A.
Perawatan
Bayi (Neonatus)
Perawatan bayi baru lahir adalah
perawatan lanjut, pemberian minuman, mempertahankan suhu tubuh, pencegahan
infeksi,pemberian imunisasi dan penilaian pertumbuhan bayi baru lahir.
Bayi
baru lahir dapat dibagi menjadi dua :
·
Bayi normal (sehat)
memerlukan perawatan biasa
·
Bayi
gawat (high risk baby) memerlukan
penanggulangan khusus seperti adanya asfiksia dan perdarahan
Prinsip perawatan bayi baru
lahir :
1. Penatalaksanaan
Neonatus Sakit atau Kecil
a. Penerimaan,
penilaian cepat dan manajemen segera
·
Begitu seorang bayi
umur kurang dari 7 hari datang ke pelayanan kesehatan, harus segera ditangani
dan jangan biarkan menunggu
·
Sewaktu tiba, bayi
segera dinilai untuk melihat adanya tanda kegawatdaruratan yang menunjukkan
bayi berada dalam keadaan kritis dengan risiko kematian dalam beberapa menit.
Klasifikasi Klinik
·
Nilai 7-10 : bayi normal
·
Nilai 4-6 : bayi asfiksi ringan sedang
·
Nilai 0-3 : bayi asfiksi berat
Skor
|
0
|
1
|
2
|
Angka
|
A : Appearance color
(warna kulit)
P :
Pulse (frekuensi jantung)
G : Grimace (reaksi
thd rangsang)
A : Activity (tonus
otot)
R : Respiration
(usaha nafas)
|
Pucat
Tidak ada
Tidak ada
Lumpuh
Tidak
ada
|
Badan merah
Di bawah 100
Sedikit gerakan mimik
Ekstremitas dalam fleksi sedikit
Lemah, tidak teratur
|
Seluruh tubuh kemerah-merahan
Di atas 100
Menangis, batuk/ bersin,
gerakan aktif
Gerakan aktif
Menangis kuat
|
|
Jumlah
|
b. Penilaian
dan manajemen lanjut
Bila keadaan bayi sudah stabil, lengkapi pemeriksaan
guna menentukan penyebab masalah
c. Perawatan
Lanjut
·
Buat perencanaan perawataan umum yang meliputi
kebutuhan khusus bayi
·
Pantau kemajuan keadaan
bayi dengan melakukan penilaian umum terus-menerus tanpa terlalu mengganggu
bayi, termasuk frekuensi napas, denyut jantung, warna kulit, suhu tubuh,
kecepatan dan volume cairan IV, frekuensi dan volume pemberian minum
·
Siap dengan perubahan
perencanaan perawatan bila terjadi perubahan kondisi bayi yang ditentukan oleh
hasil pemantauan khusus dan umum, siapkan rujukan bila perlu.
2.
Pertolongan
Pada Waktu Bayi Baru Lahir
·
Membersihkan
jalan nafas dan sekaligus menilai APGAR menit I, membersihkan jalan nafas
dengan cara : penolong mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril, bayi
ditidurkan terlentang kepala sedikit ekstensi badan bayi dalam keadaan
terbungkus, pangkal penghisap lendir dibungkus dengan kassa steril masukkan ke
mulut penolong, tangan kanan penolong membuka mulut bayi kemudian jari telunjuk
tangan kiri dimasukkan ke dalam mulut bayi sampai epiglothis (untuk menahan
lidah bayi) jari tangan kanan memasukkan pipa sejajar dengan jari telunjuk
tangan kiri, isap lendir sebanyak-banyaknya dengan arah memutar. Masukkan
berulang-ulang selang ke hidung mulut, kemudian lendir di isap
sebanyak-banyaknya. Lendir yang diisap ditampung di atas bengkok dan ujung pipa
dibersihkan dengan kain kassa. Lakukan penghisapan sampai bayi menangis dan
sampai lendirnya bersih, kemudian bersihkan daerah telinga dan sekitarnya
·
Mengeringkan
badan bayi dari cairan ketuban dengan
menggunakan kain yang halus atau handuk
·
Tali
pusat diikat dengan baik dan bekas luka diberi antiseptic kemudian dijepit
dengan klem jepit plastic atau diikat dengan pita atau benang tali pusat
·
Membersihkan
badan bayyi dengan cara menyiapkan tempat kapas, kapas dan minyak/baby oil.
Bersihkan daerah muka dengan kapas lembab. Pertama bersihkan daerah mata, mulai
dari bagian dalam ke luar (setiap kali usapan kapas harus diganti) kemudian
gunakan kapas minyak untuk membersihkan daerah telinga. Selanjutnya muka dan
sekitarnya dibersihkan dengan kapas minyak sampai ke daerah leher. Bersihkan
daerah ekstremitas atas, lipatan ketiak, daerah dada dan sekitarnya, daerah
punggung, ekstremitas bawah dan terakhir daerah genetalia. Lakukan
perawatan tali pusat dan sekitarnya.
