KASUS
Ny Sandi umur 30 tahun PIIA0, agama islam, pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, suami Tn. Agus umur 31 tahun, agama islam, pendidikan SMP, pekerjaan
buruh pabrik, suku/bangsa : Jawa/Indonesia, penghasilan/bln 1000.000,- rupiah,
tinggal di Desa CemaraRt 01 Rw II Pati. Padahari ini jam 08.00 WIB bersama dengan suami datang ke BPS Anita berkeinginan untuk
menjadi akseptor KB IUD karena ingin menunda kehamilan dalam jangka panjang dan efek
dari alkon tersebut tidak menimbulkan kenaikan berat badan. Ibu Sandi mulai
menstruasi sejak berusia 12 tahun, lama 7 hari, warna merah, siklus 28 hari, ganti pembalut 3x/hari dan tidak pernah mengalami
keluhan, HPHT : 5 Oktober2015.
Riwayat kesehatan sekarang tidak sedang menderita penyakit dengangejalaseperti
dada berdebar-debar, sering berkeringat, sering
kencing, seringhaus, pusing yang menetap, badanlemas, nyeridan radang padadaerahpanggul, keputihan yang berlebihan, berbau dan berwarna. Riwayat kesehatan yang lalu tidak pernah menderita
penyakit dengan gejala seperti dada
berdebar-debar, sering berkeringat,
sering kencing, seringhaus,
pusing yang menetap, badanlemas, nyeri dan radangpadadaerahpanggul, keputihan yang berlebihan, berbau dan berwarna.
Sedangkan riwayat kesehatan keluarga tidak ada yang menderita penyakit dengan
gejala sepertidarahtinggi, dada berdebar-debar, sering berkeringat,
sesaknafas, sering kencing,
seringhaus, pusing yang menetap dan batuk
yang menahun. Ibu Sandi menikah pada usia 22 tahun, lama 8 tahun, merupakan pernikahan yang pertama dan mempunyai
anak 2 orang.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, anak
pertama berusia 7tahun, laki-laki, lahir
spontan ditolong oleh bidan dengan BB 2700 gram dalam keadaan hidup dengan kondisi sehat,
pada saat hamil, bersalin maupun nifas tidak pernah mengalami komplikasi. Sedangkan anak kedua berusia 5 tahun, perempuan, lahir
spontan di tolong oleh bidan dengan BB 2900 gram dalam keadaan hidup dengan kondisi sehat,
pada saat hamil, bersalin maupun nifas tidak pernah mengalami komplikasi. Setelah anak pertama ibu Sandi menjadi akseptor KB
Suntik 1 bulan selama 2 tahun, waktu menggunakan alkon
setelah 40 hari post partum dan tidak ada
keluhan, kemudian berhenti karena ingin mempunyai anak lagi. Setelah anak kedua
ibu Sandi menjadi akseptor KB suntik 3 bulan selama 1 tahun sampai saat ini,
waktu penggunaan alkon setelah 40 hari post partum dan mengeluh terjadi kenaikan
BB, sehingga kurang nyaman dengan kondisi yang dialami, kemudian dengan
persetujuan suami berkeinginan ganti KB suntik 3 bulan dengan KB IUD. Ibu
Sandi mengetahui tentang alkon IUD bahwa efek sampingnya tidak menimbulkan
kegemukan dan batas waktunya sampai 10 tahun,
sedangkan efek samping yang lainnya kurang mengetahui sehingga ingin
mendapatkan penjelasan yang lengkap lagi dari bidan. Hubungan dengan suami dan
keluarga harmonis ditunjukkan dengan suami selalu mendampingi setiap ibu
melakukan kunjungan ulang KB maupun periksa kesehatan.
Pola pemenuhan
kebutuhan sehari – hari, makan 3x sehari porsi banyak dengan menu nasi, lauk pauk dan sayur, serta
mengkonsumsi air putih 7-8 gelas/hari,
keluhan terjadi kenaikan BB, BAB
1x/hari konsistensi lembek, bau khas, BAK 5-6 kali sehari, warna kuning dan tidak ada keluhan.
Dalam hal kebersihan, ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari,
keramas 2x seminggu, ganti baju 2x sehari, aktifitas sebagai ibu rumah tangga dan dikerjakan sendiri, istirahat :
ibu duduk/nyantai sambil nonton TV rata-rata 1-2 jam dan tidur siang 1 jam sedangkan tidur malam 7-8 jam, rekreasi 1x
seminggu kadang ke pasar atau ke mal, seksual : 2x seminggu.Dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari tidak ada keluhan kecuali keluhan kenaikan BB. Lingkungan
rumah dalam keadaan bersih, tidak punya hewan peliharaan. Menjalankan ibadah
sholat 5 waktu dan selalu berdoa setiap ada permasalahan dalam keluarga, dan
diselesaikan dengan musyawarah. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah
suami. Tidak ada riwayat operasi pada rahim,
tidak pernah mengalami penyakit kanker maupun tumor,radang panggul maupun keputihan yang berlebihan, berbau dan berwarna
serta tidak ada riwayat kehamilan di luar kandungan.
Untuk mengetahui kesiapan ibu Sandi menjadi akseptor KB IUD, bidan meminta informed consent
kepada ibu sandi dan suami, setelah mendapatkan persetujuan kemudian bidan
melakukan pemeriksaan fisik dengan hasil KU : baik, kesadaran : compos mentis,
status emosional : stabil, TD : 120/80 mmHg, Nadi, 80x/mnt, RR : 20x/mnt, Suhu
: 36,5ºC, BB : 66 kg
dan TB : 157 cm. rambut : bersih, tidak rontok, warna hitam, tidak berketombe.
Muka :bentuk oval. Mata :conjungtiva merah, sclera putih. Hidung :tidak ada serumen dan tidak ada polip.
Telinga :tidak ada serumen. Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak
ada pembesaran vena jugularis. Mulut :tidak sariawan, gigi tidak berlubang,
gusi tidak berdarah, lidah bersih, Dada : tidak ada retraksi dinding dada.
Mammae :tidak ada massa/benjolan, tidak nyeri tekan. Aksila :tidak ada benjolan.Perut :tidak ada luka bekas
operasi, tidak ada pembesaran hepar, limpa, tidak ada nyeri tekan. Genetalia
:tidak oedem, tidak varises, tidak ada condiloma akuminata/talata, tidak ada radang dan
luka bernanah pada vulva dan vagina. Anus :tidak ada hemoroid. Ekstremitas atas
:tidak ada oedema dan varises. Ektremitas bawah :tidak ada oedema, tidak ada varises.
Hasil pemeriksaan dalam : servik dalam keadaan normal
(tidak nyeri goyang kalau ditekan) tidak ada erosi dan
radang, uterus antefleksi dengan ukuran 7 cm. Daerah portio tidak
ada luka, tidak bengkak dan daerah vagina tidak ada odema, tumor maupun infeksi.
Untuk pemeriksaan penunjang didapatkan hasil HB : 12 gr%.
Setelah
dilakukan tindakan pemasangan IUD, ibu Sandi menjadi akseptor KB IUD dengan
hasil IUD terpasang di dalam uterus yang ditandai dengan tidak terjadi
perdarahan, benang IUD tidak ekspulsi, tidak nyeri hebat
pada perut, KU :
Baik, Kesadaran : CM, TD : 120/80 mmHg, N : 80x/mnt, RR : 20x/mnt, S : 36,5ºC.
Soal:
1.
Bagaimana cara kerja dari alat kontrasepsi IUD?
2.
Sebelum dilakukan
tindakan pemasangan IUD, data apa saja yang harus dikaji sehubungan dengan
riwayat kesehatan pasien?
3.
Keadaan pasien yang
seperti apa yang diperbolehkan menggunakan KB IUD?
4.
Sebelum dilakukan
tindakan pemasangan IUD, bidan terlebih dahulu meminta informed consent kepada
Ny. Sandi dan Suami. apa alasan bidan melakukan hal tersebut ?
5.
Salah satu efek
samping dari alat kontrasepsi IUD adalah terjadi amenorhea, mengapa hal itu
bisa terjadi?
6.
Masukkan data yang
ada pada kasus ke dalam format pengkajian dan buatlah perencanaan tindakan
sampai dengan evaluasi tindakan!
Jawab:
1.
Cara Kerja:
a.
Cara kerja dari
alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut.
1)
Menghambat
kemampuan sperma masuk ketuba fallopi.
2)
Mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3)
IUD bekerja
terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.
4)
IUD membuat sperma
sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma
untuk fertilisasi.
5)
Memungkinkan untuk
mencegah implantasi telur dalam uterus. (Sarwono, 2007)
b.
Mekanisme kerja
AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat bahwa
AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan rekasi radang setempat dengan
serbukan lekosit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma.
1)
Sifat-sifat dari
cairan uterus mengalami perubahan-perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan
blastokista tidak dapat hidup dalam uterus.
2)
Produksi lokal
prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan sering adanya kontraksi uterus
pada pemakaian AKDR yang dapat menghalangi nidasi.
3)
AKDR yang
mengeluarkan hormon akan mengentalkan lender serviks sehingga menghalangi
pergerakan sperma untuk dapat melewati cavum uteri.
4)
Pergerakan ovum
yang bertambah cepat didalam tuba fallopi
5)
Sebagai metode
biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah
transportasi tuba dalam rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma sehingga
pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan
sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih
mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur
yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim.(Handayani, 2010)
2.
Sebelum pemasangan
IUD, Data yang perlu dikaji berkaitan dengan riwayat kesehatan pasien
adalah:
a.
Riwayat Penyakit
sekarang
1) Tanyakan
adakah gejala yang mengarah pada penyakit jantung, hati, patu-paru
2) Tanyakan
adakah gejala yang mengarah pada penyakit Diabetes Mellitus, anemia berat
3) Tanyakan
adakah gejala yang mengarah pada penyakit radang panggul, IMS/PMS
b.
Riwayat Penyakit yang
lalu
1) Tanyakan
adakah riwayat kehamilan ektopik
2) Tanyakan
riwayat ginekologi seperti kista, miom, tumor/kanker rahim dan genetalia,
keputihan berlebihan berbau dan berwarna
3) Tanyakan
adakah riwayat penyakit trofoblast ganas
4) Tanyakan
adakah riwayat penyakit panggul, dan genetalia
c.
Riwayat Penyakit
keluarga
1) Tanyakan
adakah keluarga yang menderita penyakit jantung, hati, paru-paru
2) Tanyakan
adakah keluarga yang menderita Diabetes Mellitus
3) Tanyakan
adakah keluarga yang menderita tumor/kanker
3.
Yang Boleh
Menggunakan
a.
AKDR dengan
Progestin:
1) Usia
Reproduksi
2) Telah
memiliki anak atau belum
3) Menginginkan
kontrasepsi yang efektif jangka panjang untuk mencegah kehamilan
4) Sedang
menyusui dan ingin memakai kontrasepsi
5) Pasca
keguguran dan tidak ditemukan tanda-tanda radang panggul
6) Tidak
boleh menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi
7) Sering
lupa menggunakan pil
8) Usia
perimenopause dan dapat digunakan bersamaan dengan pemberian estrogen
9) Mempunyai
resiko rendah mendapat penyakit menular seksual
b.
AKDR tanpa hormon
1) Usia
reproduksi
2) Keadaan
nulipara
3) Menginginkan
menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4) Menyusui
yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5) Setelah
melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6) Setelah
mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7) Risiko
rendah dari IMS
8) Tidak
menghendaki metode hormonal
9) Tidak
menyukai untuk mengingat minum pil setiap hari
10) Tidak
menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama
4.
Alasan bidan
melakukan informed consent adalah
a.
Alasannya
berhubungan dengan tanggung jawab bidan menyangkut perjanjian pemasangan IUD
untuk memberikan perlindungan kepada pasien serta memberi perlindungan hukum
kepada bidan apabila terjadi komplikasi maupun kegagalan yang bersifat negatif
setelah sebelumnya pasien memperoleh informasi yang adekuat tentang pemasangan
IUD serta resiko komplikasi yang berkaitan dengannya.
Sehingga apabila terjadi mal praktik atau kesalahan dari
bidan dalam prosedur pemasangan, pasien bisa menuntut pertanggungjawaban bidan,
dan apabila bidan sudah sesuai prosedur tapi terjadi komplikasi berkaitan
dengan resiko pemasangan, maka bidan bisa membela diri dari tuntutan.
b.
Dan Informd consent
dapat membantu kelancaran tindakan medis,
menunjukkan kerjasama yang baik, melindungi bidan dari tuntutan hukum tindakan
bidan yang tepat dan sesuai akan menurunkan resiko dan komplikasi (zulfadi dudi, 2010)
5.
