truth


counters

nama

Sunday 24 January 2016

Pemeriksaan Penunjang Urine

A.    URINE REDUKSI
1.      Materi
a.       Urin Reduksi
Urin atau air seni adalah cairan yng diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, dan akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial (Chernecky and Berger, 2008).
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan warnanya. (Chernecky and Berger, 2008).
Urine reduksi adalah pemeriksaan uji laboratorium untuk mengetahui kadar glukosa pada pasien. Dasar prinsip pemeriksaan urine reduksi adalah Glukosa dalam urine akan mereduksi garam kompleks dari reagen benedict atau fehling (ion cupri direduksi menjadi cupro) dan mengendap dalam bentuk CuO dan Cu2O berwarna hingga merah bata. Menyatakan adanya glukosa dalam urine dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang tidak spesifik yaitu menggunakan sifat glukosa sebagai zat pereduksi. Pada tes ini terdapat suatu zat dalam reagen yang berubah sifat dan warnanya jika direduksi oleh glukosa. Reagen yang banyak digunakan untuk menyatakan adanya reduksi adalah yang mengandung garam cupri.
Diantara reagensia yang mengandung garam cupri untuk menyatakan reduksi, reagen yang terbaik adalah larutan Benedict. Prinsip dari tes Benedict ini adalah glukosa dalam urin akan mereduksi kuprisulfat menjadi kuprosulfat yang terlihat dengan perubahan warna dari larutan Benedict tersebut. Tetapi harus diingat bahwa yang mempunyai sifat pereduksi tidak hanya glukosa, monosakharida lain seperti galaktosa, fruktosa dan pentosa, disakharida seperti laktosa dan beberapa zat bukan gula seperti asam homogentisat, formalin, salisilat kadar tinggi, vitamin C dsb juga mengadakan reduksi.
Reduksi urin itu adalah pemeriksaan uji laboratorium untuk mengetahui kadar gula pada pasien. Tujuan reduksi urin adalah mencurigai atau mengetahui apakah ibu mengalami positif penaikan gula darah atau negatif.
Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat. Pemeriksaan terhadap adanya glukosa dalam urine termasuk pemeriksaan penyaring. Untuk menyatakan keberadaan suatu glukosa, dapat dilakukan dengan cara yang berbeda- beda. Cara yang tidak spesifik dapat dilakukan dengan menggunakan suatu zat dalam reagen yang berubah sifat dan warnanya jika direduksi oleh glukosa. Diantaranya adalah penggunaan reagen fehling yang dapat dipakai untuk menyatakan adanya reduksi yang mengandung garam cupri. Sedangkan pembuktian glukosuria secara spesifik dapat dilakukan dengan menggunakan enzim glukosa oxidase (Prasetya, 2011).
Tes glukosa urin dapat dilakukan dengan menggunakan reaksi reduksi, dikerjakan dengan menggunakan fehling, benedict, dan clinitest. Ketiga jenis tes ini dapat digolongkan dalam jenis pemeriksaan semi-kuantitatif. Sedangkan tes glukosa dengan reaksi enzimatik dilakukan dengan metode carik celup yang tergolong dalam pemeriksaan semi-kuantitatif dan kuantitatif (Subawa.2010).
b.      Diabetes Gestasional
Pengertian diabetes gestasional adalah dimana keadaan seseorang yang mengalami penaikan kadar gula darah yang dapat mengakibatkan ibu melahirkan dengan beresiko tinggi.
1)      Klasifikasi DM:
a)      Diabetes type 1 tergantung oleh insulin
b)      Diabetes type 2 tidak tergantung insulin
c)      DM gestasional. Diabetes yang terjadi pada ibu hamil yg sebelumnya belum pernah mengalami DM
2)      Tanda DM
a)       Sering minum
b)      Merasa ada peningkatan nafsu makan
c)      Berat badan menurun
d)     Sering merasakan kesemutan
e)      Apabila terjadi luka proses penyembuhan lama
f)       Sering buang air kecil
3)      Faktor penyebab diabetes melitus
a)      Pola makan yang salah
b)      Obesitas
c)      Gaya hidup yang salah
d)     Kurang olah raga
4)      Penanganan DM
a)      Olah raga teratur
b)      Melakukan diet DM yitu 3j ( jumlah tepat, jadwal tepat, jenis tepat)
c)      Makan secara teratur sesuai dengan porsi dan waktu makan yang telah di tentukan oleh dokter atau ahli gizi.
d)     Batasilah makanan sumber bertepung seperti, nasi, lontong, ketang, jagung, ubi, sagu, mie, bihun. Dan makan-makanan yang dibuat dari tepung lainnya
e)      Hindari makan, makanan yang mengandung gula seperti gula pasir, gula jawa,  gula-gula, coklat dodol, selai, madu, sirup , dan makanan yang lainnya mengandung gulaa
f)       Banyaklah makan buah-buhan dan sayuran
5)      Resiko Pengaruh kadar gula tinggi pada ibu hamil dan janin
a)      Bayi besar (giant baby)
b)      Peningkatan resiko keguguran pada trisemester pertama 0-13 minggu
c)      Cacat bawaan atau kelainan pada bayi
d)     Kematian fetus, tiba-tiba janin meninggal

