truth


counters

nama

Sunday 17 January 2016

ASKEB NEONATUS: STANDAR I PERAWATAN BBL DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI



A.    Perawatan Bayi (Neonatus)
Perawatan bayi baru lahir adalah perawatan lanjut, pemberian minuman, mempertahankan suhu tubuh, pencegahan infeksi,pemberian imunisasi dan penilaian pertumbuhan bayi baru lahir.
Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi dua :
·         Bayi normal (sehat) memerlukan perawatan biasa
·         Bayi gawat (high risk baby) memerlukan penanggulangan khusus seperti adanya asfiksia dan perdarahan
Prinsip perawatan bayi baru lahir :
1.      Penatalaksanaan Neonatus Sakit atau Kecil
a.       Penerimaan, penilaian cepat dan manajemen segera
·         Begitu seorang bayi umur kurang dari 7 hari datang ke pelayanan kesehatan, harus segera ditangani dan jangan biarkan menunggu
·         Sewaktu tiba, bayi segera dinilai untuk melihat adanya tanda kegawatdaruratan yang menunjukkan bayi berada dalam keadaan kritis dengan risiko kematian dalam beberapa menit.
Klasifikasi Klinik
·         Nilai 7-10  : bayi normal
·         Nilai 4-6    : bayi asfiksi ringan sedang
·         Nilai 0-3    : bayi asfiksi berat
Skor
0
1
2
Angka
A : Appearance color (warna kulit)
P  :  Pulse (frekuensi jantung)

G : Grimace (reaksi thd rangsang)

A : Activity (tonus otot) 

R : Respiration (usaha nafas)
Pucat
                  
Tidak ada

Tidak ada

Lumpuh


Tidak ada
Badan merah

Di bawah 100

Sedikit gerakan mimik

Ekstremitas dalam fleksi sedikit

Lemah, tidak teratur
Seluruh tubuh kemerah-merahan

Di atas 100

Menangis, batuk/ bersin, gerakan aktif

Gerakan aktif


Menangis kuat


Jumlah


b.      Penilaian dan manajemen lanjut
Bila keadaan bayi sudah stabil, lengkapi pemeriksaan guna menentukan penyebab masalah
c.       Perawatan Lanjut
·         Buat  perencanaan perawataan umum yang meliputi kebutuhan khusus bayi
·         Pantau kemajuan keadaan bayi dengan melakukan penilaian umum terus-menerus tanpa terlalu mengganggu bayi, termasuk frekuensi napas, denyut jantung, warna kulit, suhu tubuh, kecepatan dan volume cairan IV, frekuensi dan volume pemberian minum
·         Siap dengan perubahan perencanaan perawatan bila terjadi perubahan kondisi bayi yang ditentukan oleh hasil pemantauan khusus dan umum, siapkan rujukan bila perlu.
2.      Pertolongan Pada Waktu Bayi Baru Lahir
·         Membersihkan jalan nafas dan sekaligus menilai APGAR menit I, membersihkan jalan nafas dengan cara : penolong mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril, bayi ditidurkan terlentang kepala sedikit ekstensi badan bayi dalam keadaan terbungkus, pangkal penghisap lendir dibungkus dengan kassa steril masukkan ke mulut penolong, tangan kanan penolong membuka mulut bayi kemudian jari telunjuk tangan kiri dimasukkan ke dalam mulut bayi sampai epiglothis (untuk menahan lidah bayi) jari tangan kanan memasukkan pipa sejajar dengan jari telunjuk tangan kiri, isap lendir sebanyak-banyaknya dengan arah memutar. Masukkan berulang-ulang selang ke hidung mulut, kemudian lendir di isap sebanyak-banyaknya. Lendir yang diisap ditampung di atas bengkok dan ujung pipa dibersihkan dengan kain kassa. Lakukan penghisapan sampai bayi menangis dan sampai lendirnya bersih, kemudian bersihkan daerah telinga dan sekitarnya
·         Mengeringkan badan  bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain yang halus atau handuk
·         Tali pusat diikat dengan baik dan bekas luka diberi antiseptic kemudian dijepit dengan klem jepit plastic atau diikat dengan pita atau benang tali pusat
·         Membersihkan badan bayyi dengan cara menyiapkan tempat kapas, kapas dan minyak/baby oil. Bersihkan daerah muka dengan kapas lembab. Pertama bersihkan daerah mata, mulai dari bagian dalam ke luar (setiap kali usapan kapas harus diganti) kemudian gunakan kapas minyak untuk membersihkan daerah telinga. Selanjutnya muka dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas minyak sampai ke daerah leher. Bersihkan daerah ekstremitas atas, lipatan ketiak, daerah dada dan sekitarnya, daerah punggung, ekstremitas bawah dan terakhir daerah genetalia. Lakukan perawatan tali pusat dan sekitarnya.
·         Bayi ditimbang berat badannya akan diukur panjang badan lahirn ya kemudian dicatat dalam status
·         Perawatan mata bayi : mata bayi dibersihkan, kemudian diberikan obat untuk mencegah blenorrhoe (metode crede : dengan tetesan nitras argenti 1-2% sebanyak 2 tetes pada masing-masing mata. Penisilin salep atau garamycin salep mata)
·         Diperiksa juga anus, genetalia eksterna, dan jenis kelamin pada bayi. Pada bayi laki-laki, periksa apakah ada fimosis dan apakah descensus testikulorum telah lengkap
3.      Mempertahankan Suhu Normal Bayi
Pada bayi baru lahir yang sakit atau kecil (berat lahir , 2500 g atau umur kehamilan , 37 minggu), perlu penambahan kehangatan tubuh untuk mempertahankan suhu normal.
·         Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, bungkus bayi dengan pakaian yang kering dan lembut serta kenakan topi untuk bayi.
·         Rawat bayi yang kecil di ruang yang hangat (tidak kurang dari 25oC dan bebas dari aliran angina).