·
Bayi ditimbang berat
badannya akan diukur panjang badan lahirn ya kemudian dicatat dalam status
·
Perawatan mata bayi :
mata bayi dibersihkan, kemudian diberikan obat untuk mencegah blenorrhoe
(metode crede : dengan tetesan nitras argenti 1-2% sebanyak 2 tetes pada
masing-masing mata. Penisilin salep atau garamycin salep mata)
·
Diperiksa
juga anus, genetalia eksterna, dan jenis kelamin pada bayi. Pada bayi
laki-laki, periksa apakah ada fimosis dan apakah descensus testikulorum telah
lengkap
3. Mempertahankan
Suhu Normal Bayi
Pada bayi baru lahir yang sakit
atau kecil (berat lahir , 2500 g atau umur kehamilan , 37 minggu), perlu
penambahan kehangatan tubuh untuk mempertahankan suhu normal.
·
Bayi harus tetap
berpakaian atau diselimuti setiap saat, bungkus bayi dengan pakaian yang kering
dan lembut serta kenakan topi untuk bayi.
·
Rawat bayi yang kecil
di ruang yang hangat (tidak kurang dari 25oC dan bebas dari aliran
angina).
·
Ganti popok setiap
kali basah
·
Jangan memandikan
atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
·
Frekuensi
pengukuran suhu tubuh pada bayi sakit adalah tiap jam. Pada bayi kecil tiap 12
jam, tiap bayi sangat kecil tiap 6 jam dan pada bayi dengan keadaan membaik
adalah sehari sekali
·
Kontak
kulit dengan kulit, Kangaroo Mother Care (KMC), pemancar panas, incubator,
ruangan yang hangat
4. Terapi
Oksigen
Cara pemberian oksigen dengan
menggunakan :
a. Headbox
Pasang headbox menutup kepala bayi. Pastikan kepala
bayi tetap berada di dalam headbox meskipun bayi bergerak-gerak. Bila dengan kecepatan rendah, konsentrasinya 3L per
menit. Bila dengan kecepatan tinggi, maka menggunakan konsentrasi 5L per menit.
Keuntungan dari headbox adalah menghangatkan oksigen, dapai dicapai konsentrasi
tinggi, dan tidak ada pipa yang menyumbam lubang hidung. Sedangkan kerugian
dari penggunaan headbox adalah kecepatan oksigen tinggi diperlukan untuk
mencapai konsentrasi sedang (antara tinggi dan rendah)
b. Prong
Nasal
Letakkan prong hanya di dalam cuping hidung bayi.
Fiksasi prong dengan menggunakan plester atau elastic. Kecepatan rendah 0,5 L per menit, kecepatan tinggi dengan
1L per menit. Keuntungan dari prong nasal ini yaitu diperlukan kecepatan
oksigen yang rendah serta bila dipasang dengan betul, konsentrasi dijamin
konstan. Sedangkan kerugiannya adalah perlu prong khusus untuk bayi baru lahir,
perlu pengatur aliran khusus yang dapat mengalirkan oksigen aliran rendah,
serta oksigen dingin langsung masuk ke dalam paru bayi.
c. Kateter
nasal
Ukur jarak dari lubang hidung sampai batas dalam alis.
Ini adalah panjang pipa yang harus dimasukkan. Maukan pipa ke dalam lubang hidung.
Lihat mulut bayi,. Pipa tidak boleh terlihat dari belakang rongga mulut. Bila
pipa masih terlihat maka tariklah pipa pelan-pelan sampai pipa tidak terlihat
lagi. Kecepatan rendah dengan 0,5 L per menit dan kecepatan tinggi dengan 1L
per menit. Diperlukan kecepatan oksigen yang rendah, bila dipasang dengan
betul, konsentrasi dijamin konstan. Kerugian dari kateter nasal adalah perlunya
pengatur aliran khusus yang dapat mengalirkan oksigen aliran rendah. Oksigen
dingin langsung masuk ke dalam paru bayi.
d. Sungkup
Muka
Pasang sungkup di muka bayi menutup mulut dan
hidung. Fiksasi prong
dengan menggunakan plester atau elastic. Kecepatan rendah 1L per menit, Tinggi
lebih dari 2L per menit. Keuntungan dari sungkup muka ini adalah memungkinkan
pemberian oksigen dengan cepat. Tepat untuk pemberian oksigen jangka pendek.
Kerugiannya adalah dapat terjadi akumulasi karbondioksida bila kecepatan aliran
rendah dan sungkup muka kecil. Sulit memberi minum bayi selama pemberian
oksigen, serta sulit mempertahankan sungkup tetap di tempat.
e. Inkubator
Gunakan headbox atau hubungkan oksigen ke incubator
sesuai dengan petunjuk pabrik. Pastikan bayi tetap hangat selama pemberian
oksigen. Kerugian pemberian oksigen langsung ke incubator adalah oksigen dengan
kecepatan tinggi diperlukan untuk mencapai konsentrasi sedang. Sulit untuk
mempertahankan konsentrasi oksigen bila incubator sering dibuka untuk melakukan
prosedur tindakan.
5. Manajemen
Pemberian Minum dan Cairan
a. Pemberian
minum
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah
bayi lahir yaitu ASI
b. Manajemen
Cairan
6. Perawatan
Bayi Sehari-Hari
Cara-cara memandikan bayi
·
Pakaian bayi dibuka
·
Mata bayi
dibersihkan dengan kapas pelembab
·
Telinga dan sekitarnya dibersihkan
·
Muka di lap dengan
waslap (tidak memakai sabun) kemudian dibersihkan
·
Kepala bayi di atas
tangan kiri penolong dibersihkan dengan sabun dan dibersihkan kembali dengan
air bersih
·
Bersihkan daerah leher,
ekstremitas, dada, punggung terakhir genetalia dengan memakai waslap dan sabun
kemudian dibersihkan dengan waslap
·
Masukkan bayi ke dalam
Waskom yang sudah diisi air hangat kuku (suhu air kira-kira 35-36%) kemudian
dibersihkan semua badan
·
Angkat bayi dari
Waskom mandi kemudian keringkan badannya
Cara perawatan tali pusat :
·
Kassa pembungkus tali
pusat dibasahi dengan aquadest/NaCl/air matang
·
Bersihkan tali pusat
dengan kapas alcohol mulai dari ujung sampai pangkal tali pusat dan sekitarnya
dengan diameter 2 cm
·
Olesi talipusat dengan
betadhin 10% dengan cara yang sama seperti di atas
·
Tali pusat selanjutnya dibungkus dengan
kassa steril
B.
Perubahan-Perubahan
Yang Terjadi Pada Bayi
1. Perubahan
Pernafasan
Sistem pernafasan adalah sistem
yang paling tertantang ketika perubahan dari lingkungan intrauteri ke
lingkungan ekstrauteri- bayi baru lahir harus segera mulai bernafas begitu lahir
ke dunia. Organ yang bertanggung jawab untuk oksigenasi janin sebelum bayi
lahir adalah plasenta.
Penyesuaian paling krisis yang
harus dialami bayi bari
lahir ialah penyesuaian sistem pernafasan. Paru-paru bayi cukup bulan
mengandung sekitar 20 ml cairan/kg (Blackbrum, Loper, 1992). Udara harus
diganti oleh cairan yang mengisi traktus respiratorius sampai al-veoli, pada
kelahiran pervaginam normal, sejumlah kecil cairan keluar dari trakea dan
paru-paru bayi.
Dalam satu jam pertama kehidupan
bayi, sistem limfatik paru secara kontinu mengeluarkan cairan dalam jumlah
besar. Pengeluaran cairan
ini juga diakibatkan perbedaan tekanan darah alveoli sampai jaringan
instertisial dan sampai kapiler pembuluh darah. Penurunan resistensi
mempermudah aliran cairan paru-paru ini.
Pernafasan
abnormal dan kegagalan paru untuk mengembang dengan sempurna mengganggu aliran
cairan paru janin dari alveoli dan interstisial kesirkulasi pulmoner. Retensi
cairan ini akan mengganggu kemampuan bayi memperoleh oksigen yang cukup. Tarikan
nafas pertama terjadi. Hal disebabkan oleh refleks yang terpicu oleh perubahan
tekanan, pendinginan, bunyi, cahaya, dan sensali lain yang berkaitan dengan
proses kelahiran. Selain itu kemoreseptor di aorta dan badan karotid
menginisiatifkan refleks neurologis ketika tekanan oksigen arteri menurun dari
80 menjadi 15 mmHg, tekanan karbon dioksida arteri meningkat dari 40 menjadi 70
mmHg, dan pH arteri menurun sampai di bawah 7,35. apabila perubahan yang
terjadi sangat ekstrem, depresi pernafasan dapat terjadi. Pada kebanyakan
kasus, timbul reaksi pernafasan yang berlebihan dalam satu menit setelah bayi
lahir, sehingga bayi mulai menarik nafas yang pertama dan menangis.
Pola
pernafasan tertentu menjadi karakteristik bayi baru lahir normal yang cukup
bulan. Setelah pernafasan mulai berfungsi, nafas bayi menjadi dangkal dan tidak
teratur. Bervariasi dari 30 sampai 60 kali per menit, disertai apnea singkat
(kurang dari 15 detik). Periode apnea singkat ini paling sering terjadi selama
siklus tidur aktif (rapid aye movement (REM)). Durasi dan frekuensi apnea
menurun seiring peningkatan usia. Periode apnea lebih dari 15 detik harus
dievaluasi.
Bayi baru
lahir biasanya bernafas melalui hidung. Respons bayi terhadap obstruksi hidung
ialah membuka mulut untuk mempertahankan jalan nafas. Kebanyakan bayi tidak
memiliki respon ini sampai berusia 3 minggu. Oleh karena itu asfiksia dan
sianosis dapat terjadi akibat obstruksi hidung.