2.      Alat dan Bahan
a.       Tabung reaksi
b.      Rak tabung
c.       Penjepit tabung
d.      Pipet tetes
e.       Lampu spirtus
f.       Urine segar
g.      Reagent: Benedict
h.      Botol atau bengkok tempat urine.
i.        Hand scoon.
j.        Tabung reaksi 2 buah.
k.      Pipet.
l.        Spuit.
m.    Korek api.
n.      Corong.
o.      Baki dan pengalasnya.
p.      Tutup baki.
q.      Penjepit tabung.

3.      Prosedur
a.       Menyambut ibu dan keluarga dengan sopan,ramah dan memperkenalkan diri.
b.      Mepersilahkan duduk.
c.       Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
d.      Menjaga privasi pasien dengan menutup tirai atau sampiran.
e.       Mempersiapkan alat dan mendekatkan alat.
f.       Melakukan cuci tangan dengan tehnik 7 langkah.
g.      Memberitahu pasien tentang maksud dan tujuan dari tindakan
h.      Menganjurkan ibu untuk berkemih terlebih dahulu lalu ditempatkan kedalam wadah yang telah disediakan.
i.        Menyiapkan tabung reaksi pad arak
j.        Masukkan benedict kedalam tabung reaksi sebanyak 5 cc
k.      Teteskan urine 5-8 tetes pada tabung reaksi yang telah diidi dengan dengan benedict
l.        Panaskan campuran urine dengan benedict diatas lampu spiritus sampai mendidih.
m.    Setelah mendidih angkat tabung reaksi dari lampu spiritus dan baca hasilnya.
n.      Interpretasi hasil :
1)      Negative(-): bila cairan dalam tabung tetap biru
2)      Positif 1 (+) a/ 1+ : bila cairan berwarna hijau di ikuti endapan warna kuning (kadar glukosa sedikit).
3)      Positif 2 (++) a/ 2+ : bila endapan kuning terlihat jelas dan banyak (kadar glukosa 02,5 %)
4)      Positif 3 (+++) a/ 3+ : bila cairan tidak berwarna diikuti dengan endapan
5)      kuning jingga kecoklatan (kadar glukosa di atas 1%).
6)      Positif 4 (++++) :bila cairan bewarna merah bata.
o.      Memberitahu hasil pemeriksaan pada pasien.
p.      Membereskan alat.
q.      Mencuci tangan.
r.        Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

4.      Daftar pustaka
Kusmiyati Yuni, (2010). Penuntun Praktikum Asuhan Kehamilan.Yogyakarta: Fitramaya.

5.      Checklist

CHECKLIST PEMERIKSAAN URINE REDUKSI
NO
BUTIR YANG DINILAI
Nilai
1
0
A.
SIKAP DAN PERILAKU


1.
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan


2.
Teruji bersikap sopan


3.
teruji mempersilahkan pasien duduk


4.
teruji tanggap terhadap reaksi pasien


5.
teruji sabar dan teliti



Score : 5


B.
CONTENT / ISI


6.
Mencuci tangan


7.
Memberi tahu pasien tentang maksud dan tujuan dari tindakan


8.
Menyiapkan tabung reaksi pada rak


9.
Memasukkan benedict ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 cc


10.
Teteskan urin 5-8 tetes pada tabung reaksi yang telah diisi dengan benedict.


11.
Panaskan campuran urin dengan benedict di atas lampu spiritus sampai mendidih.


12.
setelah mendidih angkat tabung reaksi dari lampu spiritus dan baca hasilnya.
(-) Tetap biru jernih/sedikit kehijauan&agak keruh
(+) Hijau/hijau kekuning-kuningan
(++) Kuning/kuning kehijuan
(+++) Jingga/warna lumpur keruh
(++++) merah bata


