
secra optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, wong (1993), menjelaskan bahwa
bermain hendaknya mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
a. Perkembangan
sensori motor
Pada saat melakukan permainan, aktivitas
sensoris-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain
aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Aktivitas sensor motor merupakan bagian yang berkembang
paling dominan pada masa bayi. Perkembangan sensorik motor didukung oleh
stimulasi visual, stimulasi pendengaran, stimulasi taktil (sentuhan) dan
stimulasi kinetic.
Stimulus visual merupakan stimulasi awal yang penting pada tahap
permulaan perkembangan anak. Anak akan meningkatkan perhatiannya pada
lingkungan sekitar melalui penglihatannya, sehingga orang tua disarankan untuk
memberikan mainan berwarna-warni pada anak umur tiga bulan pertama. Stimulasi
pendengaran ( stimulasi aditif ) adalah sangat penting untuk perkembangan
bahasa ( verbal ),. Pada taun pertama kehidupannya memberikan sentuhan (
stimulus taktil ) yang memberikan perhatian dan kasih saying yang diperlukan
oleh anak. Stimulus ini akan menimbulkan rasa aman dan percaya diri pada anak
sehingga anak akan lebih responsive dan berkembang. Stimulus kinetic akan
membantu anak untuk mengenal lingkungan yang berbeda.
b. Perkembangan
kognitif / intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan
manipulasi / belajar mengenal terhadap sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya
terutama mengenal warna, bentuk/ukuran, tekstur dari berbagai macam objek,
angka dan benda. Pada saat bermain
anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah. Anak belajar untuk merangkai
kata, berpikir abstrak dan memahami hubungan ruang seperti naik, turun, dibawah
dan terbuka. Aktivitas bermain juga membantu perkembangan ketrampilan dan
mengenal dunia nyata atau frustasi.
c. Sosialisasi
Perkembangan social ditandai dengan kemampuan
berinteraksi dengan lingkunganya. Melalui bermain anak akan belajar member
& menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan social & belajar memecahkan masalah dari hubungan
tersebut. Sejak awal masa anak-anak, bayi telah menunjukkan ketertarikan dan
kesenangan terhadap orang lain terutama pada ibunya. Dengan bermain, anak akan
mengembangkan dan memperluas sosialosasi, belajar untuk mengatasi persoalan
yang timbul, mengenai nilai-nilai moral dan etika, belajar mengenai apa yang
salah dan benar serta tanggung jawab terhadap sesuatu yang diperbuatnya. Pada
tahun pertama, anak suka bermain peran seperti peran sebagai ayah, ibu dll.
Pada umur prasekolah anak lebih banyak bergabung dengan kelompok sebayanya ( peer
group ) dan mempunyai teman favorit.
d. Kreativitas
Tidak ada situasi yang lebih menguntungkan /
menyenagkan untuk berekreasi dari pada bermain. Berekreasi adalah kemampuan
untuk menciptakan sesuatu & mewujudkan ke dalam bentuk objek dan atau
kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain anak-anak dapat
bereksperimen dan mencoba ide-ide . sekali anak merasa puas untuk mencoba
sesuatu yang baru dan berbeda , ia akan memindahkan kreasinya ke situasi yang
lain, seperti dengan membongkar dan memasang satu alat permainan akan
merangsang kreativitasnya untuk semakin berkembang.
e. Kesadaran
diri
Dengan aktivitas bermain, anak akan mengembangkan
kemampuannya dalam mengatur tingkah laku / menyadari bahwa dirinya berbeda
dengan yang lain dan memahami dirinya sendiri. Anak belajar untuk memahami
kelemahan dan kemampuannya dibanding dengan anak yang lain. Dalam hal ini,
peran orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam
kaitannya dengan kemampuan untuk memahami dampak positif dan negative dari
perilakunya tehadap orang lain.
f. Nilai-nilai moral
Anak belajar mengenai perilaku yang benar dan salah
dari lingkungan rumah maupun sekolah. Interaksi dengan kelompoknya memberikan
makna pada latihan moral mereka. Jika masuk kedalam suatu kelompok, anak harus
mentaati aturan missal kejujuran. Melalui kegiatan bermain, anak juga akan
belajar nilai moral, etika, belajar membedakan mana yang benar dan salah serta
belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya.