·         Ganti popok setiap kali basah
·         Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
·         Frekuensi pengukuran suhu tubuh pada bayi sakit adalah tiap jam. Pada bayi kecil tiap 12 jam, tiap bayi sangat kecil tiap 6 jam dan pada bayi dengan keadaan membaik adalah sehari sekali
·         Kontak kulit dengan kulit, Kangaroo Mother Care (KMC), pemancar panas, incubator, ruangan yang hangat
4.      Terapi Oksigen
Cara pemberian oksigen dengan menggunakan :
a.       Headbox
Pasang headbox menutup kepala bayi. Pastikan kepala bayi tetap berada di dalam headbox meskipun bayi bergerak-gerak. Bila dengan kecepatan rendah, konsentrasinya 3L per menit. Bila dengan kecepatan tinggi, maka menggunakan konsentrasi 5L per menit. Keuntungan dari headbox adalah menghangatkan oksigen, dapai dicapai konsentrasi tinggi, dan tidak ada pipa yang menyumbam lubang hidung. Sedangkan kerugian dari penggunaan headbox adalah kecepatan oksigen tinggi diperlukan untuk mencapai konsentrasi sedang (antara tinggi dan rendah)
b.      Prong Nasal
Letakkan prong hanya di dalam cuping hidung bayi. Fiksasi prong dengan menggunakan plester atau elastic. Kecepatan rendah 0,5 L per menit, kecepatan tinggi dengan 1L per menit. Keuntungan dari prong nasal ini yaitu diperlukan kecepatan oksigen yang rendah serta bila dipasang dengan betul, konsentrasi dijamin konstan. Sedangkan kerugiannya adalah perlu prong khusus untuk bayi baru lahir, perlu pengatur aliran khusus yang dapat mengalirkan oksigen aliran rendah, serta oksigen dingin langsung masuk ke dalam paru bayi.

c.       Kateter nasal
Ukur jarak dari lubang hidung sampai batas dalam alis. Ini adalah panjang pipa yang harus dimasukkan. Maukan pipa ke dalam lubang hidung. Lihat mulut bayi,. Pipa tidak boleh terlihat dari belakang rongga mulut. Bila pipa masih terlihat maka tariklah pipa pelan-pelan sampai pipa tidak terlihat lagi. Kecepatan rendah dengan 0,5 L per menit dan kecepatan tinggi dengan 1L per menit. Diperlukan kecepatan oksigen yang rendah, bila dipasang dengan betul, konsentrasi dijamin konstan. Kerugian dari kateter nasal adalah perlunya pengatur aliran khusus yang dapat mengalirkan oksigen aliran rendah. Oksigen dingin langsung masuk ke dalam paru bayi.
d.      Sungkup Muka
Pasang sungkup di muka bayi menutup mulut dan hidung. Fiksasi prong dengan menggunakan plester atau elastic. Kecepatan rendah 1L per menit, Tinggi lebih dari 2L per menit. Keuntungan dari sungkup muka ini adalah memungkinkan pemberian oksigen dengan cepat. Tepat untuk pemberian oksigen jangka pendek. Kerugiannya adalah dapat terjadi akumulasi karbondioksida bila kecepatan aliran rendah dan sungkup muka kecil. Sulit memberi minum bayi selama pemberian oksigen, serta sulit mempertahankan sungkup tetap di tempat.
e.       Inkubator
Gunakan headbox atau hubungkan oksigen ke incubator sesuai dengan petunjuk pabrik. Pastikan bayi tetap hangat selama pemberian oksigen. Kerugian pemberian oksigen langsung ke incubator adalah oksigen dengan kecepatan tinggi diperlukan untuk mencapai konsentrasi sedang. Sulit untuk mempertahankan konsentrasi oksigen bila incubator sering dibuka untuk melakukan prosedur tindakan.


