truth


counters

nama

Tuesday 10 November 2015

Askeb Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah : Bounding Attachment

1.      Bounding Attachment
Bayi yang baru lahir yang menunjukkan serba tidak berdaya. Namun dibalik ketidak berdayaannya tersebut pada dirinya terdapat berbagai potensi yang siap berkembanga. Bayi akan berkembang dengan baik dan berbagai potensi yang dimilikidapat berubah menjadi kemampuan nyata bila dirinya mendapatkan stimuli dari lingkungannya, terutama lingkungan sosial.
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi bayi. Dari lingkungan inilah bayi belajar membentuk pola hubungan dengan orang lain. Faktor yang sangat diperlukan oleh bayi dalam mengembangkan kemampuan tersebut bonding dan attachment. Bila faktor tersebut ternyata tidak atau kurang terpenuhi, menurut Bruce D. Perry (2001: 8) dapat menimbulkan masalah bagi bayi yaitu : (1) developmental delays, (2) eating, (3) soothing behavior,( 4) emotional function, (5) in-appropriate modeling, dan (6) aggression.
Bruce D. Perry (2001 : 3) menyatakan bahwa Bonding merupakan hubungan antara seseorang dengan orang yang lain dan melalui bonding terbentuklah attachment (ikatan kasih sayang). Sedangkan Jeff dan Cindi (2006) memandang bonding sebagai hubungan yang istimewa antara bayi dengan ibunya. Selengpanya dia menyatakan “Bonding is that beautiful act of a baby and a parent totally falling in love with each other. Not only is bonding enjoyable, but it is essential for your baby’s psychological well being. A loving environment produces confidence, trust, and relational skills in your baby. The lack of bonding can cause serious psychological problems for your child in the future”
Bonding, menurut Jeff dan Cindi, merupakan kebutuhan esensial bagi bayi. Dengan bonding, bayi belajar mengembangkan rasa percaya diri keterampilan dalam hubungan sosial. Bonding dapat dapat diwujudkan dalam bentuk kontak dini antara ibu dan bayi sesaat setelah bayi dilahirkan, sentuhan, kontak mata, suara, kehangatan tubuh, aroma, dst.

Berkenaan dengan attachment, Bruce D. Perry (2001 : 2) menyatakan “attachment refers to a special bond characterized by the unique qualities of the special bond that forms in maternal-infant or primary caregiver-infant relationships.” Menurut Perry, attachment merupakan suatu hubungan antar manusia (bond) yang ditandai oleh sifat-sifat yang specifik dalam hubungan bayi dan ibunya atau bayi dan pengasuhnya. Selanjutnya Perry (2001: 2) menegaskan bahwa attachment terbentuk melalui bonding dalam dalam attachment bond terdapat elemen-element sebagai berikut.
a.         Tahap –tahap Bonding Attachment
Berikut ini tahap- tahap terjadinya ikatan batin (bonding attachment) antara orang tua dan bayinya
1)   Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya. Menurut Klaus, knell (1982), perkenalan ini merupakan bagian penting dari terbentuknya sebuah ikatan.
2)   Bonding (keterikatan)
3)   Attachment , perasaan saying yang mengikat individu dengan individu lain
b.        Elemen- elemen Bonding attachment
1)      Sentuhan
Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh oaring tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. (rubin, 1963; Kennell, 1982; Tulman, 1985)
2)      Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan bahwa dengan melakukan kontak mata pada bayinya, mereka merasa lebih dekat, (Kennell, 1982)
3)      Suara
Saling mendengar dan meresponi suara antara oaring tua dan bayinya juga penting Karena dengan adanya tangisan bayi, ibu merasa nyaman dan tenang.
4)      Aroma
Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayinya ialah respons terhadap  aroma/ bau masing masing
5)      Entrainment
Bayi baru lahir bergerak gerak sesuai dengan struktur pemicaraan orang dewasa. Bayi menggoyakan tangan, mengangkat kepala, menendang- menendang kaki, seperti sedang dansa mengikuti nada suara oaring tuanya.entrainment terjadi saat anak mulai berbicara.
6)      Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
7)      Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tuaanak
c.         Sasaran dan  Syarat
1)      Bayi lahir dengan spontan , baik presentasi kepala atau bokong
2)      Jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek hisap baik, tidak ada tanda-tanda infeksi dsb
3)      Bayi yang lahir dengan Sectio Cesarea dengan anestesi umum, RG dilakukan segera stelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk)misalnya 4-6 jam setelah operasi.
4)      Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai apgar minimal 7)
5)      Umur kehamilan 37 minggu atau lebih
6)      Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih
7)      Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum
8)      Bayi dan ibu sehat
d.        Kontra Indikasi
1)      Rawat gabung tidak dianjurkan pada ibu dengan keadaan :
a)      Pasca eklamsi
b)      Penyakit infeksi akut, TBC
c)      Hepatitis, terinfeksi HIV, sitimegalovirus, herpes simplek
d)     Karsinoma payudara
2)      Rawat gabung tidak dianjurkan pada bayi dengan keadaan:
a)      Bayi kejang
b)      Sakit berat pada jantung
c)      Bayi yang memerlukan pengawasan intensif
d)     Catat bawaan sehingga tidak mampu menyusu
e.         Keuntungan Bounding Attachment
1)      Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
2)      Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
f.          Kerugian Bounding Attachment
1)      Ibu kurang istirahat
2)      Dapat terjadi kesalahan dalam pemberian makanan karena pengaruh orang lain
3)      Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung
4)      Pada pelaksanaan ada hambatan tekhnis/fasilitas
g.         Hambatan Bounding Attachment
1)      Kurangnya support sistem.
2)      Ibu dengan resiko (ibu sakit).
3)      Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
4)      Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.
h.        Persyaratan Rawat Gabung Yang Ideal
1)      Bayi
a)      Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu
b)      Bagi yang memerlukan tersedia rak bayi
c)      Ukuran tempat tidur anak 40 x 60 cm
2)      Ibu
a)      Ukuran tempat tidur 90 x 200 cm
b)      Tinggi 90 cm
c)      Ruang
d)     Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m
e)      Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang masih memerlukan perawatan)
3)      Sarana
a)      Lemari pakaian
b)      Tempat mandi bayi dan perlengkapannya
c)      Tempat cuci tangan ibu
d)     Setiap kamar mempunyai kamar mandi ibu sendiri
e)      Ada sarana penghubung
f)       Petunjuk/sarana perawatan payudara, bayi dan nifas, pemberian makanan pada bayi dengan bahasa yang sederhana
g)      Perlengkapan perawatan bayi
4)      Petugas
a)      Rasio petugas dengan pasien 1 : 6
b)      Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan Rawat Gabung







No comments:

Post a Comment