truth


counters

nama

Sunday 24 January 2016

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN

A.    MATERI
1.      Pengertian
Hemoglobin (Hb) adalah komponen sel darah merah yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme. Menurut Manuaba (2001), haemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.
Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi misalnya untuk membuat jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi organ dan juga untuk memproduksi energi agar ibu hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari-hari (Sin sin, 2010).
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/ dl darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan hemoglobin yang rendah dengan demikian mengindikasikan anemia.
Pada pemeriksaan dan pengawasan haemoglobin dapat dilakukan dengan mengunakan metode sachli yang dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I (umur kehamilan sebelum 12 seminggu) dan trimester III (umur kehamilan 28 sampai 36 minggu).
Kehamilan merupakan kondisi dimana ibu memiliki resiko yang berdampak pada kesehatan ibu dan janin, seperti resiko anemia. Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin dalam darah di bawah normal. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, seperti kekurangan zat besi, asam folat ataupun vitamin B12. Anemia yang paling sering terjadi terutama pada ibu hamil adalah anemia karena kekurangan zat besi (Fe).Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang berdampak buruk terhadap kehamilan maupun persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta memerlukan penanganan hati-hati, termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.
Standar pelayanan kebidanan keenam membahas tentang pengelolaan anemia pada kehamilan yang bertujuan untuk menemukan anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung. Selama proses bidan harus memeriksa kadar Hb pada kunjungan pertama dan minggu ke-28, memberikan sedikitnya satu tablet zat besi selama 90 hari, penyuluhan tentang gizi zat besi, memberikan ibu hamil terduga anemia satu tablet zat besi 2-3 kali perhari rujuk ibu dengan anemia berat, menyarankan ibu untuk konsumsi tablet zat besi 4-6 bulan postpartum.
Di antara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan paling sederhana adalah metode Sahli, dan yang lebih canggih adalah metode sianmethemoglobin, pemeriksaan Hb elektrik. Pada metode Sahli, hemoglobindihidrolisis dengan HCl menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang segera bereaksi dengan ion CI membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yangberwarna coklat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk memudahkan perbandingan warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar.
a.       Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemeriksaan Hb

Jenis Metode
Obyektifitas
Keakuratan
Kesederhanaan
Efisiensi
Sahli
Sedang           
Sedang
Tinggi 
Sedang
Sianmethemoglobin
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Electric
Tinggi
Sedang           
Sedang
Tinggi

b.      Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu :
1)      Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal).
2)      Hb 9-10 gr% Anemia ringan.
3)      Hb 7-8 gr% Anemia sedang.
4)      Hb <7 gr% Anemia berat (Manuaba, 2001).
Indikasi dilakukan pemeriksaan Hb adalah keadaan kekurangan zat besi dengan kadar Hb kurang dari 11 gr %.

c.       Nilai normal menurut WHO, kriteria persangkaan anemia, bila Hb dibawah :
1)      Wanita tak hamil 12 g%
2)      Wanita hamil 11 g %
3)      Trimester I 11 g %
4)      Trimester II 10,5 g %
5)      Trimester III 11 g %        
6)      Hb 9-10 gr % disebut anemia ringan
7)      Hb 7-8 gr % disebut anemia sedang
8)      Hb < 7 gr % disebut anemia berat
d.      Menurut Wasnidar (2007), manfaat dilakukan pemeriksaan haemoglobin pada ibu hamil, yaitu :
1)      Mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan.
2)      Mencegah terjadinya berat badan lahir rendah.
3)      Memenuhi cadangan zat besi kurang.
e.       Menurut prawirohardjo dan Winkjosastro (1999), kurangnya kadar haemoglobin dalam kehamilan dapat menyebabkan :
1)      Abortus.
2)      Partus imatur/ prematur.
3)      Kelainan kongenital.
4)      Perdarahan antepartum.
5)      Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim.
6)      Kematian perinatal.

Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30 % sampai 40 % yang puncaknya pada kehamilan trimester kedua. Jumlah peningkatan sel darah 18 % sampai 30 % dan hemoglobin sekitar 19 %. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr % maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemiakehamilan fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi ± 10,5g %.
f.       Dalam pemeriksaan Hb secara sahli kesalahan yang sering terjadi adalah sebagai berikut :
1)      Alat/reagen kurang sempurna, yaitu :
a)      Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ul.
b)      Warna standard sering sudah pucat.
c)      Kadar larutan HCL sering tidak dikontrol.
2)      Orang yang melakukan pemeriksaan :
a)      Pengambilan darah kurang baik.
b)      Penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah.
c)      Intensitas sinar/penerangan kurang.
d)     Pada waktu waktu membaca hsil dipermukaan terdapat gelembung udara.
e)      Pipet tidak dibilas dengan HCL.
f)       Pengenceran tidak baik.
2.      Anemia
a.       Pengertian
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002).
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney H, 2006).
Anemia pada wanita hamil jika kadar hemoglobin atau darah merahnya kurang dari 10,00 gr%. Penyakit ini disebut anemia berat. Jika hemoglobin < 6,00 gr% disebut anemia gravis. Jumlah hemoglobin wanita hamil adalah 12,00-15,00 gr% dan hematokrit adalah 35,00-45,00% (Mellyna, 2005).
Anemia dalam kandungan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr%. Pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II. Karena ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi terutama terjadi pada trimester II (Sarwono P, 2002).
b.      Etiologi
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1)      Kurang gizi (malnutrisi)
2)      Kurang zat besi dalam diit
3)      Malabsorpsi
4)      Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5)      Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
c.       Patofisiologi
Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding plasma 30,00%, sel darah merah 18,00% dan Hemoglobin 19,00%. Tetapi pembentukan sel darah merah yang terlalu lambat sehingga menyebabkan kekurangan sel darah merah atau anemia.
Pengenceran darah dianggap penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita, pertama pengenceran dapat meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa kehamilan, karena sebagai akibat hidremia cardiac output untuk meningkatkan kerja jantung lebih ringan apabila viskositas rendah. Resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah tidak naik, kedua perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah ibu tetap kental. Tetapi pengenceran darah yang tidak diikuti pembentukan sel darah merah yang seimbang dapat menyebabkan anemia. Bertambahnya volume darah dalam kehamilan dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan 32 dan 36 minggu (Setiawan Y, 2006).
d.      Tanda dan Gejala
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
e.       Klasifikasi
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah sebagai berikut:
1)      Anemia Defisiensi Besi
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi. Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III.
a)      Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:
(1)   Hb 11 gr% : Tidak anemia
(2)   Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
(3)   Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
(4)   Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
b)      Pengobatannya adalah:
(1)   Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
(2)   Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
2)      Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan vitamin B12. Pengobatannya:
a)      Asam folik 15 – 30 mg per hari
b)      Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c)      Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d)     Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi darah.
3)      Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
4)      Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.

f.       Efek Anemia Pada Ibu Hamil
1)      Bahaya Pada Trimester I
Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan congenital, abortus / keguguran.
2)      Bahaya Pada Trimester II
Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan ante partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian, gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu.
3)      Bahaya Saat Persalinan
Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Mansjoer dkk, 2008).

B.     ALAT DAN BAHAN
1.      Haemometer set terdiri dari :
a.
Tabung pengukur
b.
2 tabung standar warna
c.
Pipet Hb dengan pipa karetnya
d.
Pipet HCl
e.
Batang pengaduk
f.
  Botol tempat HCl dan aquadest
g.Sikat pembersih
2.      Perlak kecil dan pengalas
3.      Kapas alkohol 70%
4.      Jarum/Lancet
5.      Handscoon steril
6.      Kapas kering
7.      Bengkok

C.     PROSEDUR
1.      Meyambut ibu dan keluarga dengan sopan,ramah dan memperkenalkan diri
2.      Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3.      Menyiapkan alat dan bahan
4.      Menjaga privasi pasien denga  menutup tirai atau sampiran
5.      Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,mengeringkan dengan handuk bersih
6.      Memakai sarung tangan
7.      Isilah tabung sahli dengan HCl 1% sampai angka 2
8.      Tusuk ujung jari dengan jarum yang steril, bersihkan darah yang pertama keluar dengan kapas kering, tekan jari supaya darah lebih banyak keluar
9.      Gunakan pipet untuk menghisap darah sampai garis biru pada tabung atau 20 mm
10.  Masukkan darah ke dalam tabung sahli sampai semua darah keluar dari pipet
11.  Aduk HCl dengan darah sampai benar-benar tercampur
12.  Masukkan aquades tetes demi tetes ke dalam tabung sahli, diaduk kembali setelah ditetes sampai warna sama dengan warna standar
13.  Lihat di ujung paling atas dan baca angka diujung tersebut. Itulah kadar hemoglobinnya
14.  Membereskan alat
15.  Melepaskan handscon kemudian mencuci tangan
16.  Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

D.    DAFTAR PUSTAKA
Kusmiyati Yuni, (2010). Penuntun Praktikum Asuhan Kehamilan,Yogyakarta: Fitramaya

E.     CHECKLIST

CHECKLIST  PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN (HB SAHLI)