Salah satu efek
samping IUD adalah amenorhea(tidak haid), mengapa hal itu bisa terjadi?
Salah
satu efek samping menggunakan AKDR/IUD
yang mengandung hormone adalah amenorea (20-50%). Hal ini disebabkan karena IUD yang mengandung hormon progesteron mempengaruhi
perkembangan endometrium menjadi tidak normal, pada masa poliferasi tidak terjadi pematangan ovum,
hal ini menimbulkan rangsangan balik ke hipotalamus
dan hipofisis sehingga Pengeluaran LH tidak terjadi, ovulasi menjadi terhambat, dan tidak terjadi menstruasi. Selain itu juga
amenorhea bisa mengindikasikan terjadinya kehamilan ektopik ataupun kehamilan
normal. Penanganan efek samping amenore adalah memeriksa apakah sedang hamil,
apabila tidak, AKDR tidak dilepas, memberi konseling dan menyelidiki penyebab
amenorea apabila dikehendaki. Jika klien tetap saja menganggap amenore yang
terjadi menjadi masalah, maka rujuk klien. Jika terjadi kehamilan kurang dari
13 minggu dan benang AKDR terlihat. Cabut AKDR. Nasihatkan agar kembali ke
klinik jika terjadi perdarahan, kram, cairan berbau atau demam. Jangan mencabut
AKDR jika benang tidak kelihatan dan kehamilannya > 13 minggu. Jika klien
hamil dan ingin meneruskan kehamilannya tanpa mencabut AKDRnya, jelaskan
kepadanya tentang meningkatnya resiko keguguran. Kehamilan pretrem, infeksi dan
kehamilannya harus diawasi ketat.
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEBIDANAN
PADA AKSEPTOR KB
I.
PENGKAJIAN
Identitas/ Biodata
NamaIbu : Ny.S
Nama Suami:Tn.A
Umur : 30
tahun :31 tahun
Pendidikan : SMP :SMP
Pekerjaan/
Penghasilan : IRT/- :Buruh pabrik/1.000.000
Suku/
Bangsa : Jawa/Indonesia :Jawa/Indonesia
Agama
: Islam :Islam
Alamat : Desa Cemara RT 01 RW 02 Pati
Anamnesa pada tanggal 10 Oktober
2015 pukul 08.00 WIB
1.
Keluhan Utama /alasan datang :
Ibu mengatakan setelah anak kedua
menjadi akseptor KB suntik 3 bulan selama 1 tahun sampai saat ini, waktu penggunaan
alkon setelah 40 hari post partum dan mengeluh terjadi kenaikan BB, sehingga kurang
nyaman dengan kondisi yang dialami.
Karena ingin menunda kehamilan dalam jangka panjang dan efek
dari alkon tersebut tidak menimbulkan kenaikan berat badan. Kemudian
dengan persetujuan suami berkeinginan ganti KB suntik 3 bulan dengan KB IUD.
2.
Riwayat menstruasi :
a.
Menarche : 12 tahun Siklus : 28 hari
b. Lama : 7 hari Jumlah :Ganti
pembalut 3x/hari
c.
Warna : merah Keluhan
: tidak
ada
d. HPHT : 5 Oktober 2015
3.
RiwayatPerkawinan :
a.
Umurwaktunikah :
22 tahun
b. Lama
: 8
tahun
c.
Perkawinanke : 1
d. Jumlahanak : 2
4.
RiwayatKesehatan :
a.
Riwayatkesehatansekarang :
Ibu mengatakan saat
ini tidak sedang menderita penyakit dengangejalaseperti
dada berdebar-debar, sering berkeringat, sering
kencing, seringhaus, pusing yang menetap, badanlemas, nyeridan radang padadaerahpanggul, keputihan yang berlebihan, berbau dan berwarna.
b. Riwayatkesehatan
yang lalu :
Ibu mengatakan
tidak pernah menderita penyakit dengan gejala seperti
dada berdebar-debar, sering berkeringat,
sering kencing, seringhaus,
pusing yang menetap, badanlemas, nyeri dan radangpadadaerahpanggul, keputihan yang berlebihan, berbau dan berwarna.
c.
