Nama Mahasiswa :
Nim :
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan
Jenis Kompetensi : Pemeriksaan Penunjang
Perasat : Pemeriksaan Protein Urine
Semester/Kelompok :
/
A.
Latar
Belakang (Alasan apa yang mendasari perasat tersebut
dilakukan di tinjau dari aspek
fisiologis &patofisiologi serta dampak jika tidak dilakukan)
Protein
adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N. Protein sangat
penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk memnbangun struktur
tubuh. Selain itu protein juga bisa digunakan sebagai sumber energi bila
terjadi defisiensi energi dari karbohidrat dan/atau lemak. Sifat-sifat protein
beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air,
beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya. Tingginya kadar protein dalam
urine bisa dijadikan sebagai indikasi dari bberapa gangguan kesehatan yang
serius seperti gangguan pada ginjal. Keberadaan protein dalam
urin dapat menunjukkan seseorang mengalami luka pada ginjal atau tidak. Apabila
ginjal berfungsi dengan normal maka tidak akan terdapat protein dalam urin
seseorang.
Tingginya
kadar protein dalam urin ibu hamil dapat mengidentifikasikan terjadinya
preeklamsi. Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda – tanda hipertensi, oedema
dan proteinuriayang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada
trimester ke dua kehamilan. Pemeriksaan protein urin dibutuhkan oleh ibu hamil
bila dicurigai mengalami preeklamsi ringat atau berat, dari hasil pemeriksaan
ini kita dapat memberikan asuhan kepada ibu hamil yang ditunjukan untuk
mencegah timbulnya masalah potensial yaitu terjadinya eklamsi.
Penetapan
protein dalam urin biasanya dinyatakan berdasarkan timbulnya kekeruhan pada
urin. Karena padat atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah
protein yang ada,maka menggunakan urin yang jernih menjadi syarat yang penting.
Kandungan urin tergantung keadaan kesehatan dan makanan sehari – hari yang
dikonsumsi oleh masing – masing individu.
Salah
satu cara yang digunakan untuk elakukan tes ini adalah melalui pemanasan dengan
asam asetat. Protein yang dipanaskan akan membentuk presipitat yang terlihat
berupa kekeruhan. Pemeberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau
mendekati titik isoeletrik protein. Kekeruhan yang ringan akan sangat sukar
untuk dilihat, maka harus menggunakan tabung bersih dan bagus. Jika tabung yang
akan digunakan sudah tergores, maka tabung tersebut harus diganti. Pada
pemberian asam asetat yang sangat berlebihan akan mengakibatkan hasil negatif/
negatif palsu pada pemeriksaan tersebut.
B.
Tujuan
(Menggambarkan
pencapaian dari perasat yang dilakukan secara khusus)
a.
Untuk mengetahui kadar protein dalam
urin dan juga untuk mengetahui apakah pasien mengalami pre eklamsi dan eklamsi.
b.
Untuk
mengetahui kelainan ginjal dan salurannya.
c.
Untuk
mengetahui kelainan - kelainan diberbagai
organ
tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal,uterus,dll.
C.
Indikasi
(
Sasaran/obyek dari tindakan)
a. Ibu
hamil dengan gejala preeklamsi / eklamsi
b. Pasien
yang mempunyai penyakit ginja
D.
Kontra
Indikasi (Sasaran/obyek
yang tidak boleh dilakukan tindakan)
Tidak ada kontra indikasi
E.
Persiapan
Alat& Bahan ( Kebutuhan
yang harus disediakan sesuai SOP)
- Botol
atau bengkok tempat urine.
- Hand
scoon.
- Urine
segar.
- Lampu
spirtus.
- Tabung
reaksi 2 buah.
- Pipet.
- Spuit.
- Asam
asetat 6%
- Korek
api.
- Corong.
- Rak
tabung reaksi
- Baki
dan pengalasnya.
- Tutup
baki.
- Penjepit
tabung.
F.
Prosedur
Pelaksanaan (
Urutan sistematika dari tindakan)
a.
Menyambut
ibu dan keluarga dengan sopan,ramah dan memperkenalkan diri.
b.
Mepersilahkan
duduk.
c.
Menjelaskan
prosedur yang akan dilakukan.
d.
Menjaga
privasi pasien dengan menutup tirai atau sampiran.
e.
Mempersiapkan
alat dan mendekatkan alat.
f.
Melakukan
cuci tangan dengan tehnik 7 langkah.
g.
Menganjurkan
ibu untuk berkemih terlebih dahulu lalu ditempatkan kedalam wadah yang telah
disediakan.
h.
Mengisi
2 tabung reaksi dengan urine 2 sampai 5 cc
i.
Memanaskan
urine pada tabung 1 hingga mendidih diatas lampu spiritus berjarak 3-4 cm atau Membentuk
sudut 45 derajat dari ujung lampu spiritus hingga mendidih.
j.
Setelah
mendidih angkat tabung 1 dan bandingkan
dengan tabung 2.
k.
Kalau
urine keruh tambahkan 3-5 tetes asam asetat 6%.
l.
Panaskan
kembali tabung 1 hingga mendidih.
m.
Angkat
dan baca hasilnya.
n.
Bila
keruh berarti positif.
1) Positif 1 (+) kekeruhan
ringan tanpa butir-butir (0,01-0,05%).
2) Positif 2 (++) kekeruhan
mudah dilihat & nampak butir-butir dalam kekeruhan tersebut(0,05-0,2%)
3) Positif 3 (+++) urine
jelas keruh dan kekeruhan berkeping-keping (0,2-0,5%).
4) Positif 4 urine(++++) sangat
keruh dan bergumpal/memadat (>0,5%).
o.
Memberitahu
hasil pemeriksaan pada pasien.
p.
Membereskan
alat.
q.
Mencuci
tangan.
r.
Mendokumentasikan
tindakan yang telah dilakukan.
G.
Kesimpulan,
Saran&Advice (Evaluasi
hasil pengetahuan, sikap, tindakan serta prosedur tindakan praktikan) *Diisi
oleh dosen setelah Pre&Post Test
H.
Daftar
Pustaka (Semua
sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan)* Minimal 2
1.
Kusmiyati Yuni, (2010). Penuntun
Praktikum Asuhan Kehamilan,Yogyakarta: Fitramaya
2.
http://imadanalis.blogspot.com/2014/01/pembahasan-hemoglobin-protein-urine-reduksi-urine-pada-ibu-hamil.html (29/05/2015) 19.23 WIB
No comments:
Post a Comment