13.
Memberi tahu hasil pemeriksaan pada pasien.


14.
Membereskan alat


15.
Mencuci tangan



Score : 10


C.
TEHNIK


16.
Teruji melakukan dengan sistematis dan berurutan.


17.
teruji menjaga privacy


18.
teruji memberi perhatian pada respon pasien.


19.
Teruji percaya diri dan tiadk ragu – ragu.


20.
teruji mendokumentasikan hasil.



Score : 5



Total score : 20



Keterangan :

Nilai 1
: Jika dilakukan

Nilai 0
: Jika tidak dilakukan




Jumlah nilai
Nilai =
                        X 100%



       20


B.     PROTEIN URINE
1.      Materi
a.       Protein Urine
Protein urine adalah suatu tindakan uji laboratorium untuk mengetahui apakah ibu hamil mengalami pre-eklamsi atau tidak. Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine.
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N. Protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk membangun struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari karbohidrat dan/atau lemak. Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi.
Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut proteinuria.
Protein dalam urin (proteinuria atau mikroalbuminuria) adalah jumlah abnormal tinggi protein yang ditemukan dalam sampel urin. Melalui test laboratorium, kelebihan protein urine bisa diketahui dengan pasti. Ada Metode sederhana untuk mengetahui jumlah kelebihan protein dalam urine, salah satunya adalah metode DIPSTIK, yang biasanya hanya dilakukan oleh laboratorium medis saja. Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria.
Ginjal merupakan penyaring produk - produk makanan yang dibutuhkan oleh kita, termasuk protein. Namun, beberapa penyakit dan kondisi dapat memungkinkan protein untuk melewati filter dari ginjal, menyebabkan meningkatnya protein dalam urin. Selain itu meningkatnya jumlah protein dalam urine biasanya dideteksi setelah melakukan aktivitas berat seperti olahraga, juga bisa ditemukan ketika kita sedang dalam keadaan sakit/tidak sehat. Pada Test urine (mikroalbumin) menjadi sebuah pertanda awal kerusakan ginjal
b.    Pre-eklamsi
Pre-eklamsi adalah suatu keadaan dimana ibu mengalami keracunan kehamilan yang menyebabkan hipertensi. Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan. Penyebab pasti dari kelainan ini masih belum diketahui, namun beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Faktor faktor tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim.
1)      Klasifikasi pre-eklamsi
Pre-eklamsia digolongkan menjadi 2 golongan :
a)      Pre-eklamsia ringan :  
(1)   Kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dengan 2 kali pengukuran berjarak 1jam atau tekanan diastolik sampai 110mmHg.
(2)   Kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg atau > atau mencapai 140 mmHg.
(3)    Protein urin positif 1, edema umum, kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan BB > 1Kg/mgg.
b)      Pre-eklampsia berat :        
(1)   Tekanan diastolik >110 mmhg
(2)   Protein urin positif 3, oliguria (urine, 5gr/L). hiperlefleksia, gangguan penglihatan, nyeri epigastrik, terdapat edema dan sianosis, nyeri kepala, gangguan kesadaran.


2)      Tanda-tanda pre-eklamsi
a)      Peningkatan berat badan secara signifikan
b)       Sakit perut
c)      Sakit kepala yang parah
d)     Jumlah urine berkurang bahkan tidak kencing
e)      Mual dan muntah yang berlebihan
3)      Faktor penyebab pre-eklamsi
a)      Punya riwayat menderita tekanan darah tinggi sebelum kehamilan
b)      Obesitas sebelum kehamilan
c)      Bayi kembar
4)      Resiko yang ditimbulkan akibat pre-eklamsi:
a)      Apabila melahirkan normal, maka akan menyebabkan kelahiran resiko tinggi.
b)      Menyebabkan bayi lahir kecil, yang menyebabkan kelahiran prematur, kesulitan belajar, epilepsi, dan masalah pada pendengaran dan penglihatan.

