A.
MATERI
1.
Pengertian
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bagian tubuh
dari kepala sampai kaki. Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam
rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang
tumbuh normal di dalam rahim ibu.
Pemeriksaan fisik tidak hanya bermanfaat bagi ibu hamil, termasuk janin
yang dikandungnya. Rangkaian pemeriksaan ini bisa mendeteksi secara dini bila
ada kelainan kehamilan. Sehingga bisa segera diterapkan tindakan penanganan
yang tepat. Tumbuh kembang buah hati juga lebih terpantau dengan baik, sehingga
bisa mencegah bayi lahir mati, berat badan bayi rendah, lahir prematur dan
mencegah bayi mati saat baru lahir. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sedikitnya
sekali saat trimester pertama dan sebulan sekali saat trimester kedua.
Sedangkan kalau usia kehamilan 28 minggu pemeriksaan diterapkan 3 minggu
sekali, 32 minggu 2 minggu sekali dan 38 minggu seminggu sekali.
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dapat dilakukan dengan beberapa
pemeriksaan. Secara umum meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan.
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru,reflex, serta
tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan pernapasan.
Pemeriksaan umum pada ibu hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu,
status gizi,tingkat kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk
badan.pemeriksaan kebidanan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi),
pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi), periksa ketuk
(perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang
dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan.
Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan
inspeksi, palpasi, auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga
tidak adanya kesan membuka tutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu
pasien. Pengkajian fisik harus dilakukan secara komprehensif serta meliputi
riwayat kesehatan. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan
pengkajian fisik, di antaranya sikap petugas kesehatan saat melakukan
pengkajian. Selain harus menjaga kesopanan, petugas harus membina hubungan yang
baik dengan pasien. Sebelum melakukan pemeriksaan, pastikan lingkungan tempat
pemeriksaan senyaman mungkin, termasuk mengatur pencahayaan.
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil selain bertujuan untuk mengetahui
kesehatan ibu dan janin saat ini, juga bertujuan untuk mengetahui perubahan
yang terjadi pada pemeriksaan berikutnya. Penentuan apakah sang ibu sedang
hamil atau tidak sangat diperlukan saat ibu pertama kali berkunjung ke petugas
kesehatan. Jika hasil pemeriksaan pada kunjungan pertama sang ibu dinyatakan
hamil, maka langkah selanjutnya perlu ditentukan berapa usia kehamilannya.
Setiap pemeriksaan kehamilan adalah dengan melihat dan meraba petugas
akan mengetahui apakah ibu sehat, janin tumbuh dengan baik, tinggi fundus uteri
sesuai dengan umur kehamilan atau tidak, serta di mana letak janin.
2.
Cara
Pemeriksaan Fisik
a.
Inspeksi
Inspeksi.dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya cloasma
gravidarum pada muka atau wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan ada
tidaknya edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher untuk
menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe.
Pemeriksaan dada untuk menilai apakah perut membesar kedepan atau kesamping,
keadaan pusat, pigmentasi linea alba, serta ada tidaknya striae gravidarum.
Pemeriksaan vulva untuk menilai keadan perineum, ada tidaknya tanda chadwick,
dan adanya fluor. Kemudian pemeriksaan ektremitas untuk menilai ada tidaknya
varises.
b.
Palpasi
Palpasi dilakukan utnuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan
usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara
palpasi dilakukan dengan menggunakan metode Leopold yakni :
1)
Leopold
I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang
ada dalam fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan menghadap ke
muka ibu, kemudian kaki ibu di bengkokkan pada lutut dan lipat paha,
lengkungkan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu
tentukan apa yang ada dalam fundus. Bila kepala sifatnya keras, bundar dan
melenting. Sedangkan akan lunak, kurang bundar dan kurang melenting.
2)
Leopold
II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung dan letak bagian
kecil janin. Caranya letak 2 tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimanakah
bagian terkecil janin.
3)
Leopold
III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian yang terdapat di bagian
bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul. Caranya, tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan
secara lembut dan masuk ke dalam abdomen pasien di atas simpisis pubis.
