truth


counters

nama

Tuesday 11 November 2014

CONTOH KASUS PERSALINAN




Kasus 1
Ny. A umur 38 tahun telah melahirkan anak ke 6 jenis kelamin laki-laki 40 menit yang lalu di RSUD Pati, sampai saat ini plasenta belum lahir. Hasil pemeriksaan didapatkan kontraksi uterus berkurang, kondisi ibu menurun, perdarahan 420 cc, kemudian bidan melakukan kolaborasi dengan dokter : plasenta segera dikeluarkan secara manual.
Soal :
1.      Pada kasus ny.A ., selain kontraksi uterus berkurang, kemungkinan penyebab lain dari plasenta belum lahir apa ?
2.      Bagaimana sikap bidan dalam menghadapi kasus ny.A ?
3.      Jelaskan penanganan yang dilakukan pada kasus ny.A sesuai dengan prosedur dan kewenangan bidan !
4.      Pada no.3,. Tindakan yang dilakukan pada kasus ny.A dapat menyebabkan komplikasi, untuk memperkecil komplikasi maka tindakan yang dilakukan adalah ...

Jawab :
1. Pada kasus diatas  Menurut Wiknjosastro (2007) sebab retensio plasenta dibagi menjadi 2 golongan ialah sebab fungsional dan sebab patologi anatomik.
a.     Sebab fungsional 
-      His yang kurang kuat (sebab utama)
-          Tempat melekatnya yang kurang menguntungkan (contoh : di sudut tuba)

b.   Sebab patologi anatomik (perlekatan plasenta yang abnormal)
-    Plasenta akreta       : vili korialis menanamkan diri lebih dalam ke dalam dinding rahim daripada  biasa ialah sampai ke batas antara endometrium dan miometrium 
Adapun penyebab lain seperti faktor maternal: gravida berusia lanjut, multiparitas.  

2.   Sikap bidan dalam menghadapi kasus ny.A
a. Sikap umum Bidan
            Memperhatikan k/u penderita
-          Apakah anemis
        -     Bagaimana jumlah perdarahannya
        -     TTV : TD, nadi dan suhu
        -     Keadaan fundus uteri : kontraksi dan fundus uteri
            
b. Sikap khusus bidan
                            Retensio placenta tanpa perdarahan
-          Setelah dapat memastikan k/u penderita segera memasang infus dan     
              memberikan cairan.
-          Merujuk penderita ke pusat dengan fasilitas cukup untuk mendapatkan  
               penanganan lebih baik.
-          Memberikan tranfusi.
-          Proteksi dengan antibiotika.
-          Mempersiapkan placenta manual dengan legeartis dalam keadaan pengaruh
              narkosa.


3.  Penanganan yang dilakukan pada kasus ny.A sesuai prosedur dan kewenangan bidan
-          Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang akan diambil.
-          Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan bila ekpulsi plasenta tidak terjadi, cobakan traksi terkontrol tali pusat.
-          Pasang infus oksitosin 20 unit dalam 50 cc Ns/RL dengan 40 tetesan/menit. Bila perlu kombinasikan dengan misoprostol 400 mg rektal.
-          Bila troksi terkontrol gagal, lahirkan plasenta secara hati-hati dan halus.
-          Lakukan tranfusi darah bila diperlukan.
-          Berikan antibiotika profilaksis
-          Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan hebat, infeksi, syok

4.Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus ny.A no.3 adalah komplikasi perdarahan hebat, infeksi, syok neurogenik. Untuk memperkecil komplikasi maka tindakan yang dilakukan adalah periksa kembali tanda vital ibu., catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan, tuliskan rencana pengobatan, tindakan yang masih diperlukan dan asuhan lanjutan, beritahu pada ibu dan keluarga bahwa tindakan telah selesai, lanjutkan pemantauan ibu hingga 2 jam pasca tindakan sebelum dipindah ke ruang rawat gabung .



Kasus 3
Ny. Y telah melahirkan bayi dan plasenta 20 menit yang lalu, saat ini ibu meraakan nyeri pada perutnya, serta mengeluarkan darah yang banyak. Kemudian bidan melakukan pemeriksaan pada ny.Y, didapatkan hasil: TD 90/70 mmHg, kontraksi uterus lemah kadang uterus tidak teraba(menghilang dari adomen), hasil periksa dalam teraba fundus uteri, kesadaran ibu mulai menurun, perdarahan 530 mmHg
Soal:
1.      Pada kasus Ny.Y, jika dilihat dari hari pemeriksaan serta keluhan, diagnosis Ny.Y saat ini apa?
2.      Sebutkan faktor yang menjadi penyebab dari diagnosis Ny.Y !
3.      Jelaskan etiologi dari diagnosis Ny.Y!
4.      Jelaskan penanganan yang tepat untuk kasus Ny.Y sesuai kewenangan bidan!
Jawab:
1.      Diagnosis Ny.Y adalah inpartu kala III post partum dengan inversio uteri
2.      Faktor ynag menjadi penyebab dari diagnosis Ny. Y :
DS: ibu mengatakan nyeri pada perutnya serta mengeluarkan darah yang banyak
DO:
-         TD: 90/70mmHg
-         Kontraks uterus lemah kadang uterus tidak teraba(menghilang dari adomen)
-         VT: teraba fundus uteri
-         Kesadaran : menurun
-         Perdarahan: 530 mmHg
3.      Etiologi inversio uteri:
1)      Terjadi karena spontan dan tindakan
Faktor ynag mempengaruhinya antara lain:
a.       Uterus yang lembek, lemah, dan tipis
b.      Tarikan tali pusat yang berlebihan
2)      Spontan
a.       Grandemultipara
b.      Antonia uteri
c.       Kelemahan alat kandungan
d.      Tekanan intra abdominal yang tinggi(mengejan)
4.      Penatalaksanaan
1)      Bertindak cepat
2)      Kembalikan posisi uterus
3)      Tunda pemberian oksitosin sampai uterus keposisinya, hal ini dilakukan bersama dengan:
a.       Pemberian cairan infus
b.      Bila perlu transfusi darah
c.       Berikan obat nyeri dan antibiotik
4)      Rujuk 