Lingkaran dada
berukuran kurang lebih 30 sampai 33 cm saat bayi lahir. Auskultasi dada bayi baru
lahir akan menghasilkan bunyi nafas yang bersih dan keras dan bunyi terdengar
sangat dekat karena jaringan pada dinding dada masih tipis. Tulang iga bayi
berartikulasi dengan tulang dada secra horisontal, bukan membentuk sudut ke
bawah. Akibatnya, roda rongga dada tidak mengembang sebaik orang dewasa saat
paru inspirasi. Fungsi pernafasan neonatus terutama terbentuk akibat knstraksi
diafragma. Penekanan instratoraks negatif terjasi akibat penurunan diafragma.
Hal ini hampir sama dengan penurunan negatif yang terjadi pada tabung suntikan
ketika akan mengambil obat dari ampul. Dada dan abdomen bayi baru lahir naik
secara simultan saat inspirasi, pernafasan seesaw (seperti gerakan enraca
timbang, satu sisi naik, sisi lain turun) merupakan pernafasan yang tidak
normal.
Alveoli paru
janin dilapisi surfaktan. Ekspansi
paru mempercepat sekresi surfaktan. Fungsi surfaktan ialah (1) menurunkan
tegangan permukaan. Oleh karena itu, dibutuhkan tekanan yang lebih kecil untuk
mempertahankan alveolus tetap terbuka dan (2) mempertahankan stabilitas
alveolar dengan mengganti tegangan permukaan dengan perubahan bentuk alveolus.
Sistem surfantan berkembang sewaktu janin berkembang di dalam rahim. Maturitas
paru-paru janin dapat ditentukan denan memeriksa rasiolesitin/sfingomielin
(L/S) dan kadar fosfolipid lain di dalam cairan amniotik. Fosfatidiliserol
muncul pada minggu ke-35 dan minggu ke-36. kehadiran fosfatidiliserol merupakan
indikator yang lebih dapat diperkirakan dalam menentukan maturitas paru..
Konsentrasi
lesitin dan sfingomielin meningkat seiring peningkatan usia kehamilan.
Paru-paru janin yang matur memiliki rasio L/S yang lebih besar dari 2:1. bayi
yang lahir sebelum rasio L/S 2:1 akan mengalami gangguan pernafasan dengan
tingkatan yang berbeda. Karakteristik
sistem pernafasan bayi baru lahir dan efek karakteristik ini pada fungsi
pernafasan.
Rangsangan
untuk gerakan pernapasan pertama adalah tekanan mekanis dari toraks sewaktu
melalui jalan lahir, penurunan pa O2 dan kenaikan Pa CO2
merangsang kemoreseptor yang terletak di sinuskarotis, rangsangan dingin di
daerah muka dapat merangsang permukaan gerakan pernapasan.
2.
Sistem Ginjal
Sistem ginjal
pada bulan ke-4 kehidupan janin, ginjal terbentuk. Di dalam rahim, urine sudah
terbentuk dan diekspresi ke dalam cairan amniotik. Pada kehamilan cukup bulan
ginjal menempati sebagian besar dinding abdomen posterior. Letak kandung kemih
dekat diding abdomen anterior dan kandung kemih merupakan organ abdomen dan
organ pelvis. Pada bayi baru lahir, hampir semua masa yang teraba di abdomen
berasal dari ginjal.
Fungsi ginjal,
yang mirip dengan fungsi yang dimiliki orang dewasa, belum terbentuk pada tahun
ke-2 kehidupan. Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia dan rentan
keamanan yang kecil. Infeksi, diare atau pola makan yang tidak teratur secara cepat dapat menimbulkan
asidosis dan ketidakseimbangan cairan, seperti dehidrasi atau edema, ketidak
maturan ginjal juga membatasi kemampuan bayi baru lahir untuk mengekskresi
obat.
Biasanya
sejumlah kecil urine terdapat dalam kandung kemih bayi saat lahir, tetapi bayi
baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urine selama 12 jam sampai 24 jam.
Berkemih sering terjadi setelah periode ini. Berkemih enam sampai 10 kali
dengan warna urine pucat menunjukkan masukan cairan yang cukup, umumnya bayi
cukup bulan mengeluarkan urine 15 sampai 60 ml per kilo gram per hari
(Blacbrum, Loper, 1992, Fanaroff, Martin, 1992).
Kadang-kadang
bercak merah muda (deu batu bata) terlihat pada popok. Bercak ini muncul akibat
kristal asam urat dan merupakan hal yang normal.
Perbedaan
keseimbangan cairan dan elektrolit bayi baru lahir dari respon fisiologis orang
dewasa ialah sebagai berikut :
a.
Distribusi
cairan eksternal dan intrasel bayi berbeda dari cairan eksternal dan intrasel
orang dewasa. Sekitar 40% berat badan bayi baru lahir terdiri dari cairan
ekstrasel, sedangkan pada orang dewasa, angka tersebut 20%.
b.
pertukaran
cairan ekstrasel berbeda. Setiap hari bayi baru lahir memasukkan dan
mengeluarkan 600 sampai 700 ml air yang ekivalen dengan 20% total cairan tubuh
atau 50% cairan ekstrasel. Sebaliknya orang dewasa menukar 2000 ml air yang
ekuivalen dengan 5% total cairan tubuh dan 14% cairan ekstrasel.
c.