Kemudian peganglah bagian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi
presentasi tersebut.
4)
Leopold
IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga panggul. Caranya, letakkan
kedua tangan di sisi bawah uterus, lalu tekan ke dalam dan gerakan jari-jari ke
arah rongga panggul, dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi
telah masuk. Pemerisaan ini tidak dilakukan bila kepala masih tinggi.
Pemeriksaan Leopold lengkap dapat
dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan 6 ke atas.
c.
Auskultasi
Auskultasi, dilalukan umumnya dengan stetoskop monoaural untuk
mendengarkan bunyi jantung anak, bising tali pusat, gerakan anak, bising
rahim, bunyi aorta, serta bising usus.
Bunyi jantung anak dapat didengar pada akhir bulan ke-5, walaupun dengan
ultrasonografi dapat diketahui pada akhir bulan ke-3. Bunyi jantung anak dapat
terdengar dikiri dan kanan di bawh tali pusar bila presentasi kepala. Bila
terdengar setinggi tali pusat, maka presentasi di daerah bokong. Bila terdenga
pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka anak fleksi dan bila sepihak maka defleksi.
Dalam keadaan sehat,bunyi jantung antara 120-140 kali permenit. Bunyi
jantung dihitung dengan mendengarkannya selama 1 menit penuh. Bila kurang dari
120 kali permenit atau lebih dari 140 per menit, kemungkinan janin dalam
keadaan gawat janin. Selain bunyi jantung anak, dapat didengarkan bising tali
pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim seperti bising yang frekuensinya
sama seperti denyut nadi ibu, bunyi aorta frekuensinya sama seperti denyut nadi
dan bising usus yang sifatnya tidak teratur.
3.
Pengukuran
panggul luar
Persalinan dapat berlangsung dengan baik atau tidak antara lain
tergantung pada luasnya jalan lahir yang terutama ditentukan oleh bentuk dan
ukuran-ukuran panggul. Maka untuk meramalkan apakah persalinan dapat
berlangsung normal atau tidak, pengukuran panggul diperlukan.
Seorang multipara yang sudah beberapa kali melahirkan anak yang a’term
dengan spontan dan mudah, dapat dianggap mempunyai panggul yang cukup luas.
Walaupun begitu jalan lahir seorang multipara yang dulunya tidak menimbulkan
kesukaran kadang-kadang dapat menjadi sempit, misalnya kalau timbul tumor
tulang (exostose, osteoma, osteofibroma dll) dari tulang panggul/ tumor dari
bagian lunak jalan lahir.
Pemeriksaan ini dilakukan ibu pada usia kehamilan 36 minggu. Namun
biasanya dokter juga akan melakukan pemeriksaan panggul jika ada indikasi
a.
Ada
dugaan disproporsi atau ketidaksesuaian besar bayi dan ukuran panggul ibu.
Khususnya jika ukuran bayi besar, sedangkan panggul ibu sempit. Biasanya bayi
berbobot 4 kg ke atas sulit dilahirkan secara normal. Selain kepala tidak bisa
memasuki rongga panggul, ukuran bahu bayi yang juga lebar menghambat bayi turun
ke panggul
b.
Kelainan
panggul, karena trauma kecelakaan yang merusak bentuk panggul. Kondisi ini
boleh jadi kurang ideal bagi ibu untuk melahirkan secara normal.
c.
Ibu
memiliki riwayat penyakit perusak panggul, seperti TBC tulang, rakhitis, atau
polio. Bakteri TBC tulang mampu merusak bentuk panggul, menjadi bengkok ataupun
tidak beraturan.
d.
Kelainan
letak bayi, misalnya posisi wajah bayi yang langsung menghadap jalan lahir.
Posisi yang benar, adalah ubun-ubun bayilah yang menghadap jalan lahir.
Bentuk-bentuk Panggul Wanita Menurut Caldwell-Moloy ada 4 bentuk
panggul:
a.
Panggul
Gynecoid Bentuk panggul ideal, bulat dan merupakan jenis panggul tipikal
wanita.
b.