2.      Alat dan Bahan
a.       Botol atau bengkok tempat urine.
b.      Hand scoon.
c.       Urine segar.
d.      Lampu spirtus.
e.       Tabung reaksi 2 buah.
f.       Pipet.
g.      Spuit.
h.      Asam asetat 6%
i.        Korek api.
j.        Corong.
k.      Rak tabung reaksi
l.        Baki dan pengalasnya.
m.    Tutup baki.
n.      Penjepit tabung.

3.      Prosedur
a.       Menyambut ibu dan keluarga dengan sopan,ramah dan memperkenalkan diri.
b.      Mepersilahkan duduk.
c.       Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
d.      Menjaga privasi pasien dengan menutup tirai atau sampiran.
e.       Mempersiapkan alat dan mendekatkan alat.
f.       Melakukan cuci tangan dengan tehnik 7 langkah.
g.      Menganjurkan ibu untuk berkemih terlebih dahulu lalu ditempatkan kedalam wadah yang telah disediakan.
h.      Mengisi 2 tabung reaksi dengan urine 2 sampai 5 cc
i.        Memanaskan urine pada tabung 1 hingga mendidih diatas lampu spiritus berjarak 3-4 cm atau Membentuk sudut 45 derajat  dari ujung lampu spiritus hingga mendidih.
j.        Setelah mendidih  angkat tabung 1 dan bandingkan dengan tabung 2.
k.      Kalau urine keruh tambahkan 3-5 tetes asam asetat 6%.
l.        Panaskan kembali tabung 1 hingga mendidih.
m.    Angkat dan baca hasilnya.
n.      Bila keruh berarti positif.
1)      Positif 1 (+) kekeruhan ringan tanpa butir-butir (0,01-0,05%).
2)      Positif 2 (++) kekeruhan mudah dilihat & nampak butir-butir dalam kekeruhan tersebut(0,05-0,2%)
3)      Positif 3 (+++) urine jelas keruh dan kekeruhan berkeping-keping (0,2-0,5%).
4)      Positif 4 urine(++++) sangat keruh dan bergumpal/memadat (>0,5%).
o.      Memberitahu hasil pemeriksaan pada pasien.
p.      Membereskan alat.
q.      Mencuci tangan.
r.        Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

4.      Daftar pustaka
Kusmiyati Yuni, (2010). Penuntun Praktikum Asuhan Kehamilan.Yogyakarta: Fitramaya

5.      Checklist

CHECKLIST PEMERIKSAAN PROTEIN URINE
NO
BUTIR YANG DINILAI
Nilai
1
0
A.
SIKAP DAN PERILAKU


1.
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan


2.
Teruji bersikap sopan


3.
teruji mempersilahkan pasien duduk


4.
teruji tanggap terhadap reaksi pasien


5.
teruji sabar dan teliti



Score : 5


B.
CONTENT / ISI


6.
Mencuci tangan


7.
Memberi tahu pasien tentang maksud dan tujuan dari tindakan


8.
Mengisi 2 tabung reaksi dengan urin 2-5 cc


9.
Memanaskan urin pada tabung I hingga mndidih diatas lampu spirtus berjarak 3-4 cm dari ujung lampu sampai mendidih


10.
Setelah mendidih angkat tabung I dan bandingkan dan tabung II


11.
Kalau urin keruh tambahkan 3-5 tetes asam asetat 6%


12.
Panaskan kembali tabung I hingga mendidih.


13.
Angkat dan baca hasilnya


14.
Bila keruh berarti positif
Ø   Positif 2 (++) kekeruhan mudah terlihat dan ada endapan halus
Ø   Positif 3 (+++) urin lebih keruh dan ada endapan yang lebih jelas terlihat
Ø   Positif 4 (++++) urin sangat keruh dan disertai endapan menggumpal


15.
Membereskan alat


16.
Mencuci tangan



Score : 11


C.
TEHNIK


17.
Teruji melakukan dengan sistematis dan berurutan.


18.
teruji menjaga privacy


19.
teruji memberi perhatian pada respon pasien.


20.
Teruji percaya diri dan tidak ragu – ragu.


21.
teruji mendokumentasikan hasil.



Score : 5



Total score : 21




Keterangan :

Nilai 1
: Jika dilakukan

Nilai 0
: Jika tidak dilakukan




Jumlah nilai
Nilai =
                        X 100%



       21






1 comment: