1.
Flek
paru-paru (Tuberkulose)
TBC atau
tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh basil tahan asam (BTA)
yangbernama Tuberculosis mycobacterium. Infeksi primer terjadi pada individu
yang sebelumnyabelum mempunyai kekebalan terhadap TBC.Basil ini terhisap
melalui saluran pernafasan sampai ke paru-paru dan bisa menyebar ke
seluruhtubuh melalui aliran darah.Gejala klinis yang sering ditemui adalah batuk
yang tidak spesifik tetapi progresif, anak jugabiasanya kurus atau berat badan
menurun, kurang nafsu makan, rewel, demam dan jugaberkeringat pada malam
hari.Penyakit ini sering terjadi di indonesia yang mempunyai banyak resiko
faktor terjadinya penularan,misalnya pemukiman yang sangat padat, sanitasi dan
hygiene yang kurang bagus, faktor giziyang tidak cukup (diperparah dengan
kenaikan barang-barang akibat kenaikan BBM).Vaksinasi BCG, masih tetap efektif,
terutama untuk daerah yang endemis seperti Indonesia.Jumlah penderita TBC di
Indonesia terbesar ketiga di dunia, setelah Cina dan India. Selain
itu,berjangkitnya TBC pada anak bukan semata-mata karena vaksinnya lemah,bisa
juga tergantungdaya tahan tubuh anaknya, jumlah kuman, dan lingkungannya.. Bila
daya tahan kuat, risikonya kecil untuk menderita TBC. Untuk menunjang daya
tahan itu,vaksinasi tetap penting. Dan tentu asupan nutrisi yang
bergizi.Indonesia masih menggunakanBCG lantaran sejauh ini belum ada vaksin
anti-TBC baru yang bisa menggantikannya. Risetmengenai vaksin masih terus
berlangsung hingga saat ini
2.
Diare
DIARE pada bayi
dan anak merupakan penyakit utama di Indonesia. Diare diartikan sebagaibuang
air besar tidak normal atau bentuk tinja encer dengan frekuensi lebih banyak
dari biasanya.Penyebab diare ada beberapa faktor, yaitu: (1) Infeksi. Infeksi
virus atau infeksi bakteri padasaluran pencernaan merupakan penyebab diare pada
anak. (2) Malabsorpsi. Gangguan absorpsibiasanya terhadap zat-zat gizi yaitu
karbohidrat (umumnya laktosa), lemak dan protein. (3)Makanan.Makanan basi,
beracun, atau alergi terhadap makanan tertentu. (4) Faktor psikologis.Rasa
takut, cemas (umumnya jarang terjadi pada anak).Akibat diare (mencret), anak
akan kehilangan banyak air dan elektrolit (dehidrasi) yangmenyebabkan tubuh
kekurangan cairan, gangguan gizi sebab masukkan makanan kurangsedang
pengeluaran bertambah, dan hipoglikemia yaitu kadar gula darah turun di bawah
normal.Pengaturan makanannya secara umum adalah: (1) Cairan harus cukup untuk
mengganti cairanyang hilang, baik melalui muntah maupun diare. Setiap kali
buang air besar beri minum satugelas larutan oralit atau larutan gula garam.
(2) Berikan makanan yang rendah serat, cukupenergi, protein, vitamin dan
mineral. (3) Suhu makanan dan minuman lebih baik dalam keadaanhangat, tidak
panas atau terlalu dingin. (4) Bentuk makanan lunak.
3.
Demam
Demam biasanya
terjadi akibat tubuh terpapar infeksi mikroorganisme (virus,bakteri,
parasit).Demam juga bisa disebabkan oleh faktor non infeksi seperti kompleks
imun, atau inflamasi(peradangan) lainnya. Ketika virus atau bakteri masuk ke
dalam tubuh, berbagai jenis sel darahputih atau leukosit melepaskan zat
penyebab demam (pirogen endogen) yang selanjutnyamemicu produksi prostaglandin
E2 di hipotalamus anterior, yang kemudian meningkatkan nilai-ambang temperatur
dan terjadilah demam.Selama demam, hipotalamus cermat mengendalikankenaikan
suhu sehingga suhu tubuh jarang sekali melebihi 41 derajat selsius.Dampak
NegatifPertama, kemungkinan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh).Ketika
mengalami demam, terjadipeningkatan penguapan cairan tubuh sehingga anak bisa
kekurangan cairan.Kedua, kekurangan oksigen. Saat demam, anak dengan penyakit
paru-paru atau penyakit jantung-pembuluh darah bisa mengalami kekurangan
oksigen sehingga penyakit paru-paru ataukelainan jantungnya semakin
berat.Ketiga, demam di atas 42 derajat selsius bisa menyebabkan kerusakan
neurologis (saraf),meskipun sangat jarang terjadi. Terakhir, anak di bawah usia
5 tahun (balita), terutama padaumur di antara 6 bulan dan 3 tahun, berada dalam
risiko kejang demam (febrileconvulsions),khususnya pada temperatur rektal di
atas 40 derajat selsius.Demam seringkali disertai dengan gejala lain seperti
sakit kepala, nafsu makan menurun(anoreksia), lemas, dan nyeri otot. Sebagian besar
di antaranya berhubungan dengan zatpenyebab demam tadi.
4.