Seperti, merebut mainan teman merupakan perbuatan yang tidak baik dan
membereskan alat permainan sesudah bermain adalah membelajarkan anak untuk
bertanggung jawab terhadap tindakan serta barang yang dimilikinya. Oleh karena
itu, peran orang tua dibutuhkan karena untuk mengawasi anak saat melakukan
aktivitas bermain dan mengajarkan nilai moral.
g. Nilai
terapeutik
Bermain dapat mengurangi tekanan atau stress dari
lingkungan. Dengan bermain anak dapat mengekspresikan emosi dan ketidakpuasa
atas situsi social serta rasa takut yang tidak dapaat diekspresikan didunia
nyata.
3.
Prinsip-prinsip
Menurut Soetjiningsih (1995), agar anak bias bermain
diperlukan hal-hal seperti di bawah ini :
a.
Ekstra energy
Untuk bermain diperlukan elstra energy. Anak sakit,
kecil kegiatannya untk bermain
b.
Waktu
Anak harus mempunyai cukup waktu
c.
Alat permainan
Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai
dengan umur dan taraf perkembangnya
d.
Ruangan untuk bermain
Ruangan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu
ruangan khusus untuk bermain. Anak bias bermain di ruang tamu, halaman atau
ruang tidurnya.
e.
Pengetahuan cara
permain
Anak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri,
meniru teman-temanya atau diberi tahu caranya oleh orang lain. Cara yang
terakhir adalah yang terbaik, karena anak tidak terbatas pengetahuaanya dalam
menggunakan alat permainannya dan anak-anak akan mendapat keuntungan lain lebih
banyak.
f.
Teman bermain
Anak harus merasa yakin bahwa ia mempunyai teman
bermain kalau ia memerlukan. Apakah itu saudaranya, orang tua atau teman.
Karena kalau anak bermain sendiri, maka ia akan kehilangan kesempatan belajar
dari teman-temanya. Sebaliknya kalau terlalu banyak maka dapat mengakibatkan
anak tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk menghibur diri sendiri. Bila
kegiatan bermain dilakukan kegiatan bersama orang tuanya, maka hubungan orang
tua dengan anak menjadi akrab dan ibu/ayah akan egera mengetahui setiap
kelainan yang terjadi pada anak mereka secara dini.
4.
Alat
permainan edukatif ( APE )
Adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak, di sesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya
serta berguna pengembangan aspek fisik, bahasa, pengembangan kognitif dan
pengembangan aspek social.
Bermain harus seimbang, artinya harus ada
keseimbangan antara bermain aktif dan pasif yang biasanya di sebut hiburan.
Dalam bermain aktif kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka
sendiri, sedangkan bermain pasif kesenangan di dapat dari orang lain.
1. Bermain
aktif :
1.1 bermain
mengamati/menyelidiki ( exploratory play )
1.2 bermain
konstruksi
1.3 bermain
drama
1.4 bermain
bola, tali dll
2. Bermain
pasif :
Anak melihat dan atau mendengar. Bermain ini ideal
apabila anak sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi
kebosanan dan keletihan. Missal : melihat gambar-gambar di buku/ majalah,
mendengarkan cerita / music, menonton TV.
Syarat-syarat APE adalah sebagai berikut :
a. Aman
Alat permainan anak dibawah umur 2 tahun, tidak
boleh terlalu kecil, cat-nya tidak boleh mengandung racun, tidak ada
bagian-bagian yang tajam dan mudah pecah. Karena pada umur ini anak mengenal
benda disekitarnya dengan memegang, mencekeram, dan memasukkan kedalam mulut.
b.
