A.
Definisi
Alergi merupakan suatu kegagalan
sistem pertahanan tubuh manusia dimana sistem kekebalan tubuh manusia menjadi
hipersensitif yang artinya tubuh manusia dapat bereaksi secara berlebihan jika bersentuhan
dengan bahan-bahan ataupun lingkungan yang bersentuhan dengan kulitnya atau yang
terasa pada tubuhnya. Alergi adalah kepekaan
tubuh terhadap zat-zat alergen ( pemicu alergi ), yang reaksinya berbeda beda
bagi setiap individu.
B.
Penyebab
Banyak hal yang dapat menimbulkan
reaksi alergi dari tubuh, diantaranya adalah makanan, debu, hewan, bahan kimia, sampai udara
dingin di lingkungan sekitar dapat menimbulkan gejala alergi. Gejala yang
ditimbulkan setelah bahan tersebut memasuki tubuh antara lain bengkak dan gatal
pada bibir atau mukosa mulut, pilek, bersin, pusing, mual, muntah, reaksi
kecemasan, sesak nafas yang berat sampai pada reaksi kulit alergi menyeluruh
yang sangat berat.
C.
Tanda
dan gejala
Penyakit
alergi merupakan penyakit yang dapat disebabkan adanya reaksi fisiologis yang
menyimpang, sebagai akibat reaksi antigen dan antibody, sehingga pada penderita
dapat timbul tanda seperti sering bersin, pilek, tersumbat, rasa gatal, mukosa
basah, bengkak, gatal,, dan lain-lain.
Berikut ini gejala umum dari alergi pada anak:
ORGAN/SISTEM
TUBUH
|
GEJALA DAN TANDA
|
Sistem
Pernapasan
|
Batuk, pilek, bersin, mimisan, hidung buntu, sesak,
sering menggerak-gerakkan /mengusap-usap hidung
|
Sistem
Pencernaan
|
Nyeri perut, sering buang air besar (>3 kali/perhari),
gangguan buang air besar (kotoran keras, berak, tidak setiap hari,
berak di celana, berak berwarna hitam atau hijau, berak ngeden), kembung,
muntah, sulit berak, sering flatus,
sariawan, mulut berbau
|
Telinga Hidung
Tenggorok
|
Hidung : Hidung buntu, bersin, hidung gatal, pilek.
Tenggorokan :
tenggorokan nyeri/kering/gatal, palatum gatal, suara parau/serak, batuk pendek (berdehem).
Telinga : terdengar suara lebih keras, akumulasi cairan di
telinga tengah, pusing, gangguan keseimbangan.telinga terasa penuh/
bergemuruh/berdenging, telinga bagian dalam gatal, nyeri telinga dengan
gendang telinga kemerahan atau normal, gangguan pendengaran hilang timbul.
|
Sistem
Pembuluh Darah dan jantung
|
Palpitasi, flushing (muka ke merahan), nyeri dada,
colaps, pingsan, tekanan darah rendah,
|
Kulit
|
Sering gatal, dermatitis, urticaria, bengkak di bibir,
lebam biru kehitaman, bekas hitam seperti digigit nyamuk, berkeringat
berlebihan.
|
Sistem Saluran
Kemih dan kelamin
|
Nyeri, sering kencing, nyeri kencing, bed wetting (ngompol); tidak mampu mengintrol kandung kemih;
mengeluarkan cairan di vagina; gatal, bengkak atau nyeri pada alat kelamin.
Sering timbul infeksi saluran kencing
|
Sistem Susunan
Saraf Pusat
|
NEUROANATOMIS : Sering sakit kepala, migrain, kejang gangguan tidur.
Gangguan perilaku : emosi berlebihan, agresif,
overaktif, gangguan belajar, gangguan konsentrasi, gangguan koordinasi.
|
Jaringan otot
dan tulang
|
Nyeri tulang, nyeri otot, bengkak di leher
|
Mata
|
Mata berair, mata gatal, sering belekan, bintil pada
mata, allergic shiner (kulit di bawah mata tampak ke hitaman).
|
D.
Patofisiologi
Alergi merupakan suatu reaksi daya
tahan tubuh yang berlebihan sehingga menimbulkan gejala alergi. Alergi muncul
sebagai reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap paparan zat tertentu yang
disebut alergen, seperti debu rumah, tungau, bulu binatang, serbuk sari, atau
makanan dengan kandungan protein tertentu seperti telur, susu, ikan laut, dan
lain-lain.
Alergi termasuk gangguan yang menjadi permasalahan kesehatan
penting pada usia anak. Gangguan ini
ternyata dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali. Mulai dari ujung rambut
sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa
terjadi. Belakangan terungkap bahwa alergi menimbulkan komplikasi yang cukup
berbahaya, karena alergi dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita
termasuk gangguan fungsi otak. Gangguan fungsi otak itulah maka timbul gangguan
perkembangan dan perilaku pada anak seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi,
keterlambatan bicara, gangguan konsentrasi hingga memperberat gejala penderita
Autism dan ADHD.
