Kasus 1
Ny. A umur 38 tahun telah melahirkan
anak ke 6 jenis kelamin laki-laki 40 menit yang lalu di RSUD Pati, sampai saat
ini plasenta belum lahir. Hasil pemeriksaan didapatkan kontraksi uterus
berkurang, kondisi ibu menurun, perdarahan 420 cc, kemudian bidan melakukan
kolaborasi dengan dokter : plasenta segera dikeluarkan secara manual.
Soal :
1.
Pada kasus ny.A ., selain kontraksi
uterus berkurang, kemungkinan penyebab lain dari plasenta belum lahir apa ?
2.
Bagaimana sikap bidan dalam menghadapi
kasus ny.A ?
3.
Jelaskan penanganan yang dilakukan pada
kasus ny.A sesuai dengan prosedur dan kewenangan bidan !
4.
Pada no.3,. Tindakan yang dilakukan pada
kasus ny.A dapat menyebabkan komplikasi, untuk memperkecil komplikasi maka
tindakan yang dilakukan adalah ...
Jawab :
1. Pada
kasus diatas Menurut Wiknjosastro (2007) sebab
retensio plasenta dibagi menjadi 2 golongan ialah sebab fungsional dan
sebab patologi anatomik.
a. Sebab
fungsional
- His yang kurang kuat (sebab utama)
-
Tempat
melekatnya yang kurang menguntungkan (contoh : di sudut tuba)
b. Sebab patologi anatomik (perlekatan plasenta yang abnormal)
- Plasenta akreta : vili korialis menanamkan diri lebih dalam ke dalam dinding
rahim daripada biasa ialah sampai ke batas antara endometrium dan
miometrium
Adapun
penyebab lain seperti faktor maternal: gravida
berusia lanjut, multiparitas.
2. Sikap bidan dalam menghadapi kasus
ny.A
a. Sikap umum Bidan
Memperhatikan k/u penderita
-
Apakah
anemis
- Bagaimana jumlah
perdarahannya
- TTV : TD, nadi dan
suhu
-
Keadaan fundus uteri : kontraksi dan fundus uteri
b. Sikap khusus bidan
Retensio placenta tanpa perdarahan
-
Setelah dapat memastikan k/u penderita segera
memasang infus dan
memberikan cairan.
-
Merujuk penderita ke pusat dengan fasilitas cukup
untuk mendapatkan
penanganan
lebih baik.
-
Memberikan
tranfusi.
-
Proteksi
dengan antibiotika.
-
Mempersiapkan placenta manual dengan legeartis
dalam keadaan pengaruh
narkosa.
3. Penanganan yang dilakukan pada kasus
ny.A sesuai prosedur dan kewenangan bidan
-
Tentukan jenis retensio yang
terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang akan diambil.
-
Regangkan tali pusat dan
minta pasien untuk mengedan bila ekpulsi plasenta tidak terjadi, cobakan traksi
terkontrol tali pusat.
-
Pasang infus oksitosin 20
unit dalam 50 cc Ns/RL dengan 40 tetesan/menit. Bila perlu kombinasikan dengan
misoprostol 400 mg rektal.
-
Bila troksi terkontrol
gagal, lahirkan plasenta secara hati-hati dan halus.
-
Lakukan tranfusi darah bila
diperlukan.
-
Berikan antibiotika
profilaksis
-
Segera atasi bila terjadi
komplikasi perdarahan hebat, infeksi, syok
4.Komplikasi
yang dapat terjadi pada kasus ny.A no.3 adalah komplikasi perdarahan hebat, infeksi, syok neurogenik. Untuk
memperkecil komplikasi maka tindakan yang dilakukan adalah periksa kembali
tanda vital ibu., catat kondisi ibu dan buat
laporan tindakan, tuliskan rencana pengobatan, tindakan yang masih diperlukan
dan asuhan lanjutan, beritahu pada ibu dan keluarga bahwa tindakan telah
selesai, lanjutkan pemantauan ibu hingga 2 jam pasca tindakan sebelum dipindah
ke ruang rawat gabung .
Kasus 3
Ny. Y telah melahirkan bayi dan plasenta 20 menit
yang lalu, saat ini ibu meraakan nyeri pada perutnya, serta mengeluarkan darah
yang banyak. Kemudian bidan melakukan pemeriksaan pada ny.Y, didapatkan hasil:
TD 90/70 mmHg, kontraksi uterus lemah kadang uterus tidak teraba(menghilang
dari adomen), hasil periksa dalam teraba fundus uteri, kesadaran ibu mulai
menurun, perdarahan 530 mmHg
Soal:
1. Pada
kasus Ny.Y, jika dilihat dari hari pemeriksaan serta keluhan, diagnosis Ny.Y
saat ini apa?
2. Sebutkan
faktor yang menjadi penyebab dari diagnosis Ny.Y !
3. Jelaskan
etiologi dari diagnosis Ny.Y!
4. Jelaskan
penanganan yang tepat untuk kasus Ny.Y sesuai kewenangan bidan!
