truth


counters

nama

Wednesday 11 November 2015

contoh LP protein urine

Nama Mahasiswa        :
Nim                             :
Mata Kuliah                : Asuhan Kebidanan Kehamilan
Jenis Kompetensi                    : Pemeriksaan Penunjang
Perasat                         : Pemeriksaan Protein Urine
Semester/Kelompok    :        /

A.    Latar Belakang  (Alasan apa yang mendasari perasat tersebut dilakukan di tinjau dari aspek  fisiologis &patofisiologi serta dampak jika tidak dilakukan)
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N. Protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk memnbangun struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari karbohidrat dan/atau lemak. Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya. Tingginya kadar protein dalam urine bisa dijadikan sebagai indikasi dari bberapa gangguan kesehatan yang serius seperti gangguan pada ginjal. Keberadaan protein dalam urin dapat menunjukkan seseorang mengalami luka pada ginjal atau tidak. Apabila ginjal berfungsi dengan normal maka tidak akan terdapat protein dalam urin seseorang.
Tingginya kadar protein dalam urin ibu hamil dapat mengidentifikasikan terjadinya preeklamsi. Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda – tanda hipertensi, oedema dan proteinuriayang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada trimester ke dua kehamilan. Pemeriksaan protein urin dibutuhkan oleh ibu hamil bila dicurigai mengalami preeklamsi ringat atau berat, dari hasil pemeriksaan ini kita dapat memberikan asuhan kepada ibu hamil yang ditunjukan untuk mencegah timbulnya masalah potensial yaitu terjadinya eklamsi.
Penetapan protein dalam urin biasanya dinyatakan berdasarkan timbulnya kekeruhan pada urin. Karena padat atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada,maka menggunakan urin yang jernih menjadi syarat yang penting. Kandungan urin tergantung keadaan kesehatan dan makanan sehari – hari yang dikonsumsi oleh masing – masing individu.
Salah satu cara yang digunakan untuk elakukan tes ini adalah melalui pemanasan dengan asam asetat. Protein yang dipanaskan akan membentuk presipitat yang terlihat berupa kekeruhan. Pemeberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik isoeletrik protein. Kekeruhan yang ringan akan sangat sukar untuk dilihat, maka harus menggunakan tabung bersih dan bagus. Jika tabung yang akan digunakan sudah tergores, maka tabung tersebut harus diganti. Pada pemberian asam asetat yang sangat berlebihan akan mengakibatkan hasil negatif/ negatif palsu pada pemeriksaan tersebut.

B.     Tujuan (Menggambarkan pencapaian dari perasat yang dilakukan secara khusus)
a.       Untuk mengetahui kadar protein dalam urin dan juga untuk mengetahui apakah pasien mengalami pre eklamsi dan eklamsi.
b.      Untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya.
c.       Untuk mengetahui kelainan - kelainan diberbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal,uterus,dll.

C.    Indikasi ( Sasaran/obyek dari tindakan)
a.       Ibu hamil dengan gejala preeklamsi / eklamsi
b.      Pasien yang mempunyai penyakit ginja

D.    Kontra Indikasi (Sasaran/obyek yang tidak boleh dilakukan tindakan)
Tidak ada kontra indikasi
E.     Persiapan Alat& Bahan ( Kebutuhan yang harus disediakan sesuai SOP)
  1. Botol atau bengkok tempat urine.
  2. Hand scoon.
  3. Urine segar.
  4. Lampu spirtus.
  5. Tabung reaksi 2 buah.
  6. Pipet.
  7. Spuit.
  8. Asam asetat 6%
  9. Korek api.
  10. Corong.
  11. Rak tabung reaksi
  12. Baki dan pengalasnya.
  13. Tutup baki.
  14. Penjepit tabung.

F.     Prosedur Pelaksanaan ( Urutan sistematika dari tindakan)
a.       Menyambut ibu dan keluarga dengan sopan,ramah dan memperkenalkan diri.
b.      Mepersilahkan duduk.
c.       Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
d.      Menjaga privasi pasien dengan menutup tirai atau sampiran.
e.       Mempersiapkan alat dan mendekatkan alat.
f.       Melakukan cuci tangan dengan tehnik 7 langkah.
g.      Menganjurkan ibu untuk berkemih terlebih dahulu lalu ditempatkan kedalam wadah yang telah disediakan.
h.      Mengisi 2 tabung reaksi dengan urine 2 sampai 5 cc
i.        Memanaskan urine pada tabung 1 hingga mendidih diatas lampu spiritus berjarak 3-4 cm atau Membentuk sudut 45 derajat  dari ujung lampu spiritus hingga mendidih.
j.        Setelah mendidih  angkat tabung 1 dan bandingkan dengan tabung 2.
k.      Kalau urine keruh tambahkan 3-5 tetes asam asetat 6%.
l.        Panaskan kembali tabung 1 hingga mendidih.
m.    Angkat dan baca hasilnya.
n.      Bila keruh berarti positif.
1)      Positif 1 (+) kekeruhan ringan tanpa butir-butir (0,01-0,05%).
2)      Positif 2 (++) kekeruhan mudah dilihat & nampak butir-butir dalam kekeruhan tersebut(0,05-0,2%)
3)      Positif 3 (+++) urine jelas keruh dan kekeruhan berkeping-keping (0,2-0,5%).
4)      Positif 4 urine(++++) sangat keruh dan bergumpal/memadat (>0,5%).
o.      Memberitahu hasil pemeriksaan pada pasien.
p.      Membereskan alat.
q.      Mencuci tangan.
r.        Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

G.    Kesimpulan, Saran&Advice (Evaluasi hasil pengetahuan, sikap, tindakan serta prosedur tindakan praktikan) *Diisi oleh dosen setelah Pre&Post Test













H.    Daftar Pustaka (Semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan)* Minimal 2

1.      Kusmiyati Yuni, (2010). Penuntun Praktikum Asuhan Kehamilan,Yogyakarta: Fitramaya














No comments:

Post a Comment