A.
MATERI
1.
Pengertian
Hemoglobin (Hb) adalah komponen sel darah merah yang berfungsi
menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika Hb berkurang, jaringan tubuh
kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses
metabolisme. Menurut Manuaba (2001), haemoglobin adalah molekul protein pada
sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru.
Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.
Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu hamil
mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi misalnya untuk membuat jaringan tubuh
janin, membentuknya menjadi organ dan juga untuk memproduksi energi agar ibu
hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari-hari (Sin sin, 2010).
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah.
Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/ dl darah dapat digunakan
sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan hemoglobin yang
rendah dengan demikian mengindikasikan anemia.
Pada pemeriksaan dan pengawasan haemoglobin dapat dilakukan dengan
mengunakan metode sachli yang dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu
trimester I (umur kehamilan sebelum 12 seminggu) dan trimester III (umur
kehamilan 28 sampai 36 minggu).
Kehamilan merupakan kondisi dimana ibu memiliki resiko yang berdampak
pada kesehatan ibu dan janin, seperti resiko anemia. Anemia adalah suatu
keadaan di mana kadar hemoglobin dalam darah di bawah normal. Hal ini bisa
disebabkan oleh kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, seperti kekurangan
zat besi, asam folat ataupun vitamin B12. Anemia yang paling sering terjadi
terutama pada ibu hamil adalah anemia karena kekurangan zat besi (Fe).Anemia
defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama
kehamilan. Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang berdampak buruk
terhadap kehamilan maupun persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta memerlukan
penanganan hati-hati, termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.
Standar pelayanan kebidanan keenam membahas tentang pengelolaan anemia
pada kehamilan yang bertujuan untuk menemukan anemia pada kehamilan secara dini
dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum
persalinan berlangsung. Selama proses bidan harus memeriksa kadar Hb pada
kunjungan pertama dan minggu ke-28, memberikan sedikitnya satu tablet zat besi
selama 90 hari, penyuluhan tentang gizi zat besi, memberikan ibu hamil terduga
anemia satu tablet zat besi 2-3 kali perhari rujuk ibu dengan anemia berat,
menyarankan ibu untuk konsumsi tablet zat besi 4-6 bulan postpartum.
Di antara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan
paling sederhana adalah metode Sahli, dan yang lebih canggih adalah metode
sianmethemoglobin, pemeriksaan Hb elektrik. Pada metode Sahli,
hemoglobindihidrolisis dengan HCl menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh
oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang segera bereaksi
dengan ion CI membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin
yangberwarna coklat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar
(hanya dengan mata telanjang). Untuk memudahkan perbandingan warna standar
dibuat konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna
hemin dibuat dengan cara pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama
dengan warna standar.
a.
Kelebihan
dan Kelemahan Metode Pemeriksaan Hb
Jenis
Metode
|
Obyektifitas
|
Keakuratan
|
Kesederhanaan
|
Efisiensi
|
Sahli
|
Sedang
|
Sedang
|
Tinggi
|
Sedang
|
Sianmethemoglobin
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Rendah
|
Rendah
|
Electric
|
Tinggi
|
Sedang
|
Sedang
|
Tinggi
|
b.
Berdasarkan
klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4
kategori yaitu :
1)
Hb
> 11 gr%Tidak anemia (normal).
2)
Hb
9-10 gr% Anemia ringan.
3)
Hb 7-8
gr% Anemia sedang.
4)
Hb
<7 gr% Anemia berat (Manuaba, 2001).
Indikasi
dilakukan pemeriksaan Hb adalah keadaan kekurangan zat besi dengan kadar Hb
kurang dari 11 gr %.
c.
Nilai
normal menurut WHO, kriteria persangkaan anemia, bila Hb dibawah :
1)
Wanita
tak hamil 12 g%
2)
Wanita
hamil 11 g %
3)
Trimester
I 11 g %
4)
Trimester
II 10,5 g %
5)
Trimester
III 11 g %
6)
Hb
9-10 gr % disebut anemia ringan
7)
Hb 7-8
gr % disebut anemia sedang
8)
Hb
< 7 gr % disebut anemia berat
d.