Panggul
Androi Bentuk PAP seperti segitiga, merupakan jenis jenis panggul tipikal pria
c.
Panggul
Antropoid Bentuk PAP seperti elips, agak lonjong seperti telur
d.
Panggul
Platipeloid Bentuk PAP seperti kacang atau ginjal, picak, menyempit arah muka
belakang.
Ukuran-ukuran luar dapat memberi petunjuk pada kita akan kemungkinan
panggul sempit.Ukuran-ukuran luar yang terpenting adalah :
a.
Distantia
spinarium
Jarak
antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (23-26 cm).
b.
Distantia
cristarum
Jarak
yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (26-29 cm).
c.
Conjugata
externa (baudeloque)
Jarak
antara pinggir atas symphysis dan ujung processus spinosus ruas tulang lumbal ke-V
(18-20 cm).
d.
Ukuran
lingkar panggul
Dari
pinggir atas symphysis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan
trochanter major sepihak dan kembali melalu tempat-tempat yang sama di pihak
lain. Ukuran-ukuran luar bias ditentukan dengan jangka panggul kecuali ukuran
lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur (80-95 cm).
4.
Menghitung
taksiran persalinan
Saat dokter mengatakan seorang ibu positif hamil, saat itu pula anda
mulai menghitung usia kehamilan. Namun seringkali ibu hamil tidak tahu pasti
berapa usia kehamilannya. Hal ini karena terkadang si ibu tidak mengetahui
secara pasti kapan pembuahan terjadi.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung usia
kehamilan. Anda bisa memilih yang paling mudah dan nyaman untuk dilakukan.
a.
Hari
pertama haid terakhir (HPHT)
Metode ini membutuhkan pengetahuan Anda tentang siklus menstruasi.
Berdasarkan siklus, dokter bisa memperkirakan usia kehamilan dan tanggal
kelahiran si kecil yang dihitung berdasarkan rumus Naegele. Cara menghitungnya
yaitu tentukan hari pertama menstruasi terakhir. Angka ini dihitung dari hari
pertama menstruasi terakhir (LMP = Last Menstrual Periode).
1)
Jika
HPHT Ibu ada pada bulan Januari – Maret
Rumusnya:
(Tanggal + 7 hari), (bulan + 9), (tahun + 0). Misal, HPHT 10 Januari 2010, maka
perkiraan lahir (10+7), (1+9), (2010 + 0) = 17-10-2010 atau 17 Oktober 2010
2)
Jika
HPHT Ibu ada pada bulan April – Desember
Rumusnya:
(Tanggal + 7 hari), (bulan – 3),(Tahun + 1). Misal, HPHT 10 Oktober 2010, maka
perkiraan lahir (10 + 7), (10 – 3),
(2010 + 1) = 17-7-2011 atau 17 Juli 2011.
· Catatan:
a)
Rumus
ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang daur haidnya teratur, yakni antara
28-30 hari.
b)
Perkiraan
tanggal persalinan sering meleset antara 7 hari sebelum atau setelahnya. Hanya
sekitar 5% bayi yang akan lahir sesuai perhitungan ini.
c)
Untuk
mengurangi kemungkinan terlalu melesetnya perhitungan pada wanita yang daur
haidnya pendek, akan ditambahkan beberapa hari dari hari-H. Sedang yang daur
haidnya panjang, akan dikurangi beberapa hari.
b.
Gerakan
janin
Perlu untuk diketahui bahwa pada kehamilan pertama gerakan janin mulai
terasa setelah kehamilan memasuki usia 18-20 minggu. Sedangkan pada kehamilan
kedua dan seterusnya, gerakan janin sudah terasa pada usia kehamilan 16-18
minggu.
c.
