truth


counters

nama

Thursday 13 November 2014

kejang demam by anggi dkk





A.    Definisi Kejang Demam
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu mencapai>380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak-anak, terutama pada golongan umur 6 bulan sampai 5 tahun paling sering pada anak usia 17-23 bulan. Menurut Consensus statement on febrile seizures (1980), kejang demam adalah kejadian pada bayi atau anak yang berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu. Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi,yaitu yang ditandai denagn kejang berulang tanpa demam.
Umumnya kejang demam diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu kejang demam sederhana, yang berlangsung kurang dari 15 menit dan berlangsung umum, dan kejang demam kompleks, yang berlangsung kurang dari 15 menit, fokal, atau multiple (lebih dari 1 kali kejang dalam 24 jam).
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 derajat celcius) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Sangat sering dijumpai pada anak-anak usia balita. Kejang ini disebabkan oleh adanya awitan hipertermi yang timbul mendadak pada infeksi bakteri atau virus (Sylvia A. Price, 1995).

B.     Penyebab Kejang Demam
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dan mempengaruhi terjadinya kejang demam pada anak, yaitu:
1.      Faktor Umur. Faktor umur menjadi hal yang mempengaruhi terjadinya kejang demam pada anak. Umur yang memiliki resiko kejang demam adalah antara 6 bulan hingga 5 tahun. Bayi yang berumur kurang dari 6 bulan dan anak yang berumur lebih dari 5 tahun jarang mengalami kejang demam. Kasus tertinggi anak mengalami kejang demam terjadi pada umur 2 tahun dan menurun di umur 4 tahun. Artinya, serangan kejang demam akan menurun dengan bertambahnya umur anak.
2.      Faktor Jenis kelamin. Faktor selanjutnya terjadinya kejang demam adalah faktor jenis kelamin. Resiko serangan kejang demam lebih tinggi pada anak laki-laki dari pada anak perempuan, perbandingannya 2 : 1. Hal ini mungkin disebabkan karena pada anak perempuan perkembangan otaknya lebih cepat.
3.      Faktor keturunan. Faktor keturunan mempengaruhi terjadinya kejang demam. Anak dengan riwayat anggota keluarga yang pernah mengalami kejang demam memiliki kemungkinan mendapat serangan kejang demam dari pada anak yang tidak memiliki riwayat keluarga kejang demam.
4.      Faktor Suhu badan. Faktor penting lain terjadinya kejang demam pada anak adalah suhu badan. Kejang demam bisa terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal. Pemicu utama terjadinya kejang demam adalah kenaikan suhu badan. Tingginya suhu badan pada saat timbulnya serangan merupakan nilai ambang kejang. Ambang kejang berbeda-beda untuk setiap anak, berkisar antara 38.30C hingga 41.40C.
5.      Faktor lain penyebab kejang adalah beberapa penyakit sebagai berikut, batuk pilek, radang tenggorokan, infeksi telinga, trauma saat lahir, trauma kepala, infeksi atau radang otak, tumor otak, perdarahan otak, kelainan bawaan pada otak atau susunan syaraf pusat, gangguan metabolism dan elektrolit, reaksi alergi, keracunan obat atau bahan kimia.

C.    Tanda Gejala Kejang Demam
1.      Suhu tubuh lebih dari 380C
2.      Kehilangan kesadaran atau pingsan
3.      Tubuh (kaki dan tangan) kaku
4.      Kepala menjadi terkulai disertai rasa seperti orang terkejut
5.      Kulit berubah pucat bahkan menjadi biru
6.      Bola mata terbalik keatas
7.      Bibir terkatup kadang disertai muntah
GEJALA KLINIS
Ada 2 bentuk kejang demam (menurut Lwingstone), yaitu:
1.      Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis sebagai berikut :
·         Kejang berlangsung singkat, < 15 menit
·         Kejang umum tonik dan atau klonik
·         Umumnya berhenti sendiri
·         Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam 24 jam
2.      Kejang demam komplikata (Complex Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis sebagai berikut :
·         Kejang lama > 15 menit
·         Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
·         Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

D.    Patofisiologi Kejang Demam
Kejang merupakan manifestasi klinik akibat terjadinya pelepasan muatan listrik yang berlebihan di sel saraf otak yang disebabkan karena adanya gangguan fungsi pada sel neuron tersebut baik berupa gangguan fisiologi, biokimiawi ataupun anatomi. Patofiologi kejang demam belum diketahui secara pasti, diperkirakan pada saat demam terjadi peningkatan reaksi kimia tubuh, akan timbul kenaikan konsumsi energi di jaringan otak dan jaringan tubuh lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut oksidasi terjadi lebih cepat akibatnya oksigen akan lebih cepat habis sehingga terjadilah keadaan hipoksia. Pada saat hipoksia , transport aktif sel akan terganggu akibatnya potensial membram otak akan menurun dan kepekaan sel saraf meningkat sehingga terjadilah kejang.


E.     Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kejang demam meliputi penanganan pada saat kejang dan pencegahan kejang.
1.      Penanganan Pada Saat Kejang
a.       Menghentikan kejang:
Pemberian diazepam supositoria pada saat kejang sangat efektif dalam menghentikan kejang. Dosis pemberian 5 mg untuk anak <3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak >3 tahun,atau 5 mg untuk BB <10 kg dan 10 mg untuk anak dengan BB >10 kg 0,5-0,7 mg/kgBB/kali. Bisa dengan diazepam intravena juga dapat diberikan dengan dosis sebesar 0,2-0,5 mg/BB. Bila tetap kejang diberikan fenitoin per IV sebanyak 15 mg/kgBB perlahan-lahan, kejang berlanjut dapat diberikan pentobarbital 50 mg IM dan pasang ventilator bila perlu.
b.      Turunkan demam:
Antipiretika: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5-10 mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan 3-4 kali perhari Kompres: suhu > 39C: air hangat; suhu >38C: air biasa
c.       Pengobatan penyebab:
Antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya
d.      Penanganan suportif lainnya meliputi:
·         Bebaskan jalan nafas
·         Pemberian oksigen
·         Menjaga keseimbangan air dan elektrolit
·         Pertahankan keseimbangan tekanan darah
2.      Pencegahan Kejang
a.       Pencegahan berkala (intermiten)
Untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO dan antipiretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam
b.      Pencegahan kontinu
Untuk kejang demam komplikata dengan Asam Valproat 15-40 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2-3 dosis



No comments:

Post a Comment