5.      Manajemen Pemberian Minum dan Cairan
a.       Pemberian minum
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah bayi lahir yaitu ASI
b.      Manajemen Cairan
6.      Perawatan Bayi Sehari-Hari
Cara-cara memandikan bayi
·         Pakaian bayi dibuka
·         Mata bayi dibersihkan dengan kapas pelembab
·         Telinga dan sekitarnya dibersihkan
·         Muka di lap dengan waslap (tidak memakai sabun) kemudian dibersihkan
·         Kepala bayi di atas tangan kiri penolong dibersihkan dengan sabun dan dibersihkan kembali dengan air bersih
·         Bersihkan daerah leher, ekstremitas, dada, punggung terakhir genetalia dengan memakai waslap dan sabun kemudian dibersihkan dengan waslap
·         Masukkan bayi ke dalam Waskom yang sudah diisi air hangat kuku (suhu air kira-kira 35-36%) kemudian dibersihkan semua badan
·         Angkat bayi dari Waskom mandi kemudian keringkan badannya
Cara perawatan tali pusat :
·         Kassa pembungkus tali pusat dibasahi dengan aquadest/NaCl/air matang
·         Bersihkan tali pusat dengan kapas alcohol mulai dari ujung sampai pangkal tali pusat dan sekitarnya dengan diameter 2 cm
·         Olesi talipusat dengan betadhin 10% dengan cara yang sama seperti di atas
·         Tali pusat selanjutnya dibungkus dengan kassa steril

