truth


counters

nama

Wednesday 19 November 2014

teori-teori yang mempengaruhi model kebidanan part 2

1.      Morten
Morten (1991) menambahkan 3 macam komponen dalam teori lehrman. Lehrman mempelajari pelayanan yang diberikan oleh bidan di klinik yang dipimpin oleh bidan di Amerika. Lehrman menemukan adanya 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :
1.    Asuhan yang berkesinambungan/terus menerus (continuity care)
2.    Asuhan yang berpusat pada keluarga (family centered care)
3.    Pendidikan dan konseling sebagai bagian dari asuhan
4.    Tidak ada intervensi (rencana/perlakuan) dalam asuhan kebidanan
5.    Fleksibilitas (keluwesan) dalam memberikan asuhan
6.    Asuhan yang partisipatif
7.    Advokasi/pembelaankonsumen (klien)
8.    Waktu
Kedelapan komponen yang dibuat lehrman ini kemudian diuji cobakan oleh morten (1991) pada pasien post partum.
Asuhan yang partisipatif dalam konteks pelayanan kebidanan di United Kingdom (Inggris) dibahasakan sebagai pilihan dan kontrol dari si wanita yang dilayani (choice and control on the part of the women). Hal ini dimaksudkan sebagai pengkajian dan merencanakan program asuhan yang dilakukan bersama si penerima dan si pemberi asuhan. Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi dan perencanan. Pasien atau klien ikut bertanggung  jawab dalam pelayanan antenatal, misalnya pendidikan tentang laktasi, persiapan persalinan, senam hamil, pemeriksaan fisik seperti palpasi klien akan melakukan pada tempat tertentu atau ikut mendengarkan denyut jantung. Dari hasil penerapan tersebut, Morten (1991) menambahkan 3 komponen lagi kedalam 8 komponen yang telah dibuat lehrman, yaitu :
1.    Enpowerment (pemberdayaan)
Adalah suatu proses dalam memberi kekuasaan dan kekuatan. Bidan melalui penampilan dan pendekatannya akan meningkatkan energi dan sumber dari dalam diri klien. Indikatornya antara lain : penguatan atau penegasan, memvalidasi, menyakinkan kembali dan memberi dukungan (support).

2.    Lateral Relationship (hubungan sesama)
Bidan menjalin hubungan yang baik dengan klien, bersikap terbuka (self of openess), saling menghargai (mutual regards), sejalan dengan klien, persamaan posisi sehingga mendorong rasa kebersamaan antara bidan dan klien sehingga nampak akrab, misalnya sikap empati atau berbagi pengalaman atau perasaan.

3.    Teknik Terapeutik
Teknik terapeutik dijelaskan sebagai proses komunikasi yang menguntungkan atau mendorong  perkembangan dan penyembuhan. Teknik terapeutik dapat dilakukan dengan menunjukkan sikap: mendengarkan secara aktif, penyelidikan, mengkaji dan mengklarifikasi masalah, humor (tidak bersifat kaku), tidak menuduh, sikap tidak menghakimi, mendorong,  jujur,  mengakui kesalahan, menghargai hak klien, fasilitas atau mempermudah dan memberikan permisi atau izin.

Lehrman dan Morten memberikan suatu model praktik kebidanan yang secara jelas menunjukkan area praktik kebidanan. Lehrman dan morten ingin menjelaskan perbedaan antara pengalaman seorang wanita dengan kemampuan bidan untuk mengaplikasikan konsep kebidanan dalam praktik.

2.       TEORI OREAM
Teori Oream dibagi menjadi 3, yaitu:
1.      SELF CARE THEORY
Teori ini mengemukakan bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan untuk merawat dirinya sendiri dan berhak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri kecuali jika tidak memungkinkan, orang yang biasa memenuhi kebutuhan self care sendiri di sebut Self Care Agent, sedangkan bagi bayi, anak, orang yang sakit berat atau tidak sadar, keluarga atau orang tua merupakan Dependent Care Agent. Kebutuhan Self Care dibagi 3 kategori, yaitu :
1.     Universal Self Care
Yaitu kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, keseimbangan aktifitas dan istirahat.

2.     Development Self Care
Yaitu kebutuhan yang timbul menurut tahap perkembangan individu dan lingkungan dimana individu tersebut berada, sehingga kebutuhan ini di hubungkan dengan siklus kehidupan manusia.

3.     Health Deviation Self Care
Kebutuhan yang ada jika seseorang kesehatannya terganggu yang mengakibatkan perubahan perilaku self care.

2.       SELF CARE DEFISIT THEORY
Bila individu mampu untuk memenuhi tuntutan self care maka kebutuhan untuk merawat diri sendiri akan terpenuhi, tetapi bila tuntutan lebih besar dari kemampuan maka akan terjadi ketidakseimbangan yang disebut self care defisit. Tujuan untuk memenuhi kebutuhan self care dapat dicapai dengan :

1.    Menurunkan kebutuhan self care ke tahap dimana pasien dapat memenuhinya.
2.    Meningkatkan kemampuan pasien untuk dapat memenuhi self care.
3.    Mengijinkan keluarga atau orang lain untuk memberikan dependent care bila self care tidak memungkinkan.
4.    Jika hal tersebut tidak dapat dilaksanakan, maka bidan yang akan melaksanakannya, bantuan yang dapat diberikan adalah berupa berperan atau melakukan, mengajak, membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang.Untuk dapat memberikan maka bidan harus memperhatikan  aspek penting yaitu :
a.       Menjalin hubungan baik dengan pasien dan keluarga sampai kelompok tersebut mampu melaksanakan asuhan sendiri.
b.      Menentukan bantuan yang dibutuhkan pasien.
c.       Memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
d.      Merencanakan bantuan langsung bersama pasien dan keluarga.
e.       Mengintergrasikan asuhan dengan kegiatan sehari hari pasien dan pelayanan kesehatan lainya sehingga untuk memberikan bantuan kepada pasien diperlukan pengetahuan tentang manusia, kebutuhan self care, self care defisit, dan menerapkan 5 teori bantuan.

3.       NURSING SYSTEM THEORY
Teori ini dibagi menjadi 3, yaitu:
a.       Totally Compensatory Nursing System
Perawat mengambil alih tanggung jawab untuk melakukan semua aktivitas untuk memenuhi kebutuhan self-care.

b.      Partially Compensatory Nursing System
Perawat mengambil alih sebagian aktivitas untuk memenuhi kebutuhan self-care  On aktivitas lain masih dapat dilakukan oleh pasien satu keluarga.

c.       Educative Supportive Nursing System

Pasien berpotensi untuk memenuhi kebutuhan self-care. Aktivitas perawat hanya memberi penyuluhan dan dukungan kepada pasien sehingga diharapkan ia dapat memenuhi kebutuhan self-care untuk dirinya.


No comments:

Post a Comment