truth


counters

nama

Tuesday 11 November 2014

ALERGI PADA ANAK by yani





A.    Definisi
Alergi merupakan suatu kegagalan sistem pertahanan tubuh manusia dimana sistem kekebalan tubuh manusia menjadi hipersensitif yang artinya tubuh manusia dapat bereaksi secara berlebihan jika bersentuhan dengan bahan-bahan ataupun lingkungan yang bersentuhan dengan kulitnya atau yang terasa pada tubuhnya.  Alergi adalah kepekaan tubuh terhadap zat-zat alergen ( pemicu alergi ), yang reaksinya berbeda beda bagi setiap individu.

B.     Penyebab
Banyak hal yang dapat menimbulkan reaksi alergi dari tubuh, diantaranya adalah makanan, debu, hewan, bahan kimia, sampai udara dingin di lingkungan sekitar dapat menimbulkan gejala alergi. Gejala yang ditimbulkan setelah bahan tersebut memasuki tubuh antara lain bengkak dan gatal pada bibir atau mukosa mulut, pilek, bersin, pusing, mual, muntah, reaksi kecemasan, sesak nafas yang berat sampai pada reaksi kulit alergi menyeluruh yang sangat berat.

C.    Tanda dan gejala
Penyakit alergi merupakan penyakit yang dapat disebabkan adanya reaksi fisiologis yang menyimpang, sebagai akibat reaksi antigen dan antibody, sehingga pada penderita dapat timbul tanda seperti sering bersin, pilek, tersumbat, rasa gatal, mukosa basah, bengkak, gatal,, dan lain-lain. Berikut ini gejala umum dari alergi pada anak:
ORGAN/SISTEM TUBUH
GEJALA DAN TANDA
Sistem Pernapasan
Batuk, pilek, bersin, mimisan, hidung buntu, sesak, sering menggerak-gerakkan /mengusap-usap hidung
Sistem Pencernaan

Nyeri perut, sering buang air besar (>3 kali/perhari), gangguan  buang air besar (kotoran keras, berak, tidak setiap hari, berak di celana, berak berwarna hitam atau hijau, berak ngeden), kembung, muntah, sulit berak, sering flatus, sariawan, mulut berbau
Telinga Hidung Tenggorok
Hidung : Hidung buntu, bersin, hidung gatal, pilek.  
Tenggorokan : tenggorokan nyeri/kering/gatal,  palatum gatal, suara parau/serak, batuk pendek (berdehem).
Telinga : terdengar suara lebih keras, akumulasi cairan di telinga tengah, pusing, gangguan keseimbangan.telinga terasa penuh/ bergemuruh/berdenging, telinga bagian dalam gatal, nyeri telinga dengan gendang telinga kemerahan atau normal, gangguan pendengaran hilang timbul.
Sistem Pembuluh  Darah dan jantung
Palpitasi, flushing (muka ke merahan), nyeri dada, colaps, pingsan, tekanan darah rendah,
Kulit
Sering gatal, dermatitis, urticaria, bengkak di bibir, lebam biru kehitaman, bekas hitam seperti digigit nyamuk,  berkeringat berlebihan.
Sistem Saluran Kemih dan kelamin
Nyeri, sering kencing, nyeri kencing, bed wetting (ngompol); tidak mampu mengintrol kandung kemih; mengeluarkan cairan di vagina; gatal, bengkak atau nyeri pada alat kelamin. Sering timbul infeksi saluran kencing
Sistem Susunan Saraf Pusat
NEUROANATOMIS : Sering sakit kepala, migrain, kejang gangguan tidur.
Gangguan perilaku : emosi berlebihan, agresif, overaktif, gangguan belajar, gangguan konsentrasi, gangguan koordinasi.
Jaringan otot dan tulang
Nyeri tulang, nyeri otot, bengkak di leher
Mata
Mata berair, mata gatal, sering belekan, bintil pada mata, allergic shiner (kulit di bawah mata tampak ke hitaman).