Terdapat
variasi komposisi cairan tubuh. Konsentrasei natrium, fosfat, klorida, dan asam
organik lebih tinggi dan konsentrasi ion bikarbonat lebih rendah pada bayi baru
lahir. Data ini memiliki
makna bahwa bayi baru lahir berada dalam kondisi asidosis terkompensasi.
d.
Kecepatan
laju glomerulus (glomerular filtration rate(GFR)) ialah 30% pada bayi baru
lahir, sebaliknya pada orang dewasa 50%. Hal ini menyebabkan kemampuan untuk
mengeluarkan senyawa yang mengandung nitrogen dan sampah lain dari darah
menurun. Akan tetapi pencernaan bayi baru lahir memetabolisme hampir semua
protein pertumbuhan.
e.
Penurunan
kemampuan untuk mengekpresi kelebihan natrium menyebabkan urine hipotonik, bila
dibandingkan dengan plasma.
f.
Reabsorsi
natrium menurun akibat aktifitas sodium-patasium-activated
adenosinetriphosphatase (ATP-ase) rendah.
g.
Bayi
baru lahir dapat mengencerkan urise sampai 5 miliosmol (Mosm) kapasitas untuk
mengencerkan urine melampaui kapasitas mengonsentrasinya, terdapat keterbatasan
kemampuan untuk meningkatkan volume urine.
h.
Bayi
baru lahir dapat mengonsentrasi urine dari 600 sampai 700 mOsm sedangkan
kapasitas orang dewasa ialah 1400 mOsm. Ketidakmampuan mengonsetrasi urine
tidak bersifat absolut, tetapi dibandingkan dengan kemampuan orang dewasa,
kemampuan bayi baru lahir terbatas, berat jenis urine bayi baru lahir berkisar
dari 1,005 sampai 1,015.
3. Perubahan Sirkulasi
Aliran darah dari plasenta berhenti
pada saat tali pusat diklem. Tindakan ini meniadakan suplai oksigen plasenta
dan menyebabkan terjadinya serangkaian reaksi selanjutnya. Reaksi-reaksi ini
dilengkapi oleh reaksi-reaksi yang terjadi dalam paru sebagai respons terhadap
tarikan nafas pertama.
Sirkulasi
memiliki karakteristik berupa system bertekanan rendah. Karena paru adalah
organ tertutup yang berisi caira, paru memerlukan aliran darah yang minimal.
Sebagian besar darah janin yang teroksigenasi melalui paru dan malah mengalr
melalui lubang antara atrium kanan dan kiri, yang disebut foramen ovale. Darah
yang kaya oksigen ini kemudian secara istimewa mengalir ke otak melalui duktus
arteriosus.
Karena tali
pusat diklem, system bertekanan rendah yang ada pada unit janin- plsenta
terputus. Sisetm sirkulasi bayi baru lahir sekarang merupakan system sirkulasi
tertutup, bertekanan tinggi dan berdiri sendiri. Efek yang segera terjadi
setelah tali pusat diklem adalah peningkatan tahanan pembuluh darah sistemik.
Hal yang paling penting adalah peningkatan SVR (systemic vaskuler resistance)
ini terjadi pada waktu yang bersamaan dengan tarikan nafas pertama bayi baru
lahir. Oksigen dari nafas pertama menyebabkan system pembuluh darah perlu
relaksasi dan terbuka.Paru sekarang menjadi bertekanan rendah.
Dalam beberapa
saat, perubahan tekanan yang luar biasa terjadi dalam jantung dan sirkulasi
bayi baru lahir. Walau perubahan ini tidak selesai secara anatomis dalam
beberapa minggu, penutupan fungsional foramen ovale dan duktus arteriosus
terjadi segera setelah bayi lahir.
4. Termoregulasi
Ketika bayi lahir, bayi berada pada
suhu lingkungan yang rendah dari suhu di dalam rahim ibu. Apabila bayi
dibiarkan dalam suhu kamar 25oCmaka bayi akan kehilangan panas
melalui konveksi, radiasi dan evaporasi sebanyak 200 kal/kgbb/menit. Sehingga
produksi panas yang dihasilkan oleh bayi hanya 1/10-nya. Keadaan ini
menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2oC dalam waktu 15 menit,
akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan oksigen
pun meningkat.
Bayi baru lahir memiliki
kecenderungan menjadi cepat stress karena perubahan suhu lingkungan. Karena
suhu di dalam uterus berfluktuasi sedikit, janin tidak perlu mengatur suhu.
