Nama Mahasiswa :
NIM :
Mata Kuliah : Asuhan
Kebidanan Kehamilan
Jenis Kompetensi : Asuhan
Kebidanan Kehamilan
Perasat : Pemeriksaan Fisik Dan
Leopold
Semester/Kelompok : /
A. Latar
Belakang (Alasan apa yang mendasari perasat tersebut dilakukan di tinjau dari
aspek fisiologis &patofisiologi
serta dampak jika tidak dilakukan)
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh
seluruh ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu
perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai
pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan
antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan
ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya
antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinngi
sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care
diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat
masalah dan hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan
tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih
sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit
saat inpartu.
Pemeriksaan
palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara
perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil
menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-bagian
tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu. Teori
ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold. Pemeriksaan ini sebaiknya
dilakukan setelah UK 24 minggu, ketika semua bagian janin sudah dapat diraba.
Teknik pemeriksaan ini utamanya bertujun untuk menentukan posisi dan letak
janin pada uterus, dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan ibu dan
memperkirakan berat janin.
Pemeriksaan
palpasi Leopold sulit untuk dilakukan pada ibu hamil yang gemuk (dinding perut tebal)
dan yang mengalami polihidramnion. Pemeriksaan ini juga kadang-kadang dapat
menjadi tidak nyaman bagi ibu hamil jika tidak dipastikan dalam keadaan santai
dan diposisikan secara memadai.
Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk dapat memberikan pelayanan obstetrik dan
neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil memeberikan pelayanan
sesuai dengan standart yang diterapkan.
B. Tujuan
(Menggambarkan
pencapaian dari perasat yang dilakukan secara khusus)
1.
Untuk memantau kondisi ibu dan bayi supaya proses
persalinanya berjalan lancar.
2.
Untuk mengetahui asupan gizi yang dibutuhkan oleh bayi
agar semua kebutuhan nutrisinya bisa tercukupi.
3.
Untuk mendeteksi berbagai masalah yang berkaitan
dengan masa kehamilan yang sering muncul selama masa kehamilan. Berbagai
pernyakit tersebut antara lain : Hipertensi, Diabetes, Anemia, Kehamilan
anggur, Plasenta previa, Infeksi dalam kehamilan dan berbagai masalah lainya.
C. Indikasi
( Sasaran/obyek dari tindakan)
Pemeriksaan
fisik dan Leopold ini adalah untuk semua ibu hamil.
D. Kontra
Indikasi (Sasaran/obyek yang tidak boleh
dilakukan tindakan)
Tidak
terdapat kontra indikasi pada pemeriksaan fisik dan Leopold pada ibu hamil
E. Persiapan
Alat& Bahan (
Kebutuhan yang harus disediakan sesuai
SOP)
1.
Timbangan
2.
Pengukuran tinggi badan
3.
Termometer
4.
Jam tangan
5.
Linex
6.
Metlin
7.
Stetoskop
8.
Tensimeter
9.
Refleks hammer
10. Senter
11. Selimut
12. Jangka
panggul
13. Pengukur
lila
F.
Prosedur Pelaksanaan (
Urutan sistematika dari tindakan)
Penimbangan BB
1.
Beritahu ibu untuk ditimbang
BBnya
2.
Sepatu dan sandal dilepas
3.
Barang bawaan diletakkan
4.
Jarum timbangan pada titik
nol
5.
Tentukan hasilnya
6.
Beritahu ibu BBnya, normal,
naik atau turun dari sebelunmya
Pengukur TB
7.
Beritahu ibu untuk mengukur
TBnya
8.
Sepatu dan sandal dilepas
9.
Ibu diberitahu TBnya
10.
Catat hasilnya
Pengukur LILA
11.
Beritahu ibu untuk mengukur
lengan atasnya
12.
Lengan baju kiri dibuka,
siku di lipat
13.
Pita LILA diletakan pda
puncak bahu direntangkan sampai keunjung siku tentukan bagian tengah pita
14.
Buatlah lingkaran lengan
sdibatas lengan tengah lengan
15.
Tentukan besar lingkar
lengan
16.
Beritahu hasilnya (normal /
kurang )
17.
Catat hasilnya
Pengukuran tekanan darah
18.
Beritahu ibu untuk
pemeriksaan tekanan darah
19.
Ibu dalam posisi duduk
tensimeter diletakkan setinggi jantung (bila posisi berbaring, tensimeter
diletakkan dengan lengan kanan)
20.
Lengan baju kanan
dibuka/disingsing sampai batas bahu,tidak boleh menekan lengan/longgar
21.
Mangset dipasang 3 jari
diatas lipatan siku (mangset tidak dipasang terlalu longgar/ terlalu kencang)
22.
Kedua pipa karet persis pada
kedua arteri brachialis dan tidak menutup siku
23.
Air raksa/jarum pengukur
berada pada angka 0
24.
Air raksa dipompa
perlahan-lahan sampai terdengar bunyi denyut jantung nadi teruskan pompa sampai
10 mmHg dari batas sunyi
25.
Turunkan aoir raksa
perlahan-lahan sampai terdengar bunyi pertama (systole) teruskan turunkan air
raksa sampai terdengar suara terahir (diastole)
26.
Tentukan tekanan darah ibu
27.
Catat hasilnya
28.
Beritahu ibunya
29.
Penguykuran nadi
30.
Pengukur suhu,penghitung
jumlah respirasi
31.
Pemeriksaan daerah kepala
Pemeriksaan daerah muka
32.
Beritahu ibu untuk
pemeriksaan muka
33.
Kulit muka
34.
Conjungtiva anemia/tidak
35.