D.    Patofisiologi
      Alergi merupakan suatu reaksi daya tahan tubuh yang berlebihan sehingga menimbulkan gejala alergi. Alergi muncul sebagai reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap paparan zat tertentu yang disebut alergen, seperti debu rumah, tungau, bulu binatang, serbuk sari, atau makanan dengan kandungan protein tertentu seperti telur, susu, ikan laut, dan lain-lain.
      Alergi  termasuk gangguan  yang menjadi permasalahan kesehatan penting  pada usia anak. Gangguan ini ternyata dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi. Belakangan terungkap bahwa alergi menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya, karena alergi dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita termasuk gangguan fungsi otak. Gangguan fungsi otak itulah maka timbul gangguan perkembangan dan perilaku pada anak seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, keterlambatan bicara, gangguan konsentrasi hingga memperberat gejala penderita Autism dan ADHD.
Mekanisme pertahanan tubuh baik humoral maupun selular tergantung pada aktivitas sel B dan sel T. Aktivasi berlebihan oleh antigen atau gangguan mekanisme ini akan menimbulkan suatu keadaan imunopatologik yang disebut reaksi hipersensitifitas. Mekanisme imun yang mendasari terjadinya alergi adalah mekanisme yang diperankan oleh IgE. Seratus tahun yang lalu Paul Erlich mengemukakan sel mast dan basofil, dimana sel-sel ini mempunyai peran penting pada reaksi reaksi hipersensivitas. Melalui mediator yang dikandungnya yaitu histamine dan zat peradang lainnya.
Paparan awal alergen akan dikenali oleh sel penyaji antigen (APC) untuk selanjutnya mengekspresikan pada sel limfosit T secara langsung atau melalui sitokin. Pada fase akut, sel T helper (Th 2) memproduksi macam-macam sitokinin seperti IL-4 dan IL-3. Sitokinin ini menginduksi antibody switching pembentukan IgE dan ekspresi molekul adhesi endotel sehingga terjadi reaksi hipersensitifitas. Sel limfosit T tersensitisasi akan merangsang sel limfosit B menghasilkan antibody. Alergen yang utuh diserap oleh usus dan mencapai pembentuk antibody di dalam mukosa usus dan akan membentuk immunoglobulin tipe IgG, IgM, IgA, dan IgE. Pada anak atopi, IgE dibentuk secara berlebihan.

E.     Pencegahan
Ada beberapa upaya pencegahan  yang perlu diperhatikan supaya anak terhindar dari keluhan alergi yang lebih berat dan berkepanjangan dikemudian hari :
1.      Hindari paparan debu di lingkungan seperti pemakaian karpet, korden tebal, kasur kapuk, tumpukan baju atau buku. Hindari pencetus binatang (bulu binatang piaraan kucing dsb, kecoak, tungau pada kasur kapuk).
2.      Pada anak atopi, tunda pemberian makanan yang bisa menyebabkan alergi, seperti ayam di atas 1 tahun, telor, kacang tanah di atas usia 2 tahun dan ikan laut di atas usia 3 tahun.
3.      Bila membeli makanan dibiasakan untuk mengetahui komposisi makanan atau membaca label komposisi di produk makanan tersebut.
4.      Bila timbul gejala alergi, identifikasi pencetusnya dan hindari.

F.     Penatalaksanaan
1.      Hindari faktor yang menyebabkan alergi, seperti hindari debu rumah atau hewan, makanan yang menyebabkan alergi, bahkan obat-obatan.
2.      Lakukan pemberian obat-obatan, seperti adneralin 0,01 mg/kg BB maksimal 0,3 mg/dosis, atau obati gejala penyakit dengan efedrin, terbutalin, antihistamin, seperti CTM, difenhidramin. Antitusif, seperti dekstrimetrofan. Kortikosteroid, sepertiprednosin dan pemberian cairan, sepertidextrose 5% dalam 0,25% NaCl atau dextrose 5% dalam 0,45% NaCl.

G.    Tes Alergi
     Tes alergi dapat membantu menentukan penyebab alergi. Tetapi tes ini baru dapat digunakan bila telah dilakukan wawancara yang teliti mengenai timbulnya alergi pada anak. Berikut beberapa jenis tes untuk mengetahui alergi:
1.   Tes tusuk kulit (Skin Prick Test)
Tes ini untuk memeriksa alergi terhadap alergen yang dihirup (debu, tungau, serbuk bunga) dan alergen makanan (susu, udang, kepiting),
2.   Tes tempel (Patch Test)
Tes ini berguna untuk mengetahui alergi yang disebabkan kontak terhadap bahan kimia, misalnya pada kasus penyakit dermatitis atau eksim.
3.      Tes RAST (Radio Allergo Sorbent Test)
Tes ini untuk mengetahui alergi terhadap alergen hirup dan alergen makanan.
4.      Tes kulit intrakutan
Tes ini untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan.
5.      Tes provokasi dan eliminasi makanan
Tes ini untuk mengetahui alergi terhadap makanan tertentu.
6.      Tes provokasi obat
Tes ini berguna untuk mengetahui alergi terhadap obat yang diminum.  


DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

http://allergycliniconline.com/2012/03/09/tanda-dan-gejala-alergi-dan-hipersensitifitas-pada-bayi/


No comments:

Post a Comment