truth


counters

nama

Sunday 17 January 2016

ASKEB NEONATUS: STIMULASI PERKEMBANGAN dan KONSEP BERMAIN

1.             Pengertian stimulasi dan bermain
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan.bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, social dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak akan berkomunikasi, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya dan mengenal waktu, jarak, serta suara.
Bermain adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa yang dapat menurunkan stress anak, media yang baik bagi anak untuk belajar berkomunikasi dengan lingkungannya, menyesuaikan diri terhadap lingkungan, belajar mengenal dunia sekitar kehidupannya dan penting untuk meningkatkan kesejahteraan mental serta social anak.
Alat permainan merupakan salah satu alat untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Menurut Soetjiningsih ( 1995 ) Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan luar individu anak.
Menurut Moersintowarti ( 2002 ), stimulasi adalah perangsangan dan latihan-latihan terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan di luar anak.
Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak menghasilkan komoditas tertentu misalnya keuntungan financial ( uang ). Bermain merupakan bentuk infantile dari kemampuan orang dewasa untuk menghadapi berbagai macam pengalaman dengan cara menciptakan model situasi tertentudan berusahan untuk menguasainya melalui eksperimen dan perencanaan.
2.             Fungsi bermain pada balita
Fungsi utata bermain adalah merangsang perkembangna sensoris-motorik, perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreativitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.
Telah disinggung bahwa dunia anak tidak bida dipisahkan dengan dunia bermain dan keduanya bersifat universal. Diharapkan dengan bermain, anak mendapatkan stimulus yang mencukupi agar dapat berkembang secra optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, wong (1993), menjelaskan bahwa bermain hendaknya mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
a.       Perkembangan sensori motor
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Aktivitas sensor motor merupakan bagian yang berkembang paling dominan pada masa bayi. Perkembangan sensorik motor didukung oleh stimulasi visual, stimulasi pendengaran, stimulasi taktil (sentuhan) dan stimulasi kinetic.
Stimulus visual merupakan stimulasi awal yang penting pada tahap permulaan perkembangan anak. Anak akan meningkatkan perhatiannya pada lingkungan sekitar melalui penglihatannya, sehingga orang tua disarankan untuk memberikan mainan berwarna-warni pada anak umur tiga bulan pertama. Stimulasi pendengaran ( stimulasi aditif ) adalah sangat penting untuk perkembangan bahasa ( verbal ),. Pada taun pertama kehidupannya memberikan sentuhan ( stimulus taktil ) yang memberikan perhatian dan kasih saying yang diperlukan oleh anak. Stimulus ini akan menimbulkan rasa aman dan percaya diri pada anak sehingga anak akan lebih responsive dan berkembang. Stimulus kinetic akan membantu anak untuk mengenal lingkungan yang berbeda.
b.      Perkembangan kognitif / intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi / belajar mengenal terhadap sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya terutama mengenal warna, bentuk/ukuran, tekstur dari berbagai macam objek, angka dan benda. Pada saat bermain anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah. Anak belajar untuk merangkai kata, berpikir abstrak dan memahami hubungan ruang seperti naik, turun, dibawah dan terbuka. Aktivitas bermain juga membantu perkembangan ketrampilan dan mengenal dunia nyata atau frustasi.
c.       Sosialisasi
Perkembangan social ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkunganya. Melalui bermain anak akan belajar member & menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan social & belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Sejak awal masa anak-anak, bayi telah menunjukkan ketertarikan dan kesenangan terhadap orang lain terutama pada ibunya. Dengan bermain, anak akan mengembangkan dan memperluas sosialosasi, belajar untuk mengatasi persoalan yang timbul, mengenai nilai-nilai moral dan etika, belajar mengenai apa yang salah dan benar serta tanggung jawab terhadap sesuatu yang diperbuatnya. Pada tahun pertama, anak suka bermain peran seperti peran sebagai ayah, ibu dll. Pada umur prasekolah anak lebih banyak bergabung dengan kelompok sebayanya ( peer group ) dan mempunyai teman favorit.
d.      Kreativitas
Tidak ada situasi yang lebih menguntungkan / menyenagkan untuk berekreasi dari pada bermain. Berekreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu & mewujudkan ke dalam bentuk objek dan atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain anak-anak dapat bereksperimen dan mencoba ide-ide . sekali anak merasa puas untuk mencoba sesuatu yang baru dan berbeda , ia akan memindahkan kreasinya ke situasi yang lain, seperti dengan membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya untuk semakin berkembang.