Riwayatkesehatankeluarga :
Dalam keluarga
ibu tidak ada yang menderita penyakit dengan gejala sepertidarahtinggi, dada berdebar-debar, sering berkeringat,
sesaknafas, sering kencing,
seringhaus, pusing yang menetap dan batuk
yang menahun.
5.
RiwayatKehamilan,
PersalinandanNifas yang lalu :
No
|
HamilKe
|
Penyulit/
Komplikasi
|
Tgllahir/
UmurAnak
|
JenisKelaminAnak
|
JenisPersalinan
|
Penyulit /
komplikasi
|
Penolong
|
PB/ BB lahir
|
KeadaanAnak
|
Nifas
|
1
|
I
|
Tidak ada
|
7 tahun
|
Laki-laki
|
Spontan
|
Tidak ada
|
Bidan
|
2700 gr
|
hidup
|
normal
|
2
|
II
|
Tidak ada
|
5 tahun
|
Perempuan
|
Spontan
|
Tidak ada
|
Bidan
|
2900 gr
|
hidup
|
normal
|
6.
Riwayat KB :
Jenis/ Sejak
|
Lama penggunaan
|
Keluhan
|
Alasanberhenti
|
KB suntik 1 bulan
|
2 tahun
|
Tidak ada keluhan
|
Ingin mempunyai
anak lagi
|
KB suntik 3 bulan
|
1 tahun
|
terjadi kenaikan
berat badan
|
Tidak nyaman
dengan keluhan yang dialami sehingga ingin ganti KB IUD
|
7.
PolaPemenuhanKebutuhanSehari-hari
:
Kebutuhan
|
Frekuensi
|
Keluhan
|
Nutrisi :
§ Makan
§ Minum
|
3x sehari
porsi banyak dengan menu nasi, lauk pauk dan sayur
7-8 gelasair
putih /hari
|
Terjadi kenaikan
BB
Tidak ada
|
Eliminasi :
§ BAK
§ BAB
|
5-6 kali sehari, warna kuning
1x/hari
konsistensi lembek, bau khas,
|
Tidak ada
Tidak ada
|
Istirahat
|
ibu duduk/nyantai
sambil nonton TV rata-rata 1-2 jam dan tidur siang 1 jam sedangkan tidur malam 7-8 jam
|
Tidak ada
|
Aktifitas
|
aktifitas
sebagai ibu rumah tangga dan
dikerjakan sendiri
|
Tidak ada
|
Personal Hygiene
|
ibu mandi 2x
sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 2x seminggu, ganti baju 2x sehari
|
Tidak ada
|
Rekreasi
|
1x seminggu
kadang ke pasar atau ke mal
|
Tidak ada
|
Seksual
|
2x seminggu
|
Tidak ada
|
8.
RiwayatGinekologi:
Tidak ada riwayat operasi pada rahim, tidak pernah
mengalami penyakit kanker maupun tumor, radang panggul maupun keputihan yang berlebihan,
berbau dan berwarna serta tidak memiliki riwayat kehamilan ektopik.
9.
Data Psikososial:
Hubungan dengan suami dan keluarga harmonis ditunjukkan
dengan suami selalu mendampingi setiap ibu melakukan kunjungan ulang KB maupun
periksa kesehatan.Lingkungan rumah dalam keadaan bersih, tidak punya hewan
peliharaan. Menjalankan ibadah sholat 5 waktu dan selalu berdoa setiap ada permasalahan
dalam keluarga, dan diselesaikan dengan musyawarah. Pengambilan keputusan dalam
keluarga adalah suami.
10. PengetahuanIbutentang
KB:
IbuSandimengetahuitentangalkon IUD
bahwa efek sampingnya tidak menimbulkankegemukandanbataswaktunyasampai
10 tahun, sedangkan efek samping yang lainnya kurang mengetahui
sehingga ingin mendapatkan penjelasan yang lengkap lagi dari bidan.
II. Pemeriksaan umum
- Pemeriksaanumum
a.
KeadaanUmum : Baik
b. Kesadaran :
Composmentis
c.
Status emosional : stabil
d. Tanda
vital
§
Tensi : 120/80 mmHg
§
Nadi : 80x/ menit BB : 66
kg
§
RR : 20x / menit TB
: 157
cm
§
Suhu : 36,5ºC
e.
Status present
§
Kepala
Ø Rambut : bersih,
tidakrontok, warnahitam, tidakberketombe.