Tinggi
puncak rahim
Biasanya, dokter akan meraba puncak rahim (Fundus uteri) yang menonjol
di dinding perut dan penghitungan dimulai dari tulang kemaluan. Jika jarak dari
tulang kemaluan sampai puncak rahim sekitar 28 cm, ini berarti usia kehamilan
sudah mencapai 28 minggu. Tinggi maksimal puncak rahim adalah 36 cm, ini
menunjukkan usia kehamilan sudah mencapai 36 minggu. Perlu dietahui, ukuran
maksimal adalah 36 cm dan tidak akan bertambah lagi meskipun usia kehamilan
mencapai 40 minggu. Kalaupun tingginya bertambah, kemungkinan yang akan dialami
adalah janin Anda besar, kembar, atau cairan tubuh Anda berlebih.
d.
Menggunakan
2 jari tangan
Pengukuran dengan menggunakan 2 jari tangan ini hanya bisa dilakukan
jika ibu hamil tidak memiliki berat badan yang berlebih. Caranya; letakkan dua
jari Anda diantara tulang kemaluan dan perut. Jika jarak antara tulang kemaluan
dengan puncak rahim masih di bawah pusar, maka setiap penambahan 2 jari berarti
penambahan usia kehamilan sebanyak 2 minggu.
e.
Menggunakan
ultrasonografi (USG)
Cara ini paling mudah dan paling sering dilakukan oleh dokter. Tingkat
akurasinya cukup tinggi, yakni sekitar 95%. Dengan USG maka usia kehamilan dan
perkiraan waktu kelahiran si kecil bisa dilihat dengan jelas melalui “gambar”
janin yang muncul pada layar monitor.
B.
Alat
dan Bahan
1.
Wastafel
2.
Tensimeter
3.
Senter
4.
Hammer
5.
Thermometer
6.
Air
clorin
7.
Air Sabun
8.
Air DTT
9.
Pengukur
LILA / pita ukur
10. Timbangan BB
11. Stetoskop
12. Leanec / Doppler / monoskop
13. Pengukur tinggi badan
14. Metlin
15. Jangka panggul
16. Jam tangan
17. Selimut
18. Baju ibu
19. Baju Leopold
20. Kassa bersih/Tissue
21. Kapas steril
22. Perlak
23. Bengkok
24. Bak instrument
25. Kom
26. Waskom
27. Handscoon
C. Prosedur
1.
Menyambut ibu dan keluarga dengan sopan, ramah
dan memprkenalkan diri
2.
Menjelaskan prosedur yang akan di lakukan
3.
Teruji memposisikan pasien dorsal recumbent
4.
Tanggap terhadap reaksi pasien dan kontak mata
5.
Teruji sabar dan teliti
6.
Cuci tangan
7.
Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung
kemihnya
8.
Mengukur BB
9.
Mengukur TB
10. Mengukur
LILA ( ibu duduk di tempat tidur)
Pemeriksaan TTV ( posisikan
ibu dalam keadaan terlentang di tempat tidur)
11. Memsang
selimut
12. Mengukur
suhu
13. Mengukur
tekanan darah
14. Menghitung
nadi selama 1 menit
15. Menghitung
RR selama 1 menit
Pemeriksaan kepala dan leher
16. Melakukan
pemeriksaan kondisi rambut
17. Melakukan
pemeriksaan pada muka ( inspeksi)
18. Melakukan
pemeriksaan conjungtiva dan skelera
19. Melakukan
pemeriksaan hidung
20. Melakukan
pemeriksaan telinga
21. Melakukan pemeriksaan bibir
22. Melakukan
pemeriksaan gigi
23. Melakukan
pemeriksaan leher( vena jugularis dan kelenjar tyroid)
24. Melakukan
pemeriksaan payudara kanan dan kiri
Pemeriksaan daerah abdomen
25. Menggosokkan
kedua telapak tangan supaya hangat
26. Berdiri
di samping kanan ibu
27. Melakukan
pemeriksaan abdomen ( terdapat pembesaran hepar, limfe, ginjal, terdapat bekas
operasi atau tidak )
LEOPOLD I
Pemeriksaan TFU dengan Mc.