e.       Kesadaran diri
Dengan aktivitas bermain, anak akan mengembangkan kemampuannya dalam mengatur tingkah laku / menyadari bahwa dirinya berbeda dengan yang lain dan memahami dirinya sendiri. Anak belajar untuk memahami kelemahan dan kemampuannya dibanding dengan anak yang lain. Dalam hal ini, peran orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk memahami dampak positif dan negative dari perilakunya tehadap orang lain.
f.          Nilai-nilai moral
Anak belajar mengenai perilaku yang benar dan salah dari lingkungan rumah maupun sekolah. Interaksi dengan kelompoknya memberikan makna pada latihan moral mereka. Jika masuk kedalam suatu kelompok, anak harus mentaati aturan missal kejujuran. Melalui kegiatan bermain, anak juga akan belajar nilai moral, etika, belajar membedakan mana yang benar dan salah serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya. Seperti, merebut mainan teman merupakan perbuatan yang tidak baik dan membereskan alat permainan sesudah bermain adalah membelajarkan anak untuk bertanggung jawab terhadap tindakan serta barang yang dimilikinya. Oleh karena itu, peran orang tua dibutuhkan karena untuk mengawasi anak saat melakukan aktivitas bermain dan mengajarkan nilai moral.
g.      Nilai terapeutik
Bermain dapat mengurangi tekanan atau stress dari lingkungan. Dengan bermain anak dapat mengekspresikan emosi dan ketidakpuasa atas situsi social serta rasa takut yang tidak dapaat diekspresikan didunia nyata.
3.             Prinsip-prinsip
Menurut Soetjiningsih (1995), agar anak bias bermain diperlukan hal-hal seperti di bawah ini :
a.         Ekstra energy
Untuk bermain diperlukan elstra energy. Anak sakit, kecil kegiatannya untk bermain
b.        Waktu
Anak harus mempunyai cukup waktu
c.         Alat permainan
Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai dengan umur dan taraf perkembangnya
d.        Ruangan untuk bermain
Ruangan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu ruangan khusus untuk bermain. Anak bias bermain di ruang tamu, halaman atau ruang tidurnya.
e.         Pengetahuan cara permain
Anak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri, meniru teman-temanya atau diberi tahu caranya oleh orang lain. Cara yang terakhir adalah yang terbaik, karena anak tidak terbatas pengetahuaanya dalam menggunakan alat permainannya dan anak-anak akan mendapat keuntungan lain lebih banyak.
f.             Teman bermain
Anak harus merasa yakin bahwa ia mempunyai teman bermain kalau ia memerlukan. Apakah itu saudaranya, orang tua atau teman. Karena kalau anak bermain sendiri, maka ia akan kehilangan kesempatan belajar dari teman-temanya. Sebaliknya kalau terlalu banyak maka dapat mengakibatkan anak tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk menghibur diri sendiri. Bila kegiatan bermain dilakukan kegiatan bersama orang tuanya, maka hubungan orang tua dengan anak menjadi akrab dan ibu/ayah akan egera mengetahui setiap kelainan yang terjadi pada anak mereka secara dini.
4.             Alat permainan edukatif ( APE )
Adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, di sesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya serta berguna pengembangan aspek fisik, bahasa, pengembangan kognitif dan pengembangan aspek social.
Bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain aktif dan pasif yang biasanya di sebut hiburan. Dalam bermain aktif kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif kesenangan di dapat dari orang lain.
1.      Bermain aktif :
1.1       bermain mengamati/menyelidiki ( exploratory play )
1.2       bermain konstruksi
1.3       bermain drama
1.4       bermain bola, tali dll
2.      Bermain pasif :
Anak melihat dan atau mendengar. Bermain ini ideal apabila anak sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihan. Missal : melihat gambar-gambar di buku/ majalah, mendengarkan cerita / music, menonton TV.
Syarat-syarat APE adalah sebagai berikut :
a.       Aman
Alat permainan anak dibawah umur 2 tahun, tidak boleh terlalu kecil, cat-nya tidak boleh mengandung racun, tidak ada bagian-bagian yang tajam dan mudah pecah. Karena pada umur ini anak mengenal benda disekitarnya dengan memegang, mencekeram, dan memasukkan kedalam mulut.
b.      Ukuran dan berat APE harus sesuai dengan usia anak
Bila ukurannya terlalu besar  akan sukar dijangkau anak, sebaliknya kalau terlalu kecil akan berbahaya karena dengan mudah tertelan oleh anak. Sedangkan APE terlalu berat, maka akan sulit memindahkannya serta akan membahayakan bila APE tersebut jatuh dan mengenai anak.
c.       Desainnya harus jelas
APE harus mempunyai ukuran, susunan dan waktu tertentu serta jelas maksud dan tujuannya.