B.     Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi
1.      Perubahan Pernafasan
Sistem pernafasan adalah sistem yang paling tertantang ketika perubahan dari lingkungan intrauteri ke lingkungan ekstrauteri- bayi baru lahir harus segera mulai bernafas begitu lahir ke dunia. Organ yang bertanggung jawab untuk oksigenasi janin sebelum bayi lahir adalah plasenta.
Penyesuaian paling krisis yang harus dialami bayi bari lahir ialah penyesuaian sistem pernafasan. Paru-paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/kg (Blackbrum, Loper, 1992). Udara harus diganti oleh cairan yang mengisi traktus respiratorius sampai al-veoli, pada kelahiran pervaginam normal, sejumlah kecil cairan keluar dari trakea dan paru-paru bayi.
Dalam satu jam pertama kehidupan bayi, sistem limfatik paru secara kontinu mengeluarkan cairan dalam jumlah besar. Pengeluaran cairan ini juga diakibatkan perbedaan tekanan darah alveoli sampai jaringan instertisial dan sampai kapiler pembuluh darah. Penurunan resistensi mempermudah aliran cairan paru-paru ini.
Pernafasan abnormal dan kegagalan paru untuk mengembang dengan sempurna mengganggu aliran cairan paru janin dari alveoli dan interstisial kesirkulasi pulmoner. Retensi cairan ini akan mengganggu kemampuan bayi memperoleh oksigen yang cukup. Tarikan nafas pertama terjadi. Hal disebabkan oleh refleks yang terpicu oleh perubahan tekanan, pendinginan, bunyi, cahaya, dan sensali lain yang berkaitan dengan proses kelahiran. Selain itu kemoreseptor di aorta dan badan karotid menginisiatifkan refleks neurologis ketika tekanan oksigen arteri menurun dari 80 menjadi 15 mmHg, tekanan karbon dioksida arteri meningkat dari 40 menjadi 70 mmHg, dan pH arteri menurun sampai di bawah 7,35. apabila perubahan yang terjadi sangat ekstrem, depresi pernafasan dapat terjadi. Pada kebanyakan kasus, timbul reaksi pernafasan yang berlebihan dalam satu menit setelah bayi lahir, sehingga bayi mulai menarik nafas yang pertama dan menangis.
Pola pernafasan tertentu menjadi karakteristik bayi baru lahir normal yang cukup bulan. Setelah pernafasan mulai berfungsi, nafas bayi menjadi dangkal dan tidak teratur. Bervariasi dari 30 sampai 60 kali per menit, disertai apnea singkat (kurang dari 15 detik). Periode apnea singkat ini paling sering terjadi selama siklus tidur aktif (rapid aye movement (REM)). Durasi dan frekuensi apnea menurun seiring peningkatan usia. Periode apnea lebih dari 15 detik harus dievaluasi.
Bayi baru lahir biasanya bernafas melalui hidung. Respons bayi terhadap obstruksi hidung ialah membuka mulut untuk mempertahankan jalan nafas. Kebanyakan bayi tidak memiliki respon ini sampai berusia 3 minggu. Oleh karena itu asfiksia dan sianosis dapat terjadi akibat obstruksi hidung.
Lingkaran dada berukuran kurang lebih 30 sampai 33 cm saat bayi lahir. Auskultasi dada bayi baru lahir akan menghasilkan bunyi nafas yang bersih dan keras dan bunyi terdengar sangat dekat karena jaringan pada dinding dada masih tipis. Tulang iga bayi berartikulasi dengan tulang dada secra horisontal, bukan membentuk sudut ke bawah. Akibatnya, roda rongga dada tidak mengembang sebaik orang dewasa saat paru inspirasi. Fungsi pernafasan neonatus terutama terbentuk akibat knstraksi diafragma. Penekanan instratoraks negatif terjasi akibat penurunan diafragma. Hal ini hampir sama dengan penurunan negatif yang terjadi pada tabung suntikan ketika akan mengambil obat dari ampul. Dada dan abdomen bayi baru lahir naik secara simultan saat inspirasi, pernafasan seesaw (seperti gerakan enraca timbang, satu sisi naik, sisi lain turun) merupakan pernafasan yang tidak normal.
Alveoli paru janin dilapisi surfaktan. Ekspansi paru mempercepat sekresi surfaktan. Fungsi surfaktan ialah (1) menurunkan tegangan permukaan. Oleh karena itu, dibutuhkan tekanan yang lebih kecil untuk mempertahankan alveolus tetap terbuka dan (2) mempertahankan stabilitas alveolar dengan mengganti tegangan permukaan dengan perubahan bentuk alveolus. Sistem surfantan berkembang sewaktu janin berkembang di dalam rahim. Maturitas paru-paru janin dapat ditentukan denan memeriksa rasiolesitin/sfingomielin (L/S) dan kadar fosfolipid lain di dalam cairan amniotik. Fosfatidiliserol muncul pada minggu ke-35 dan minggu ke-36. kehadiran fosfatidiliserol merupakan indikator yang lebih dapat diperkirakan dalam menentukan maturitas paru..