Ukuran
dan berat APE harus sesuai dengan usia anak
Bila ukurannya terlalu besar akan sukar dijangkau anak, sebaliknya kalau
terlalu kecil akan berbahaya karena dengan mudah tertelan oleh anak. Sedangkan
APE terlalu berat, maka akan sulit memindahkannya serta akan membahayakan bila
APE tersebut jatuh dan mengenai anak.
c. Desainnya
harus jelas
APE harus mempunyai ukuran, susunan dan waktu
tertentu serta jelas maksud dan tujuannya.
d. Fungsi
yang jelas
APE sebaiknya mempunyai fungsi untuk mengembangkan
aspek perkembangan anak seperti motorik, bahasa, kecerdasan dan sosialisasi
e. Variasi
APE
APE sebaiknya dimainkan secara variasi ( dapat
bongkar pasang ) dan jangan terlalu sulit sehingga membuat anak frustasi, tidak
terlalu mudah sehingga membuat anak cepat bosan
f. Sederhana dan menarik
Walaupun sederhana harus tetap menarik baik warna
mapun bentuknya. Bila bersuara, suaranya harus jelas
g. Universal
APE harus mudah diterim oleh semua budaya dan bangsa
karena bentuknya umum sehingga semua orang sehingga prinsip penggunannya
dimengerti.
h. APE
tidak mudah rusak
Kalau bagian yang rusak harus mudah diganti, dipelihara
dan terbuat dari bahan yang didapat, harga terjangkau oleh masyarakat.
5.
Cirri
dan jenis permainan
Dalam melaksanakan aktivitas bermain pada anak, usia
dan tingkat perkembangan anak selalu dipertimbangkan, mengingatb bahwa alat
permainan yang digunakan merupakan salah satu alat untuk menstimulasi
perkembangannya. Menurut ( Wong, 1998 ) bermain berdasarkan isi dan
karakteristik. Isi bermain ditekankan pada aspek fisik. Bermain diawali dari
yang sederhana sampai yang lebih kompleks.
Berdasarkan isi bermain dibedakan menjadi :
a.
social effective play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan
interpersonal yang menyenangkan anatara anak dengan orang lain. Missal, bayi
akan mendapatkan kesenangan atau kepuasan dari hubungan yang menyenangkan
dengan orang tuanya atau orang lain. Bentuk permainan ini adalah: “ciluk ba”,
bicara sambil tersenyum/tertawa, atau memberikan tangan ke bayi untuk
menggenggamnya.
b.
sense pleasure play
Permainan ini dapat menggunakan alat yang dapat
menimbulkan rasa senang pada anak dan mengasikan, seperti; mainan di pasir,
menggunakan air. Cirri dari permainan ini adalah anak akan semakin asik
bersentuhan dengan alat permainan sehingga susah dihentikan atau permainan yang
berhubungan dengan kesenangan.
c.
unocupited behavior
Pada saat tertentu anak sering terlihat
mondar-mandir, tersenyum, tertawa, jinjit, bungkuk, mainan kursi, meja atau
yang lain di sekitarnya, sehingga anak tampak senang, gembira dan asik dengan
situasi serta lingkungan sekitarnya. Jadi cirri dari permainan ini adalah permainan
yang hanya memperhatikan saja.
d.
skill play
Permainan ini akan meningkatkan ketrampilan anak,
khususnya motorik kasar & halus. Missal, bayi akan terampil memegang benda,
memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lain dan anak akan terampil naik
sepeda.
Berdasarkan karakreristik sossial, bermain merupakan
interaksi antara anak dan orang dewasayang dipengaruhi oleh usia anak.pada
tahun-tahun pertama anak lebih suka bermain sendiri. Tipe permainan berdasarkan
karakteristik
social diantaranya adalah
a. onlooker
play
pada permainan ini, anak bersifat pasif tapi ada
proses untuk mengamati terhadap permainan yang sedang dilakukan oleh temannya.