Hidung ada polip/tidak
36.
Telinga ada serumen/tidak
37.
Bibir
38.
Pemeriksaan gigi
(berlubang,caries)
Pemariksaan leher
39.
Beritahu ibu untuk
pemeriksaan leher
40.
Pembesaranvena leher
41.
Pemeriksaan tyroid
(pemeriksa berada didepan ibu,kemudian perhatikan apakah terhadap pembesaran
pada leher bagian depan ketikAas kepala dalam posisi biasa dan ketika kepala
pada posisi tengadah kemudian ibu diminta unyuk menelan,tentukan kelenjar
tyroid teraba/tidak
Pemeriksaa payudara
42.
Beritahu ibu untuk
pemeriksaan payudara
Palpasi untuk melakukan benjolan
43.
Tekankan telapak tangan pada
sisi luar payudara kiri dan bergeser secara perlahan menuju keputing,rasakan
apakah ada benjolan/tidak
44.
Ulangi dari sisi bagian
dalam keadaan putting payudara kiri
45.
Lakukan hal yang sama pada
payudara kanan
Pemeriksaan putting susu
46.
Tarik keluar retak-retak
47.
Perhatikan cairan yang
keluar dariu putting susu
48.
Beritahu ibu hasilnya
Pemeriksaan daerah abdomen
49.
Beritahu ibu untuk
pemeriksaan abdomen
50.
Perabaan pada daerahj
hati,perabaan di daerah limpa
51.
Beritahu hasilnya
Pengukuran tinggi fundus dengan Mc Donald
52.
Beritahu ibu untuk
pemeriksaan tinggi fundus uteri
53.
Beritahu ibu kegunaan
pengukuran TFU
54.
Teruskan batas atas simpisis
pubis dengan ujumg jari tangan kanan
55.
Tanpa merubah posisi ujung
jari tangan kanan disimpisis pubis, letakkan titik nol ujung pita pengukuran
pada batas atas simpisis, tahan dengan ujung jari tangan kanan
56.
Tarik pita pengukur dengan
tangan sampai batas atas fundus uteri (pastikan fundus uteri tidak dalam
keadaan kontraksi)
57.
Tentukan TFU
58.
Tentukan pertumbuhan janin
59.
Beritahu ibu tentang
pertumbuhan janinnya
Melakukan periksaan Leopold I
60.
Beritahu ibu untuk
pemeriksaan letak janin
61.
Kedua kaki ditekuk
62.
Pemeriksaaan mengahadap ibu
(berdiri dibagian kanan ranjang)
63.
Letakkan kedua telapak
tangan pada kedua sisi fundus uteri
64.
Tentukan TFU
65.
Tentukan bagian janin yang
ada didalam fundus
Melakukan pemeriksaan Leopold II
66.
Kedua telapak tangan meraba
sisi rahim
67.
Rahim didorong kesatu sisi
sambil merabah bagian janin yang brada di sisi tersebut
68.
Lakukan kesisi lain
69.
Tentukan letak punggung
janin
Melakukan pemeriksaan Leopold III
70.
Tangan kanan diletakkan
diatas simpisis dengan ibu jari sebelah kanan ibu jari dan empat jari disebelah
kiri sambil menggoyang bagian bawah janin kekiri dan kekanan
71.
Tentukan letak bagian bawah
janin
Melakukan pemeriksaan Leopold IV
72.
Kedua kaki diliruskan
73.
Pemeriksa membelakangi ibu
74.
Kedua telapak tangan meraba
bagian janin yang terletak disebelah bawah dan seberapa jauh bagian tersebut
masuk kedalam PAP
75.
Perkirakan apakah ada
disporposi kepala janin dengan panggul
76.
Beritahu hasilnya
Memeriksa denyut jantung janin
77.
Beritahu ibu untuk
pemeriksaan DJJ
78.
Posisi pemeriksa menghadap
kekepala ibu
79.
Monoskope diletakkan tegak
lurus paa dinding perut dibagian punggung janin sambil meraba denyut nadi ibu
sambil meraba pergelangan tangan
80.
Bedakan DJJ dengan denyut
nadi ibu
81.
Hitung DJJ (selama 5 detik
sebanyak 3X) atau selama 15 detik dikalikan 4
Pemeriksaan genetalia
82.
Menyakan tanda-tanda PMS,
HIV/AIDS
83.
Melakukan pemeriksaan
genetalia (atas indikasi)
Memeriksa
oedema pada kaki
84.
Beritahu ibu untuk
pemeriksaan oedema kaki
85.
Ibu jari menekan tulang
kering tungkai ibu sesaat
86.
Tentukan apakah ada oedema
atau tidak
87.
Beritahu hasilnya
Pemeriksaan reflex patella
88.
Beritahu ibu tentang proses
dan maksud pemeriksaan
89.
Ibu dianjurkan duduk dengan
kaki tergantung dan santai
90.
Alihkan perhatian ibu agar
tidak berkonsentrasi pada lutut
91.
Ketok bawah lutut pada
bagian tendon dibawah tempurung lutut dengan refleks hammer
92.
Tentukan reflex positif /
negative atau kuat dan cepat
93.
Beritahu hasilnya
94.
Pemeriksaaan panggul (atas
indikasi)
G. Kesimpulan,
Saran&Advice (Evaluasi hasil pengetahuan,
sikap, tindakan serta prosedur tindakan praktikan) *Diisi oleh dosen setelah
Pre&Post Test
H. Daftar
Pustaka (Semua sumber bacaan yang
digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan)* Minimal 2
3. Buku
Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan, AKBID Bakti Utama Pati 2015
No comments:
Post a Comment