Menurut
Wasnidar (2007), manfaat dilakukan pemeriksaan haemoglobin pada ibu hamil,
yaitu :
1)
Mencegah
terjadinya anemia dalam kehamilan.
2)
Mencegah
terjadinya berat badan lahir rendah.
3)
Memenuhi
cadangan zat besi kurang.
e.
Menurut
prawirohardjo dan Winkjosastro (1999), kurangnya kadar haemoglobin dalam
kehamilan dapat menyebabkan :
1)
Abortus.
2)
Partus
imatur/ prematur.
3)
Kelainan
kongenital.
4)
Perdarahan
antepartum.
5)
Gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim.
6)
Kematian
perinatal.
Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30 % sampai 40 % yang puncaknya pada kehamilan trimester kedua. Jumlah peningkatan sel darah 18 % sampai 30 % dan hemoglobin sekitar 19 %. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr % maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemiakehamilan fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi ± 10,5g %.
f.
Dalam
pemeriksaan Hb secara sahli kesalahan yang sering terjadi adalah sebagai
berikut :
1)
Alat/reagen
kurang sempurna, yaitu :
a)
Volume
pipet Hb tidak selalu tepat 20 ul.
b)
Warna
standard sering sudah pucat.
c)
Kadar
larutan HCL sering tidak dikontrol.
2)
Orang
yang melakukan pemeriksaan :
a)
Pengambilan
darah kurang baik.
b)
Penglihatan
pemeriksa tidak normal atau sudah lelah.
c)
Intensitas
sinar/penerangan kurang.
d)
Pada
waktu waktu membaca hsil dipermukaan terdapat gelembung udara.
e)
Pipet
tidak dibilas dengan HCL.
f)
Pengenceran
tidak baik.
2.
Anemia
a.
Pengertian
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan
III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002).
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya
hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ
vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia
adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl
(Varney H, 2006).
Anemia pada wanita hamil jika kadar hemoglobin atau darah merahnya
kurang dari 10,00 gr%. Penyakit ini disebut anemia berat. Jika hemoglobin <
6,00 gr% disebut anemia gravis. Jumlah hemoglobin wanita hamil adalah
12,00-15,00 gr% dan hematokrit adalah 35,00-45,00% (Mellyna, 2005).
Anemia dalam kandungan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00
gr%. Pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II.
Karena ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi
terutama terjadi pada trimester II (Sarwono P, 2002).
b.
Etiologi
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin,
2002). Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai
berikut:
1)
Kurang
gizi (malnutrisi)
2)
Kurang
zat besi dalam diit
3)
Malabsorpsi
4)
Kehilangan
darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5)
Penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
c.
Patofisiologi
Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau
hipervolemia, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma, sehingga pengenceran darah. Pertambahan tersebut
berbanding plasma 30,00%, sel darah merah 18,00% dan Hemoglobin 19,00%. Tetapi
pembentukan sel darah merah yang terlalu lambat sehingga menyebabkan kekurangan
sel darah merah atau anemia.
Pengenceran darah dianggap penyesuaian diri secara fisiologi dalam
kehamilan dan bermanfaat bagi wanita, pertama pengenceran dapat meringankan
beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa kehamilan, karena sebagai
akibat hidremia cardiac output untuk meningkatkan kerja jantung lebih ringan
apabila viskositas rendah. Resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah
tidak naik, kedua perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang
lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah ibu tetap kental. Tetapi
pengenceran darah yang tidak diikuti pembentukan sel darah merah yang seimbang
dapat menyebabkan anemia. Bertambahnya volume darah dalam kehamilan dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan 32 dan 36
minggu (Setiawan Y, 2006).
d.
Tanda
dan Gejala
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun
(anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan
mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
e.
Klasifikasi
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah
sebagai berikut:
1)
Anemia
Defisiensi Besi
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan
dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi. Untuk menegakan
diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa
didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan
keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat
dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama
kehamilan yaitu trimester I dan III.
a)
Hasil
pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:
(1)
Hb 11
gr% : Tidak anemia
(2)
Hb
9-10 gr% : Anemia ringan
(3)
Hb 7 –
8 gr%: Anemia sedang
(4)
Hb
< 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg.
Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta
serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal.
Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan
ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi.
Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg
zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih
kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
b)
Pengobatannya
adalah:
(1)
Terapi
Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat
atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb
sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg
besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
(2)
Terapi
Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per
oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa
kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan
ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada
gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
2)
Anemia
Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang
sekali karena kekurangan vitamin B12. Pengobatannya:
a)
Asam
folik 15 – 30 mg per hari
b)
Vitamin
B12 3 X 1 tablet per hari
c)
Sulfas
ferosus 3 X 1 tablet per hari
d)
Pada
kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan
transfusi darah.
3)
Anemia
Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk
sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan
diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan
pemeriksaan retikulosi.
4)
Anemia
Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan
kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi
bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya.
Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat
penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi
hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.
f.
Efek
Anemia Pada Ibu Hamil
1)
Bahaya
Pada Trimester I
Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion,
kelainan congenital, abortus / keguguran.
2)
Bahaya
Pada Trimester II
Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature,
perdarahan ante partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
intrapartum sampai kematian, gestosis dan mudah terkena infeksi, dan
dekompensasi kordis hingga kematian ibu.
3)
Bahaya
Saat Persalinan
Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer,
sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi
karena ibu cepat lelah dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan
operatif (Mansjoer dkk, 2008).
B. ALAT DAN BAHAN
1. Haemometer set terdiri dari :
a. Tabung pengukur
b. 2 tabung standar warna
c. Pipet Hb dengan pipa karetnya
d. Pipet HCl
e. Batang pengaduk
f. Botol tempat HCl dan aquadest
g.Sikat pembersih
a. Tabung pengukur
b. 2 tabung standar warna
c. Pipet Hb dengan pipa karetnya
d. Pipet HCl
e. Batang pengaduk
f. Botol tempat HCl dan aquadest
g.Sikat pembersih
2. Perlak kecil dan pengalas
3. Kapas alkohol 70%
4. Jarum/Lancet
5. Handscoon steril
6. Kapas kering
7. Bengkok
C.
PROSEDUR
1.
Meyambut ibu dan keluarga dengan sopan,ramah dan
memperkenalkan diri
2.
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3.
Menyiapkan alat dan bahan
4.
Menjaga privasi pasien denga menutup tirai atau sampiran
5.
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,mengeringkan
dengan handuk bersih
6.
Memakai sarung tangan
7.
Isilah tabung sahli dengan HCl 1% sampai angka 2
8.
Tusuk ujung jari dengan jarum yang steril, bersihkan
darah yang pertama keluar dengan kapas kering, tekan jari supaya darah lebih
banyak keluar
9.
Gunakan pipet untuk menghisap darah sampai garis
biru pada tabung atau 20 mm
10.
Masukkan darah ke dalam tabung sahli sampai semua
darah keluar dari pipet
11.
Aduk HCl dengan darah sampai benar-benar tercampur
12.
Masukkan aquades tetes demi tetes ke dalam tabung
sahli, diaduk kembali setelah ditetes sampai warna sama dengan warna standar
13.
Lihat di ujung paling atas dan baca angka diujung
tersebut. Itulah kadar hemoglobinnya
14.
Membereskan alat
15.
Melepaskan handscon kemudian mencuci tangan
16.
Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
D.
DAFTAR
PUSTAKA
Kusmiyati
Yuni, (2010). Penuntun Praktikum Asuhan
Kehamilan,Yogyakarta: Fitramaya
E.
CHECKLIST
CHECKLIST PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN (HB SAHLI)
No
|
BUTIR YANG DINLAI
|
Nama mahasiswa
|
||
A.
|
SIKAP DAN PERILAKU
|
|||
1.
|
Menyambut pasien dengan sopan ramah dan sopan
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Memberikan salam saja
|
||||
2 Memberikan salam dengan senyum
dan sapa yang ramah
|
||||
2.
|
Memperkenalkan
diri pada pasien
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap
|
||||
2 Memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap & menanyakan keperluan pasien
|
||||
3
|
Menjelaskan tujuan& prosedur
tindakan yang akan dilakukan
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Menjelaskan maksud&tujuan
tindakan dengan tidak lengkap
|
||||
2 Menjelaskan maksud&tujuan
tindakan dengan dengan lengkap
|
||||
4
|
Tanggap
terhadap reaksi pasien
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Memberi respon kepada keluhan
klien tetapi tidak ada tanggapan yang baik
|
||||
2 Memberi respon kepada keluhan
klien dan menanggapi setiap keluhan
yang disampaikan
|
||||
5
|
Sabar
dan teliti
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Melakukan tindakan dengan tergesa-gesa
|
||||
2 Melakukan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu
|
||||
Total score : 10
|
||||
B.