Donald
28. Menengahkan
uterus menggunakan kedua tangan dari kanan dan kiri atas simfisis sampai ke
fundus uteri
29. Menganjurkan ibu untuk menekuk 2 kaki
30. Menentukan
TFU dengan cara Mc. Donald ( menggunakan pita buta )
31. Kedua
tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU
Menentukan bagian janin yang
ada di fundus
LEOPOLD II
32. Kedua
tangan di letakkan di samping kanan dan kiri perut ibu untuk menentukan letak
punggung janin
LEOPOLD III
33. Tangan
kiri menahan fundus, tangan kanan memegang bagian terendah janinnya ada di
perut ibu, kemudian menggoyangkannya untuk menentukan apa yang menjadi bagian
terbawah janin
LEOPOLD IV
34. Memposisikan
ibu dengan kedua kaki di luruskan dan menghadap ke arah kaki ibu
35. Kedua
tangan di letakkan pada kedua sisi bagian bawah rahim, dan menilai apakah
bagian terbawah janin sudah masuk PAP atau belum, apabila divergen seberapa
jauh penurunan pada bagian bawah janin
36. Menanyakan
tanda- tanda PMS, HIV/AIDS
37. Melakukan
pemeriksaan genetalia ekterna ( bila ada indikasi )
Pemeriksaan ekstermitas
38. Memeriksa
odema dan varises pada tangan dan kaki
Pemeriksaan refleks patella
39. Menganjurkan
ibu untuk duduk dengan kaki tergantung dan santai
40. Mengalihkan
perhatian ibu agar tidak berkonsentrasi pada lutut
41. Mengetuk
bagian bawah tendon di bawah tempurung lutut dengan refleks hammer
42. Menentukan
refleks positif/negatif/kuat dan cepat
Pemeriksaan panggul luar
43. Mengukur
distansia spinarum
44. Mengukur
distansia cristarum
45. Mengukur
conjungata eksterna
46. Mengukur
lingkar panggul
47. Membereskan alat
48. Melakukan evaluasi
49. Melakukan dokumentasi
D.
Daftar
Pustaka
Varney,
Helen dkk. 2003. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Ed.4 Vol.1. Jakarta: EGC
Mochtar,
Rustam. 1998. Sinopsis obstetri. Jakarta:
EGC
E.
Checklist
CHECKLIST PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL
NO
|
ASPEK YANG DINILAI
|
NILAI
|
||||||
1
|
0
|
|||||||
1
|
Mempersiapkan alat yang akan
digunakan
|
|
|
|||||
|
a.Timbangan
|
|
|
|||||
|
b.
pengukur tinggi badan
|
|
|
|||||
|
c.
Termometer
|
|
|
|||||
|
d.
Jam tangan
|
|
|
|||||
|
e.
Linex
|
|
|
|||||
|
f.
Metlin
|
|
|
|||||
|
g.
Stetoskop
|
|
|
|||||
|
h.
Tensimeter
|
|
|
|||||
|
i.
Reflek hammer
|
|
|
|||||
|
j.
Senter
|
|
|
|||||
|
k.
Selimut
|
|
|
|||||
|
l.
Jangka panggul
|
|
|
|||||
|
m.