Kasus 5

Ny.W umur 35 tahun akan melahirkan anak ke-5nya. Hasil pemeriksaan 1 bidan jam 8.00 WIB didapatkan : TD 110/70 mmHg, N: 84x/menit, TBJ 4100 gram , kontraksi 3 x 10 menit 40 detik, VT: pembukaan 8cm, penipisan 80%, presentasi kepala, KK positif, Hodge III, POD UUK. 1 jam kemudian ibu mengeluh kencengnya bertambah, hasil pemeriksaan II: TD: 90/60mmHg, N: 95x/menit, VT: presentasi kepala, KK: negatif (ada mekonium dari jalan lahir), Hodge III+, POD: UUK Kiri depan , Ny.W sudah dipimpin untuk meneran oleh bidan selama 30 menit dan ibu nampak kelelahan, gelisah dan menggigil.

Soal:
1.      Berdasarkan kasus Ny.W, diagnosis yang tepat adalah
Jawaban:
Diagnosis:
Diagnosis: Ny.W umur 35 tahun  G5P4A0 hamil aterm, emboli cairan ketuban.
Anamnesa:
a.       Ketubaan sudah pecah (KK: negatif)
b.      Ada mekonium dari jalan lahir
c.       Ada tanda syok seperti, denyut nadi yang lemah dan cepat.(N: 95x/menit), dan disertai penurunan tekanan darah yang cepat (TD:90/60 mmHg).
d.      Serta syok disertai  gejala menggigil , kelelahan, gelisah dll.

2.      Etiologi dari soal  No.1 adalah
jawaban:
Etiologi:
a.       Faktor predisposisi
1.)    Multiparitas
Ny.W sudah melahirkan 4 kali
2.)    Usia Lebih dari 30 tahun
Ny.W umurnya sudah 35 tahun
3.)    Janin yang besar
Taksiran berat janin Ny.W 4100 gram
4.)    Mekonium dalam cairan ketuban
b.      Cara masuknya cairan ketuban
Dua tempat utama masuknya cairan ketuban kedalam sirkulasi darah maternal adalah vena endocervical (yang dapat terobek sekalipun pada persalinan normal) dan daerah uteroplacental. Ruptura uteri meningkatkan kemungkinan cairan ketuban.
3.      Jelaskan patogenesis dari diagnosis kasus Ny. W.
jawaban:
Syok yang dalam yang terjadi secara tiba – tiba tanpa diduga pada wanita yang proses persalinannya sulit , khususnya kalau wanita itu multipara berusia lebih dari 30 tahun dan dengan mekonium dalam cairan ketuban harus menimbulkan kecurigaan kepada kemungkinan ini (emboli cairan ketuban) jika syok juga didahului dengan gejala menggigil, kelelahan, gelisah dan lain lain, dan disertai penurunan tekanan darah yang cepat serta denyut nadi yang lemah dan cepat.
menurut patogenesisnya ada 2 teori untuk menerangkan gejala – gejala yang dijumpai pada emboli cairan ketuban:
a.       Teori mekanis adanya blokade yang amat besar pada pembuluh – Pembuluh darah pulmunalis oleh emboli partikel bahan dalam cairan ketuban khususnya mekonium atau ketuban berisi lanugo, verniks kaseosa dan mekonium yang dapat menyumbat kapiler paru – paru dan mnyebabkan shock .
b.      Teori anafilaksis
Disamping penyumbatan harus ada faktor lain yang dapat menerangkan gejala emboli air ketuban ialah reaksi anafilaksis .
Adanya reaksi anafelaksis terhadap partikel tersebut selain itu didalam air ketuban terdapat banyak tromboplastin maka terjadi pembekuan intravaskular (DIC) yang mengakibatkan hopofibrinogenemia. emboli cairan ketuban jarang dijumpai.
Emboli cairan ketuban menimbulkan syok yang sangat mendadak dan biasanya berakhir kematian. Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah besar cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal. 25% wanita yang menderita keadaan ini meninggal dunia dalam waktu 1 jam.
 

No comments:

Post a Comment