Suhu janin biasanya lebih tinggi o,6oC daripada suhu ibu. Pada saat lahir,
factor yang berperan dalam kehilangan panas pada bayi baru lahir meliputi area
permukaan tubuh bayi baru lahir yang luas, berbagai tingkat insulasi lemak
subkutan dan derajat fleksi otot. Kemampuan bayi baru lahir tidak stabil dalam
mengendalikan suhu secara adekuat sampai dua hari setelah lahir, bahkan saat
bayi lahir cukup bulan dan sehat.
Neonatus dapat menghasilkan panas
dengan tiga cara, menggigil, aktivitas otot volunteer dan termogenesis
(produksi panas tubuh) tanpa menggigil. Cara menggigil tidak efisien dan pada
neonates, teelihat hanya pada kondisi stress dingin yang paling berat.
Aktifitas otot dapat menghasilkan panas, tetapi manfaatnya terbatas, bahkan
pada bayi cukup bulan yang memiliki kekuatan otot yang cukup untuk menangis dan
tetap dalam posisi fleksi.
Termogenesis tanpa menggigil
mengacu pada cara peningkatan kecepatan metabolism atau penggunaan lemak coklat
untuk memproduksi panas. Neonatus dapat menghasilkan panas dalam jumlah besar
dengan meningkatkan kecepatan metabolism mereka.
Kehilangan panas pada neonates
segera berdampak pada hipoglikemia, hipoksia, dan asidosis. Dampak tersebut
merupakan akibat peningkatan kebutuhan metabolism yang disebabkan oleh usaha
bayi baru lahir untuk membuat zona suhu yang netral.
Gejala klinis hipotermia dapat
sulit dibedakan termasuk takipnea dan peningkatan frekuensi jantung. Setiap
bayi baru lahir yang mengalami stress
akibat hipotermia harus dievaluaasi untuk melihat adanya hipoglikemia dan
hipoksia serta harus diobservasi dengan ketat. Proses penghangatan kembali
memakan waktu beberapa jam. Apabila bayi mengalami hipotermia, penutup kepala
harus dilepas selama proses penghangatan kembali.
5. Sistem
Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mengalami
perubahan yang encolok setelah bayi lahir. Fenomena ovale, duktus arteriosus,
dan duktus venosus menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikalis, dan arteri
hepatika menjadi ligamen.
Napas pertama yang dilakukan bayi
baru lahir membuat paru-paru berkembangan dan menurunkan resistensi vaskuler
pulmoner, sehingga darah paru mengalir. Tekanan arteri pulmoner menurun.
Rangkaian peristiwa ini merupakan mekanisme besar yang menyebabkan tekanan
arterium kanan menurun. Aliran darah pulmoner kembali meningkat kejantung dan
masuk ke jantung bagian kiri, sehingga tekanan darha atrium kiri meningkat,
perubahan tekanan ini menyebabkan foramen ovale mnutup. Selama beberapa hari
pertama kehidupan, tangisan dapat mengembalikan aliran darah melalui foramen
ovale untuk sementara dan mengakibatkan sianosis ringan.
Bila tekanan PO2 dalam darah
arterimencapai sekitar 50 mmHg, duktus arteriosus akan konstriksi (PO2 janin =
27 mmHg). Kemudian duktus arteriosus menutup dan menjadi sebuah ligamentum.
Tindakan mengklem dan memotong tali pusat membuat arteri umbilikalis, vena
umbilikalis, dan duktus venosus segera menutup dan berubah menjadi ligamen.
Arteri hipogastrik juga menutup dan menjadi ligamen.
Frekuensi
denyut jantung bayi rata-rata 140 kali/ menit saat lahir, sehinga variasi
berkisar antara 120 dan 160 kali/menit. Frekuensi
saat bayi tidur berada dalam frekuensi saat bayi bangun. Pada usia satu minggi, frekuensi denyut jantung bayi
rata-rata adalah 128 kali /menit saat tidut dan 163 kali / menit saat bangun.
Pada usia satu bulan, frekuensi 138 kali/menit saat tidur dan 167 kali/menit
saat bangun. Aritmia sinus (denyut jantung yang tidak teratur) pada usia ini
dapatdipersepsikan sebagai suami fenomena fisiologis dan sebagai indikasi
fungsi jantung yangbaik (Lowrey, 1986).
Bunyi jantung
bayi setelah lahir mencerminkan suatu rangkaian kerja pompa jantung, bunyi
jantung terdengar sebagai suara ”Iub, dub, lub, dub”. Bunyi ”lub” dikaitkan
dengan penutupan katup mitral dan trikuspid pada permulaan sistol dan bunyi
”dub” dikaitkan dengan penutupan katup aortik dan katup pulmoner pada akhris
istol. Bunyi ”lib” merupakan bunyi jantung pertama dan bunyi ”dub” merupakan
bunyi jantung kedua. Siklus normal jantung bermula dari sistol (Guyton, 1991).