Pengukur lila
|
|
|
|||||
|
Penimbangan
BB
|
|
|
|||||
2
|
Beritahu
ibu untuk ditimbang Bbnya
|
|
|
|||||
3
|
Sepatu/sandal
dilepas
|
|
|
|||||
4
|
Barang
bawaan diletakkan
|
|
|
|||||
5
|
Jarum timbangan pada titik
nol
|
|
|
|||||
6
|
Tentukan
hasinya
|
|
|
|||||
7
|
Beritahun
ibu berat badanya, normal, naik atau turun dari sebelumnya
|
|
|
|||||
|
Pengukuran
TB
|
|
|
|||||
8
|
Beritahu
ibu untuk mengukur Tbnya
|
|
|
|||||
9
|
Sepatu/sandal
dilepas
|
|
|
|||||
10
|
Ibu
diberitahu tinggi badannya
|
|
|
|||||
11
|
Catat
hasilnya
|
|
|
|||||
|
Pengukuran
LILA
|
|
|
|||||
12
|
Beritahu
ibu untuk mengukur lengan atasnya
|
|
|
|||||
13
|
Lengan
baju kiri dibuka, siku dilipat
|
|
|
|||||
14
|
Pita
LILA diletakkan pada puncak bahu direntangkan sampai ke ujung siku
|
|
|
|||||
|
tentukan
bagian tengah pita
|
|
|
|||||
15
|
Buatlah
lingkaran lengan dibatas bagian tengah lengan
|
|
|
|||||
16
|
Tentukan
besar lingkar lengan
|
|
|
|||||
17
|
Beritahu ibu hasilnya
(normal/kurang)
|
|
|
|||||
18
|
Catat
hasilnya
|
|
|
|||||
|
Pengukuran
tekanan darah
|
|
|
|||||
19
|
Beritahu ibu untuk
pemeriksaan tekanan darah
|
|
|
|||||
20
|
Ibu
dalam posisi duduk tensimeter diletakkan setinggi jantung (bila posisi ibu berbaring,
tensimeter diletakkan dengan lengan kanan)
|
|
|
|||||
21
|
Lengan
baju kanan dibuka/disingsing sampai batas bahu, tidak boleh menekan
lengan/longgar
|
|
|
|||||
22
|
Manset
dipasang 3 jari diatas lipatan siku (manset tidak dipasang terlalu longgar
atau terlalu kencang)
|
|
|
|||||
23
|
Kedua
pipa karet persis pada kedua arteri brachialis dan tidak menutup siku
|
|
|
|||||
24
|
Air
raksa/jarum pengukur berada pada angka nol
|
|
|
|||||
25
|
Air
raksa dipompa perlahan-lahan sampai terdengar bunyi denyut jantung nadi
teruskan pompa sampai 10 mmhg dari batas sunyi
|
|
|
|||||
26
|
Turunkan
air raksa perlahan-lahan sampai terdengar bunyi pertama (sistole) teruskan
turunkan air raksa sampai terdengar suara terakhir (Distole)
|
|
|
|||||
27
|
Tentukan
tekanan darah ibu
|
|
|
|||||
28
|
Catat
hasilnya
|
|
|
|||||
29
|
Beritahu
ibu hasilnya
|
|
|
|||||
30
|
Pengukuran
Nadi
|
|
|
|||||
31
|
Pengukuran
suhu
|
|
|
|||||
32
|
Penghitungan
jumlah respirasi
|
|
|
|||||
33
|
Pemeriksaan
daerah kepala
|
|
|
|||||
|
Pemeriksaan
daerah muka
|
|
|
|||||
34
|
Beritahu ibu untuk
pemeriksaan muka
|
|
|
|||||
35
|
Kulit
muka
|
|
|
|||||
36
|
Conjungtiva
Anemi/ tidak
|
|
|
|||||
37
|
Hidung
ada polip atau tidak
|
|
|
|||||
38
|
Telinga ada serumen atau
tidak
|
|
|
|||||
39
|
Bibir
|
|
|
|||||
40
|
Pemeriksaan
gigi (berlubang, karies)
|
|
|
|||||
|
Pemeriksaan
leher
|
|
|
|||||
41
|
Beritahu ibu untuk
pemeriksaan leher
|
|
|
|||||
42
|
Pembesaran
vena leher
|
|
|
|||||
43
|
Pemeriksaan tyroid (pemeriksa
berada didepan ibu, kemudian perhatikan apakah terdapat pembesaran pada leher
bagian depan ketika kepala dalam posisi biasa dan ketika kepala pada posisi