Ø Muka : bentuk oval
Ø Mata : conjungtiva merah,
sclera putih
Ø Hidung : tidakada
serumen dan tidak ada polip
Ø Telinga : tidakadaserumen.
Ø Mulut : tidaksariawan,
gigitidakberlubang, gusitidakberdarah, lidahbersih
§
Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran
vena jugularis.
§
Dada : tidakadaretraksidinding dada.
§
Aksila : tidakadabenjolan
§
Mammae : tidakada massa/benjolan,
tidaknyeritekan.
§
Perut : tidakadalukabekasoperasi, tidakadapembesaranhepar, limpa,
tidakadanyeritekan
§
Genetalia : tidakoedem,
tidakvarises, tidakadacondiloma akuminata/talata
§
Anus : tidak ada hemoroid.
§
Ekstremitas
Ø Atas : tidak ada oedema dan varises.
Ø Bawah :tidak
ada oedema, tidak ada varises
- PemeriksaanDalam/
PD (khususpadaakseptor IUD):
a.
Servik : dalam keadaan normal (tidak nyeri goyang
saat ditekan),
tidak ada kemerahan dan luka/erosi
b.
Uterus :uterus
antefleksi dengan ukuran 7 cm.
c.
Tanda radang/tumor/infeksi :Daerah portio tidak ada luka, tidak bengkak dan
daerah vagina tidak ada odema, tumor maupun infeksi.
- PemeriksaanPenunjang/
laboratorium:
HB
: 12 gr%.
PP
test: (-)
RENCANA
TINDAKAN I
Hari/Tanggal/Jam
|
Diagnosa Kebidanan
|
Tujuan
|
Tindakan
|
Evaluasi
|
Sabtu,
10 Oktober 2015
Jam
08.00 WIB
|
Ny.S
P2A0 umur 30 tahun Pra pemasangan KB IUD
Dasar
:
S:
–
Ibu mengatakan setelah anak kedua menjadi akseptor
KB suntik 3 bulan selama 1 tahun sampai saat ini, waktu penggunaan alkon
setelah 40 hari post partum dan mengeluh terjadi kenaikan BB
–
Ibu merasa kurang nyaman dengan kondisi yang
dialami.
–
Ingin menunda kehamilan dalam jangka panjang dan efek dari alkon
tersebut tidak menimbulkan kenaikan berat badan.
O:
–
KU: Baik
–
Kesadaran: Composmentis
–
TD: 120/80mmHg
–
N:80x/menit
–
RR:20x/menit
–
S:36,5 0C
–
BB:66 kg
–
TB:157 cm
–
Tidak ada nyeri tekan pada perut
–
Payudara tidak ada massa/benjolan
–
Genetalia tidak oedem, tidak varises, tidak ada
condiloma akuminata/talata
–
HB: 12gr%
|
Setelah
dilakukan tindakan asuhan ½-1 jam diharapkan :
1.
Tidak ada kontra indikasi dalam pemasangan IUD,
seperti hamil, riwayat peyakit tumor, kanker kandungan, infeksi genetalia, radang panggul, TBC pelvic, dll.
2.
Kondisi fisik dan obstetri ibu dalam keadaan
normal ditandai dengan:
–
KU: Baik
–
kesadaran:composmestis
–
TD:110-120/70-80mmHg
–
N:80-90x/mnt
–
RR:20-24x/mnt
–
S:36,5-37,50C
–
HB:11-12gr%
–
tidak nyeri tekan pada perut dan payudara tidak
ada benjolan atau massa.
–
servik tidak nyeri tekan, ukuran uterus 6-8
cm
–
tidak ada radang /tumor/infeksi pada genetalia dan
uterus
3.
Pemeriksaan
penunjang:
PP test: (-)
4.
Ibu mengerti dan memahami maksud serta tujuan
sebelum pemasangan IUD
5.
Ibu bersedia menjadi akseptor KB
|
1.1.Lakukan
Anamnesa
2.1.Lakukan Pemeriksaan
fisik yang meliputi KU, TD, N, S, Palpasi perut, payudara dan genetalia
2.2.Lakukan
Pemeriksaan inspekulo dalam
2.3.Lakukan
Pemeriksaan Hb
3.
Lakukan Pemeriksaan PP test
4.
Lakukan KIE pra pemasangan IUD pada ibu dan suami
5.1.
Lakukan informed consent
5.2.