Konsentrasi lesitin dan sfingomielin meningkat seiring peningkatan usia kehamilan. Paru-paru janin yang matur memiliki rasio L/S yang lebih besar dari 2:1. bayi yang lahir sebelum rasio L/S 2:1 akan mengalami gangguan pernafasan dengan tingkatan yang berbeda. Karakteristik sistem pernafasan bayi baru lahir dan efek karakteristik ini pada fungsi pernafasan.
Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama adalah tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan pa O2 dan kenaikan Pa CO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinuskarotis, rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan gerakan pernapasan.
2.      Sistem Ginjal
Sistem ginjal pada bulan ke-4 kehidupan janin, ginjal terbentuk. Di dalam rahim, urine sudah terbentuk dan diekspresi ke dalam cairan amniotik. Pada kehamilan cukup bulan ginjal menempati sebagian besar dinding abdomen posterior. Letak kandung kemih dekat diding abdomen anterior dan kandung kemih merupakan organ abdomen dan organ pelvis. Pada bayi baru lahir, hampir semua masa yang teraba di abdomen berasal dari ginjal.
Fungsi ginjal, yang mirip dengan fungsi yang dimiliki orang dewasa, belum terbentuk pada tahun ke-2 kehidupan. Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia dan rentan keamanan yang kecil. Infeksi, diare atau pola makan yang  tidak teratur secara cepat dapat menimbulkan asidosis dan ketidakseimbangan cairan, seperti dehidrasi atau edema, ketidak maturan ginjal juga membatasi kemampuan bayi baru lahir untuk mengekskresi obat.
Biasanya sejumlah kecil urine terdapat dalam kandung kemih bayi saat lahir, tetapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urine selama 12 jam sampai 24 jam. Berkemih sering terjadi setelah periode ini. Berkemih enam sampai 10 kali dengan warna urine pucat menunjukkan masukan cairan yang cukup, umumnya bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15 sampai 60 ml per kilo gram per hari (Blacbrum, Loper, 1992, Fanaroff, Martin, 1992).
Kadang-kadang bercak merah muda (deu batu bata) terlihat pada popok. Bercak ini muncul akibat kristal asam urat dan merupakan hal yang normal.
Perbedaan keseimbangan cairan dan elektrolit bayi baru lahir dari respon fisiologis orang dewasa ialah sebagai berikut :
a.       Distribusi cairan eksternal dan intrasel bayi berbeda dari cairan eksternal dan intrasel orang dewasa. Sekitar 40% berat badan bayi baru lahir terdiri dari cairan ekstrasel, sedangkan pada orang dewasa, angka tersebut 20%.
b.      pertukaran cairan ekstrasel berbeda. Setiap hari bayi baru lahir memasukkan dan mengeluarkan 600 sampai 700 ml air yang ekivalen dengan 20% total cairan tubuh atau 50% cairan ekstrasel. Sebaliknya orang dewasa menukar 2000 ml air yang ekuivalen dengan 5% total cairan tubuh dan 14% cairan ekstrasel.
c.       Terdapat variasi komposisi cairan tubuh. Konsentrasei natrium, fosfat, klorida, dan asam organik lebih tinggi dan konsentrasi ion bikarbonat lebih rendah pada bayi baru lahir. Data ini memiliki makna bahwa bayi baru lahir berada dalam kondisi asidosis terkompensasi.
d.      Kecepatan laju glomerulus (glomerular filtration rate(GFR)) ialah 30% pada bayi baru lahir, sebaliknya pada orang dewasa 50%. Hal ini menyebabkan kemampuan untuk mengeluarkan senyawa yang mengandung nitrogen dan sampah lain dari darah menurun. Akan tetapi pencernaan bayi baru lahir memetabolisme hampir semua protein pertumbuhan.
e.       Penurunan kemampuan untuk mengekpresi kelebihan natrium menyebabkan urine hipotonik, bila dibandingkan dengan plasma.
f.       Reabsorsi natrium menurun akibat aktifitas sodium-patasium-activated adenosinetriphosphatase (ATP-ase) rendah.
g.      Bayi baru lahir dapat mengencerkan urise sampai 5 miliosmol (Mosm) kapasitas untuk mengencerkan urine melampaui kapasitas mengonsentrasinya, terdapat keterbatasan kemampuan untuk meningkatkan volume urine.
h.      Bayi baru lahir dapat mengonsentrasi urine dari 600 sampai 700 mOsm sedangkan kapasitas orang dewasa ialah 1400 mOsm. Ketidakmampuan mengonsetrasi urine tidak bersifat absolut, tetapi dibandingkan dengan kemampuan orang dewasa, kemampuan bayi baru lahir terbatas, berat jenis urine bayi baru lahir berkisar dari 1,005 sampai 1,015.