d.      Fungsi yang jelas
APE sebaiknya mempunyai fungsi untuk mengembangkan aspek perkembangan anak seperti motorik, bahasa, kecerdasan dan sosialisasi
e.       Variasi APE
APE sebaiknya dimainkan secara variasi ( dapat bongkar pasang ) dan jangan terlalu sulit sehingga membuat anak frustasi, tidak terlalu mudah sehingga membuat anak cepat bosan
f.          Sederhana dan menarik
Walaupun sederhana harus tetap menarik baik warna mapun bentuknya. Bila bersuara, suaranya harus jelas
g.      Universal
APE harus mudah diterim oleh semua budaya dan bangsa karena bentuknya umum sehingga semua orang sehingga prinsip penggunannya dimengerti.
h.      APE tidak mudah rusak
Kalau bagian yang rusak harus mudah diganti, dipelihara dan terbuat dari bahan yang didapat, harga terjangkau oleh masyarakat.
5.             Cirri dan jenis permainan
Dalam melaksanakan aktivitas bermain pada anak, usia dan tingkat perkembangan anak selalu dipertimbangkan, mengingatb bahwa alat permainan yang digunakan merupakan salah satu alat untuk menstimulasi perkembangannya. Menurut ( Wong, 1998 ) bermain berdasarkan isi dan karakteristik. Isi bermain ditekankan pada aspek fisik. Bermain diawali dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks.