Lakukan
pemasangan IUD
|
S:
–
Ibu tidak pernah menderita kanker atau tumor
kandungan
–
Ibu mengerti
dan memahami maksud serta tujuan KB IUD
–
Ibu bersedia dipasang IUD
O:
–
PP test: (-)
–
KU: Baik
–
Kesadaran : Composmentis
–
TTV: Normal
–
Tidak ada nyeri tekan pada perut
–
Payudara tidak ada benjolan atau massa
–
HB normal
–
Servik normal tidak ada kelainan
–
Ukuran uterus normal
–
Tidak ada tanda radang/tumor/infeksi pada
genetaliadan uterus
–
Informed consent disetujui dan ditandatangani
untuk dilakukan pemasangan IUD
–
IUD terpasang dengan baik didalam uterus ditandai
dengan tidak terjadi perdarahan, tidak ekspulsi, nyeri perut
|
PELAKSANAAN
TINDAKAN I
Hari/Tanggal/Jam
|
Diagnosa
Kebidanan
|
Tindakan
|
Evaluasi
|
Paraf
|
Sabtu,
10 Oktober 2015
Jam
08.10 WIB
Jam
08.20 WIB
Jam
08.30 WIB
Jam
08.40 WIB
Jam 08.45 WIB
Jam
08.50 WIB
Jam
09.00 WIB
|
Ny.S
P2A0 umur 30 tahun pra pemasangan KB IUD
|
1.
Melakukan anamnesa
2.
Melakukan Pemeriksaan PP test pemeriksaan fisik
yang meliputi KU, TD, N, S, RR, Palpasi perut, payudara, dan genetalia
3.
Melakukan pemeriksaan inspekulo dan dalam
4.
Melakukan Pemeriksaan HB
5.
Melakukan Pemeriksaan PP
test
6.
Melakukan KIE pra pemasangan IUD
6.1.Melakukan Informed Consent
6.2.Melakukan
Pemasangan IUD
|
S:
Ibu tidak memiliki riwayat kanker atau tumor kandungan
O:
-
S:
-
O:
–
KU: Baik
–
Kesadaran: Composmentis
–
TD:120/80 mmHg
–
N :80x/menit
–
RR: 20x/menit
–
S:36,5 0C
–
PP test: (-)
–
Tidak ada nyeri tekan pada perut
–
Payudara tidak ada massa/benjolan
S:
-
O:
–
Serviks tidak nyeri tekan
–
Uterus antefleksi, ukuran 7 cm
–
Tidak ada tanda radang/tumor/infeksi pada
genetaliadan uterus
S:
-
O:
HB: 12 gr%
S:
Ibu mengerti tentang maksud dan tujuan KB IUD
O:
-
S:
Ibu menyetujui dilakukan pemasangan IUD
O:
Informed Consent ditandatangani
S:
Ibu merasakan nyeri dan kemeng pada perutnya
O:
IUD terpasang dengan baik dalam uterus ditandai dengan tidak terjadi
perdarahan, tidak ekspulsi, nyeri perut
|
|
No.
|
Dx Kebidanan
|
Hari/Tgl/Jam
|
Evaluasi
|
Paraf
|
|||
S
|
O
|
A
|
P
|
||||
1.
|
Ny.S
P2A0 umur 30 tahun pra pemasangan KB IUD
|
Sabtu,
10 Oktober 2015
Jam
09.10 WIB
|
–
Ibu tidak mempunyai penyakit kanker atau tumor kandungan
–
Ibu mengerti
tentang maksud dan tujuan KB IUD
–
Ibu merasakan nyeri dan kemeng pada perutnya
|
–
KU: Baik
–
Kesadaran: Composmentis
–
TD:120/80 mmHg
–
N :80x/menit
–
RR: 20x/menit
–
S:36,5 0C
–
PP test: (-)
–
Tidak ada nyeri tekan pada perut
–
Payudara tidak ada massa/benjolan
–
Serviks tidak nyeri tekan
–
Uterus antefleksi, ukuran 7 cm
–
Tidak ada tanda radang/tumor/infeksi pada
genetalia dan uterus
–
HB: 12 gr%
–
Informed consent ditandatangani
–
IUD terpasang
|
Ny.S
P2A0 umur 30 tahun post pemasangan KB IUD
|
–
Lakukan KIE post pemasangan IUD
–
Lakukan observasi post
pemasangan IUD 15 menit
|
|
RENCANA
TINDAKAN II
Hari/Tanggal/Jam
|
Diagnosa Kebidanan
|
Tujuan
|
Tindakan
|
Evaluasi
|
Sabtu,
10 Oktober 2015
Jam
09.10 WIB
|
Ny.S
P2A0 umur 30 tahun post pemasangan KB IUD
Dasar:
S:
–
Ibu merasa nyaman sudah dipasang IUD
O:
–
KU: Baik
–
Kesadaran: Composmentis
–
TD:120/80 mmHg
–
N:80x/menit
–
RR: 20x/menit
–
S:36,5 0C
|
Setelah
di lakukan KIE dan pemantauan post
pemasangan IUD selama 15 menit
diharapkan:
1.