Anak hanya mengamati teman-temanya yang sedang bermain tanpa ada inisiatif
untuk ikut berpartisipasi dalam permainan.
b. solitary
play
cirri dari permainan ini adalah anak bermain dengan
permainan sendiri. Anak tampak berada dalam kelompok permainan tetapi anak
bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya dan alat permainan
tersebut berbeda dengan alat permainan yang digunakan temannya, tidak ada
kerjasama maupun komunikasi dengan teman bermain.
c. parallel
play
cirri dari permainan ini adalah permainan bersama teman
tanpa interaksi. Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama tapi tidak
terjadi kontak atau tidak ada sosialisasi dengan teman yang lain. Biasanya
dilakukan pada anak toddler.
d. assosiative
play
cirri dari permainan ini adalah dengan bermain
bersama tanpa tujuan kelompok. Permainan ini sudah terjadi komunikasi satu anak
dengan anak lain tapi tidak terorganisaasi, tidak ada pemimpin atau yang
memimpin permainan dan tujuan tidak jelas, seperti main boneka, hujan-hujanan,
dan masak-masakan.
e. cooperative
play
cirri dari permainan ini adalah bermain bersama yang
diorganisir. Aturan permainan dalam kelompok jelas, tujuan dan pemimpin
permainan. Anak yang memimpin ini mengatur dan mengarahkan anggotanya untuk
bertindak dalam permainan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam permainan.
Cirri alat permainan anak dibawah umur 5 tahun
sebagai berkut :
Umur
|
Tujuan
|
Alat permainan
|
Jenis permainan
|
|
Isi
|
Karakteristik sosial
|
|||
0–1
tahun
|
Ø Melatih
& mengevaluasi Reflex-refleks fisiologis
Ø Melatih
koordinasi antara mata & tangan serta mata & telinga
Ø Melatih
untuk mencari objek yang tidak kelihatan
Ø Melatih
sumber asal suara
Ø Melatih
kepekaan perabaan
|
Ø Benda-benda
yg aman untuk di masukan mulut atau di pegang
Ø gambar
atau bentuk muka
Ø
boneka orang atau binatang yang lunak
Ø
mainan yg dapat digoyangkan & mengeluarkan suara
Ø Giring-giring
|
Permainan yang memberikan
kesenangan pada anak
|
Permainan yang memungkinkan
anak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya
|
2-3
tahun
|
Ø Mengembangkan
ketrampilan bahasa
Ø Melatih
motorik halus & kasar
Ø
Mengembangkan kecerdasan (mengenal warna & berhitung )
Ø Melatih
daya imajinasi
Ø Menyalurkan
persaan anak
|
Ø Lilin
yg dapat dibentuk
Ø Alat-alat
untuk menggambar
Ø Puzzle
sederhana
Ø Manic-manik
Ø Alat-alat
rumah tangga
|
Skill play
/bermain ketrampilan
|
Parallel play/
permainan bersama teman tanpa interaksi
|
4-5
tahun
|
Ø Mengembangkan
kemampuan berbahasa, berhitung serta menyamakan & membedakan
Ø Merangsang
daya imajinasi dg berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara )
Ø Menumbuhkan
sportivitas, kreativitas & kepercayaan diri
Ø
Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus & kasar
Ø
Mengembangkan sosialisasi/bergaul dg anak & orang di luar rumah
Ø Memperkenalkan
suasana kompetisi, gotong-royng
Ø Memperkenalkan
pengertian yg bersifat ilmu pengetahuan seperti terapung & tenggelam
|
Ø Berbagai
benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majaalh anak-anak, alat gambar
& tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air dll
Ø
Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah
|
Skill
play/ bermain ketrampilan, dan
Cooperative
play/ permainan dengan bermain bersama
yang diorganisir
|
Assosiative
play/ permainan dengan bermain bersama
tanpa tujuan kelompok
|
No comments:
Post a Comment