Berdasarkan isi bermain dibedakan menjadi :
a.         social effective play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan anatara anak dengan orang lain. Missal, bayi akan mendapatkan kesenangan atau kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya atau orang lain. Bentuk permainan ini adalah: “ciluk ba”, bicara sambil tersenyum/tertawa, atau memberikan tangan ke bayi untuk menggenggamnya.
b.        sense pleasure play
Permainan ini dapat menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak dan mengasikan, seperti; mainan di pasir, menggunakan air. Cirri dari permainan ini adalah anak akan semakin asik bersentuhan dengan alat permainan sehingga susah dihentikan atau permainan yang berhubungan dengan kesenangan.
c.         unocupited behavior
Pada saat tertentu anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa, jinjit, bungkuk, mainan kursi, meja atau yang lain di sekitarnya, sehingga anak tampak senang, gembira dan asik dengan situasi serta lingkungan sekitarnya. Jadi cirri dari permainan ini adalah permainan yang hanya memperhatikan saja.
d.        skill play
Permainan ini akan meningkatkan ketrampilan anak, khususnya motorik kasar & halus. Missal, bayi akan terampil memegang benda, memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lain dan anak akan terampil naik sepeda.
Berdasarkan karakreristik sossial, bermain merupakan interaksi antara anak dan orang dewasayang dipengaruhi oleh usia anak.pada tahun-tahun pertama anak lebih suka bermain sendiri. Tipe permainan berdasarkan karakteristik social diantaranya adalah
a.       onlooker play
pada permainan ini, anak bersifat pasif tapi ada proses untuk mengamati terhadap permainan yang sedang dilakukan oleh temannya. Anak hanya mengamati teman-temanya yang sedang bermain tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan.
b.      solitary play
cirri dari permainan ini adalah anak bermain dengan permainan sendiri. Anak tampak berada dalam kelompok permainan tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya dan alat permainan tersebut berbeda dengan alat permainan yang digunakan temannya, tidak ada kerjasama maupun komunikasi dengan teman bermain.
c.       parallel play
cirri dari permainan ini adalah permainan bersama teman tanpa interaksi. Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama tapi tidak terjadi kontak atau tidak ada sosialisasi dengan teman yang lain. Biasanya dilakukan pada anak toddler.
d.      assosiative play
cirri dari permainan ini adalah dengan bermain bersama tanpa tujuan kelompok. Permainan ini sudah terjadi komunikasi satu anak dengan anak lain tapi tidak terorganisaasi, tidak ada pemimpin atau yang memimpin permainan dan tujuan tidak jelas, seperti main boneka, hujan-hujanan, dan masak-masakan.


e.       cooperative play
cirri dari permainan ini adalah bermain bersama yang diorganisir. Aturan permainan dalam kelompok jelas, tujuan dan pemimpin permainan. Anak yang memimpin ini mengatur dan mengarahkan anggotanya untuk bertindak dalam permainan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam permainan.
Cirri alat permainan anak dibawah umur 5 tahun sebagai berkut :

Umur
Tujuan
Alat permainan
Jenis permainan
Isi
Karakteristik sosial
0–1 tahun
Ø Melatih & mengevaluasi Reflex-refleks fisiologis
Ø Melatih koordinasi antara mata & tangan serta mata & telinga
Ø Melatih untuk mencari objek yang tidak kelihatan
Ø Melatih sumber asal suara
Ø Melatih kepekaan perabaan
Ø  Benda-benda yg aman untuk di masukan mulut atau di pegang
Ø  gambar atau bentuk muka
Ø  boneka orang atau binatang yang lunak
Ø  mainan yg dapat digoyangkan & mengeluarkan suara
Ø  Giring-giring
Permainan yang memberikan kesenangan pada anak
Permainan yang memungkinkan anak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya
2-3 tahun
Ø Mengembangkan ketrampilan bahasa
Ø Melatih motorik halus & kasar
Ø Mengembangkan kecerdasan (mengenal warna & berhitung )
Ø Melatih daya imajinasi
Ø Menyalurkan persaan anak
Ø  Lilin yg dapat dibentuk
Ø  Alat-alat untuk menggambar
Ø  Puzzle sederhana
Ø  Manic-manik
Ø  Alat-alat rumah tangga
Skill play
/bermain ketrampilan
Parallel play/
permainan bersama teman tanpa interaksi
4-5 tahun
Ø Mengembangkan kemampuan berbahasa, berhitung serta menyamakan & membedakan
Ø Merangsang daya imajinasi dg berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara )
Ø Menumbuhkan sportivitas, kreativitas & kepercayaan diri
Ø Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus & kasar
Ø Mengembangkan sosialisasi/bergaul dg anak & orang di luar rumah
Ø Memperkenalkan suasana kompetisi, gotong-royng
Ø Memperkenalkan pengertian yg bersifat ilmu pengetahuan seperti terapung & tenggelam
Ø  Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majaalh anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air dll
Ø  Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah
Skill play/ bermain ketrampilan, dan
Cooperative play/ permainan dengan bermain bersama yang diorganisir
Assosiative play/ permainan dengan bermain bersama tanpa tujuan kelompok



No comments:

Post a Comment