Ibu mengerti
dan memahami komplikasi yang mungkin terjadi setelah pasangang IUD,
Seperti
ekspulsi, perdarahan hebat, kram, kejang,
amenorea, dll.
2.
Kondisi fisik dan obstetri dalam keadaan normal
ditandai dengan:
–
KU:baik
–
Kesadaran :CM
–
TD :110
-120/70-80 mmHg
–
N :80-90x/mnt
–
RR:20 -24 x/mnt
–
S:36,5-37,50C
–
Tidak ada perdarahan, benang IUD tidak
ekspulsi, tidak nyeri pada
perut
|
1.1
Lakukan KIE post pemasangan IUD
2.1.Lakukan
pemeriksaan TTV yang meliputi : KU,TD, N, S, RR
2.2.Lakukan
observasi yang meliputi terjadinya perdarahan, keadaan abdomen benang IUD
|
S:
–
ibu mengerti dan menerima informasi yang diberikan
bidan tentang komplikasi post penangan IUD
O:
–
KU: Baik
–
kesadaran : CM
–
TTV: normal
–
Tidak ada nyeri tekan pada perut
–
Tidak ada perdarahan, benang IUD tidak ekspulsi
|
PELAKSANAAN
TINDAKAN II
Hari/Tanggal/Jam
|
Diagnosa
Kebidanan
|
Tindakan
|
Evaluasi
|
Paraf
|
Sabtu,
10 Oktober 2015
Jam
09.10 WIB
Jam
09.15 WIB
Jam
09.20 WIB
|
Ny.S
P2A0 umur 30 tahun post pemasangan KB IUD
|
1.
Melakukan KIE post pemasangan IUD
2.
Melakukan pemeriksaan TTV
yang meliputi: KU, TD, N, RR, S
3.
Melakukan observasi yang meliputi terjadinya
perdarahan, keadaan abdomen, benang IUD
|
S:Ibu
mengerti dan menerima informasi yang diberikan bidan
O:
-
S:
-
O:
–
KU: Baik
–
Kesadaran: Composmentis
–
TD:120/80 mmHg
–
N :80x/menit
–
RR: 20x/menit
–
S:36,5 0C
S:
Ibu mengatakan masih merasa kemeng dan nyeri di
perut
O:tidak
ada perdarahan, benang IUD tidak ekspulsi,
tidak nyeri hebat perut
|
|
CATATAN
PERKEMBANGAN II
No.
|
Dx Kebidanan
|
Hari/Tgl/Jam
|
Evaluasi
|
Paraf
|
|||
S
|
O
|
A
|
P
|
||||
2.
|
Ny.S
P2A0 umur 30 tahun post pemasangan KB IUD
|
Sabtu,
10 Oktober 2015
Jam
09.25 WIB
|
–
Ibu mengerti dan menerima informasi setelah
dilakukan pemasangan IUD
–
Ibu masih
merasakan nyeri dan kemeng di perutnya
|
–
KU: Baik
–
Kesadaran: Composmentis
–
TD:120/80 mmHg
–
N :80x/menit
–
RR: 20x/menit
–
S:36,5 0C
–
tidak ada perdarahan, benang IUD tidak ekspulsi, tidak
nyeri hebat perut
|
Ny.S
P2A0 umur 30 tahun akseptor KB IUD
|
–
Beritahu dan ajarkan ibu untuk memeriksa benang
IUD
–
Anjurkan ibu untuk kunjungan berkala sesuai jadwal
atau jika ada keluhan
|
|
No comments:
Post a Comment