No
BUTIR YANG DINLAI
Nama mahasiswa



A.
SIKAP DAN PERILAKU



1.
Menyambut  pasien dengan sopan ramah dan  sopan



0 Tidak dilakukan



1  Memberikan salam saja



2  Memberikan salam dengan senyum dan sapa yang ramah



2.
Memperkenalkan diri pada pasien



0 Tidak dilakukan



1  Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap



2  Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap & menanyakan keperluan pasien



3
Menjelaskan tujuan& prosedur  tindakan yang akan dilakukan



0 Tidak dilakukan



1  Menjelaskan maksud&tujuan tindakan dengan tidak lengkap



2  Menjelaskan maksud&tujuan tindakan dengan dengan lengkap



4
Tanggap terhadap reaksi pasien



0 Tidak dilakukan



1  Memberi respon kepada keluhan klien tetapi tidak ada tanggapan yang baik



2  Memberi respon kepada keluhan klien dan menanggapi  setiap keluhan yang disampaikan



5
Sabar dan teliti



0 Tidak dilakukan



1 Melakukan tindakan dengan tergesa-gesa



2 Melakukan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu




Total score : 10

B.
CONTENT/ISI



6
Melakukan persetujuan (inform consent)



0 Tidak dilakukan



1 Melakukan informed consent tetapi tidak menjelaskan tindakan yang akan dilakukan



2 Melakukan informed consent tetapi tidak menjelaskan tindakan yang akan dilakukan



7
Mempersiapkan alat&Mendekatkan alat



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan kurang sempurna



2 Dilakukan dengan sempurna



8
Mencuci tangan&memakai handscon



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan kurang sempurna



2 Dilakukan dengan sempurna



9
Mengisi tabung sahli dengan HCL 1 % sampai batas angka 2



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan kurang sempurna



2 Dilakukan dengan sempurna



10
Membersihkan jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan kurang sempurna



2 Dilakukan dengan sempurna



11
Menusuk ujung jari dengan jarum steril, bersihkan darah yang pertama keluar dengan kapas kering, tekan jari supaya darah lebih banyak keluar.



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan kurang sempurna



2 Dilakukan dengan sempurna



12
Menghisap darah  dengan menggunakan pipet sahli sampai garis biru pada tabung atau 20 mm (pastikan tidak ada gelembung udara)



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan kurang sempurna



2 Dilakukan dengan sempurna



13
Masukkan darah ke dalam tabung sahli sampai semua darah keluar dari pipet, diamkan selama 2-3 menit untuk menunggu asam hematin



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan kurang sempurna



2 Dilakukan dengan sempurna



14
Mengaduk  cairan pada tabung sahli sampai HCL dan darah sampai benar-benar tercampur.



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan kurang sempurna



2 Dilakukan dengan sempurna



15
Menambahkan cairan aquades tetes demi tetes ke dalam tabung sahli, sambil sesekali diaduk  hingga warnanya sama dengan warna tabung standar.



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan kurang sempurna



2 Dilakukan dengan sempurna



16
Membaca hasil pemeriksaan dengan cara melihat angka yang sejajar dengan bawah tepi cekungan.



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan kurang sempurna



2 Dilakukan dengan sempurna



17
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan kurang sempurna



2 Dilakukan dengan sempurna



18
Membereskan alat



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan kurang sempurna



2 Dilakukan dengan sempurna



19
Melepas sarung tangan dalam keadaan terbalik  dalam larutan klorin



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan kurang sempurna



2 Dilakukan dengan sempurna



20
Mencuci tangan



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan kurang sempurna



2 Dilakukan dengan sempurna



Total score : 38

C.
Teknik



21
Teruji melakukan secara sistematis



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan tidak berurutan



2 Dilakukan dengan lengkap&berurutan



22
Teruji melaksanakan komunikasi selama pemeriksaan



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan tidak sempurna



2 Dilakukan dengan sempurna



23
Teruji melakukan tindakan dengan percaya diri



0 Tidak dilakukan



1 Dilakukan dengan ragu-ragu



2 Dilakukan dengan tepat dan tidak ragu-ragu



24
Teruji mendokumentasikan dengan baik



0 Tidak dilakukan



1 Mendokumentasikan hasil tindakan tidak sesuai dengan format SOAP



2 Mendokumentasikan hasil tindakan sesuai dengan format SOAP




Total score : 8


Total score seluruhnya : 56




No comments:

Post a Comment