Jawab:
1. Diagnosis
Ny.Y adalah inpartu kala III post partum dengan inversio uteri
2. Faktor
ynag menjadi penyebab dari diagnosis Ny. Y :
DS: ibu mengatakan nyeri pada
perutnya serta mengeluarkan darah yang banyak
DO:
-
TD: 90/70mmHg
-
Kontraks uterus lemah kadang uterus tidak
teraba(menghilang dari adomen)
-
VT: teraba fundus uteri
-
Kesadaran : menurun
-
Perdarahan: 530 mmHg
3. Etiologi
inversio uteri:
1) Terjadi
karena spontan dan tindakan
Faktor
ynag mempengaruhinya antara lain:
a. Uterus
yang lembek, lemah, dan tipis
b. Tarikan
tali pusat yang berlebihan
2) Spontan
a. Grandemultipara
b. Antonia
uteri
c. Kelemahan
alat kandungan
d. Tekanan
intra abdominal yang tinggi(mengejan)
4. Penatalaksanaan
1) Bertindak
cepat
2) Kembalikan
posisi uterus
3) Tunda
pemberian oksitosin sampai uterus keposisinya, hal ini dilakukan bersama
dengan:
a. Pemberian
cairan infus
b. Bila
perlu transfusi darah
c. Berikan
obat nyeri dan antibiotik
4) Rujuk
Kasus 5
Ny.W umur 35 tahun akan melahirkan anak
ke-5nya. Hasil pemeriksaan 1 bidan jam 8.00 WIB didapatkan : TD 110/70 mmHg, N:
84x/menit, TBJ 4100 gram , kontraksi 3 x 10 menit 40 detik, VT: pembukaan 8cm,
penipisan 80%, presentasi kepala, KK positif, Hodge III, POD UUK. 1 jam
kemudian ibu mengeluh kencengnya bertambah, hasil pemeriksaan II: TD:
90/60mmHg, N: 95x/menit, VT: presentasi kepala, KK: negatif (ada mekonium dari
jalan lahir), Hodge III+, POD: UUK Kiri depan , Ny.W sudah dipimpin untuk
meneran oleh bidan selama 30 menit dan ibu nampak kelelahan, gelisah dan
menggigil.
Soal:
1.
Berdasarkan kasus Ny.W, diagnosis yang
tepat adalah
Jawaban:
Diagnosis:
Diagnosis:
Ny.W umur 35 tahun G5P4A0 hamil aterm, emboli cairan ketuban.
Anamnesa:
a. Ketubaan
sudah pecah (KK: negatif)
b. Ada
mekonium dari jalan lahir
c. Ada tanda syok seperti, denyut nadi yang lemah dan
cepat.(N:
95x/menit), dan disertai
penurunan tekanan darah yang cepat (TD:90/60 mmHg).
d. Serta
syok disertai gejala menggigil , kelelahan, gelisah dll.
2.
Etiologi dari soal No.1 adalah
jawaban:
Etiologi:
a. Faktor
predisposisi
1.) Multiparitas
Ny.W sudah melahirkan 4 kali
2.) Usia
Lebih dari 30 tahun
Ny.W umurnya sudah 35 tahun
3.) Janin
yang besar
Taksiran berat janin Ny.W 4100 gram
4.) Mekonium
dalam cairan ketuban
b. Cara
masuknya cairan ketuban
Dua tempat utama masuknya cairan
ketuban kedalam sirkulasi darah maternal adalah vena endocervical (yang dapat
terobek sekalipun pada persalinan normal) dan daerah uteroplacental. Ruptura
uteri meningkatkan kemungkinan cairan ketuban.
3.
Jelaskan patogenesis dari diagnosis
kasus Ny. W.
jawaban:
Syok
yang dalam yang terjadi secara tiba – tiba tanpa diduga pada wanita yang proses
persalinannya sulit , khususnya kalau wanita itu multipara berusia lebih dari
30 tahun dan dengan mekonium dalam cairan ketuban harus menimbulkan kecurigaan
kepada kemungkinan ini (emboli cairan ketuban) jika syok juga didahului dengan
gejala menggigil, kelelahan, gelisah dan lain lain, dan disertai penurunan
tekanan darah yang cepat serta denyut nadi yang lemah dan cepat.
menurut
patogenesisnya ada 2 teori untuk menerangkan gejala – gejala yang dijumpai pada
emboli cairan ketuban:
a. Teori
mekanis adanya blokade yang amat besar pada pembuluh – Pembuluh darah
pulmunalis oleh emboli partikel bahan dalam cairan ketuban khususnya mekonium
atau ketuban berisi lanugo, verniks kaseosa dan mekonium yang dapat menyumbat
kapiler paru – paru dan mnyebabkan shock .
b. Teori
anafilaksis
Disamping penyumbatan harus ada
faktor lain yang dapat menerangkan gejala emboli air ketuban ialah reaksi
anafilaksis .
Adanya reaksi anafelaksis terhadap
partikel tersebut selain itu didalam air ketuban terdapat banyak tromboplastin
maka terjadi pembekuan intravaskular (DIC) yang mengakibatkan
hopofibrinogenemia. emboli cairan ketuban jarang dijumpai.
Emboli cairan ketuban
menimbulkan syok yang sangat mendadak dan biasanya berakhir kematian. Emboli
cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah besar cairan ketuban
memasuki sirkulasi darah maternal. 25% wanita yang menderita keadaan ini
meninggal dunia dalam waktu 1 jam.
No comments:
Post a Comment