3.      Perubahan Sirkulasi
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem. Tindakan ini meniadakan suplai oksigen plasenta dan menyebabkan terjadinya serangkaian reaksi selanjutnya. Reaksi-reaksi ini dilengkapi oleh reaksi-reaksi yang terjadi dalam paru sebagai respons terhadap tarikan nafas pertama.
Sirkulasi memiliki karakteristik berupa system bertekanan rendah. Karena paru adalah organ tertutup yang berisi caira, paru memerlukan aliran darah yang minimal. Sebagian besar darah janin yang teroksigenasi melalui paru dan malah mengalr melalui lubang antara atrium kanan dan kiri, yang disebut foramen ovale. Darah yang kaya oksigen ini kemudian secara istimewa mengalir ke otak melalui duktus arteriosus.
Karena tali pusat diklem, system bertekanan rendah yang ada pada unit janin- plsenta terputus. Sisetm sirkulasi bayi baru lahir sekarang merupakan system sirkulasi tertutup, bertekanan tinggi dan berdiri sendiri. Efek yang segera terjadi setelah tali pusat diklem adalah peningkatan tahanan pembuluh darah sistemik. Hal yang paling penting adalah peningkatan SVR (systemic vaskuler resistance) ini terjadi pada waktu yang bersamaan dengan tarikan nafas pertama bayi baru lahir. Oksigen dari nafas pertama menyebabkan system pembuluh darah perlu relaksasi dan terbuka.Paru sekarang menjadi bertekanan rendah.
Dalam beberapa saat, perubahan tekanan yang luar biasa terjadi dalam jantung dan sirkulasi bayi baru lahir. Walau perubahan ini tidak selesai secara anatomis dalam beberapa minggu, penutupan fungsional foramen ovale dan duktus arteriosus terjadi segera setelah bayi lahir.
4.      Termoregulasi
Ketika bayi lahir, bayi berada pada suhu lingkungan yang rendah dari suhu di dalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25oCmaka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi sebanyak 200 kal/kgbb/menit. Sehingga produksi panas yang dihasilkan oleh bayi hanya 1/10-nya. Keadaan ini menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2oC dalam waktu 15 menit, akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat.
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepat stress karena perubahan suhu lingkungan. Karena suhu di dalam uterus berfluktuasi sedikit, janin tidak perlu mengatur suhu. Suhu janin biasanya lebih tinggi o,6oC daripada suhu ibu. Pada saat lahir, factor yang berperan dalam kehilangan panas pada bayi baru lahir meliputi area permukaan tubuh bayi baru lahir yang luas, berbagai tingkat insulasi lemak subkutan dan derajat fleksi otot. Kemampuan bayi baru lahir tidak stabil dalam mengendalikan suhu secara adekuat sampai dua hari setelah lahir, bahkan saat bayi lahir cukup bulan dan sehat.
Neonatus dapat menghasilkan panas dengan tiga cara, menggigil, aktivitas otot volunteer dan termogenesis (produksi panas tubuh) tanpa menggigil. Cara menggigil tidak efisien dan pada neonates, teelihat hanya pada kondisi stress dingin yang paling berat. Aktifitas otot dapat menghasilkan panas, tetapi manfaatnya terbatas, bahkan pada bayi cukup bulan yang memiliki kekuatan otot yang cukup untuk menangis dan tetap dalam posisi fleksi.
Termogenesis tanpa menggigil mengacu pada cara peningkatan kecepatan metabolism atau penggunaan lemak coklat untuk memproduksi panas. Neonatus dapat menghasilkan panas dalam jumlah besar dengan meningkatkan kecepatan metabolism mereka.
Kehilangan panas pada neonates segera berdampak pada hipoglikemia, hipoksia, dan asidosis. Dampak tersebut merupakan akibat peningkatan kebutuhan metabolism yang disebabkan oleh usaha bayi baru lahir untuk membuat zona suhu yang netral.
Gejala klinis hipotermia dapat sulit dibedakan termasuk takipnea dan peningkatan frekuensi jantung. Setiap bayi baru lahir yang mengalami stress  akibat hipotermia harus dievaluaasi untuk melihat adanya hipoglikemia dan hipoksia serta harus diobservasi dengan ketat. Proses penghangatan kembali memakan waktu beberapa jam. Apabila bayi mengalami hipotermia, penutup kepala harus dilepas selama proses penghangatan kembali.
5.      Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan yang encolok setelah bayi lahir. Fenomena ovale, duktus arteriosus, dan duktus venosus menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikalis, dan arteri hepatika menjadi ligamen.
Napas pertama yang dilakukan bayi baru lahir membuat paru-paru berkembangan dan menurunkan resistensi vaskuler pulmoner, sehingga darah paru mengalir. Tekanan arteri pulmoner menurun. Rangkaian peristiwa ini merupakan mekanisme besar yang menyebabkan tekanan arterium kanan menurun. Aliran darah pulmoner kembali meningkat kejantung dan masuk ke jantung bagian kiri, sehingga tekanan darha atrium kiri meningkat, perubahan tekanan ini menyebabkan foramen ovale mnutup. Selama beberapa hari pertama kehidupan, tangisan dapat mengembalikan aliran darah melalui foramen ovale untuk sementara dan mengakibatkan sianosis ringan.
Bila tekanan PO2 dalam darah arterimencapai sekitar 50 mmHg, duktus arteriosus akan konstriksi (PO2 janin = 27 mmHg). Kemudian duktus arteriosus menutup dan menjadi sebuah ligamentum. Tindakan mengklem dan memotong tali pusat membuat arteri umbilikalis, vena umbilikalis, dan duktus venosus segera menutup dan berubah menjadi ligamen. Arteri hipogastrik juga menutup dan menjadi ligamen.

Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 140 kali/ menit saat lahir, sehinga variasi berkisar antara 120 dan 160 kali/menit. Frekuensi saat bayi tidur berada dalam frekuensi saat bayi bangun. Pada usia satu minggi, frekuensi denyut jantung bayi rata-rata adalah 128 kali /menit saat tidut dan 163 kali / menit saat bangun. Pada usia satu bulan, frekuensi 138 kali/menit saat tidur dan 167 kali/menit saat bangun. Aritmia sinus (denyut jantung yang tidak teratur) pada usia ini dapatdipersepsikan sebagai suami fenomena fisiologis dan sebagai indikasi fungsi jantung yangbaik (Lowrey, 1986).
Bunyi jantung bayi setelah lahir mencerminkan suatu rangkaian kerja pompa jantung, bunyi jantung terdengar sebagai suara ”Iub, dub, lub, dub”. Bunyi ”lub” dikaitkan dengan penutupan katup mitral dan trikuspid pada permulaan sistol dan bunyi ”dub” dikaitkan dengan penutupan katup aortik dan katup pulmoner pada akhris istol. Bunyi ”lib” merupakan bunyi jantung pertama dan bunyi ”dub” merupakan bunyi jantung kedua. Siklus normal jantung bermula dari sistol (Guyton, 1991). Bunyi jantung selama periode neonatal bernada tinggi (high pitch), lebih cepat (short in duraction) dan memiliki intensitas yang lebih besar dari bunyi jantung orang dewasa. Bunyi pertama dibedakan dari bunyi jantung kedua karena bunyi ini lebih keras dan lebih redup, sedangkan bunyi jantung kedua memiliki kualitas bunyi yang lebih tajam. Kebanyakan bunyi murmur yang terdengar pada periode neonatal tidak bermakna patologis dan lebih dari separuhnya menghilang setelah bayi berusia enam bulan.
Pada kehamilan cukup bulan, jantung janin terletak ditengah puncak kepala dan bokong. Titik implus maksimum (point of maximum impulse (PMII)) padabayi baru lahir dirunag interkosta keempat dan disebelah kiri garis midklavikular. PMI sering kali dapat dilihat.
6.      Volume Dan Tekanan Darah
Tekanan darah sistolik bayi baru lahir ialah 78 dan tekanan diatolik rata-rata ialah 42. tekanan darah berbeda dari hari-kehari selama bulan pertama kehamilan. Tekanan darah sisolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80 sampai 110 ml/ kg selama beberapa hari pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Secara profesional, bayi baru lahir memiliki volume darah sekitar 10% lebih besar dan memiliki jumlah sel darah merah hampir 20% lebih banyak dari pada orang dewasa. Akan tetapi darah bayi baru lahir mengandung volume plasma sekitar 20% lebih kecil bila dibandingkan dengan kilogram berat badan orang dewasa. Bayi prematur memiliki volume darah yang relatif lebih besar dari pada bayi baru lahir cukup bulan. Hal ini disebabkan bayi prematur memiliki proporsi volume plasma yang lebih besar, bukan sel jumlah darah merah yang lebih banyak.
Pengkleman tali p usat mengubah dinamika sirkulasi darah bayi baru lahir. Tindakan klem yang terlambat akan meningkatkan volume darah dari transfusi plasenta. Keadaan ini akan menyebabkan ukuran jantung, takanan darah sistolik, dan kecepatan pernafasan meningkat.
7.      Sistem Hematopoiesis
Karakteristik hematopoeisis bayi baru lahir mencakup sistem hematopoeisis orang dewasa dengan variasi tertentu. Ada perbedaan pada sel darah merah (SDM) dan leukosit serta sedikit perbedaan relatif pada trombosis.
Saat bayi lahir rata-rata hemoglobin hematokrit, dan SDM lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hemoglobin bayi baru lahir berkisar antara 14,5 sampai 22,5 g/dl. Hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan hitung SDM berkisar antara 5 sampai 7,5 juta /mm3. secra berturut-turut, hemoglobin dan hitung SDM menurun sampai kadar rata-rata pada akhir bulan pertama.
Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% hemoglobin janin. Persentasi hemoglobin janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan sampai 5% pada minggu ke-20. penurunan ini terjadi karena umur sel yang mengandung hemoglobin janin lebih pende. Simpanan besi biasanya cukup untuk mempertahankan produksi SDM normal selama lima bulan, akibatnya terjadi anemia ringan sementara yang tidak berbahaya. Persediaan zat besi pada bayi yang tali pusatnya tidak segera diklem dapat meningkat karena 80 ml darah plasenta mengandung 50 mg zar besi (Cunningham, MacDonald, Gant, 1993).
Nilai ini dapat mempengaruhi oleh beberapa faktor. Tindakan klem yang terlambat menyebabkan hemoglobin, hematokrit, dan hitung SDM meningkat. Jumlah darahh kapiler lebih tinggi daripada jumlah darah vena. Masa saat contoh darah diambil, yakni masa setelah bayi lahir, merupakan waktu yang penting. Ada sedikit peningkatan SDM setelah bayi lahir, diikuti penurunan yang bermakna.
Leukosit janin dengan nilai hitung sel darah putih sekitar 18.000/mm3 merupakan nilai normal saat bayi lahir. Jumlah leukosit janin, yang sebagia besar terdiri dari polimorf ini, meningkat menjadi 23.000 sampai 24.000/mm3 pada hari pertama setelah bayi lahir tidak meningkat secara bermakna bila janin tersebut terinfeksi. Pada kebanyakan kasus sepsis disertai oleh penurunan SDM, terutama penurunan neutrofil.
Hitung trombosis dan agregasi trombosis sama penting, baik bagi bayi baru lahir maupun baagi orang dewasa. Kecenderungan perdarahan pada bayi baru lahir jarang terjadi, pembekuan darah cukup untuk mencegah perdarahan hanya jika terjadi defisiensi vitamin K berat.
Golongan darah bayi baru lahir ditentukan pada awal kehidupan janin. Akan tetapi, selama periode neonatal terjadi peningkatan kemampuan anglutinogen membran SDM secara bertahap.