Bunyi jantung selama periode neonatal bernada tinggi (high pitch), lebih cepat
(short in duraction) dan memiliki intensitas yang lebih besar dari bunyi
jantung orang dewasa. Bunyi pertama dibedakan dari bunyi jantung kedua karena
bunyi ini lebih keras dan lebih redup, sedangkan bunyi jantung kedua memiliki
kualitas bunyi yang lebih tajam. Kebanyakan bunyi murmur yang terdengar pada
periode neonatal tidak bermakna patologis dan lebih dari separuhnya menghilang
setelah bayi berusia enam bulan.
Pada kehamilan
cukup bulan, jantung janin terletak ditengah puncak kepala dan bokong. Titik
implus maksimum (point of maximum impulse (PMII)) padabayi baru lahir dirunag
interkosta keempat dan disebelah kiri garis midklavikular. PMI
sering kali dapat dilihat.
6.
Volume Dan Tekanan Darah
Tekanan darah
sistolik bayi baru lahir ialah 78 dan tekanan diatolik rata-rata ialah 42.
tekanan darah berbeda dari hari-kehari selama bulan pertama kehamilan. Tekanan
darah sisolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama
setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan
darah sistolik.
Volume darah
bayi baru lahir bervariasi dari 80 sampai 110 ml/ kg selama beberapa hari
pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Secara
profesional, bayi baru lahir memiliki volume darah sekitar 10% lebih besar dan
memiliki jumlah sel darah merah hampir 20% lebih banyak dari pada orang dewasa.
Akan tetapi darah bayi baru lahir mengandung volume plasma sekitar 20% lebih
kecil bila dibandingkan dengan kilogram berat badan orang dewasa. Bayi prematur
memiliki volume darah yang relatif lebih besar dari pada bayi baru lahir cukup
bulan. Hal ini disebabkan bayi prematur memiliki proporsi volume plasma yang
lebih besar, bukan sel jumlah darah merah yang lebih banyak.
Pengkleman
tali p usat mengubah dinamika sirkulasi darah bayi baru lahir. Tindakan klem
yang terlambat akan meningkatkan volume darah dari transfusi plasenta. Keadaan
ini akan menyebabkan ukuran jantung, takanan darah sistolik, dan kecepatan
pernafasan meningkat.
7.
Sistem Hematopoiesis
Karakteristik
hematopoeisis bayi baru lahir mencakup sistem hematopoeisis orang dewasa dengan
variasi tertentu. Ada perbedaan pada sel darah merah (SDM) dan leukosit serta
sedikit perbedaan relatif pada trombosis.
Saat bayi
lahir rata-rata hemoglobin hematokrit, dan SDM lebih tinggi dari nilai normal
orang dewasa. Hemoglobin bayi baru lahir berkisar antara 14,5 sampai 22,5 g/dl.
Hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan hitung SDM berkisar antara 5
sampai 7,5 juta /mm3. secra berturut-turut, hemoglobin dan hitung SDM menurun
sampai kadar rata-rata pada akhir bulan pertama.
Darah bayi
baru lahir mengandung sekitar 80% hemoglobin janin. Persentasi hemoglobin janin
menurun sampai 55% pada minggu kelima dan sampai 5% pada minggu ke-20.
penurunan ini terjadi karena umur sel yang mengandung hemoglobin janin lebih
pende. Simpanan besi biasanya cukup untuk mempertahankan produksi SDM normal
selama lima bulan, akibatnya terjadi anemia ringan sementara yang tidak
berbahaya. Persediaan zat besi pada bayi yang tali pusatnya tidak segera diklem
dapat meningkat karena 80 ml darah plasenta mengandung 50 mg zar besi
(Cunningham, MacDonald, Gant, 1993).
Nilai ini
dapat mempengaruhi oleh beberapa faktor. Tindakan klem yang terlambat
menyebabkan hemoglobin, hematokrit, dan hitung SDM meningkat. Jumlah darahh
kapiler lebih tinggi daripada jumlah darah vena. Masa saat contoh darah
diambil, yakni masa setelah bayi lahir, merupakan waktu yang penting. Ada
sedikit peningkatan SDM setelah bayi lahir, diikuti penurunan yang bermakna.
Leukosit janin
dengan nilai hitung sel darah putih sekitar 18.000/mm3 merupakan nilai normal
saat bayi lahir. Jumlah leukosit janin, yang sebagia besar terdiri dari
polimorf ini, meningkat menjadi 23.000 sampai 24.000/mm3 pada hari pertama
setelah bayi lahir tidak meningkat secara bermakna bila janin tersebut
terinfeksi. Pada kebanyakan kasus sepsis disertai oleh penurunan SDM, terutama
penurunan neutrofil.
Hitung
trombosis dan agregasi trombosis sama penting, baik bagi bayi baru lahir maupun
baagi orang dewasa. Kecenderungan perdarahan pada bayi baru lahir jarang
terjadi, pembekuan darah cukup untuk mencegah perdarahan hanya jika terjadi
defisiensi vitamin K berat.
Golongan darah
bayi baru lahir ditentukan pada awal kehidupan janin. Akan tetapi, selama
periode neonatal terjadi peningkatan kemampuan anglutinogen membran SDM secara
bertahap.