Mekanisme
pertahanan tubuh baik humoral maupun selular tergantung pada aktivitas sel B
dan sel T. Aktivasi berlebihan oleh antigen atau gangguan mekanisme ini akan
menimbulkan suatu keadaan imunopatologik yang disebut reaksi hipersensitifitas.
Mekanisme imun yang mendasari terjadinya alergi adalah mekanisme yang diperankan oleh IgE. Seratus
tahun yang lalu Paul Erlich mengemukakan sel mast dan basofil, dimana sel-sel
ini mempunyai peran penting pada reaksi reaksi hipersensivitas. Melalui mediator yang
dikandungnya yaitu histamine dan zat peradang lainnya.
Paparan
awal alergen akan dikenali oleh sel penyaji antigen (APC) untuk selanjutnya
mengekspresikan pada sel limfosit T secara langsung atau melalui sitokin.
Pada fase akut, sel T helper (Th 2) memproduksi macam-macam sitokinin seperti
IL-4 dan IL-3. Sitokinin ini menginduksi antibody switching pembentukan IgE dan
ekspresi molekul adhesi endotel sehingga terjadi reaksi hipersensitifitas. Sel
limfosit T tersensitisasi akan merangsang sel limfosit B menghasilkan antibody.
Alergen yang utuh diserap oleh usus dan mencapai pembentuk antibody di dalam
mukosa usus dan akan membentuk immunoglobulin tipe IgG, IgM, IgA, dan IgE. Pada
anak atopi, IgE dibentuk secara berlebihan.
E.
Pencegahan
Ada
beberapa upaya pencegahan yang perlu
diperhatikan supaya anak terhindar dari keluhan alergi yang lebih berat dan
berkepanjangan dikemudian hari :
1. Hindari
paparan debu di lingkungan seperti pemakaian karpet, korden tebal, kasur kapuk,
tumpukan baju atau buku. Hindari pencetus binatang (bulu binatang piaraan
kucing dsb, kecoak, tungau pada kasur kapuk).
2. Pada anak atopi, tunda
pemberian makanan yang bisa menyebabkan alergi, seperti ayam
di atas 1 tahun, telor, kacang tanah di atas usia 2 tahun dan ikan laut di atas
usia 3 tahun.
3. Bila
membeli makanan dibiasakan untuk mengetahui komposisi makanan atau membaca
label komposisi di produk makanan tersebut.
4. Bila
timbul gejala alergi, identifikasi pencetusnya dan hindari.
F.
Penatalaksanaan
1. Hindari
faktor yang menyebabkan alergi, seperti hindari debu rumah atau hewan, makanan
yang menyebabkan alergi, bahkan obat-obatan.
2. Lakukan
pemberian obat-obatan, seperti adneralin 0,01 mg/kg BB maksimal 0,3 mg/dosis,
atau obati gejala penyakit dengan efedrin, terbutalin, antihistamin, seperti
CTM, difenhidramin. Antitusif, seperti dekstrimetrofan. Kortikosteroid,
sepertiprednosin dan pemberian cairan, sepertidextrose 5% dalam 0,25% NaCl atau
dextrose 5% dalam 0,45% NaCl.
G. Tes Alergi
Tes
alergi dapat membantu menentukan penyebab alergi. Tetapi tes ini baru dapat
digunakan bila telah dilakukan wawancara yang teliti mengenai timbulnya alergi
pada anak. Berikut beberapa jenis tes untuk mengetahui alergi:
1. Tes tusuk
kulit (Skin Prick Test)
Tes ini untuk memeriksa alergi terhadap alergen
yang dihirup (debu, tungau, serbuk bunga) dan alergen makanan (susu, udang,
kepiting),
2. Tes tempel
(Patch Test)
Tes ini berguna untuk mengetahui alergi yang disebabkan
kontak terhadap bahan kimia, misalnya pada kasus penyakit dermatitis atau
eksim.
3. Tes RAST
(Radio Allergo Sorbent Test)
Tes ini untuk
mengetahui alergi terhadap alergen hirup dan alergen makanan.
4. Tes kulit
intrakutan
Tes ini untuk
mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan.
5. Tes
provokasi dan eliminasi makanan
Tes ini untuk mengetahui
alergi terhadap makanan tertentu.
6. Tes
provokasi obat
Tes ini
berguna untuk mengetahui
alergi terhadap obat yang diminum.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul
Hidayat, A. Aziz. 2008. Ilmu Kesehatan
Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
No comments:
Post a Comment