tengadah kemudian ibu diminta untuk menelan, tentukan apakah kelenjar tyroid
teraba/tidak
|
|
|
|||||
|
Pemeriksaan
payudara
|
|
|
|||||
44
|
Beritahu ibu untuk
pemeriksaan payudara Palpasi untuk menemukan benjolan
|
|
|
|||||
45
|
Tekankan
telapak tangan pada sisi luar payudara kiri dan bergeser secara perlahan
menuju putting, rasakan apakah ada benjolan atau tidak
|
|
|
|||||
46
|
Ulangi
dari sisi bagian dalam ke arah putting payudara kiri
|
|
|
|||||
47
|
Lakukan hal yang sama pada
payudara kanan
|
|
|
|||||
|
Periksa
putting susu
|
|
|
|||||
48
|
Tarik
keluar
|
|
|
|||||
49
|
Retak-retak
|
|
|
|||||
50
|
Perhatikan cairan yang keluar
dari putting susu
|
|
|
|||||
51
|
Beritahu
ibu hasilnya
|
|
|
|||||
|
Pemeriksaan
daerah Abdomen
|
|
|
|||||
52
|
Beitahu ibu untuk pemeriksaan
abdomen
|
|
|
|||||
53
|
Perabaan
pada daerah hati
|
|
|
|||||
54
|
Perabaan
pada daerah limpa
|
|
|
|||||
55
|
Beritahu
hasilnya
|
|
|
|||||
|
Pengukuran tinggi fundus
dengan Mc Donald
|
|
|
|||||
56
|
Beritahu ibu untuk
pemeriksaan tinggi fundus uteri
|
|
|
|||||
57
|
Beritahu ibu kegunaan
pengukuran TFU
|
|
|
|||||
58
|
Teruskan batas atas simpisis
pubis dengan ujung jari tangan kanan
|
|
|
|||||
59
|
Tanpa merubah posisi ujung
jari tangan kanan di sympisis pubis
|
|
|
|||||
|
letakkan titik nol ujung pita
pengukuran pada batas atas sympisis , tahan dengan ujung jari tangan kanan
|
|
|
|||||
60
|
Tari pita pengukur dengan
tangan sampai batas atas fundus uteri(pastikan fundus uteri tidak dalam
keadaan kontraksi)
|
|
|
|||||
61
|
Tentukan
tinggi fundus uteri
|
|
|
|||||
62
|
Tentukan
pertumbuhan janin
|
|
|
|||||
63
|
Beritahu ibu tentang
pertumbuhan janinnya
|
|
|
|||||
|
Memeriksa
genetalia
|
|
|
|||||
64
|
Menanyakan tanda-tanda PMS,
HIV/AIDS
|
|
|
|||||
65
|
Melakukan pemeriksaan
genetalia (atas indikasi)
|
|
|
|||||
|
Memeriksa
oedema pada kaki
|
|
|
|||||
66
|
Beritahu ibu untuk
pemeriksaan oedema kaki
|
|
|
|||||
67
|
Ibu
jari menekan tulang kering tungkai ibu sesaat
|
|
|
|||||
68
|
Tentukan apakah ada oedema
atau tidak
|
|
|
|||||
69
|
Beritahu
hasilnya
|
|
|
|||||
|
Pemeriksaan
refleks patella
|
|
|
|||||
70
|
Beritahu ibu
tentang proses dan maksud pemeriksaan
|
|
|
|||||
71
|
Ibu
dianjurkan duduk dengan kaki tergantung dan santai
|
|
|
|||||
72
|
Alihkan
perhatian ibu agar tidak berkonsentrasi pada lutut
|
|
|
|||||
73
|
Ketok bawah
lutut pada bagian tendon dibawah tempurung lutut dengan reflek hammer
|
|
|
|||||
74
|
tentukan
refleks positif/ negatif/ kuat dan cepat
|
|
|
|||||
75
|
Beritahu
ibu hasilnya
|
|
|
|||||
76
|
Pemeriksaan
panggul (atas indikasi)
|
|
|
|||||
|
JUMLAH
|
|
|
|||||
|
NILAI
|
|
|
|||||
Keterangan :
|
||||||||
Nilai
1
|
:
Jika dilakukan
|
|||||||
Nilai
0
|
:
Jika tidak dilakukan
|
|||||||
|
|
Jumlah
nilai
|
||||||
Nilai
=
|
X 100%
|
perkenalkan kami dari plazamedis menyediakan paket medical check up murah tangerang. kalau berminat bisa hubungi kami ya ka.
ReplyDelete