8. Sistem
Cerna
Bayi baru
lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna memetabolisme, dan mengabsorbsi
protein dan karbohidrat sederhana serta mengelmusi lemak. Kecuali amilase
pankreas, karakteristik enzim dan cairan pencernaan bahkan sudah ditemukan pada
bayi berat badan lahirnya rendah.
Dalam waktu 2
jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk menambah
energi pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam
lemak, bila karena sesuatu hal misalnya bayi mengalami hipotermi, metabolisme
asam lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan pada neonatus, kemungkinan bayi akan
menderita hipoglikemi, missal pada BBLR, bayi dari ibu yang menderita DM.
Pada bayi baru
lahir dengan hidrasi yang adekuat membran mukosa mulutnya lembab dan berwarna
merah muda. Umumnya membran mukosa tidak pucat atau sianosis. Pengeluaran air
liur sering terlihat selama beberapa jam pertama setelah bayi lahir. Kista
rtensi, yakni daerah kecil berwarna putih (mutiara epstein) dapat ditemukan
tepi gusi dan pada pertemuan antara palatum durum dan palatum mole. Palatum
durum dan palatum mole putih. Pipi terisi penuh dengan organ bakal pengisap
yang telah berkembang, kondisi ini seperti juga tuberkel labia (kalus menyusui)
pada bibir atas, akan menghilang setelah periode menghilang setelah periode
mengisap berakhir. Kadang-kadang dengan bayi lahir satu gigi atau lebih.
Kejadian ini lebih sering terlihat pada bayi keturunan Amerika asli.
Suatu
mekanisme khusus, yang terdapat pada bayi baru lahir normal dengan berat lebih
dari 1500 g, mengoordinasi reflek pernafasan, refleksi mengisap, dan refleksi
menelan yang diperlukan pada pemberian makan pada bayi. Bayi baru lahir
melakukan tiga sampai empat isapan kecil setiap kali mengisap. Pada bayi baru
lahir cukup bulan, isapan lebih lama dan efisien, berlangsung hanya beberapa
jam setelah bayi lahir. bayi baru lahir tidak mampu memindahkan dari bibir ke
faring, sehingga puting susu (botol susu) harus diletakkan cukup dalam dimulut
bayi. Aktifitas peristaltis esofagus belum dikoordinasi sebelam beberapa hari
pertama kehidupan. Namun dengan cepat akan menjadi pola yang terkoordinasi pada
bayi normal dan mereka mampu menelan dengan mudah.
Saat bayi
lahir, tidak terdapat bakteri dalam saluran cernanya. Segera setelah lahir,
orifisum oral dan orifisum onal memungkinkan bakteri dan udara masuk. Bising
usus bayi dapat didengar satu jam setelah lahir. Biasanya konsentrasi bayi
teringgi terdapat dibagian bawah usus halus dan terutama di usus besar. Flora
normal usus membantu sistensi vitamin K, asam folat, dan biotin.
Kapasitas
lambung bervariasi dari 30 sampai 90 ml, tergantung pada ukuran bayi. Waktu
pengosongan lambung sangat bervariasi, beberapa faktor seperti waktu pemberian
makan dan volume makanan, jenis dan suhu makanan, serta stres psikis dapat
mempengaruhi waktu pengosongan lambung. Waktu ini bervariasi dari satu sampai
24 jam. Regurgitasi dapat terlihat pada periode neonatal. Sfingter kardia dan
kontrol saraf lambung masih belum matur.
Keasaman
lambung bayi saat lahir umumnya sama dengan keasaman lambung orang dewasa.
Tetapi akan menurun dalam satu minggu dan tetap rendah selama dua sampai tiga
bulan. Penurunan asam lambung ini dapat menimbulkan ”konflik”. Bayi yang
mengalami kolik tidak bisa tidur, menangis dan tampak distres di antara waktu
makan. Hal ini sering kali terjadi diantara waktu makan yang sama setiap hari.
Tidak ada yang dapat menenangkannya. Gejala ini akan hilang setelah bayi
berusia tiga bulan.
Pencernaan dan
absorpsi nutrien lebih lanjut berlangsung di usus halus. Sekresi panskreas,
sekresi dari hati melalui saluran empedu, dan sekresi dari duodenum membuat
proses yang kompleks ini dapat berlangsung.
Kemampuan bayi
baru lahir untuk mencerna karbohidrat, lemak, dan protein diatur oleh beberapa
enzim tertentu. Kebanyakan enzim ini telah berfungsi saat bayi lahir, kecuali
enzim amilase, yang diproduksi oleh kelencar savila setelah tiga bulan dan oleh
pankreas pada usia sekitar enam bulan. Enzim ini diperlukan untuk mengubah
karbohidrat menjadi malkosa. Pengecualian lain ialah lipase. Lipsae juga
disekresi oleh pankreas dan diperlukan untuk mencerna lemak. Oleh karena itu
bayi baru lahir yang normal mampu mencerna karboihidrat sederhana dan protein,
tetapi terbatas dalam mencerna lemak.
No comments:
Post a Comment