|
CONTENT/ISI
|
|||
6
|
Melakukan persetujuan (inform consent)
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Melakukan informed consent tetapi tidak
menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
|
||||
2 Melakukan informed consent tetapi tidak
menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
|
||||
7
|
Mempersiapkan alat&Mendekatkan alat
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan kurang sempurna
|
||||
2 Dilakukan dengan sempurna
|
||||
8
|
Mencuci
tangan&memakai handscon
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan kurang sempurna
|
||||
2 Dilakukan dengan sempurna
|
||||
9
|
Mengisi tabung sahli dengan HCL 1 % sampai
batas angka 2
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan kurang sempurna
|
||||
2 Dilakukan dengan sempurna
|
||||
10
|
Membersihkan jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan kurang sempurna
|
||||
2 Dilakukan dengan sempurna
|
||||
11
|
Menusuk ujung jari dengan jarum steril,
bersihkan darah yang pertama keluar dengan kapas kering, tekan jari supaya
darah lebih banyak keluar.
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan kurang sempurna
|
||||
2 Dilakukan dengan sempurna
|
||||
12
|
Menghisap darah dengan menggunakan pipet sahli sampai garis
biru pada tabung atau 20 mm (pastikan tidak ada gelembung udara)
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan kurang sempurna
|
||||
2 Dilakukan dengan sempurna
|
||||
13
|
Masukkan darah ke dalam tabung sahli sampai
semua darah keluar dari pipet, diamkan selama 2-3 menit
untuk menunggu asam hematin
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan kurang sempurna
|
||||
2 Dilakukan dengan sempurna
|
||||
14
|
Mengaduk
cairan pada tabung sahli sampai HCL dan darah sampai benar-benar
tercampur.
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan kurang sempurna
|
||||
2 Dilakukan dengan sempurna
|
||||
15
|
Menambahkan cairan aquades tetes demi tetes
ke dalam tabung sahli, sambil sesekali diaduk
hingga warnanya sama dengan warna tabung standar.
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan kurang sempurna
|
||||
2 Dilakukan dengan sempurna
|
||||
16
|
Membaca hasil pemeriksaan dengan cara
melihat angka yang sejajar dengan bawah tepi cekungan.
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan kurang sempurna
|
||||
2 Dilakukan dengan sempurna
|
||||
17
|
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan kurang sempurna
|
||||
2 Dilakukan dengan sempurna
|
||||
18
|
Membereskan alat
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan kurang sempurna
|
||||
2 Dilakukan dengan sempurna
|
||||
19
|
Melepas
sarung tangan dalam keadaan terbalik
dalam larutan klorin
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan kurang sempurna
|
||||
2 Dilakukan dengan sempurna
|
||||
20
|
Mencuci tangan
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan kurang sempurna
|
||||
2 Dilakukan dengan sempurna
|
||||
Total score : 38
|
||||
C.
|
Teknik
|
|||
21
|
Teruji melakukan secara sistematis
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan tidak berurutan
|
||||
2 Dilakukan dengan lengkap&berurutan
|
||||
22
|
Teruji melaksanakan komunikasi selama pemeriksaan
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan tidak sempurna
|
||||
2 Dilakukan dengan sempurna
|
||||
23
|
Teruji melakukan tindakan dengan percaya diri
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Dilakukan dengan ragu-ragu
|
||||
2 Dilakukan dengan tepat dan tidak
ragu-ragu
|
||||
24
|
Teruji mendokumentasikan dengan baik
|
|||
0 Tidak dilakukan
|
||||
1 Mendokumentasikan hasil tindakan tidak
sesuai dengan format SOAP
|
||||
2 Mendokumentasikan hasil tindakan sesuai
dengan format SOAP
|
||||
Total score : 8
|
||||
Total score seluruhnya : 56
|
No comments:
Post a Comment