Kejang
demam
Kejang demam
adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu (suhu rektal lebih
dari380C) yang disebabkan oleh suatu prosesekstrakranium (diluar
rongga kepala). Kejang demamadalah suatu kejadian pada bayi atau anak yang
biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5tahun berhubungan dengan demam tetapi
tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial ataupenyebab tertentu.Anak
yang pernah kejang tanpa demam dan bayi yang berumur kurang dari 4minggu tidak
termasuk.Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang
ditandaidengan kejang berulang tanpa demam.Faktor resiko kejang demam yang
penting adalah demam. Selain itu terdapat faktor riwayatkejang demam pada orang
tua atau saudara kandung, perkembangan terlambat, problem padamasa neonatus,
anak dalam perawatan khusus, dan kadar natrium rendah. Setelah kejangdemam
pertama kira kira 33% anak akan mengalami satu kali rekurensi (kekambuhan), dan
kirakira 9 % anak mengalami recurensi 3 kali atau lebih, resiko rekurensi
meningkat dengan usia dini,cepatnya anak mendapat kejang setelah demam timbul,
temperature yang rendah saat kejang,riwayat keluarga kejang demam, dan riwayat
keluarga epilepsi.Hingga kini belum diketahui dengan pasti penyebab kejang
demam. Demam sering disebabkaninfeksi saluran pernafasan atas, radang telinga
tengah, infeksi saluran cerna dan infeksi salurankemih.Kejang tidak selalu
timbul pada suhu yang tinggi.Kadang kadang demam yang tidakbegitu tinggi dapat
menyebabkan kejang.Kejang demam merupakan salah satu kelainan saraf yang paling
sering dijumpai pada bayi dananak. Sekitar 2,2% hingga 5% anak pernah mengalami
kejang demam sebelum merekamencapai usia 5 tahun. Sampai saat ini masih
terdapat perbedaan pendapat mengenai akibatyang ditimbulkan oleh penyakit ini
namun pendapat yang dominan saat ini kejang pada kejangdemam tidak menyebabkan
akibat buruk atau kerusakan pada otak namun kita tetap berupayauntuk
menghentikan kejang secepat mungkinAnak yang menderita kejang demam mungkin
berkembang menjadi penderita epilepsi.Penelitianyang dilakukan oleh TheAmerican
National Collaborative Perinatal Project mengidentifikasi 3faktor resiko,
yaitu:
a. Adanya
riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
b. Terdapat
kelainan neurologis sebelum KD pertama
c. Kejang
demam bersifat kompleks (berlangsung lama atau fokal, atau multipel selama
1hariMereka yang memiliki salah satu faktor resiko diatas kemungkinan menjadi
epilepsi adalah 2%.Bila terdapat dua atau lebih kemungkinan menjadi epilepsi
adalah 10% . Bila tanpa faktor resikodiatas kemungkinannya adalah 1,6%.
5.
ISPA
ISPA adalah
penyakit infeksi pada saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkanoleh
masuknya kuman mikroorganisme (bakteri dan virus) kedalam organ saluran pernafasanyang
berlangsung selama 14 hari. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai
jaringanparu.Bila anak mengalami ISPA (Infeksi saluran Pernapasan Akut) bagian
atas, semisal flu harusditangani dengan baik. Kalau tidak sembuh juga, misalnya
dalam seminggu dan daya tahan anaksedang jelek, maka ISPA atas ini akan
merembet ke ISPA bagian bawah, sehingga anakmengalami bronkitis, radang
paru-paru, ataupun asmatik bronkitis. Gejalanya, anak gelisah,rewel, tak mau
makan-minum, napas akan cepat, dan makin lama melemah. Biasanya jugadisertai
tubuh panas, sampai sekeliling bibir biru/sianosis, berarti pernapasannya
terganggu.klasifikasi dan Diagnosis dalam Penangulangan P2ISPA1. Kalsifikasi
Pnemonia dan bukan pnemonia Dalam penentuan klasifikasi penyakitdibedakan atas
2 kelompok, yaitu :
·
Kelompok
umur 2 bulan - < 5 tahun, klasifikasi dibagi atas : pnemonia berat,pnemonia
dan bukan pnemonia.
·
Kelompok
umur <2 bulan , klasifikasi dibagi atas : pnemonia berat dan
bukanpnemonia.2. Diagnosis Diagnosis pnemonia pada balita didasarkan pada
adanya batuk dan ataukesukaran bernafas disertai peningkatan frekwensi
nafas(nafas cepat) sesuai umur.Penentuan nafas cepat dilakukan dengan cara
menghitung frekwensi pernafasan denganmenggunkan sound timer. Batas nafas cepat
adalah :
·
Pada
anak usia 2 bulan - < 1 tahun frekwensi pernafasan sebanyak 50 kali permenit
atau lebih
·
Pada
anak usia 1 tahun - < 5 tahun frekwensi pernafasan sebanyak 40 kali permenit
atau lebih
·
Pada
anak usia kurang 2 bulan frekwensi pernafasan sebanyak 60 kali permenitatau
lebih.Diagnosis pnemonia berat didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran
bernafasdisertai nafas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam
pada anakusia 2 bulan - < 5 tahun. Untuk kelompok umur kurang 2 bulan
diagnosis pnemonia beratditandai dengan adanya nafas cepat, yaitu frekwensi
pernafasan sebanyak 60 kali per
No comments:
Post a Comment