A.
Definisi
Kejang Demam
Kejang demam
adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
mencapai>380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada
anak-anak, terutama pada golongan umur 6 bulan sampai 5 tahun paling sering
pada anak usia 17-23 bulan. Menurut Consensus statement on febrile seizures
(1980), kejang demam adalah kejadian pada bayi atau anak yang berhubungan dengan
demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab
tertentu. Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi berumur kurang dari 4
minggu tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang demam harus dibedakan dengan
epilepsi,yaitu yang ditandai denagn kejang berulang tanpa demam.
Umumnya kejang
demam diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu kejang demam sederhana, yang
berlangsung kurang dari 15 menit dan berlangsung umum, dan kejang demam
kompleks, yang berlangsung kurang dari 15 menit, fokal, atau multiple (lebih
dari 1 kali kejang dalam 24 jam).
Kejang demam
adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di
atas 38 derajat celcius) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Sangat sering dijumpai pada anak-anak usia balita. Kejang ini disebabkan oleh
adanya awitan hipertermi yang timbul mendadak pada infeksi bakteri atau virus
(Sylvia A. Price, 1995).
B.
Penyebab
Kejang Demam
Ada beberapa
faktor yang menyebabkan dan mempengaruhi terjadinya kejang demam pada anak,
yaitu:
1.
Faktor Umur. Faktor umur menjadi hal
yang mempengaruhi terjadinya kejang demam pada anak. Umur yang memiliki resiko
kejang demam adalah antara 6 bulan hingga 5 tahun. Bayi yang berumur kurang
dari 6 bulan dan anak yang berumur lebih dari 5 tahun jarang mengalami kejang
demam. Kasus tertinggi anak mengalami kejang demam terjadi pada umur 2 tahun
dan menurun di umur 4 tahun. Artinya, serangan kejang demam akan menurun dengan
bertambahnya umur anak.
2.
Faktor Jenis kelamin. Faktor selanjutnya
terjadinya kejang demam adalah faktor jenis kelamin. Resiko serangan kejang
demam lebih tinggi pada anak laki-laki dari pada anak perempuan,
perbandingannya 2 : 1. Hal ini mungkin disebabkan karena pada anak perempuan
perkembangan otaknya lebih cepat.
3.
Faktor keturunan. Faktor keturunan
mempengaruhi terjadinya kejang demam. Anak dengan riwayat anggota keluarga yang
pernah mengalami kejang demam memiliki kemungkinan mendapat serangan kejang
demam dari pada anak yang tidak memiliki riwayat keluarga kejang demam.
4.
Faktor Suhu badan. Faktor penting lain
terjadinya kejang demam pada anak adalah suhu badan. Kejang demam bisa terjadi
segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal. Pemicu utama
terjadinya kejang demam adalah kenaikan suhu badan. Tingginya suhu badan pada
saat timbulnya serangan merupakan nilai ambang kejang. Ambang kejang
berbeda-beda untuk setiap anak, berkisar antara 38.30C hingga 41.40C.
5.
Faktor lain penyebab kejang adalah
beberapa penyakit sebagai berikut, batuk pilek, radang tenggorokan, infeksi
telinga, trauma saat lahir, trauma kepala, infeksi atau radang otak, tumor
otak, perdarahan otak, kelainan bawaan pada otak atau susunan syaraf pusat, gangguan
metabolism dan elektrolit, reaksi alergi, keracunan obat atau bahan kimia.
C.
Tanda
Gejala Kejang Demam
1.
Suhu
tubuh lebih dari 380C
2.
Kehilangan
kesadaran atau pingsan
3.
Tubuh
(kaki dan tangan) kaku
4.
Kepala
menjadi terkulai disertai rasa seperti orang terkejut
5.
Kulit
berubah pucat bahkan menjadi biru
6.
Bola
mata terbalik keatas
7.
Bibir
terkatup kadang disertai muntah
GEJALA
KLINIS
Ada
2 bentuk kejang demam (menurut Lwingstone), yaitu:
1.
Kejang demam sederhana (Simple Febrile
Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis sebagai berikut :
·
Kejang berlangsung singkat, < 15
menit
·
Kejang umum tonik dan atau klonik
·
Umumnya berhenti sendiri
·
Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam
24 jam
2.
Kejang demam komplikata (Complex Febrile
Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis sebagai berikut :
·
Kejang lama > 15 menit
·
Kejang fokal atau parsial satu sisi,
atau kejang umum didahului kejang parsial
·
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24
jam.
D.
Patofisiologi
Kejang Demam
Kejang merupakan manifestasi klinik akibat terjadinya
pelepasan muatan listrik yang berlebihan di sel saraf otak yang disebabkan
karena adanya gangguan fungsi pada sel neuron tersebut baik berupa gangguan
fisiologi, biokimiawi ataupun anatomi. Patofiologi kejang demam belum diketahui
secara pasti, diperkirakan pada saat demam terjadi peningkatan reaksi kimia
tubuh, akan timbul kenaikan konsumsi energi di jaringan otak dan jaringan tubuh
lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut oksidasi terjadi lebih cepat
akibatnya oksigen akan lebih cepat habis sehingga terjadilah keadaan hipoksia.
Pada saat hipoksia , transport aktif sel akan terganggu akibatnya potensial
membram otak akan menurun dan kepekaan sel saraf meningkat sehingga terjadilah
kejang.
E.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
kejang demam meliputi penanganan pada saat kejang dan pencegahan kejang.
1.
Penanganan Pada Saat Kejang
a. Menghentikan
kejang:
Pemberian
diazepam supositoria pada saat kejang sangat efektif dalam menghentikan kejang.
Dosis pemberian 5 mg untuk anak <3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak >3
tahun,atau 5 mg untuk BB <10 kg dan 10 mg untuk anak dengan BB >10 kg
0,5-0,7 mg/kgBB/kali. Bisa dengan diazepam intravena juga dapat diberikan
dengan dosis sebesar 0,2-0,5 mg/BB. Bila tetap kejang diberikan fenitoin per IV
sebanyak 15 mg/kgBB perlahan-lahan, kejang berlanjut dapat diberikan
pentobarbital 50 mg IM dan pasang ventilator bila perlu.
b. Turunkan
demam:
Antipiretika:
Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5-10 mg/KgBB/dosis PO, keduanya
diberikan 3-4 kali perhari Kompres: suhu > 39C: air hangat; suhu >38C:
air biasa
c. Pengobatan
penyebab:
Antibiotika
diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya
d. Penanganan
suportif lainnya meliputi:
·
Bebaskan jalan nafas
·
Pemberian oksigen
·
Menjaga keseimbangan air dan elektrolit
·
Pertahankan keseimbangan tekanan darah
2.
Pencegahan Kejang
a. Pencegahan
berkala (intermiten)
Untuk kejang
demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO dan antipiretika pada saat
anak menderita penyakit yang disertai demam
b. Pencegahan
kontinu
Untuk kejang
demam komplikata dengan Asam Valproat 15-40 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2-3
dosis
No comments:
Post a Comment