8.      Sistem Cerna
Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna memetabolisme, dan mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhana serta mengelmusi lemak. Kecuali amilase pankreas, karakteristik enzim dan cairan pencernaan bahkan sudah ditemukan pada bayi berat badan lahirnya rendah.
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak, bila karena sesuatu hal misalnya bayi mengalami hipotermi, metabolisme asam lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan pada neonatus, kemungkinan bayi akan menderita hipoglikemi, missal pada BBLR, bayi dari ibu yang menderita DM.
Pada bayi baru lahir dengan hidrasi yang adekuat membran mukosa mulutnya lembab dan berwarna merah muda. Umumnya membran mukosa tidak pucat atau sianosis. Pengeluaran air liur sering terlihat selama beberapa jam pertama setelah bayi lahir. Kista rtensi, yakni daerah kecil berwarna putih (mutiara epstein) dapat ditemukan tepi gusi dan pada pertemuan antara palatum durum dan palatum mole. Palatum durum dan palatum mole putih. Pipi terisi penuh dengan organ bakal pengisap yang telah berkembang, kondisi ini seperti juga tuberkel labia (kalus menyusui) pada bibir atas, akan menghilang setelah periode menghilang setelah periode mengisap berakhir. Kadang-kadang dengan bayi lahir satu gigi atau lebih. Kejadian ini lebih sering terlihat pada bayi keturunan Amerika asli.
Suatu mekanisme khusus, yang terdapat pada bayi baru lahir normal dengan berat lebih dari 1500 g, mengoordinasi reflek pernafasan, refleksi mengisap, dan refleksi menelan yang diperlukan pada pemberian makan pada bayi. Bayi baru lahir melakukan tiga sampai empat isapan kecil setiap kali mengisap. Pada bayi baru lahir cukup bulan, isapan lebih lama dan efisien, berlangsung hanya beberapa jam setelah bayi lahir. bayi baru lahir tidak mampu memindahkan dari bibir ke faring, sehingga puting susu (botol susu) harus diletakkan cukup dalam dimulut bayi. Aktifitas peristaltis esofagus belum dikoordinasi sebelam beberapa hari pertama kehidupan. Namun dengan cepat akan menjadi pola yang terkoordinasi pada bayi normal dan mereka mampu menelan dengan mudah.
Saat bayi lahir, tidak terdapat bakteri dalam saluran cernanya. Segera setelah lahir, orifisum oral dan orifisum onal memungkinkan bakteri dan udara masuk. Bising usus bayi dapat didengar satu jam setelah lahir. Biasanya konsentrasi bayi teringgi terdapat dibagian bawah usus halus dan terutama di usus besar. Flora normal usus membantu sistensi vitamin K, asam folat, dan biotin.
Kapasitas lambung bervariasi dari 30 sampai 90 ml, tergantung pada ukuran bayi. Waktu pengosongan lambung sangat bervariasi, beberapa faktor seperti waktu pemberian makan dan volume makanan, jenis dan suhu makanan, serta stres psikis dapat mempengaruhi waktu pengosongan lambung. Waktu ini bervariasi dari satu sampai 24 jam. Regurgitasi dapat terlihat pada periode neonatal. Sfingter kardia dan kontrol saraf lambung masih belum matur.
Keasaman lambung bayi saat lahir umumnya sama dengan keasaman lambung orang dewasa. Tetapi akan menurun dalam satu minggu dan tetap rendah selama dua sampai tiga bulan. Penurunan asam lambung ini dapat menimbulkan ”konflik”. Bayi yang mengalami kolik tidak bisa tidur, menangis dan tampak distres di antara waktu makan. Hal ini sering kali terjadi diantara waktu makan yang sama setiap hari. Tidak ada yang dapat menenangkannya. Gejala ini akan hilang setelah bayi berusia tiga bulan.
Pencernaan dan absorpsi nutrien lebih lanjut berlangsung di usus halus. Sekresi panskreas, sekresi dari hati melalui saluran empedu, dan sekresi dari duodenum membuat proses yang kompleks ini dapat berlangsung.

Kemampuan bayi baru lahir untuk mencerna karbohidrat, lemak, dan protein diatur oleh beberapa enzim tertentu. Kebanyakan enzim ini telah berfungsi saat bayi lahir, kecuali enzim amilase, yang diproduksi oleh kelencar savila setelah tiga bulan dan oleh pankreas pada usia sekitar enam bulan. Enzim ini diperlukan untuk mengubah karbohidrat menjadi malkosa. Pengecualian lain ialah lipase. Lipsae juga disekresi oleh pankreas dan diperlukan untuk mencerna lemak. Oleh karena itu bayi baru lahir yang normal mampu mencerna karboihidrat sederhana dan protein, tetapi terbatas dalam mencerna lemak.



No comments:

Post a Comment